Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia yang terletak di pertemuan 3 lempeng besar yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo Australia, serta 1 lempeng kecil yaitu
lempeng kecil Filipina, menyebabkan Indonesia berada di jalur vulkanik aktif atau
biasa disebut Ring of Fire. Lempeng-lempeng tektonik ini saling bergerak satu
sama lain dengan sangat lambat (0 20 cm per tahun (Gunawan, 2005)). Letak
strategis ini menyebabkan Indonesia memiliki potensi panasbumi terbesar dunia
dengan jumlah sekitar 25.875 MW atau kurang lebih 40% dari cadangan
panasbumi dunia (Herman, 2006). Hal ini berhubungan dengan banyaknya
keberadaan gunung api yang mengalami proses cooling down atau biasa disebut
gunung api semi aktif yang menjadi sumber panasbumi di Indonesia. Beberapa
lapangan panasbumi yang sudah dikembangkan di Indonesia antara lain daerah
Salak, Kamojang, Darajat, dan Wayang Windu di Jawa Barat serta beberapa
lapangan panasbumi lain di Sumatra dan Sulawesi.
Sistem panasbumi terdiri dari hot source, reservoir, cap rock, dan fault
sebagai jalur sirkulasi panasbumi. Deteksi awal adanya panasbumi bisa dilihat
dari manifestasi panasbumi di permukaan berupa munculnya uap atau air panas
yang muncul ke permukaan dan menstimulasi sesar yang dilaluinya. Stimulasi ini
menghasilkan event berupa gempa mikro yang bisa dicatat oleh seismogram
melalui metode monitoring gempa mikro.
Selain itu, event gempa mikro juga muncul akibat adanya arus air injeksi
yang diisikan kembali ke reservoir untuk menghindari pengurangan massa
reservoir akibat eksploitasi yang bisa menyebabkan ketidakstabilan berlebih pada
batuan. Pengisian kembali (recharge) air ini hanya merupakan salah satu cara
selain natural recharge, yaitu pengisian kembali reservoir melalui air hujan.
Pengisian kembali ini terkadang menyebabkan ketidakstabilan yang akhirnya
membentuk celah-celah rekahan baru yang pada akhirnya juga bisa tercatat
sebagai event gempa mikro (Kamah, 2006).
1

Faktor penyebab terjadinya gempa mikro yang lainnya adalah adanya


aktivitas tektonik mikro yang bisa menstimulasi terjadinya gempa mikro di
lapangan panasbumi selain dari pengaruh aktivitas sumur injeksi dan pergerakan
sesar di reservoir.
Metode mikroseismik adalah metode geofisika yang salah satunya
mengidentifikasi gempa-gempa mikro atau gempa yang memiliki magnitudo 3
skala Richter. Pada lapangan panasbumi gempa mikro ini biasanya muncul akibat
simulasi hidraulik, kegiatan produksi dan injeksi, serta adanya pengeboran sumur.
Dari data event gempa mikro, kita dapat menentukan sebaran lokasi hiposenter
yang digunakan untuk melihat kecenderungan arah aliran injeksi dan adanya
rekahan yang menunjukkan zona permeabilitas tinggi untuk pengembangan sumur
produksi baru. Ketepatan lokasi hiposenter dikendalikan oleh beberapa faktor
antara lain geometri stasiun pengamat, pembacaan

waktu tiba (arrival time)

gelombang gempa yang tepat, model kecepatan bawah permukaan, dan


pengetahuan tentang struktur geologi daerah penelitian (Gomberg et al, 1990,
dalam Waldhauser, 2000).
Penentuan hiposenter gampa mikro bisa dilakukan dengan metode Single
Event Determination, Joint Hypocenter Determination, dan Double Difference.
Namun, pada penelitian kali ini hanya dilakukan proses Single Event
Determination. Lapangan panasbumi yang diteliti adalah lapangan panasbumi
NJH28 yang terletak di Sulawesi bagian utara dan berada di jalur gunung api
yang pembentukannya dikontrol oleh beberapa sesar-sesar lokal dan rekahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi sebaran hiposenter
gempa mikro di lapangan panasbumi yang diteliti dan kemudian menganalisis
nilai Poissons Ratio dari masing-masing kejadian gempa untuk mengetahui
keberadaan fluida. Data gempa mikro yang digunakan diperoleh dari PT.
Pertamina Geothermal Energy Jakarta. Hasil penelitian yang didapat diharapkan
dapat mendelineasi daerah dengan permeabilitas tinggi untuk pengembangan
sumur produksi baru.

I.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka masalah yang dibahas
dirumuskan untuk mengetahui persebaran hiposenter gempa mikro di lapangan
panasbumi berdasarkan hasil metode Single Event Determination (SED) yang
selanjutkan akan dilakukan analisis nilai Poissons Ratio untuk mengetahui
pengaruh keberadaan fluida terhadap gempa.
I.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian skripsi ini, pembatasan masalah dijabarkan dalam
beberapa poin, diantaranya:
1.

Data yang digunakan adalah gempa lokal di lapangan panasbumi.

2.

Penentuan posisi sumber gempa menggunakan metode Single Event


Determination (SED).

3.

Model struktur kecepatan gelombang gempa yang digunakan adalah


Preliminary Earth Model satu dimensi yang diasumsikan merupakan model
pada homogen isotrop lateral dan hanya dibatasi sebanyak 7 lapis.

I.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian tentang gempa mikro pada lapangan panasbumi ini
adalah:
1.

Penentuan lokasi hiposenter gempa lokal berdasarkan metode Single Event


Determination.

2.

Penentuan nilai Poissons Ratio dari masing-masing kejadian gempa mikro.

3.

Interpretasi hubungan antara nilai Poissons Ratio dan keberadaan fluida pada
hiposenter gempa mikro.

I.5 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa informasi
persebaran hiposenter di lapangan panasbumi sehingga dapat mendelineasi zona
lemah dengan permeabilitas tinggi berupa microfracture untuk pengembangan
sumur baru di lapangan panasbumi ke depannya. Selain itu, persebaran hiposenter

juga dapat digunakan untuk mengontrol arus air injeksi di lapangan panasbumi
tersebut.
I.6 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga bulan November
2014 di PT. Pertamina Geothermal Energy Jakarta. Pada jangka waktu tersebut
dilakukan penelitian, proses pengolahan data, pembuatan peta hiposenter dan
episenter gempa periode bulan Maret Mei 2014, serta interpretasi. Sedangkan
lapangan panas bumi daerah penelitian terletak di Pulau Sulawesi bagian utara
seperti yang ditunjukkan gambar 1.1.
0

124 BT

125 BT

2 LU

1 LU

Gambar 1.1 Peta geografis lapangan panas bumi penelitian NJH28


(manado.bpk.go.id)

Anda mungkin juga menyukai