Teeet..teeettttteeetttt, alarm di smartphone saya berbunyi berulang
kali. Dengan mata sedikit terbuka, saya mengintip arloji yang masih terpasang di pergelangan tangan saya, Astaga naga!! Sudah jam 6 pagi!! Saya langsung meloncat dari tempat tidur, dengan keadaan setengah linglung karena baru terbangaun, saya segera menyiapkan peralatan-peralatan yang harus saya bawa untuk bersepeda hari minggu pagi ini. Sebenarnya saya janjian dengan teman saya Noven dan Yayum untuk bertemu di daerah Pleret setelah Shubuh. Namun kenyataannnya saya bangun kesiangan. Selesai cuci muka dan sikat gigi, saya langsung hubungi noven. Aku tunggu di Pasar Pleret, sudah ada Yayum juga di sini, begitu bunyi whatsapp Noven. Tanpa berpikir lama lagi saya segera berganti pakaian untuk bersepeda, memasang pannier di rack belakang sepeda, dan mengisi tempat air minum, ambil kamera, dan segera mengayuh ke arah selatan. Hampir satu jam saya mengayuh dari Kalasan menuju Pasar Pleret. Melewati jalan Jogja-Solo, kemudian belok ke selatan di Berbah. Jalanan masih sangat sepi, Cuma ada beberapa pesepeda motor dan mobil yang melewati jalan. Udara sangat dingin, matahari masih tertutup awan di ufuk timur. Sampai di daerah Berbah, banyak pesepeda yang juga membarengu saya. Pukul 06.50 saya sampai di pasar Pleret dan bertemu dengan Noven dan Yayum yang sudah lama menunggu. Saya hanya meringis, dan minta maaf.