Etnobotani

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ETNOBOTANI

TUJUH JENIS TANAMAN OBAT

DISUSUN OLEH :
SUMI B
H1041131011

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017

A.Justicia gendarussa Burm. F.

Sinonim : Gendarusa vulgaris Nees


Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Justicia
Jenis : Justicia gendarussa Burm. F.
(Bambang,dkk 2007)

1.Deskripsi :
Habitus berupa tanaman perdu, tegak, tinggi di atas 1,5 m. Batang
berkayu, segi empat, bercabang, beruas dan berwarna coklat, ranting muda
berwarna ungu gelap. Daun tunggal, bentuk lanset, panjang 5-20 cm, lebar 1-3,5
cm. Pertulangan daun menyirip, daun terletak berhadapan, bertangkai pendek dan
berwarna hijau tua. Bunga berupa bunga majemuk, bentuk malai, panjang 3-12
cm, putik berwarna ungu, kepala sari kuning, mahkota bentuk tabung, berbibir
dua, ungu. Buah berbentuk seperti gada, berbiji empat, licin, saat masih muda
berwarna hijau setelah tua berwarna hitam. Biji kecil, keras, coklat. Akar
tunggang berwarna coklat muda (Bambang,dkk 2007).
2. Kandungan Senyawa Aktif Tanaman
Daun Justicia gendarussa Burm. F mengandung kalium, flavonoid,
justisin, steroid/triterpenoid, tanin 0,4%, selain itu juga mengandung minyak
atsiri, kalium , kalsium oksalat, tanin, dan alkaloid yang agak beracun
(Bambang,dkk 2007).
3. Kegunaan Tanaman
Daun gandarusa berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah, antirematik, peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar
(Dalimartha, 2006).

4. Cara Pemanfaatan
Penggunaan dalam masyarakat yaitu 15-30 gram daun gandarusa kering yang
direbus dalam segelas air digunakan sebagai obat tetes pada telinga yang sakit
(Dalimartha, 2006).
B. Syzygium aromaticum (Cengkeh)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Jenis : Syzygium aromaticum (L.) Merr.
& Perry
(Ardianto, 2008).

Deskripsi
Habitus berupa pohon dengan tinggi 10 m. Batang berkayu, bercabang banyak,
berbentuk bulat dan mengkilap, saat masih muda berwarna hijau, setelah tua
berwarna keunguan. Daun tunggal, berhadapan, berbentuk bulat telur hingga
menjorong dengan ujung dan pangkal runcing dan tepinya rata. Pertulangan daun
menyirip sedangkan pemukaan atas mengkilap. Panjang daun 6-13 cm dan
lebarnya 2,5-5 cm. Panjang tangkai 1-2 cm, saat masih muda berwarna merah dan
setelah tua berwarna hijau. Bunga majemuk, berbentuk malai. Bunga tumbuh di
ujung batang. Kelopak bunga berbentuk corong dan pangkalnya saling berlekatan.
Mahkota bunga berbentuk bintang dengan panjang 4-5 mm. Benang sari banyak,
panjangnya 5 mm. Tangkai putik pendek, saat masih muda berwarna hijau dan
setelah tua berwarna merah. Buah buni, berbentuk bulat telur, panjangnya 2-2,5
cm dan berwarna merah kehitaman. Bijinya kecil, berdiameter 4 mm dan
berwarna coklat muda. Akarnya berupa akar tunggang dan berwarna coklat
(Ardianto, 2008).
2. Kandungan Senyawa Aktif Tanaman
Cengkeh mengandung minyak asiri 16-20%, eugenol 80-82%, asetil eugenol,
kariofilen, furfural, metal-amilketon, vanillin, kariofilen, tannin, gom, serat, air,
asam galatanat, kalsium oksalat (Ardianto, 2008).

3. Manfaat Tanaman
Kuncup bunga cengkeh bermanfaat untuk pelega perut, mengatasi sakit perut,
sakit gigi, obat cacing. Minyak asiri yang terdapat dicengkeh bermanfaat untuk
mengobati perut mulas atau mual (Haditomo, 2010).
4. Cara Pemanfaatan
a) Dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari. Minyak cengkeh dapat
memperkuat lendir usus dan lambung serta menambah jumlah darah puti
b) bunga cengkeh direndam air masak semalam kemudian ditambah dengan
gula batu dan diaduk sampai merata (Haditomo, 2010).
C. Mirabilis jalapa L
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Caryophyllales
Suku : Nyctaginaceae
Marga : Mirabilis
Jenis : Mirabilis jalapa L.
(Firsa, dkk, 2015).

Deskripsi
Habitus berupa herba semusim, tinggi 50-80 cm. Batang tegak, bulat,
permukaan licin, beruas, pada buku tumbuh daun dan cabang, putih. Daun
tunggal, segi tiga, panjang 2,5-15 cm, lebar 1-9 cm, ujung meruncing, pangkal
tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, hijau keputih-putihan. Bunga tunggal,
bentuk terompet, di ujung batang, benang sari enam, pipih, merah, tangkai sari
melengkung ke dalam, panjang 3 cm, mahkota panjang 5 cm, diameter 1-1,5
cm, perhiasan bunga menjadi satu, segi tiga, ujung bertajuk lima, kuning. Buah
kecil, keras, permukaan berkerut, diameter 5 mm, bagian dalam putih dan lunak,
hitam saat matang. Akar tunggang, putih (Firsa, dkk, 2015).

2. Kandungan Senyawa Aktif


Sebagai tanaman obat, kandungan kimia bunga pukul empat adalah
sebagai berikut, akar mengandung betaxanthins; buah mengandung zat tepung,
lemak (4,3%), zat asam lemak (24,4%), zat asam minyak (46,9%) (Firsa, dkk,
2015).
3. Manfaat
Akar, daun dan buah dapat dipakai untuk pengobatan luar seperi bisul fdan
jerawat (Firsa, dkk, 2015).
4. Cara Pemanfaaatan
Bisul, Cara penggunaan nya adalah sebagai berikut:
a) Pada bisulnya dioleskan sedikit minyak kemiri. Daun kembang pukul empat
dilayukan di atas api, kemudian dioleskan sedikit minyak kelapa, tengahnya
dilubang dan letakkan di atas bisul.
b) 10 lembar daun kembang pukul empat dicuci, kemudian dilumatkan,
ditambah air garam secukupnya, ditempelkan pada bisul dan sekelilingnya,
Ialu dibalut.
c) akar segar dibuang kulitnya, kemudian dilumatkan dan ditambah gula enau.
Tempelkan pada bisulnya, sehari diganti 2 x.
Jerawat: Buahnya mengandung zat tepung, dibuat tepung bedak. Tepung bedak
ini ditambah air, kemudian dioleskan (Firsa, dkk, 2015).
D. Morinda citrifolia (Mengkudu)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rubiales
Suku : Rubiaceae
Marga : Morinda
Jenis : Morinda citrifolia L.
(Bangun dan Sarwono, 2002).

1. Deskripsi
Habitus berupa pohon, tinggi 4-8 m. Batang berkayu, bulat, kulit kasar,
percabangan monopodial, penampang cabang muda segi empat, coklat

kekuningan. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata,
panjang 10-40 cm, lebar 5-17 cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek, daun
penumpu bulat telur, panjang 1 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk
bongkol, bertangkai, di ketiak daun, benang sari lima, melekat pada tabung
mahkota, tangkai sari berambut, tangkai bakal buah panjang 3-5 cm, hijau
kekuningan, mahkota bentuk terompet, leher berambut, panjang 1 cm, putih.
Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau
kekuningan. Biji keras, segi tiga, coklat kemerahan. Akar tunggang, coklat muda
(Bangun dan Sarwono, 2002).
2. Kandungan Senyawa Aktif
Buah mengkudu mengandung skopoletin, rutin, polisakarida, asam
askorbat, -karoten, 1-arginin, proxironin, dan proxeroninase, iridoid, asperolusid,
iridoid antrakinon, asam lemak, kalsium, vitamin B, asam amino, glikosida, dan
juga glukosa. Selain itu juga dikandung senyawa-senyawa seperti, morindon,
rubiadin, dan flavonoid (Bangun dan Sarwono, 2002).
3. Manfaat
Tanaman mengkudu terutama buahnya memiliki banyak kegunaan antara
lain: untuk obat tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang
ginjal, radang empedu, radang usus, disentri, sembelit, nyeri limpa, limpa
bengkak, sakit lever, liur berdarah, kencing manis (diabetes melitus), cacingan,
cacar air, kegemukan (obesitas), sakit pinggang (lumbago), sakit perut (kolik), dan
perut mulas karena masuk angin, kulit kaki terasa kasar (pelembut kulit),
menghilangkan ketombe, antiseptik, peluruh haid (emenagog), dan pembersih
darah. Air perasan buah masak yang diparut digunakan untuk kumur-kumur
(gargle) pada difteri atau radang amandel. Godogan buah, kulit batang atau akar
digunakan untuk mencuci luka dan ekzema (Wijayakusuma dkk., 1996).
4. Cara Penggunaan
Cara mengolahnya : cuci buah mengkudu, lalu peras untuk diambil airnya,
kemudian tambahkan 1 potong gula batu dan sedikit air hangat ( bila perlu ) aduk
merata dan saring kembali. Diminum 2 hari sekali
E. Physalis angulata L.
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Solanales
Suku : Solanaceae
Marga : Physalis
Jenis : Physalis angulata L.
(Janurio,dkk. 2000)

1. Deskripsi
Habitus berupa semak semusim dengan tinggi 1 m. Batang dan tangkai berbulu,
masif, beruas berwarna hijau. Daunnya bertipe tungga1 berbentuk bulat telur
dengan ujung runcing dan tepinya rata atau bergerigi tak beraturan, permukaan
daun berbulu, pertulangan menyirip, dengan panjang 5-25 cm, lebar 2,5-18 cm,
tangkai 1-9 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal dengan kelopak bunga berlekatan,
bercangap lima, runcing, berwarna hijau, benang sari lima, tangkai sari kuning,
kepala sari biru, putik satu berwarna putih, mahkota panjang 8-23 mm berwarna
kuning. Buah buni, bulat, diameter 14-18 mm, kelopak buah hijau atau kuning.
Bijinya bulat, pipih, kecil berwarna kuning. Akar tunggang berwarna putih
(Baedowi, 1998).
2. Kandungan Senyawa Kimia
Senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam ciplukan antara lain saponin,
flavonoid, polifenol, dan fisalin. Komposisi detail pada beberapa bagian tanaman,
antara lain :
a. Herba : Fisalin B, Fisalin D, Fisalin F, Withangulatin A
b. Biji : 12-25% protein, 15-40% minyak lemak dengan komponen utama asam
palmitat dan asam stearat
c. Akar : Alkaloid
d. Daun : Glikosida, flavonoid (luteolin)
e. Daun : flavonoid dan saponin
(Janurio,dkk. 2000).
3. Kegunaan Tanaman
Akar tumbuhan ciplukan pada umumnya digunakan sebagai obat cacing dan
penurun demam. Daunnya digunakan untuk penyembuhan patah tulang, busung
air, bisul, borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Buah
ciplukan sendiri sering dimakan; untuk mengobati epilepsi, tidak dapat kencing,
dan penyakit kuning (Baedowi, 1998).
4. Cara Pemanfaatan
Bagian tumbuhannya dapat dilakukan denganmerebusnya terlebih dahulu
kemudian tinggal meminumnya. Namun khusus untuk buahnya, dapat direbus
terlebih dahulu atau dapat memakannya secara langsung (Baedowi, 1998).

F. : Punica granatum L.(Delima)

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Myrtales
Suku : Punicaceae
Marga : Punica
Jenis : Punica granatum L.
(Hajimahmoodi, 2013)

1.Deskripsi
Habitus berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 0,5-2 m. Batang
berkayu, bersudut tumpul atau bundar, percabangan banyak dan sering berakhir
sebagai duri dengan daun atau duri tak berdaun pada ketiaknya, lemah, berduri
pada ketiak daunnya, warna batang cokelat ketika masih muda, dan hijau setelah
tua. Daun tunggal, bertangkai pendek umumnya berhadapan. Helaian daun
bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal meruncing atau agak menumpul, ujung
meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1-9
cm, lebar 0,5-2,5 cm, warnanya hijau. Bunga tunggal tak bertangkai atau
bertangkai sangat pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun yang paling
atas. Biasanya, terdapat satu sampai lima bunga, warnanya merah atau putih.
Berbunga sepanjang tahun. Buahnya buah buni, bentuknya bulat dengan diameter
5-12 cm, warna kulit buah hijau kekuningan, putih, coklat kemerahan atau ungu
kehitaman (jarang). Kadang, terdapat bercak-bercak yang agak menonjol
berwarna tebih tua. Bijinya banyak, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi
tumpul agak pipih, keras, warnanya merah, merah muda atau putih kekuningan.
Akarnya tunggang berwarna kuning kecoklatan (Dastjerdi, dkk, 2014).
2. Kandungan Senyawa Aktif
Kulit buah (shi liu pi) mengadung alkaloid pelletierene, granatin, betulic
acid, ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin, resin, triterpenoid, kalsium oksalat,
dan pati. Kulit akar dan kulit kayu mengandung sekitar 20 % elligatanin dan 0,51% senyawa alkaloid, antara lain alkaloid pelletierine (C8H14NO),
pseudopelletierine (C9H15NO),metilpelletierine (C8H14NO.CH3), isopelletierine
(C8H15NO), dan metillisopellettierine (C9H17NO). Daun mengandung alkaloid,

tannin, kalsium oksalat, lemak, sulfur, peroksidase. Jus buah mengandung asam
sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, maltose, vitamin (A, C), mineral (kalsium,
fosfor, zat besi, magnesium, natrium, dan kalium), dan tannin. Alkaloid
pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing
gelang, dan cacing keremi. Kulit buah dan kulit kayu juga astringen kuat sehingga
digunakan untuk pengobatan diare (Hajimahmoodi, 2013).
3. Kegunaan Tanaman
Berkhasiat menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh cacing usus
(vermifuga), antidiare, dan antivirus. Kulit buah dan bunganya merupakan
astringen kuat. Rebusan keduanya bisa menghentikan perdarahan. Kulit kayu dan
kulit akar mempunyai bau lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh
dahak, vermifuga, pencahar, dan astringen usus. Daunnya berkhasiat untuk
peluruh haid. Daging buah (daging pembungkus biji) berkhasiat penyejuk,
peluruh kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak beracun, berkhasiat pereda demam,
antitoksik, melumas paru, dan merdakan batuk (Hajimahmoodi, 2013).
4. Cara Pemanfaatan
Untuk obat yag diminum, rebus kulit akar atau kulit kayu yang telah
dikeringkan (7 g). rebus kulit buah (10-15 g). Makan buahnya (1 buah) atau
dibuat jus. Bisa dicampur dengan jus wortel. Untuk pemakaian luar, rebus kuliut
buah atau kulit akar, lalu gunakan airnya setelah dingin untuk kumur-kumur
(gargle) pada radang gusi, sakit tenggorok, luka tersiram air panas, infeksi jamur
dikaki, atau disemprotkan keliang kemaluan (vagina) pada keputihan. Gunakan
jus buah delima untuk berkumur pada sariawan, radang gusi, gigi berlubang, atau
sebagai obat kompres pada wasir yang sedang meradang.
G.Stachytarpheta mutabilis Vahl (Jarongan)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Lamiales
Suku : Verbenaceae
Marga : Stachytarpheta
Jenis : Stachytarpheta mutabilis Vahl
. (Dalimartha, 2006).

Deskripsi

Habitus berupa tumbuhan semak, tegak, tinggi 20-90 cm. Batang berkayu, bulat,
bercabang, hijau keputih-putihan.Daun tunggal, berhadapan, bulat telur, ujung
runcing, tepi beringgit, pangkal meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2,5-5 cm,
pertulangan menyirip, berbulu, tangkai 1-1,5 cm, hijau. Bunga majemuk, bentuk
bulir, tangkai pendek, kelopak bertajuk empat, panjang 5 mm, hijau, mahkota
bentuk tabung, bagian dalam berambut putih, bertajuk lima, tumpul, ungu, benang
sari dua, tangkai ungu, kepala sari coklat, kepala putik kuning, ungu. Buah bentuk
bulir, masih muda hijau setelah tua hitam. Biji bentuk jarum, panjang 5 mm,
hitam. Akar tunggang, kuning muda (Dalimartha, 2006).
2. Kandungan Senyawa Aktif
Kandungan Kimia Jarongan mengandung glikosa flavonoid dan alkaloid.
3. Manfaat Tanaman
Kalium pekat yang terkandung dalam jarongan bisa meluruhkan batu
ginjal dan batu empedu. Unsur-unsur yang terkandung dalam daun jarongan yang
bersifat diuretic dapat memperlancar sekresi gula dalam darah, menghancurkan
gumpalan kholesterol dalam darah, membantu memperlancar proses pembuangan
tinja yang keras sehingga bisa berfungsi sebagai pencahar. Disamping itu
kandungan anti racun yang disinyalir terdapat dalam daun jarongan dapat
menyembuhkan sakit akibat gigitan ular berbisa atau semut hitam. Ternyata
manfaat tanaman ini sungguh luar biasa. Patut dilestarikan. Semoga sangat
bermanfaat (Dalimartha, 2006).
4. Cara Pemanfaatan
Daun Jarongan juga dapat mengatasi kencing manis dengan cara dimakan
sebagai lalapan secara teratur setiap hari. Demikian pula untuk mengobai penyakit
lever (sakit kuning), ambien (wasir) dan maag dengan cara dimakan secara teratur
selain itu daun tanaman ini juga direbus untuk diminum airnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Tomi. 2008. Pengaruh Ekstrak Bunga Cengkeh (Syzygium
aromaticumL.) terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti L. Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Skripsi.
Baedowi, 1998, Timbunan Glikogen dalam Hepatosit dan Kegiatan Sel Beta
Insula Pancreatisi Tikus Putih (Rattus norvegicus) Akibat Pemberian
Ekstrak Daun Ciplukan, Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan
Tinggi di Indonesia IX, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 139.
Bangun, A.P., dan Sarwono, B., 2002, Sehat dengan Ramuan Tradisional: Khasiat
dan Manfaat Mengkudu, Agromedia Pustaka, Jakarta
Bambang, Prajogo E.W., Dudy, S. and Mulja, H. S.2007, Analisis Kadar
Gendarusin A pada Tanaman Budidaya Justicia gendarussa Burm. f. Jurnal
Farmasi Indonesia, Vol. III/4, pp. 176 -180.
Dalimartha, Setiawan (2006). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4 cetakan 1.
Puspa Swara . Jakarta
Dastjerdi, E.V., Abdolazimi, Z., Ghazanfarian, M., Amdjadi, P., Kamalinejad, M.
dan Mahboubi, A., 2014. Effect of Punica granatum L. Flower Water
Extract on Five Common Oral Bacteria and Bacterial Biofilm Formation
on Orthodontic Wire, Iranian J Publ Health, 43 (12): 1688-1694.
Firsa, Ayuni, Fetri,Lestari, Dina Mulyanti. 2015. Uji Aktivitas Antijerawat Tepung
Biji Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa) Terhadap Bakteri
Propionibacterium acnes Dan Formulasinya Dalam Sediaan Krim.
Prosiding Penelitian Spesia Unisba.
Hajimahmoodi, M., Moghaddam, G., Ranjbar, A.M., Khazani, H., Sadeghi, N.,
Oveisi, M.R. dan Iannat, B., 2013. Total Phenolic, Flavonoids, Tannin
Content and Antioxidant Power of Some Iranian Pomegranate Flower
Cultivars (Punica granatum L.), American J of Plant Sciences, (4):18151820.
Haditomo. Indriantoro. 2010. Efek larvasida ekstrak daun cengkeh (syzygium
Aromaticum l.) Terhadap aedes aegypti l. Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Janurio, Filho, Petro, Kashima, Sato, and Frana, 2000, Antimycobacterial
Physalins from Physalis angulata L. (Solanaceae), Phytotherapy Res,
16(5): 445 448

Anda mungkin juga menyukai