Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usus besar dan anus adalah tempat penyakit yang cukup serius dan dalam tingkat
awal penyakit tidak menimbulkan keluhan yang berarti (ansimtomatik). Yang
dimaksud dengan perdarahan disini adalah perdarahan segar dengan
atau tampa disertai lender, tidak termasuk melena dan hematoskemia yaitu
perdarahan yang berasal dari esophagus, lambung, dan usus halus. Penyebap
perdarahan per anum pada umumnya adalah :

Pada dewasa : Hemoroud, polipus ani, karsinoma, dan fisura ani.

Pada anak-anak : Polipus ani dan invaginasi.

Hemoroid adalah adalah pelebaran varises satu atau lebih vena-vena


hemoroidialis. Patologis penyakit ini dapat bermacam-macam yaitu trombosis,
rupture, radang, ulserasi dan nekrosit. Tidakan bedah diperlukan bagi pasien
dengan keluhan kronis dan hemoroid derajat tiga atau empat. Prinsip utama
hemoroidektomi adalah eksisi hanya pada jaringan yang menonjol dan eksisis
konservatif kulit serta anoderm normal
Komplikasi penyakit ini adalah perdarahan hebat, abses, fistula para anal, dan
inkarsesrasi. Untuk hemoroid eksternal, pengobatannya selalu operatif.
Tergantung keadan, dapat dilakukan eksisi atau insisi thrombus serta pengeluaran
thrombus. Untuk komplikasi jangka panjang adalah sriktur ani karena eksisi yang
belebihan. Dengan terapi yang tepat keluhan pasien dengan hemoroid dapat
dihilangkan. Pendekatan konserfatif terus dilakukan pada hampir setiap kasus.
Hasil dari Hemoroidektomi cukup memuaskan. Untuk terapi lajutan, mengedan
harus dikurangi untuk mencegah kekambuhan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal atau venavena hemoroidales. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50%
individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang
terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid.
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid interna adalah vena yang
berdilatasi pada pleksus rektalis superior dan media yang ti,bul di atas linea
dentate dan mukaosa yang mendasarinya. Hemoroid ektena merupakan vena
rektalis inferior yang terletak di bawah linea dentate dan ditutupi oleh epitel
gepeng.
Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah di bawah selaput lendir anus
menjadi semacam benang khusus sehingga membentuk gumpalan benjolan
Hemoroid adalah perdarahan yang keluar lewat anus berupa darah segar
dengan atau tanpa disertai lendir tidak termasuk perdarahan yang berasal dari
bagian-bagian lambung dan usus halus.
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah
vena hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot
& pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah
terhambat dan membesar.
Hemoroid adalah suatu penyakit pelebaran pembuluh darah balik (vena) yang
terdapat di daerah saluran cerna bagian bawah yang berbatasan dengan
dubur/anus.
2.3 Etiologi
Hemoroid dapat terjadi karena dilatasi (pelebaran), inflamasi (peradangan) atau
pembengkakan vena hemoroidalis yang disebabkan:
-

Konstipasi kronik: sulit buang air besar, sehingga harus mengejan.

Kehamilan: karena penekanan janin pada perut.

Diare kronik.

Usia lanjut.

Duduk terlalu lama

Hubungan seks peranal.

Pada beberapa individu terjadi hipertrofi sfingter ani (pembengkakan otot/


klep dubur), obstruksi (sumbatan) fungsional akibat spasme (kejang), dan
penyempitan kanal anorektal (saluran dubur-ujung akhir usus besar)

2.3 patofisiologi
Mengedan selama buang air besar dapat meningkatkan tekanan intra abdominal
dan vena hemoroidal, menimbulkan distensi pada vena hemoroidal. Bila ujung
rektum penuh oleh kotoran obstruksi vena mungkin bisa terjadi. Sebagai salah
satu akibat dari pengulangan dan perpanjangan meningkatkan tekanan dan
obstruksi, sehingga dilatasi permanen pada vena hemoroidal dapat terjadi.
Distensi juga dapat mengakibatkan terjadinya trombosis dan perdarahan.
(Lukmans, 1997 ; 1085)
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran
darah balik dari vena hemoroidalis. (Price, 2006 ; 467)
Hemoroid dapat menimbulkan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang
disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid.
(Smeltzer, 2002 ; 1138)

2.4 Manifestasi klinis


Terjadi benjolan-benjolan disekitar dubur setiap kali buang air besar.
1.
2.
3.
4.
5.

Rasa sakit atau nyeri..


Perih.
Perdarahan segar disekitar anus.
Perasaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat lama)
Keluar lendir yang menyebabkan perasaan isi rektum belum keluar semua.

Gejala-gejala yang lain termasuk :


-

Rasa gatal pada rektal.

Konstipasi.

Nyeri.

Perdarahan berwarna merah terang.

Prolaps dapat terjadi pada kasus berat.

(Black, 1997 ; 1826)

2.5 komplikasi
Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah :
a.

Perdarahan.

b.

Trombosis.

Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid.


c.

Hemoroidal strangulasi.

Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah


dihalangi oleh sfingter ani.
(Lukmans, 1997 ; 1085)

2.6 Pencegahan
1. Jalankan pola hidup sehat
2. Olah raga secara teratur
3. Makan makanan berserat
4. Hindari terlalu banyak duduk atau nongkrong di wc / toilet
5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll
6. Jangan melakukan aktivitas hubungan seks yang tidak wajar
7. Minum air yang cukup
8. Jangan menahan kencing dan berak
9. Jangan suka menggosok dan menggaruk dubur berlebihan
10. Jangan mengejan / mengeden / ngeden berlebihan
11. Jika tidak ingin pup / bab jangan dipaksa
12. Duduk berendam pada air yang hangat
13. Minum obat sesuai anjuran dokter

2.7 Pengobatan

2.8
Klasifikasi
Hemoroid

Derajat

Derajat I
: Hemoroid (+), prolaps (keluar dari dubur) (-).
Derajat II : Prolaps waktu mengejan, yang masuk lagi secara spontan.
Derajat III : Prolaps yang perlu dimasukkan secara manual.
Derajat IV : Prolaps yang tidak dapat dimasukkan kembali (Merdikoputro,
2006).
2.9 penatalaksanaan
5

Terdapat berbagai tipe tindakan nonoperatif untuk hemoroid. Fotokoagulasi


inframerah, diatermi bipolar, dan terapi laser adalah teknik terbaru yang
digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya. Injeksi larutan
sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah. Prosedur ini
membantu mencegah prolaps. Tindakan bedah konservatif hemoroid internal adala
prosedur ligasi pita karet. Hemoroid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal
di atas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian
diselipkan di atas hemoroid. Bagian distal jaringan pada pita karet manjadi
nekrotik setelah beberapa hari dan lepas. Terjadi fribrosis yang ,mengakibatkan
mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini
memuaskan bagi beberapa pasien, namun pasien lain merasakantindakan ini
menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemoroid sekunder dan infeksi perial.
Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat hemoroid dengan
cara membekukan jaringan hemoroid selama waktu tertentu sampai timbul
nekrosis. Meskipun hal ini relative kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak
digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau sangat
menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuhnya.
Laser Nd:YAG telah digunakan saat ini dalam mengeksisi hemoroid, terutama
hemoroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi
dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode pasca operatif.
Metode pengobatan hemoroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus
diatasi dengan bedah lebih luas.
Hemoroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua
jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan, sfingter rectal
biasanya didilatasi secara digital dan hemoroid diangkat dengan klem dan kauter
atau ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operatif selesai, selang kecil
dimasukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah,
penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan di atas luka anal.
Bila wasir dengan bekuan darah menyebabkan nyeri, maka bisa diobati dengan
cara:
- Duduk berendam dalam air hangat
- Bila ada infeksi berikan anti biotic peroral. Bilaterdapat nyeri terus menerus
dapat diberiakan supositoria atau salep rectal untuk anestesi dan pelembab kulit.
- Pelunak feses. Dioktil natrium (Colace), 1 3 kapsul qd.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hemorrhoid adalah varikositis akibat pelebaran (dilatasi) pleksus vena
hemorrhoidalis interna. Hemorrhoid dibagi atas hemorrhoid interna bila
pembengkakan vena pada pleksus hemorrhoidalis interna, hemorrhoid
eksterna apabila terjadi pembengkakan di pleksus hemorrhoidalis ekterna.
Hemorrhoid interna jika varises yang terletak pada submukosa terjadi
proksimal terhadap otot sphincter anus. Letaknya distal dari linea pectinea
dan diliputi oleh kulit biasa di dalam jaringan di bawah epitel anus, yang
berupa benjolan karena dilatasi vena hemorrhoidalis. Faktor risiko
hemorrhoid, yaitu; keturunan, anatomic, pekerjaan, umur, endokrin,
mekanis, fisiologis, dan radang.
Gejala klinis hemorrhoid, yaitu; darah di anus, prolaps, perasaan tidak
nyaman pada anus (mungkin pruritus anus), pengeluaran lendir, anemia
sekunder (mungkin), tampak kelainan khas pada inspeksi, gambaran khas
pada anoskopi, atau rektoskopi. Terapi hemorrhoid derajat I dan II terapi
yang diberikan berupa terapi lokal dan himbauan tentang perubahan pola
makan. Dianjurkan untuk banyak mengonsumsi sayur-sayuran dan buah
yang banyak mengandung air. derajat III dan IV, terapi yang dipilih adalah
terapi bedah yaitu dengan hemoroidektomi. Terapi ini bisa juga dilakukan
untuk pasien yang sering mengalami perdarahan berulang, sehingga dapat
sebabkan anemia, ataupun untuk pasien yang sudah mengalami keluhankeluhan tersebut bertahun-tahun. Pencegahan dapat dilakukan dengan
mencegah faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hemorrhoid dengan
minum yang cukup, makan cukup sayuran, dan buah- buahan, sehingga
kotoran kita tidak mengeras.

3.2 Saran
Saran untuk ibu yang menderita hemoroid agar leebih memperhatikan pola
kehidupan sehari hari , dan saran untuk bidan agar dapat meberikan asuhan dan
pandangan tentang hemoroid dengan cara menginformasikannya kepada seorang
pasien dengan baik,

DAFTAR PUSTAKA

Brown, John Stuart, 1995, Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.184-189.
Bagian

Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
1994,Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa Aksara,
Jakarta, hal. 266-271.

Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,


1999, Kumpulan Kuliah Patologi, Jakarta, hal.263-279.
Dudley, Hugh A.F, 1992, Ilmu Bedah Gawat Darurat, Edisi 11, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta, hal.506-508.
David C, Sabiston, 1994, Buku Ajar Bedah, Bagian 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal.56-59.
Faisal, 2006, Wasir, www. medika. blogspot. com.
Gotera, W, 2006, Ambeien yang Bandel, www. balipost. co. id.
Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper, 2000,
Harrison
Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Volume 4, Edisi 13, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.159-165.
Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper 1999,
Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Volume 1,
Edisi 13, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.255256.
Kumar, Robbins, 1995, Buku Ajar Patologi II, Edisi 4, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal.274-275.
Merdikoputro, D, 2006, Jalan
suaramerdeka. com.

Kaki Cegah Wasir, www.

Anda mungkin juga menyukai