Aspirin Fix
Aspirin Fix
REAKSI ACETYLASI
PEMBUATAN ASPIRIN
OLEH
KELOMPOK 1
KELAS B
RINI DWI AGUSTIYANTI
(1207112192)
TAUFIK KHARNOFA
(1207136365)
(1207136454)
(1207112192)
Taufik Kharnofa
(1207136365)
(1207136454)
Dosen Pembimbing
Kimia Organik
Amalia Ardiana
NIM 0907114248
ABSTRAK
Pembuatan aspirin dilakukan melalui proses asetilasi. Asetilasi adalah
reaksi memasukkan gugus asetil ke dalam substrat yang sesuai. Dalam praktikum
digunakan reaktan asam salisilat dan asetat anhidrat. Asam salisilat berfungsi
sebagai substrat, sedangkan asetat anhidrat yang menghasilkan gugus asetil.
Praktikum aspirin bertujuan untuk membuat aspirin dalam skala labor,
mengamati dan mempelajari reaksi yang terjadi, serta menghitung persentase
aspirin yang dihasilkan. Ada tiga tahap dalam pembuatan aspirin. Pertama,
proses pembentukan aspirin. Pada tahap ini, 2,5 gram asam salisilat dimasukkan
ke dalam labu didih dasar bulat, kemudian dimasukkan 7 ml asetat anhidrat dan
3-4 tetes asam sulfat pekat ke dalam labu tersebut. Setelah campuran tercampur
dengan baik, campuran tersebut dipanaskan pada suhu 50-60 oC selama 15
menit, setelah dingin masukkan 40 ml aquadest dan dinginkan dengan batu es
selama 1 jam. Kristal yang terbentuk kemudian disaring dengan pompa vakum.
Aspirin yang tebentuk kemudian masuk ke tahap rekristalisasi aspirin agar
menjadi aspirin yang lebih murni sehingga dihasilkan aspirin sebanyak 1,118
gram dengan rendeman 34,5% dari 3,24 gram aspirin. Pada tahap ketiga,
kemurnian aspirin diuji dengan ferri klorida. Karena larutan aspirin-etanol-ferri
klorida tetap bening, berarti aspirin sudah murni.
Kata kunci
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh
Hippocrates
yang
menggunakan
ekstrak
tumbuhan
willow
untuk
BAB II
LANDASAN TEORI
.1
Pengertian Aspirin
Aspirin atau asam asetil salisilat merupakan senyawa derivatif dari
asam salisilat. Aspirin berupa kristal putih dan berbentuk seperti jarum.
Dalam pembuatan aspirin tidak akan dihasilkan produk yang baik jika
suasananya berair, karena asam salisilat yang terbentuk akan terhidrolisa
menjadi asam salisilat berair.
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) merupakan sejenis obat
turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik
(penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan
anti-inflamasi (peradangan). Rumus molekul aspirin adalah C9H8O4. Pada
struktur aspirin terdapat gugus acetyl dan karboksil. Asam asetil salisilat
atau yang lebih dikenal sekarang sebagai aspirin memiliki nama sistematik 2
acetoxybenzoic acid.
enzim
siklo-oksigenase
tetapi
tidak
enzim
Secara
teori,
penghambat
COX-2
selektif
mungkin
Sejarah Aspirin
Senyawa alami dari tumbuhan yang digunakan sebagai obat ini telah
ada
sejak
awal
mula
peradaban
manusia.
Di
mulai
pada
di
daerah
tersebut.
Barulah
pada
tahun
400
SM,
mengenai
senyawa
ini
berlanjut
hingga
pada
Jerman
tahun
1833.
Sebagai
hasil
efek
toleransinya. Pada
negatif
sekaligus
meningkatkan
Hoffmann berhasil
efisiensi
dan
melanjutkan
umum
dikenal
dengan
istilah
aspirin.
Aspirin
: Gugus asetil
Spir
Spirea
In
farmateutikal.
Bayer
mendaftarkan
aspirin
sebagai merek dagang pada 6 Maret 1899. Felix Hoffmann bukanlah orang
pertama yang berusaha untuk menciptakan senyawa aspirin ini. Sebelumnya
pada tahun 1853, seorang ilmuwan Perancis bernama Frederick Gerhardt
telah mencoba untuk menciptakan suatu senyawa baru dari gabungan asetil
klorida dan sodium salisilat. Aspirin dijual sebagai obat pada tahun 1899
setelah Felix Hoffmann berhasil memodifikasi asam salisilat, senyawa yang
ditemukan dalam kulit kayu dedalu.
kehilangan
hak
merek
dagang
setelah pasukan
sekutu merampas dan menjual aset luar perusahaan tersebut setelah Perang
Dunia Pertama. Di Amerika Serikat (AS), hak penggunaan nama aspirin
telah dibeli oleh AS melalui Sterling Drug Inc., pada 1918. Walaupun
masa patennya belum
berakhir,
Bayer
tidak
berhasil
menghalangi
: C9H8O4
: 180,2 g/mol
: 140 0C
: 135 0C
: 1.40 g/cm
: 2-acetyloxybenzoic acid; 2-(acetyloxy)benzoic
acid;
acetylsalicylate;
acetylsalicylic
acid;
O-
acetylsalicylic acid
Kelarutan dalam air : 10 mg/mL (20 C)
Kelarutan
: larut dalam air ; mudah larut dalam etanol; larut
dalam kloroform, dan dalam eter; agak sukar larut
dalam eter mutlak.
2.3.2 Sifat Kimia
.4
Sintesis Aspirin
Reaksi asetilasi merupakan jalur metabolisme obat yang mengandung
fungsi amin pertama hes N-asetilasi tidak banyak meningkatkan kelarutan
air. Fungsi utama reaksi asetilasi adalah membuat senyawa menjadi tidak
aktif dan untuk diefektifikasi. Kadang-kadang hasil N-asetilasi bersifat lebih
reaktif daripada senyawa induk. Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
Dalam gambar 2.5 katalis yang digunakan adalah H3PO4, ikatan satu atom
H pada H3PO4 putus kemudian berikatan dengan salah satu atom O pada
gugus asetil dari senyawa asetat anhidrat.
Atom H pada gugus karpoksil dari asam salisilat memutuskan ikatan dan
kemudian berikatan dengan atom O tang mengikat dua atom C.
Setelah itu gugus asil putus dan membentuk asam asetat setelah berikatan
dengan gugus OH sementara senyawa aspirinyang terbentuk masih
berlebih satu atom H.
2.41
Bahan baku
a. Asam salisilat
% Unsur Penyusun
Nama Resmi
: ACIDUM SALICYLICUM
Nama Lain
: Asam salisilat
Rumus Moleku
: C7H6O3
Bobot Molekul
: 138,12 g/mol
Titik leleh
: 154oC
Pemerian
Kelarutan
amonium
asetat
P,
dinatrium
Kegunaan
bakteri,
asetatnya
(aspirin)
Nama Resmi
Nama lain
Titik leleh
: 16,7oC
Titik didih
: 118,5oC
Rumus molekul
: (CH3CO)2O
Kegunaan
Pemerian
(asetat).
% Unsur Penyusun
Nama Resmi
: ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain
: Asam sulfat
Rumus Molekul
: H2SO4
Bobot molekul
: 98,07
Titik didih
: 340oC
Titik leleh
: 104,49oC
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
.4.2
Bahan penunjang
. Aquades
Nama Resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama Lain
: Aquadest
Rumus molekul
: H2O
Berat molekul
: 18,02
Ttik leleh
: 0oC
Ttik didih
: L 100oC
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai pelarut
Nama lain
Rumus molekul
: Ferri klorida
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Etanol
Nama resmi
Nama lain
Rumus Molekul
BM
Kelarutan
: ETANOL
: Alkohol
: C2H5OH
: 46.07 g/mol
: bercampur dengan air dan praktis bercampur
Titik didih
Titik lebur
Warna
Berat jenis
topical,
Rekristalisasi
Untuk mendapatkan aspirin yang murni, maka harus dilakukan
rekristalisasi. Dimana, rekristalisasi merupakan cara yang paling efektif
untuk memurnikan zat-zat organik dalam bentuk padat. Metode ini
sederhana, material padatan ini terlarut dalam pelarut yang cocok pada
suhu tinggi (pada atau dekat titik didih pelarutnya) untuk mendapatkan
jumlah larutan jenuh atau dekat jenuh. Ketika larutan panas perlahan
didinginkan, Kristal akan mengendap karena kelarutan padatan biasanya
menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak akan
pengkristal karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi untuk
mencapai jenuh.
Walaupun rekristalisasi adalah metoda yang sangat sederhana,
dalam prakteknya bukan berarti mudah dilakukan. Adapun saran saran
yang dibutuhkan untuk melakukan metoda kristalisai adalah sebagai
berikut :
1. Kelarutan material yang akan dimurnikan harus memiliki
ketergantungan yang besar pada suhu.
2. Untuk mencegah reaksi kimia antara pelarut dan zat terlarut,
penggunaan pelarut non polar lebih disarankan.
panas
dengan
volum
sedikit
mungkin,
sehingga
disaring
dalam
keadaan
panas
untuk
Pendinginan filtrat
Filtrat didinginkan pada suhu kamar sampai terbentuk
Kristal. Sering pendinginan ini dilakukan dalam air es.
Penambahan Kristal murni ke dalam larutan atau penggoresan
.5
Kegunaan Aspirin
Sebagai masker wajah, aspirin dapat membantu membersihkan poripori, mengangkat sel kulit mati, menghilangkan noda pada wajah,
menghaluskan kulit, mematangkan jerawat dengan cepat, mengurangi
keriput, memperkecil pori-pori wajah.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat-alat yang Digunakan
1. Labu didih dasar bulat
2. Corong
3. Tabung reaksi
4. Kaca arloji
5. Kertas saring
6. Gelas ukur
7. Erlenmeyer
8. Gelas piala
9. Pipet tetes
10. Termometer
11. Batang pengaduk
12. Penangas air
13. Corong buchner buah
14. Pompa vacum
15. Statif dan klem
3.2 Bahan-bahan yang Digunakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.3
Asam salisilat
Asetat anhidrat
Asam sulfat pekat
Alkohol
Ferri klorida
Aquadest
Prosedur Percobaan
3.3.1. Pembuatan Aspirin
1. Asam salisilat sebanyak 2.5 gram dimasukka ke dalam labu didih
dasar bulat (reaktor) dan ditambahkan 7 ml asam asetat anhidrat
sedikit demi sedikit serta empat tetes asam sulfat pekat.
3. Aspirin dan asam salisilat dilarutkan menggunakan etanol masingmasing sebanyak 1 ml.
4. Ditambahkan 3-4 tetes larutan ferri klorida dan diamati, bila larutan
berubah menjadi ungu berarti Aspirin yang dibuat belum murni.
(Lihat warna ungu yang dihasilkan larutan asam salisilat). Jika
larutan tetap bening berarti Aspirin yang dubuat telah murni.
5. Jika belum murni, rekristalisasi terhadap aspirin beberapa kali
dengan cara diatas.
3.3.4.
Rangkaian Alat
2
3
4
1
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
Corong buchner
Erlenmeyer pompa vakum
Karet penyangga
Selang udara masuk
Power
Pompa vakum
Selang udara keluar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
:
: 2,5 gram
: 7 ml
: 3-4 asam sulfat pekat
: 1,118 gram
: 34,5%
Perlakuan
Hasil pengamatan
o
1
2
3
anhidrat
Larutan 1 + 3-4 tetes asam sulfat pekat Larutan bening
Larutan dipanaskan pada suhu 50-60
Larutan bening/jernih
4
5
6
C selama 20 menit
Larutan didiamkan pada suhu kamar
Larutan ditambahkan 40 ml aquadest
Didinginkan dengan batu es
Larutan bening/jernih
Larutan bening/jernih
Terbentuk kristal dalam
larutan
Terbentuk kristal aspirin
Hasil Pengamatan
Terbentuk larutn bening/jernih
ml air hangat
Larutan dipanaskan
Larutan disaring
Larutan didinginkan
Larutan disaring dengan pompa
secara terpisah
Terbentuk kristal pada larutan
Terbentuk aspirin sebanyak
vacum
1,118 gram
ferri klorida
Asam salisilat+ 1 ml etanol + 3
Hasil Pengamatan
Larutan bening
Larutan berwarna ungu
Gambar 4.1
4.2
Pembahasan
Pembuatan aspirin dapat dilakukan denga proses asetilasi, yaitu reaksi
memasukkan gugus acetyl ke dalam substrat yang sesuai. Dalam praktikum
ini, digunakan asam salisilat dan asetat anhidrat sebagai bahan baku dengan
asam sulfat pekat sebagai katalisnya. Gugus acetyl diperoleh dari pemutusan
ikatan pada asetat anhidrat, pemutusan asetat anhidrat akan menghasil gugus
asil dan acetyl. Sedangkan substratnya adalah asam salisilat. Katalis asam
sulfat pekat berperan untuk memutuskan ikatan gugus hidroksil dengan
asam salisilat. Asam salisilat yang telah melepaskan gugus hidroksil inilah
yang akan berikatan dengan gugus acetyl. Sedangkan gugus asil akan
berikatan dengan gugus hidroksil membentuk hasil samping berupa asam
salisilat. Dalam proses pembuatan aspirin ini terdapat 3 tahap yang harus
dilakukan yaitu proses pembuatan aspirin, rekristalisasi aspirin (pemurnian
aspirin), dan uji kemurnian aspirin.
Pertama proses pembuatan aspirin. Ditimbang 2,5 gram asam salisilat
dengan kaca arloji lalu masukkan ke dalam labu didih dasar bulat, kemudian
ditambahkan 7 ml asetat anhidrat dan 3-4 tetes asam sulfat pekat. Labu
digoyang-goyangkan sampai larutan tercampur sempurna. Larutan yang
awalnya berwarna puti susu akan menjadi bening (tidak berwarna) Saat
proses pencampuran, tutup mulut labu dengan alumunium foil agar tidak
terjadi penguapan. Proses pencampuran dilakukan di dalam lemari asam.
Setelah itu panaskan dengan penangas air selama 15 menit pada suhu
50-60 oC. Setelah 15 menit, karena suhu tersebut merupakan suhu optimum
pembentukan aspirin, jika suhu lebih rendah dari 50 oC maka aspirin tidak
akan terbentuk sedangkan jika suhu lebih tinggi dari 60 oC maka aspirin
yang terbentuk akan terbakar karena titik nyala aspirin adalah 76 oC (Dirjen
POM, 1979). Kemudian campuran didinginkan larutan pada suhu ruang
sambil diaduk sekali-sekali. Ke dalam labu didih ditambahkan 40 ml
aquadest lalu didinginkan dengan menggunakan batu es selama 1 jam.
Setelah datu jam, akan terbentuk padatan/kristal di dalam labu. Selamjurnya
endapan disaring dengan menggunakan pompa vakum. Ambil bagian
atasnya (endapannya).
Selanjutnya aspirin direkristalisasi. Aspirin yang dihasilkan dari
proses pertama dilarutkan dengan 7 ml alkohol hangat, kemudian
warna pada tabung yg berisi aspirin. Jika warna yang terbentuk adalah
kembali. Jika warna yang terbentuk adalah warna yang jernih, berarti aspirin
yang terbentuk sudah murni. Jika larutan tersebur berwatna ungu, artinya
dalam aspirin masih terdapat asam salisilat yang tidak terkonversi. Pada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berat aspirin yang dihasilkan adalah sebesar 1,118 gram
Berat aspirin teoritis adalah sebesar 3,24 gram
Besar rendemen aspirin yang terbentuk adalah sebesar 34,5%
Aspirin yang terbentuk sudah murni, karena saat larutan aspirin dan
atanol di tetesi ferri klorida larutan tetap bening.
5.2
Saran
Untuk mempercepat pembentukan kristal dapat dilakukan dengan
DAFTAR PUSTAKA
Anomim, 2010, Esterifikasi Fenol : Sintesis Aspirin, http://habib.blog.ugm.ac.id/
kuliah/ sterifikasi-fenol-sintesis-aspirin/, 6 Maret 2013
Anonim,
2011,
Analisis
Aspirin
http://alchemist08.files
dan
Kafein
dalam
Tablet,
.wordpress.com/.../percobaan-7-
Jakarta
Wilcox, 1995, Experimental Organic Chemistry, Prentice Hall Inc., New Jersey
Yuda,
2009,
Sintesis
Aspirin,
http://yudapedia.files.wordpress.com
LAMPIRAN A
DOKUMENTASI PRAKIKUM
dengan batu es
pompa vacum
etanol-aquadest
(kanan)
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
= 0,018 mol
7.1,08
102
= 0,074 mol
1,118
3,24
x 100%= 34,5 %
x 100%