Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i


KATA PENGANTAR . ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......
1.2 Tujuan ........... 2
1.3 Manfaat ............. 2
1.4 Rumusan Masalah .... 2

BAB II ISI/PEMBAHASAN
2.1 Pengertian penyakit Diabetes Mellitus ... 3
2.2 Penyebab penyakit Diabetes Mellitus .... 3
2.3 Gejala penyakit Diabetes Mellitus ..... 5
2.4 Dampak penyakit Diabetes Mellitus ...... 5
2.5 Faktor-faktor penyakit Diabetes Mellitus ...... 5
2.6 Akibat penyakit Diabetes Mellitus ..... 6
2.7 Kriteria pengendalian penyakit Diabetes Mellitus . 7
2.8 Persentase penderita Diabetes Mellitus terbanyak ..... 8
2.9 Pantangan penyakit Diabetes Mellitus ... 8
2.10 Tabel penyakit Diabetes Mellitus .. 9
2.11 Pencegahan penyakit Diabetes Mellitus ..... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .. 13
3.2 Saran .... 13
DAFTAR PUSTAKA ...... iv

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah


Penulis membahas karya tulis dengan mengambil judul
penyakit Diabetes Mellitus. Karena pada era modern saat ini masyarakat
tidak berpikir panjang untuk kesehatan masa depan mereka. Mereka hanya
memikirkan kesenangan sesaat dan rasa puas mereka saja. Makanan siap
saji yang beredar luas di kalangan masyarakat saat ini adalah makanan
yang mengandung bahan-bahan berbahaya yang dapat mengancam
kesehatan. Menurut hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal the Lancet,
jumlah orang dewasa di seluruh dunia pengidap Diabetes Mellitus telah
berlipat ganda dalam 30 tahun terakhir, melonjak hingga hampir 350 juta
orang. Dan satu dari sepuluh orang dewasa di berbagai negara di seluruh
dunia mengidap penyakit ini. Sekitar 8,6 persen penduduk Indonesia
menurut WHO mengidap diabetes.
Seseorang dikatakan menderita diabetes bila kadar gula dalam
darahnya di atas 126 mg/dl (puasa) atau 200 mg/dl (tidak puasa). Namun,
kebanyakan gejala diabetes baru terlihat bila gula darah sudah di atas 270
mg/dl. Banyak masyarakat saat ini bahkan remaja yang berbobot >40 kg
sampai berbobot >90 kg. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
pengontrolan pada makanan atau asupan gizi yang mereka makan.
Akibatnya gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, gagal
ginjal, luka sulit sembuh dan membusuk/gangrene, infeksi paru-paru,
gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang bagi
penderita yang parah bisa amputasi anggota tubuh karena pembusukan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk
Diabetes Mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma:
1. Diabetes tipe 1 (IDDM : Insulin Dependent Diabetes Mellitus) yaitu
Diabetes Melitus yang tergantung dengan insulin. Terdapat
kerusakan sel-sel dalam pankreas sehingga tidak dapat memproduksi
insulin lagi, akibatnya sel-sel tidak bisa menyerap glukosa dari
darah. Pada tipe IDDM ini sering diderita oleh orang-orang di
bawah usia 30 tahun dan paling sering dimulai pada usia remaja 1013 tahun.
2. Diabetes tipe 2 (NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus) tidak tergantung dengan insulin. Ini diakibatkan oleh
proses penuaan, karena penurunan fungsi sel- sel dalam pankreas
sehingga insulin yang dihasilkan.
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose
tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM.
1
I.2

Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diberikan tujuan
sebagai berikut:

I.2.1
I.2.2
I.2.3
I.2.4
I.2.5

Untuk mendeskripsikan tentang penyebab penyakit Diabetes Mellitus.


Untuk mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari penyakit
Diabetes Mellitus.
Untuk mencegah bahaya-bahaya dari penyakit Diabetes Mellitus.
Untuk memberi pengetahuan lebih pada masyarakat tentang pentingnya
kesehatan.
Untuk menumbuh kembangkan kesehatan masyarakat secara optimal.

I.3

Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, maka dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.3.1 Memberikan manfaat positif bagi penulis dan pembaca.
1.3.2 Memberikan pengetahuan akan pentingnya kesehatan bagi masyarakat.
1.3.3 Saling mengingatkan akan baiknya menjaga kesehatan dan mencegah
kebiasaan buruk yang dapat menimbulkan penyakit berbahaya.

I.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut:
I.4.1 Apa pengertian penyakit Diabetes Mellitus ?
I.4.2 Apa penyebab penyakit Diabetes Mellitus ?
I.4.3 Apa gejala-gejala penyakit Diabetes Mellitus ?
I.4.4 Bagaimana dampak penyakit Diabetes Mellitus ?
I.4.5 Apa faktor-faktor penyakit Diabetes Mellitus ?
I.4.6 Apa akibat dari penyakit Diabetes Mellitus ?
I.4.7 Bagaimana kriteria pengendalian penyakit Diabetes Mellitus ?
I.4.8 Bagaimana persentase penyakit Diabetes Mellitus di negara lain ?
I.4.9 Apa saja pantangan yang harus dihindari penderita penyakit Diabetes
Mellitus ?
I.4.10 Bagaimana tabel persentase penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia ?
I.4.11 Bagaimana pencegahan penyakit Diabetes Mellitus ?

BAB II
Isi/Pembahasan
2.1 Pengertian penyakit Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) atau yang disebut juga kencing manis ini dalam
bahasa Yunani (, diabanein, tembus atau pancuran air) dan bahasa Latin
(mellitus, rasa manis) merupakan suatu gangguan pada sistem endokrin yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah yang mengakibatkan
gangguan sistem metabolisme dalam tubuh dimana pankreas tidak mampu
memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Diabetes Mellitus disebut
juga " Mother of Other Deseses " atau Induk yang dapat menyebabkan penyakit
lain muncul karena terjadi disfungsi organ-organ tubuh lain dikarenakan efek
negatif yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak
memproduksi cukup insulin bahkan memang tidak memproduksi insulin sama
sekali untuk mempertahankan kadar gula darah normal atau jika sel tidak merespon
dengan tepat insulin yang diproduksi.

2.2 Penyebab penyakit Diabetes Mellitus


Penyebab penyakit Diabetes Mellitus dapat dibedakan berdasarkan tipenya:
2.2.1 Diabetes Mellitus tipe 1

3
penyebab Diabetes Mellitus tipe ini adalah produksi insulin yang sedikit
atau tidak sama sekali. Penderita penyakit tipe 1 ini sekitar 10-20 persen
adalah usia di bawah 30 tahun dan paling sering pada usia 5-7 tahun
(bahkan sejak lahir yang diturunkan oleh kedua orang tuanya) sampai

2.2.2

remaja. Faktor lainnya adalah lingkungan yang terbawa virus atau faktor
gizi pada waktu anak-anak.
Diabetes Mellitus tipe 2

penyebab Diabetes Mellitus tipe ini adalah kondisi pankreas yang terus
memproduksi insulin bahkan lebih dari tingkat normal. Hal ini
diakibatkan karena sering mengkonsumsi obat secara terus-menerus
sehingga dapat merusak pankreas. Penderita rata-rata 15 persen berusia
di atas usia 70 tahun tetapi lebih banyak menyerang usia muda. Obesitas
adalah faktor utama penderita Diabetes Mellitus tipe 2 ini.

4
2.3 Gejala-gejala penyakit Diabetes Mellitus
2.3.1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria).
2.3.2 Gampang haus dan banyak minum (Polydipsia).
2.3.3 Mudah lapar dan banyak makan (Polyphagia).
2.3.4 Mudah lelah dan sering mengantuk.

2.3.5
2.3.6
2.3.7
2.3.8
2.3.9
2.3.10
2.3.11

Koordinasi gerak tubuh terganggu.


Berat badan terus menurun.
Sering kesemutan/mati rasa dan gatal-gatal pada tangan dan kaki.
Mudah terinfeksi pada kulit.
Penglihatan kabur secara tiba-tiba.
Apabila terluka/tergores akan lambat penyembuhannya.
Sering pusing dan mual.

Semua gejala di atas merupakan efek dari kadar gula darah yang tinggi yang akan
mempengaruhi ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan
untuk mengencerkan glukosa.
2.4 Dampak-dampak penyakit Diabetes Mellitus
2.4.1 Dampak positif:
2.4.1.1 Dapat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri secara mandiri.
2.4.1.2 Dapat termotivasi untuk segera sembuh dari penyakitnya.
2.4.1.3 Dapat mengikuti kegiatan sosial sesama penderita dan mendapat
dukungan dari pihak manapun.
2.4.2

Dampak negatif:
2.4.2.1 Dapat merusak organ tubuh lain.
2.4.2.2 Adanya rasa takut untuk tidak dapat sembuh.
2.4.2.3 Menjadi minder atau tidak percaya diri dengan orang lain.

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit Diabetes Mellitus


2.5.1 Kerusakan pada sel pancreas.
2.5.2 Faktor keturunan dari orang tua atau saudara kandung.
2.5.3 Pola makan yang berlebihan dan sulit diatur.
2.5.4 Kegemukan atau obesitas yang berlebihan.
2.5.5 Tekanan darah tinggi.
2.5.6 Merokok dan stress.
2.5.7 Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat.
2.5.8 Gaya hidup yang sering mengkonsumsi makanan instant.
2.5.9 Sering mengkonsumsi obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
2.5.10 Level kolesterol yang tinggi.
2.5.11 Terkena obat-obatan anti serangga (Insektisida).

5
2.6 Akibat penyakit Diabetes Mellitus
Akibat dari penyakit ini dapat menimbulkan efek pada organ-organ tubuh lain,
organ tubuh yang diserang adalah
2.6.1 Ginjal
: ginjal tidak dapat menyaring zat yang
terkandung dalam urine. Bila ada kerusakan, racun tidak dapat
dikeluarkan sedangkan protein yang seharusnya dipertahanakan justru
keluar. Penderita memiliki resiko 20 kali lebih besar menderita kerusakan
ginjal daripada orang yang tidak menderita DM. Akibatnya penderita

2.6.2

2.6.3

2.6.4

2.6.5

2.6.6

akan merasa lemas, mual, pucat, sesak nafas akibat penimbunan cairan.
Adanya gagal ginjal dibuktikan dengan kenaikan kadar kreatinin/ureum
serum berkisar 2-7 persen.
Saraf (Neuropathy)
: hal ini bisa terjadi karena glukosa darah terus
tinggi, tidak terkontrol dengan baik, dan berlangsung lebih dari 10 tahun
lebih. Akibatnya saraf tidak bisa mengirim atau menghantar pesan-pesan
rangsangan impuls saraf. Kerusakan saraf yang mengontrol otot akan
menyebabkan kelemahan otot sampai penderita tidak bisa jalan.
Penderita akan mengalami denyut jantung yang cepat dan banyak
berkeringat yang ditimbulkan oleh gangguan saraf otonom. Pada
kerusakan saraf sensoris (perasa) menyebabkan penderita tidak bisa
merasakan nyeri panas, dingin, atau meraba. Kadang-kadang penderita
merasakan kram, kesemutan, rasa tebal, atau nyeri. Keluhan yang paling
berbahaya adalah rasa tebal pada kaki, karena tidak ada rasa nyeri dan
tidak tahu adanya infeksi.
Mata
: setelah mengidap penyakit Diabetes Mellitus
15 tahun rata-rata 2 persen penderita mengalami kebutaan dan 10 persen
mengalami cacat penglihatan. Kerusakan yang paling parah adalah
kerusakan pada retina (Retinopati). Glukosa darah yang tinggi
menyebabkan rusaknya pembuluh darah retina bahkan dapat
menyebabkan kebocoran pada pembuluh darah kapiler. Darah inilah
yang menutup sinar yang menuju ke retina sehingga penglihatan menjadi
kabur. Kerusakan yang lebih berat akan menimbulkan tampak bayangan
jaringan atau sarang laba-laba pada penglihatan, mata kabur, nyeri mata,
dan kebutaan. Selain menyebabkan kerusakan mata, penyakit ini juga
menyebabkan katarak yang membuat lensa mata menjadi keruh/tampak
putih dan glaucoma (menyebabkan tekanan bola mata).
Jantung
: Diabetes Mellitus merusak dinding pembuluh
darah yang menyebabkan penumpukan lemak di dinding yang rusak dan
menyempitkan pembuluh darah, otot jantung akan kekurangan oksigen
dan makanan akibat suplai darah yang kurang akibat lainnya
penyempitan pembuluh darah dan mengakibatkan tekanan darah
meningkat yang menyebabkan kematian mendadak.

6
Hipertensi
: penderita DM yang mempunyai penyakit
hipertensi dua kali lipat cenderung terkena hipertensi. Hipertensi dapat
menimbulkan serangan jantung, stroke, kerusakan ginjal, dan retinopati.
Komplikasi disebabkan oleh hipertensi antara 35-75 persen. Faktorfaktor yang dapat menimbulkan hipertensi adalah obesitas, nefropati,
pengapuran atau penebalan dinding pembuluh darah.
Saluran pencernaan
: terlalu lama mengidap DM mengakibatkan urat
saraf yang tersambung dengan lambung akan rusak sehingga fungsi

2.6.7

lambung untuk menghancurkan makanan menjadi lemah. Akibatnya


proses pegosongan lambung terganggu dan makanan lebih lama di
lambung. Gangguan pada usus adalah sulit buang air besar, perut
kembung, diare, dan kotoran keras.
Otak
: keadaan yang stress juga dapat mengganggu
kerja otak dan membuat otak bekerja secara berlebihan. Lemak yang
terlalu berlebihan otomatis akan menumpuk dan terjadi penyempitan
pembuluh darah di otak. Hal ini akan membuat otak terganggu.
Akibatnya penderita akan mengalami pikun atau mudah lupa dengan
sesuatu hal. Bahkan bisa menjadi stress berat yang membuat penderita
tidak dapat mengontrol dirinya sendiri.

2.7 Kriteria pengendalian penyakit Diabetes Mellitus


Baik

Sedang

Buruk

80-109
110-159

110-139
160-199

>140
>200

HbA1c (%)
Kolesterol total (mg/dl)
Kolesterol LDL
- tanpa PJK
- dengan PJK

4-6
<200

6-8
200-239

>8
>240

<130
<100

130-159
11-129

>159
>129

Kolesterol HDL (mg/dl)


Trigliserida (mg/dl)
- tanpa PJK
- dengan PJK

>45

35-45

<35

<200
<150

<200-249
<150-199

>250
>200

BMI/IMT
- perempuan
- laki-laki

18,9-23,9
20 -24,9

23-25
25-27

Tekanan darah (mmHg)

<140/90

Glukosa darah plasma vena (mg/dl)


- puasa
- 2 jam

>25 atau
<18,5
>27 atau <20
140-160/90-95 >160/95

7
2.8 Persentase dengan jumlah penderita DM terbanyak (1995 dan 2025)*

Uruta
n
1
2
3

1995
Negara
India
Cina
AS

Jumlah (juta)
19,4
16,0
13,9

2025 (perkiraan)
Negara
India
Cina
AS

Jumlah (juta)
57,2
37,6
21,9

4
5
6
7
8
9
10

Rusia
Jepang
Brazil
Indonesia
Pakistan
Meksiko
Ukraina
Negara lain
Total

8,9
6,3
4,9
4,5
4,3
3,8
3,6
49,7

Pakistan
Indonesia
Rusia
Meksiko
Brazil
Mesir
Jepang

135,3

14,5
12,4
12,2
11,7
11,6
8,8
8,5
103,6
300

*dikutip dari IDF World Atlas 2005


2.9 Pantangan yang harus dihindari pada penyakit Diabetes Mellitus
2.9.1 Mie dan pasta : sebagian besar mie dan pasta mempunyai kandungan
glikemik yang tinggi dan banyak mengandung karbohidrat yang dapat
meningkatkan kadar gula dalam darah yang tidak bisa diolah menjadi
gula di saluran pencernaan.
2.9.2 Nasi
: nasi putih mempunyai kandungan karbohidrat yang
sangat tinggi. Untuk lebih aman, nasi putih bisa diganti dengan beras
merah atau beras coklat.
2.9.3 Kafein
: kafein yang biasanya terdapat dalam kopi atau rokok
mengandung zat-zat kimia yang bisa membahayakan tubuh. Hal ini juga
sudah diteliti oleh Hudson Lee dan Kilpatrick pada tahun 2005.
2.9.4 Kentang
: kandungan karbohidrat yang tinggi membuat indeks
glikemiknya ikut meningkat. Untuk itu kurangi asupan kentang yang
dipanggang, direbus atau digoreng.
2.9.5 Roti putih
: roti putih terbuat dari tepung putih yang mengandung
tinggi karbohidrat. Lebih baik mengkonsumsi roti yang terbuat dari
tepung gandum selain baik untuk dikonsumsi tepung gandum juga
memiliki serat yang baik untuk jantung.

8
2.10 Tabel persentase penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia
Pervalensi Penyakit Diabetes Mellitus

Menurut Karakteristik Responden di Indonesia Tahun 2007


Diabetes (%)
Karakteristik Responden
Kelompok Umur
<1 Tahun
14 Tahun
514 Tahun
1524 Tahun
2534 Tahun
3544 Tahun
4554 Tahun
5564 Tahun
6574 Tahun
75+ Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan
Tidak Sekolah
Tidak Tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat PT
Pekerjaan
Tidak Bekerja
Sekolah
Ibu Rumah Tangga
Pegawai
Wiraswasta
Petani/Nelayan/Buruh
Lainnya
Tipe Daerah
Perkotaan
Pedesaan
Tingkat Pengeluaran Per Kapita Per Bulan
Kuintil 1
Kuintil 2
Kuintil 3
Kuintil 4
Kuintil 5
Sumber : Riskesdas 2007

D/G

0,1
0,2
0,7
2,0
2,8
2,4
2,2

0,4
0,7
1,3
2,7
3,7
3,4
3,2

0,7
0,7

1,1
1,1

1,0
0,7
0,8
0,7
1,0
2,0

1,7
1,3
1,3
1,2
1,4
2,5

1,2
0,1
1,2
1,6
1,3
0,6
1,8

1,7
0,3
1,8
2,1
1,9
1,2
2,5

1,1
0,5

1,5
0,9

0,4
0,4
0,6
0,8
1,2

0,8
0,9
1,1
1,3
1,7
9

Pervalensi Penyakit Diabetes Mellitus

Per Propinsi Tahun 2007


DM
Propinsi
NAD
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali

DM
Propinsi

D/G

1,0
1,7
0,6
0,8
0,7
1,2
0,8
1,2
0,5
0,7
0,4
0,5
0,4
0,5
0,3
0,4
0,7
1,2
0,8
1,4
1,8
2,6
0,8
1,3
0,8
1,3
1,1
1,6
1,0
1,3
0,5
0,8
0,8
1,0
Indonesia

Nusa Tenggara Barat


Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua

D/G

0,6
0,7
0,6
0,6
0,6
1,0
1,0
0,7
0,5
0,4
0,5
0,3
0,3
0,6
0,6
0,5

1,4
1,2
0,8
0,9
1,0
1,3
1,6
1,6
0,8
1,0
1,3
0,8
0,5
0,9
1,4
0,8

0,7

1,1

Sumber : Riskesdas 2007


Catatan :

D
= Diagnosa oleh tenaga kesehatan
D/G = Diagnosa oleh tenaga kesehatan atau dengan gejala
Prevalensi penyakit DM di Indonesia berdasarkan diagnosis oleh
tenaga kesehatan adalah 0,7 persen sedangkan prevalensi DM (D/G) sebesar 1,1
persen. Data ini menunjukkan cakupan diagnosis DM oleh tenaga kesehatan
mencapai 63,6 persen lebih tinggi dibandingkan cakupan penyakit asma maupun
penyakit jantung. Prevalensi DM menurut provinsi, berkisarantara 0,4 persen di
Lampung hingga 2,6 persen di DKI Jakarta. Terdapat 17 provinsi yang mempunyai
prevalensi DM lebih tinggi dari angka Nasional.
2.11

Pencegahan penyakit Diabetes Mellitus


2.11.1 Pencegahan Primordial : pencegahan ini dilakukan pada orang-orang
yang masih sehat atau yang belum beresiko tinggi. Pencegahan ini
dilakukan untuk mencegah resiko terkena penyakit DM. Upaya yang
dilakukan pada pencegahan ini adalah penyuluhan terhadap pola hidup
masyarakat sekarang, pentingnya kegiatan jasmani, pola makan sehat,
menghindari obesitas, dan menghindari obat-obatan.

10

2.11.2 Pencegahan Primer


: pencegahan ini dilakukan pada orang-orang
yang tidak terkena DM tetapi berpotensi tinggi terkena DM. Upaya yang
dilakukan pada pencegahan ini adalah
2.11.2.1.1 Penyuluhan
: pemberian pendidikan dan latihan
mengenai pengetahuan DM. Penyuluhan ini ditujukan pada
orang-orang yang tidak beresiko tinggi ataupun sudah
terkena DM dan juga diutamakan pada anggota keluarga
lainnya. Materi yang diberikan adalah definisi DM, faktorfaktor yang berpengaruh pada timbulnya DM, upaya-upaya
pencegahannya, dan pengenalan akibat-akibat dari timbulnya
penyakit itu sendiri.
2.11.2.1.2 Latihan jasmani
: latihan jasmani yang teratur adalah 3-4
kali dalam seminggu selama kurang lebih 30 menit dan
dilakukan antara pukul 6-8 pagi. Olah raga mempunyai
manfaat tersendiri, yaitu:
1. Menstabilkan kadar glukosa darah dan lipid darah.
2. Meningkatkan kerja insulin dan meningkatkan jumlah
pengangkut glukosa.
3. Membantu menurunkan berat badan.
2.11.2.1.3 Pola makan
: makanan atau supan gizi bagi penderita
DM adalah karbohidrat = 60-70 persen, protein = 10-15
persen, lemak = 20-25 persen dan asupan kolesterol
dianjurkan <300 mg/hari serta menghindari gula tambahan.
2.11.2.1.4 Selalu berpikir positif dan jangan stress.
2.11.2.1.5 Upayakan untuk makan pada sore hari paling lama pukul 5
sore.
2.11.2.1.6 Banyak minum air putih dan untuk mencegah lebih baik
mengkonsumsi suplemen omega 3.
2.11.3 Pencegahan Sekunder : upaya untuk mencegah dan menghambat
timbulnya komplikasi. Pencegahan ini ditujukan untuk orang-orang yang
sakit tanpa gejala atau penderita yang sudah beresiko tinggi.
2.11.3.1.1 Diagnosis Dini Diabetes Mellitus
1. Pemeriksaan kadar gula darah setelah puasa : kadar
glukosa normal setelah puasa berkisar antara 70-110 mg/dl.
Seseorang didiagnosa menderita DM jika kadar glukosa
darah pada arteri lebih dari 126 mg/dl dan kadar glukosa
pada vena lebih dari 140 mg/dl.
2. Pemeriksaan darah sewaktu : jika kadar glukosa darah
berkisar antara 110-199 mg/dl, maka harus dilakukan tes
lanjut. Pasien didiagnosa menderita DM bila kadar glukosa
darah pada pemeriksaan arteri atau vena lebih dari 200
mg/dl.
11

Bukan

Belum pasti

DM

DM

DM

Plasma vena

<110

110-199

>200

Darah Kapiler

<90

90-199

>200

Plasma vena

<110

110-125

>126

Darah Kapiler

<90

90-109

>110

Kadar glukosa darah sewaktu

Kadar glukosa darah puasa

3. Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) : test ini merupakan


test lanjutan bagi pasien yang sudah didiagnosa menderita
DM. Pemeriksaan ini dilakukan berturut-turut dengan nilai
normalnya : 0,5 jam < 115 mg/dl, 1 jam < 200 mg/dl, dan 2
jam < 140 mg/dl.
2.11.3.1.2 Pengobatan segera : Obat Hipoglikemik Oral (OHO) :
mempunyai 3 golongan, yaitu pemicu sekresi insulin
(Sulfoniluera dan Glinid), penambah sensitivitas terhadap
insulin (Metformin dan 1. Tiazolidindion), penambah absobsi
glukosa (penghambat glukosidase alfa).
2.11.4 Pencegahan Tersier
: upaya ini untuk mencegah kecacatan akibat
komplikasi yang ditimbulkan DM. Dengan memberikan acetosal dosis
rendah (80-325 mg) dapat diberikan secar rutin bagi penderita DM ynag
telah memiliki penyakit makroangiopati (pembuluh darah jantung,
pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak, pembuluh darah kapiler
retina mata, pembuluh darah kapiler ginjal).

12

BAB III

PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Dari kajian teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian penyakit
Diabetes Mellitus adalah gangguan sistem endokrin yang disebabkan oleh tingginya
kadar gula dalam darah yang mengakibatkan sistem metabolisme tubuh, yaitu
pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Penyakit ini dapat menyerang seseorang pada usia berapapun tetapi mayoritas
menyerang pada usia remaja. Akibat yang ditimbulkan adalah penyakit-penyakit
yang cukup beresiko seperti. Akibat dari penyakit ini adalah gangguan penglihatan
mata, katarak, penyakit jantung, gagal ginjal, luka sulit sembuh dan
membusuk/gangrene, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan
sebagainya. Tidak jarang bagi penderita yang parah bisa amputasi anggota tubuh
karena pembusukan. Dengan menjaga asupan gizi, mengatur pola makan dengan
benar, tidak mengkonsumsi obat-obatan kimia atau makanan instan, dan berolah raga
secara teratur setidaknya dapat mencegah penyakit Diabetes Mellitus. Makanan yang
menjadi pantangan juga harus dijauhi seperti mie atau pasta, kafein, kentang, nasi,
roti putih. Itu semua dapat diganti dengan makanan yang lebih rendah
karbohidratnya seperti beras merah, beras coklat atau tepung gandum. Diabetes
Mellitus yang membuat tubuh sulit untuk menyesuaikan diri dan tidak seimbang.
Prevalensi penyakit DM di Indonesia berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan
adalah 0,7 persen sedangkan prevalensi DM (D/G) sebesar 1,1 persen. Data ini
menunjukkan cakupan diagnosis DM oleh tenaga kesehatan mencapai 63,6 persen
lebih tinggi dibandingkan cakupan penyakit asma maupun penyakit jantung.
Prevalensi DM menurut provinsi, berkisarantara 0,4 persen di Lampung hingga 2,6
persen di DKI Jakarta. Terdapat 17 provinsi yang mempunyai prevalensi DM lebih
tinggi dari angka Nasional.

3.2

Saran
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan masih jauh

perti dari kesempurnaan. Maka dari itu di sini penulis meminta kritik atau saran agar bisa
membangun sebuah karya tulis yang lebih baik dari sebelumnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Priadi Arif. 2010. Biologi SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Yudhistira
http://www.google.com/penyakitdiabtesmellitus
http://www.indodiabetes.com/
http://www.wikipedia.ora/wiki/Diabetes-Mellitus
http://www.kesehatan123.com
http://www.majalahkesehatan.com
http://www.kesehatan.kompasiana.com
http://www.jusmanggis.org
http://www.organisasi.org
http://www.minuman-sehat.com
http://www.scribd.com

iv

Anda mungkin juga menyukai