Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENETAPAN PERINGKAT BATUBARA

Disusun oleh :
1. Shanti Novalia

(0615 40411901)

2. Tiara Anggraini

(0615 4041 1902)

3. Veberia Panjaitan

(0615 4041 1903)

4. Wahyu Tri Aji

(0615 4041 1904)

5. Ade Kurnadi

(0615 4041 2253)

6. Agem Gunardi

(0615 4041 2254)

7. Anita Zoraya

(06154041 2256)

8. Bima Santri Mulya

(0615 4041 2257)

Dosen Pembimbing

: Ir.Sahrul Effendy,M.T.

Kelas/Kelompok

: 3 EGC/ III

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2017

PENETAPAN PERINGKAT BATUBARA

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu :

II.

Menjelaskan pengertian dan peranan nilai kalor


Menentukan nilai kalor yang dimiliki oleh batubara
Menyelesaikan perhitungan untuk menentukan nilai kalor
Menentukan peringkat batubara menurut ASTM

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat yang digunakan :
Seperangkat alat analisa proksimat
Seperangkat alat analisa ultimate
Seperangkat alat penentuan nilai kalor
Bahan yang digunakan :

III.
3.1

Batubara

DASAR TEORI
Batubara
Batubara merupakan mineral bahan bakar yang terbentuk sebagai suatu

cebakan sedimenter yang berasal dari penimbunan dan pengendapan hancuran


bahan berselulosa yang berasal dari tumbuh tumbuhan. Bahan ini terpadatkan
dan terubah karena adanya proses tekanan dan panas. Bentuk awal dari hasil
penimbunan dan pemadatan ini adalah berupa gambut yang setelah mengalami
tekanan dan pemanasan akan berturut turut berubah menjadi lignit, sub
bituminus, bituminus atau antrasit tergantung dari besarnya tekanan dan
pemanasan yang dialaminya.
Pada dasarnya batubara terdiri atas tiga komponen yaitu batubara murni, zat
mineral, dan lengas total (total moisture). Pada perlakuan panas yang diberikan
kepada batubara maka akan terjadi penguraian terhadap komponen dasar dari
batubara tersebut. Kualitas batubara dapat dinyatakan dengan parameter yang

ditunjukkan pada saat memberi perlakuan panas terhadap batubara, cara ini biasa
disebut Analisis Proksimat. Parameter parameter yang terukur adalah kandungan
abu, lengas tertambat (inherent moisture), zat terbang (volatile matter) dan karbon
tetap (fixed carbon), sedangkan Analisis Ultimat dilakukan untuk mengetahui
komposisi unsur unsur kimia yang menyusun batubara, yakni kadar karbon,
hidrogen, sulfur, nitrogen, dan oksigen. Pengujian terhadap sifat fisik batubara
yang juga sering dilakukan, salah satunya adalah pengujian nilai kalor (calorific
value). Dalam pengungkapan kualitas batubara, analisis atau pengujian terhadap
kualitas batubara di dasarkan pada keadaan As Received (ar), Air Dried Base
(adb), Dry Base (db), Dry Ash Free (daf) atau Dry Mineral Matter Free (daaf)
(Ambyo, 1995).
3.2

Pengertian Nilai Kalor


Nilai kalor adalah jumlah panas yang dibebaskan jika satu unit berat atau

satu unit volume terbakar sempurna. Nilai kalor kotor batubara adalah panas yang
dihasilkan oleh pembakaran setiap satuan berat batubara dalam sejumlah oksigen
pada kondisi standar. Nilai kalor yang dinyataka sebagai heating value,
merupakan suatu parameter yang penting darithermal coal. Harga nilai kalor yang
dapat dilaporkan adalah Gross Calorific Value (CGV) yang diperoleh melalui
pembakaran

suatu

sampel

batubara

didalam

bom

kalorimeter

dengan

mengembalikan sistem ke ambient temperatur. Untuk nilai kalor yang benarbenar dimanfaatkan pada pembakaran batubara adalah Net Calorific Value (NVC)
yang dapat dihitung dengan harga panas laten dan panas sensibel yang
dipengaruhi oleh kandungan total abu. Net Calorific Value biasanya antara 93
-97% dari Gross Calorific Value dan tergantung pada kadar air tertambat serta
kandungan hidrogen dalam batubara.

Nilai kalor secara garis besar terbagi menjadi dua,yaitu :


1. Gross Calorific Value atau High Heating Value, adalah nilai kalor
pembakaran dimana semua air dihitung dalam wujud cair.
2. Net Calorific Value Low atau Heating Value

Nilai kalor dari batubara tesebut daapat dihitung dari kenaikan suhu setelah
pembakaran dengan mengadakan beebrapa koreksi. Faktor koreksinya
adalah :
Panas akibat pembakaran kawat,
Panas pembentukan asam sulfat dan asam nitrat.

3.3

Perhitungan Nilai Kalor

H=

[( C ) ( t ) Qf ]
m sampel

dimana

C=

[ ( Hob ) ( m sampel ) +Qf ]


T

Repeatabality yang diperbolehkan berdasarkan standar :


ASTM

: 24,47 kal/g = 115 J/g

Dimana : 1 kal = 4,186 Joule

BSI

: 28,66 kal/g = 120 J/g

1 Btu = 1055,05585 Joule

Kawat Fuse

1 kal/g = 1,8 Btu/lb

1 cm = 2,3 kal

Contoh Perhitungan
Massa sampel : 0,915 g
t1

: 1,511

t2

: 3,858

: 3,858 - 1,511 = 2,347

Sisa Fuse

: 6 cm = (6 cm) (2,3 kal/cm) = 13,8 kal

Analisis Sulfur : 2,3 ml = (2,3 ml) (1 kal/ml) = 2,3 kal


C Value

[( 6318 kal /g )( 0,915 g ) + ( 13,8+2,3 ) kal ]


2,347

= 2470 kal

Untuk penegecekan Nilai Kalor.


Calorific Value :

3.3

[( 2470 kal ) ( 2,347 ) + ( 13,8+2,3 ) kal ]


0,915 g

= 6318 kal/g

Penetapan Peringkat Batubara Berdasarkan ASTM


ASTM mengklasifikasikan peringkat batubara atas dasar dua variabel yaitu

persentase za terbang untuk batubara peringkat tinggi daan nilai kalor untuk

peringkat rendah. Sebgai rujukan, rentang persentase karbon tetap, persentse zat
terbang, dan nilai kalor untuk berbagai batubara diberikan pada tabel 2.

FC, dmmf =

FC0,15 S
100( M +1,08 A+0,5 S)

x 100%

VM, dmmf = ( 100 FC, dmmf) %

Btu/lb =

100( Btu50 S)
[100(1,08 A+ 0,55 S)]

Dimana :
Btu = Nilai Kalor [Btu/lb]

S = Sulfur [%]

M = Lengas [%]

= Abu [%]

Tabel 1 Konversi Formula Chart


Wanted
Given
As-determined

Ash-received
(Ar)

Dry (Ad)

Dry Ash Free


(DAF)

As-determined

100Mar
100Mad

100Mad
100

100
100Mad Aad

Ash-received
(Ar)

100Mad
100Mar

100
100Mar

100
100MarAar

Dry (Ad)

100Mad
100

100Mar
100

100
100 Ad

100 Ad
100

Dry Ash Free


(DAF)

100MarAad 100MarAar
100
100

Tabel 2 Klasifikasi Batubara Berdasarkan Peringkat Menurut ASTM

Batasan
Karbon Tetap
( % DMMF)
No.

Kelas

Group
Sama
atau
lebih
dari
98
1. Meta

I.

Antrasit

Sama
atau
lebih
dari

Batasan Nilai Kalor


(Btu/Ib, MMMF)

Sama
atau
lebih
dari
-

Lebih
kecil

Lebih
kecil
-

Antrasit
92

2. Antrasit
3. Semi

Lebih
kecil

Batasan
Kandungan Zat
Terbang (%
DMMF)

98
8

Antrasit

86

92

14

78

86

14
22

69

78

31

22

Volatile

69

31

Volatile

13000

14000

11500

13000

10500

11499

9500

10499

8300

9499

1. Lignit A

6300

8299

2. Lignit B

<6300

1. Low

Volatile

2. Medium
Volatile
II.

Bituminus

1. High

B
3. Semi

Antrasit

1.Subbituminus
Sub
Bituminus

Lignit

IV.

2.Subbituminus
B
3.Subbituminus

IV.

A
2. High

III.

14000

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan batubara yang akan dianalisa.
2. Melakukan pengujian sampel terhadap analisa proksimat, diantaranya :

- Menentukan kadar moisture


- Menentukan kadar volatile matter
- Menentukan kadar abu (ash)
- Menentukan kadar fix carbon
3. Melakukan pengujian analisa ultimate terhadap sampel, diantaranya:
- Menentukan kadar Nitrogen (N)
- Menentukan kadar Carbon (C)
- Menentukan kadar Hidrogen (H)
- Menentukan kadar Sulfur (S)
- Menentukan kadar Oksigen (O)
4. Menentukan nilai kalor batubara
5.Setelah

mendapatkan

semua

data,

pengklasifikasian jenis sampel batubara.

melakukan

perhitungan

dan

V.

DATA PENGAMATAN
Hasil analisa di Laboratorium Batubara PT. Bukit asam
No
.

Analisa Proksimat

Ar (%)

Adb (%)

1.

Moisture

21,37

23,61

2.

Inherent Moisture

13,09

3.

Volatile Matter

34,99

4.

Ash

2,19

2,42

5.

Fix Carbon

41,45

45,80

Ar (%)

Adb (%)

No
.

Analisa Ultimate

1.

Nitrogen

0,95

2.

Carbon

59,33

3.

Hidrogen

7,04

4.

Sulfur

0,37

5.

Oksigen

3231

6.

Nilai Kalor

5699 kal/gr

0,41

11313,43 Btu/lb

VI.

PERHITUNGAN

Konversi dari Ar ke Adb


100Mad
10013,09
= 100Mar = 10021,37

86,91

= 78,63 = 1,105 Adb/Ar

FC
S
M
A

Nilai Kalor = 5688 kal/gr (Ar) x 1,105 Adb/Ar


Btu /lb
= 6285,24 kal/gr (Adb) x 1,8 kal/gr

=
=
=
=

41,45 % Ar x 1,105 Adb/Ar = 45,80 % Adb


0,37 % Ar x 1,105 Adb/Ar = 0,41 % Adb
21,37 % Ar x 1,105 Adb/Ar = 23,61 % Adb
2,19 % Ar x 1,105 Adb/Ar = 2,42 % Adb

= 11.313,43 Btu/lb

Penentuan Parameter Berdasarkan ASTM D 388-91a


FC0,15 S
100( M +1,08 A+0,5 S)

FC, dmmf =

x 100%

45,800,15(0,41)
100[23,61+1,08 ( 2,42 )+ 0,5 ( 0,41 ) ]

45,800,0615
10026,4491

45,7385
73,55

x 100%

x 100%

= 62,19 %
VM, dmmf = ( 100 FC, dmmf) %
= (100 62,19 ) %
= 37,81 %

Btu/lb

=
=

100(Btu50 S)
[100(1,08 A+ 0,55 S)]
100 [11313,4350 ( 0,41 ) ]
100[(1,08)(2,42)+(0,55)( 0,41)]

x 100%

100 (11292,93)
1002,87

1129293
97,13

= 11626,61 Btu/lb
= 11626,61 Btu/lb x
= 27044,91 J/gr x
= 27044,91 KJ/Kg

1 kal/ gr
1,8 Btu/lb
1 KJ
1000 J

120 J / gr
28,66 kal/gr

1000 gr
1 Kg

VII.

ANALISIS DATA
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisis bahwa tujuan

praktikum

penentuan

peringkat

adalah

untuk

mengklasifikasikan

atau

mengelompokkan sampel batubara yang diuji.


Pada percobaan ini kami mengklasifikasikan batubara berdasarkan peringkat
menurut metode ASTM, dimana klasifikasinya terbagi dalam 4 kelas yaitu :
Antrasit, Bituminus, Sub-Bituminus, dan Lignit. Penentuan batubara berdasarkan
peringkat ini dipengaruhi oleh besar kecilnya nilai fix carbon, kandungan zat
terbang, dan nilai kalor batubara.
Setelah dilakukan perhitungan dapat diketahui nilai dari masing-masing
parameter dalam basis Ash determined (Ad). Sampel batubara yang dianalisa
didapat nilai fix carbon sebesar 62,9% (Ad), kandungan zat terbang sebesar 37,81
% (Ad), dan nilai kalor sebesar 11626,61 Btu/lb atau 27044,91 KJ/Kg (Ad).
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diklasifikasikan bahwa sampel
batubara yang dianalisa termasuk kedalam kelas Bituminus pada group High
Volatile C berdasarkan metode ASTM D 388-91a. Dimana batasan nilai kalor
untuk group high volatile C berkisar antara 26744,4 30232,8 KJ/Kh (MMMF).
Dari hasil tersebut maka batubara yang kita analisa tepat digunakan dalam
kegiatan industri sesuai dengan Standar ASTM :
1. Metllurgical Coal Production
2. Thermal Electrical Power Generation
3. Cement production

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Pengklasifikasian peringkat batubara didasarkan pada metode ASTM D

388-91a.
Batubara yang dianalisa tergolong kedalam kelas Bituminus Group High
Volatile C, karena memiliki nilai :
- FC
= 62,9 % Ad
- VM
= 37,81 % Ad
- Nilai Kalor = 27044,91 KJ/Kg (Ad)

IX.

DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet Penuntun Praktikum Analisis Batubara. 205. Penentuan


Peringkat Batubara. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.
Anonim. http;//setiawan015.blogspot.com/2012/04/analisis-batubara.html
(Diakses tanggal 26 Oktober 2015)
Anonim. http://rismayantianalisabatubara.blogspot.com/Analisa-batubara
(Diakses tanggal 26 Oktober 2015)

GAMBAR ALAT

Calorimeter Ika C 4000 Adiabatic

Water Cooler Circulator KV 600

Crusibble Dan Tutupnya

Anda mungkin juga menyukai