Anda di halaman 1dari 5

Optimalisasi Sumberdaya Migas Cekungan Jawa Timur

(oleh : Awang H. Satyana & Johnson A. Paju -BPMIGAS)


Cekungan Jawa Timur adalah salah satu cekungan produktif di Indonesia. Dalam peta
Cekungan Sedimen Tersier yang dipetakan oleh BPMIGAS pada tahun 2008; wilayah
Cekungan Jawa Timur meliputi : Cekungan Pati, Cekungan Jawa Timur Utara dan Cekungan
Jawa Timur Selatan.
Saat ini di Jawa Timur terdapat 34 wilayah kerja aktif, atau 15 % dari jumlah seluruh
wilayah kerja perminyakan di Indonesia, yang dioperasikan oleh
meliputi perusahaan nasional dan multinasional. Dari 34

berbagai kontraktor

wilayah kerja tersebut, 13 di

antaranya merupakan wilayah kerja berstatus eksploitasi atau sedang memroduksikan migas.
Luas wilayah kerja aktif ini meliputi 52 % luas wilayah Cekungan Jawa Timur, sehingga
masih terdapat peluang 48 % wilayah cekungan ini yang belum tereksplorasi.
Pemerintah masih terus menawarkan wilayah-wilayah kerja baru di Jawa Timur melalui
penawaran reguler, atau terdapat juga inisiatif dari para investor yang meminta daerahdaerah tertentu di Jawa Timur melalui mekanisme penawaran langsung. Data tahun 20002009 menunjukkan bahwa dari wilayah-wilayah kerja baru kontrak PSC yang ditandatangani
di Indonesia, 11-40 % di antaranya berlokasi di Cekungan Jawa Timur.
Jawa Timur telah memroduksikan minyak dari akhir abad ke-18, terutama dari daerah Cepu,
Bojonegoro dan Surabaya. Sampai saat ini, daerah-daerah tersebut masih menjadi daerah
penghasil migas. Di samping itu, sejak awal tahun 1970-an, produksi minyak juga telah
ditambah dari lapangan-lapangan di lepas pantai utara Jawa Timur dan pada akhir tahun
1980-an, produksi gas bertambah dari lapangan-lapangan di lepas pantai sebelah timur Jawa
Timur. Saat ini, terdapat sebanyak 62 lapangan migas di Jawa Timur. Beberapa lapangan
migas baru atau penemuan lama akan dikembangkan sehingga pada beberapa tahun yang
akan datang akan menambah produksi migas Jawa Timur. Di samping itu, eksplorasi terus
dilakukan ke semua wilayah Cekungan Jawa Timur untuk menemukan lapangan-lapangan
migas baru.
Beberapa play atau konsep eksplorasi signifikan yang telah terbukti produktif adalah seperti
contoh-contoh di bawah ini.

Di lepas pantai utara Jawa Timur, khususnya di wilayah kerja West Madura
ditemukan migas pada terumbu-terumbu karbonat Formasi Kujung, terumbu-terumbu ini
ukurannya relatif kecil, tetapi sangat produktif dan hampir seluruhnya mengandung migas.
Pada terumbu yang sama di wilayah Cepu, telah ditemukan juga migas dalam jumlah besar
(lapangan Banyu Urip). Penemuan ini penting sebab penemuan ini terjadi di daerah yang
telah dikerjakan selama 100 tahun, menunjukkan bahwa melalui eksplorasi yang kreatif dan
intensif, penemuan-penemuan penting dan besar masih dapat terjadi, meskipun daerah
tersebut telah matang dikerjakan.
Hal unik yang hanya berkembang di Jawa Timur adalah penemuan gas di reservoir yang
sangat unik, yaitu batugamping globigerina yang porositasnya sangat tinggi dan produktif
menghasilkan gas atau minyak. Reservoir ini merupakan potensi yang besar sebab
sebarannya panjang dari Cepu, Selat Madura sampai sebelah utara Bali.
Jawa Timur pun memiliki salah satu dari dua reservoir termuda di Indonesia, yaitu batupasir
Plistosen volkaniklastik Wunut, yang berasal dari endapan jalur volkanik di sebelah selatan
Cekungan Jawa Timur. Seperti reservoir globigerina, reservoir ini pun tersebar di area yang
luas.
Jumlah lapangan dan cadangannya di Jawa Timur mengikuti distribusi normal field size
distribution, yaitu lebih dari setengahnya lapangan-lapangan di Jawa Timur mempunyai
cadangan sampai 20 MMBOE; lapangan-lapangan migas dengan cadangan 20-50 MMBOE
ada sepuluh, dan lapangan-lapangan dengan cadangan 50-450 MMBOE ada 13 lapangan.
Saat ini, berdasarkan data 2003-2009, kontribusi rata-rata minyak dan gas dariJawa Timur
terhadap produksi migas nasional masing-masing 3,85 % dan 2,16 %. Kontribusi rata-rata ini
memang kecil, tetapi kontribusi produksi minyak menunjukkan peningkatan yang signifikan
secara bertahap dari tahun ke tahun, sampai pada tahun 2009 kontribusi minyak dari Jawa
Timur mencapai 10,5 % dari produksi nasional, kontribusi gas pun menunjukkan peningkatan
yang cukup. Beberapa pengembangan lapangan baru yang saat ini sedang dilakukan, dapat
segera menambah kontribusi migas dari Jawa Timur terhadap produksi nasional. Bila
dihitung produksi migas kumulatif dari Cekungan Jawa Timur, tentu saja kontribusi dari Jawa
Timur besar sebab ia merupakan salah satu cekungan produktif pertama di Indonesia.

Gambaran statistik eksplorasi Cekungan Jawa Timur dalam sepuluh tahun terakhir
(2000-2009) adalah sebagai berikut ini.
Rasio keberhasilan secara teknis (geologi) adalah 49 % yang juga merupakan gambaran
nasional. Batugamping rupanya masih menjadi target utama para operator di Jawa Timur, dan
menunjukkan rasio keberhasilan yang relatif lebih baik daripada target batupasir. Berdasarkan
data 2003-2008, dari penemuan-penemuan eksplorasi, 38 % di antaranya sudah diajukan dan
disetujui untuk dikembangkan. Sisanya, masih memerlukan kajian eksplorasi lebih lanjut.
Wilayah-wilayah eksplorasi selama sepuluh tahun terakhir ini tersebar baik di wilayah darat
maupun laut, seperti tergambar pada peta sebaran sumur-sumur eksplorasi di Jawa Timur.
Rasio sukses geologi pengeboran eksplorasi sumur-sumur taruhan (wildcat) adalah36 %,
sumur-sumur delineasi 58 % dan rasio sukses sumur-sumur pengembangan 95 %.
Data selama tujuh tahun terakhir menunjukkan bahwa rasio sukses secara geologi sumursumur eksplorasi yang dibor berkisar dari 15 73 %, dengan rata-rata 49 %. Setiap kegagalan
dan keberhasilan sumur-sumur eksplorasi tentu menjadi pelajaran yang berharga untuk usahausaha selanjutnya.
Selama tujuh tahun terakhir sumur-sumur eksplorasi yang dibor di Cekungan Jawa Timur
telah menemukan sumberdaya migas sebesar 454 MMBOE terdiri atas 60 % penemuan
minyak dan 40 % penemuan gas. Sebagian penemuan-penemuan ini telah dikembangkan
untuk menjadi lapangan-lapangan migas baru.
Cekungan Jawa Timur masih memiliki sebanyak 430 prospek dan lead dengan perkiraan
sumberdaya terkuras dipotong faktor risiko geologi (risked recoverable resources) sebesar
sekitar 3168 MMBOE; 1869 MMBO di antaranya berupa minyak (59 %). Jumlah sebesar ini
masih

menurut

perhitungan

dan

memerlukan

banyak

kegiatan

eksplorasi

untuk

membuktikannya. Berdasarkan umur target reservoir prospek dan lead, 60 % merupakan


target reservoir berumur Paleogen dan 40 % berupa target berumur Neogen.
Berdasarjan jenis litologi target reservoir prospek dan lead, maka 71 % merupakan reservoir
karbonat, 21 % berupa reservoir batupasir. Memang dalam sepuluh tahun terakhir ini,
reservoir karbonat merupakan target utama eksplorasi yang juga menunjukkan tingkat
keberhasilan yang lebih baik daripada reservoir batupasir.

Dari segi tipe perangkap prospek dan lead, maka hampir setengahnya berupa perangkap
struktur terdiri atas perangkap antiklin sebanyak 27 % dan antiklin tersesarkan 19 %.
Sebanyak 20 % prospek dan lead merupakan perangkap struktur, dan 34 % prospek dan lead
merupakan perangkap kombinasi struktur dan stratigrafi.
Bila kita bandingkan antara jumlah sumberdaya terkuras prospek dan lead dengan jumlah
sumberdaya terkuras penemuan eksplorasi enam tahun terakhir, maka masih terdapat banyak
peluang penemuan pada masa depan; kegiatan-kegiatan eksplorasi enam tahun terakhir ini
baru membuktikan sekitar 20 % dari seluruh sumberdaya terkuras prospek dan lead.
Untuk minyak dan gas, maka seluruh prospek dan lead di Cekungan Jawa Timur mempunyai
sumberdaya terkuras sebesar 3168 MMBOE. Penemuan-penemuan enam tahun terakhir telah
membuktikan sebanyak 645 MMBOE, atau baru sekitar 20 % dari jumlah sumberdaya
terkuras seluruh prospek dan lead, sehingga masih besar peluang penemuan eksplorasi pada
masa depan. Sebagian besar prospek dan lead (82 %) mempunyai sumberdaya terkuras yang
kecil yaitu di bawah 10 MMBOE. Ini akan menghalanngi pengerjaan seluruh prospek dan
lead di Jawa Timur sebab hal ini akan mempengaruhi faktor keekonomian. Struktur-struktur
besar dengan sumberdaya terkuras lebih besar dari 25 atau 50 MMBOE tidak banyak lagi,
hanya tersisa 29 struktur.
Cekungan Jawa Timur sebenarnya tidak efektif dikerjakan. Menurut penelitian, Cekungan
Jawa Timur memiliki luas area petroleum system area terbukti (known petroleum system
area) nomor dua terluas di Indonesia setelah Cekungan Sumatra Selatan, yaitu sekitar 54.000
km2. Tetapi jumlah seluruh sumur wildcat-nya sampai menjelang tahun 2000 hanya sekitar
160 sumur. Sebagai perbandingan, luas petroleum system area Cekungan Sumatra Utara
sekitar 25.000 km2, tidak sampai setengah luas petroleum system area Cekungan Jawa Timur,
tetapi jumlah seluruh sumur wildcatnya sekitar 260 sumur. Yang sangat matang dikerjakan
eksplorasinya adalah Cekungan Sumatra Tengah, dengan luas petroleum system area sebesar
35.000 km2, jumlah seluruh sumur wildcat-nya ada sekitar 550 sumur. Dan, kita tahu bahwa
Cekungan Sumatra Tengah merupakan kontributor terbesar produksi minyak Indonesia.
Agar efektif dikerjakan, paling tidak Cekungan Jawa Timur masih memerlukan sekitar 150
sumur eksplorasi lagi. Kita sudah melihat bahwa potensi prospek dan lead Cekungan Jawa

Timur masih besar dan peluangnya juga banyak, sehingga peningkatan kegiatan eksplorasi
mestinya tidak akan sia-sia. Ini adalah tantangan dan peluang untuk kita semua.
Kesimpulannya, meskipun Cekungan Jawa Timur telah dikerjakan selama 130 tahun,
ternyata potensi dan peluangnya diperhitungkan masih besar untuk penemuan-penemuan
baru, tetapi perkiraan perhitungan ini harus direalisasikan melalui kegiatan-kegiatan
eksplorasi dan nantinya produksi. Pemerintah dan para investor serta seluruh pemangku
kepentingan yang berhubungan harus saling bersinergi agar potensi dan peluang Cekungan
Jawa Timur ini dapat dioptimalkan, seperti tujuan utama lokakarya ini, yaitu Optimalisasi
Sumberdaya Hidrokarbon
di Cekungan Sedimen Jawa Timur.
Cekungan Jawa Timur masih memerlukan banyak kegiatan eksplorasi dan produksi. Mari kita
melakukan langkah-langkah nyata dalam mengoptimalkan sumberdaya ini. Bila tidak,
hitungan-hitungan di atas tersebut selamanya hanya akan ada di atas kertas-kertas, bukan
mengalir di pipa-pipa migas!***

Anda mungkin juga menyukai