I.Definisi
Diare akut adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat
berupa air saja, dengan frekuensi lebih dari tiga kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24
jam dan berlangsung kurang dari 14 hari.
II.
Cara Penularan
Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal-oral yaitu melalui makanan
atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan
penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui
lalat.Singkatnya, dapat dikatakan melalui "4F" yakni finger (jari), flies (lalat), fluid (cairan),
dan field (lingkungan).
III.
Salmonella ETEC
Masa tunas
6-72 jam
47-72 jam
Panas
++
++
++
Mual muntah
Sering
Jarang
Sering
Nyeri perut
Tenesmus Tenesmus
Tenesmus
Tenesmus
Sering kramp
Nyeri kepala
EIEC
Kolera
kramp
kolik
kramp
> 7 hari
3-7 hari
3 hari
Sedikit
Sedikit
Banyak Sedikit
Banyak
Sifat tinja
Volume
Sedang
Frekuensi
Sering
sering
Sering
Terus menerus
Konsistensi
Cair
Lembek
Cair
Lembek
Cair
Kadang
Lembek
sering
Darah
IV.
bisa
minum
atau
malas minum.
-Cubitan
Dehidrasi Ringan-Sedang
V.
Diagnosis
a. Anamnesis
kulit
perut
kembalinya lambat.
Terdapat dua atau lebih dari -Rencana terapi B
- setelah rehidrasi, nasihati
tanda-tada berikut :
ibu
untuk
penanganan
Gelisah, rewel/marah.
dirumah dan kapan harus
Mata cekung.
kembali segera
Haus, minum dengan lahap.
-kunjungi jika tidak membaik
Cubitan kulit di perut
dalam 5 hari
kembalinya lambat.
Tidak terdapat cukup tanda- Rencana terapi A
- Nasehati ibu kapan
tanda untuk diklasifikasikan
harus kembali
sebagai dehidrasi berat atau
- kunjungi jika tidak
ringan/sedang.
membaik dalam 5 hari
Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsistensi tinja, lendir
menurun.
Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut, dan
lidah
Berat badan
Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan electrolit, seperti napas cepat dan
1. Rehidrasi denga oralit baru, dapat mengurangi rasa mual dan muntah
Diare karena virus tersebut tidak menyebakan kekurangan elektrolit seberat pada
disentri. Karena itu, para ahli diare mengembangkan formula baru oralit dengan tingkat
osmolaritas yang lebih rendah. Osmolaritas larutan baru lebih mendekati osmolaritas plasma,
sehingga kurang menyebabkan risiko terjadinya hipernatremia.
A. Berikut ini adalah tatalaksana rehidrasi sesuai dengan derajat dehidrasi :
. Tatalaksana Rehidrasi pada Pasien Diare Tanpa Dehidrasi :
RENCANA TERAPI A
UNTUK MENGOBATI DIARE DI RUMAH
(Pencegahan Dehidrasi)
GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJARI IBU :
- Teruskan mengobati anak diare di rumah.
- Berikan terapi awal bila terkena diare.
MENERANGKAN EMPAT CARA TERAPI DIARE DI RUMAH
1. BERIKAN ANAK LEBIH BANYAK CAIRAN DARIPADA BIASANYA UNTUK
MENCEGAH DEHIDRASI
-
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit, makanan yang cair
(seperti sup, air tajin) dan kalau tidak ada air matang gunakan larutan oralit untuk anak,
seperti dijelaskan di bawah ( Catatan : jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum
makan makanan padat, lebih baik diberi oralit dan air matang daripada makanan cair.
Berikan larutan ini sebanyak anak mau, berikan jumlah larutan oralit seperti di bawah.
Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti.
Teruskan ASI.
Bila anak tidak mendapatkan ASI, berikan susu yang biasa diberikan. Untuk anak
kurang dari 6 bulan atau belum mendapat makanan padat, dapat diberikan susu.
Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat :
Berikan bubur, bila mungkin campur dengan kacang-kacangan, sayur, daging
atau ikan. Tambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak sayur setiap porsi.
Berikan sari buah atau pisang halus untuk menambahkan kalium.
Berikan makanan yang segar. Masak dan haluskan atau tumbuk makanan
dengan baik.
Bujuklah anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari.
Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan berikan porsi makanan
tambahan setiap hari selama 2 minggu.
Lebih
dari
4 4-12 bulan
bulan
Berat badan
< 6 Kg
6 - < 10 Kg
Dalam ml
200-400
400-700
Jumlah oralit yang diperlukan 75 ml/kg bb
12-19 Kg
900-1400
Jika anak mengiginkan oralit lebih banyak dari pedoman di atas berikan sesuai
1.
2.
3.
4.
Apakah saudara
dapat
menggunakan
cairan IV
secepatnya
YA
dalam 2 1/2jam.
- Ulang jika denyut nadi masih lemah atau
tidak teraba.
- Nilali kembali dalam 15-30 menit ->
rehidrasi belum tercapai -> percepat tetesan.
- Berikan oralit (5 mg/KgBB/jam) bila
anakpenderita bisa minum dan beri zink
- Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak), nilai
kembali. Pilih rencana terapi.
D
A
K
TIDAK
TIDAK
YA
Catatan :
Bila mungkin, amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk memastikan bahwa
ibu dapat menhaga pengembalian cairan yang hilang dengan memberi oralit.
Bila umur anak di atas 2 tahun dan kolera baru saja berjangkit di daerah saudara, pikirkan
kemungkinan kolera dan berikan antibiotik yang tepat secara oral setelah anak sadar.
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturur-turut
Zinc juga dapat mengembalikan nafsu makan anak. Pemberian zinc yang dilakukan di
awal masa diare selam 10 hari ke depan secara signifikan menurunkan morbiditas dan
mortalitas pasien. Lebih lanjut, ditemukan bahwa pemberian zinc pada pasien anak penderita
kolera dapat menurunkan durasi dan jumlah tinja/cairan yang dikeluarkan.
3. ASI dan makanan tetap diteruskan
Sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat untuk mencegah
kehilangan berat badan serta pengganti nutrisis yang hilang. Pada diare berdarah nafsu makan
akan berkurang. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan.
4. Antibiotik jangan diberikan
Kecuali ada indikasi misalnya diare berdarah atau kolera. Pemberian antibiotic yang
tidak rasional justru akan memperpanjang lamanya diare karena akan megganggu
keseimbangan flora usus dan Clostridium difficile yang akan tumbuh dan menyebabkan diare
sulit disembuhkan.
5. Nasihat pada ibu atau pengasuh
Kembali segera jika demam, tinja berdarah, berulang, makan atau minum sedikit,
sangat halus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari.
Dalam merawat penderita dengan diare dan dehidrasi terdapat beberapa pertimbangan
terapi:
a.
b.
c.
d.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pudjiadi A.H dkk, 2009, Diare Akut, dalam Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia, Jilid 1. Badan Penerbit IDAI, Jakarta
2. Departemen kesehatan RI, 2011. DiRektorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. Buku Saku Petugas Kesehatan. Penerbit Departemen
Kesehatan RI. Jakarta
3. Departemen Kesehatan RI, 2008. DiRektorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di
Kabupaten /Kota. Jakarta
4. Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar GastroenterologiHepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta