Anda di halaman 1dari 14

FORM DATA BASE PASIEN

UNTUK ANALISIS PENGGUNAAN OBAT


IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. BC
Usia
: 13 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Riwayat masuk RS : Riwayat penyakit terdahulu: Riwayat Sosial

No Rek Medik : Dokter yg merawat : -

Kegiatan
Pola makan/diet
- Vegetarian
Merokok
Meminum Alkohol
Meminum Obat herbal
Riwayat Alergi : -

Tidak
tidak
tidak
tidak

Keluhan / Tanda Umum


Tanggal
5 September

Subyektif
Demam, nyeri perut, batuk

Obyektif
T: 39,2 C

Hb : 11,3

Leukosit: 6,1 (normal)


Trombosit: 252 (normal)
Hct: 33,6 (normal)
Granulosit: 73,9

Limfosit : 20,2

6 September

Demam, diare, nyeri perut, batuk

7 September

Demam, pusing, nyeri perut, susah


makan, batuk

MCV: 62,6

MCH: 21,0

Widal S. thypi H: 1/320


S. thypi : +7
T: 39,6 C
T: 38 C
Urinalisis:
Kekeruhan
Protein
Keton
Silinder

8 September

Demam, diare, pusing, nyeri perut,

: agak keruh
: 1+
: trace
: granular
T: 37,9 C

9 September

Demam, pusing, nyeri perut, susah


makan, batuk,

T: 37 C (normal)
Hb : 11,0
Leukosit: 14,1
Trombosit: 108
Hct : 32,2 (normal)
Granulosit : 91,0
Limfosit : 5,6 (normal)
MCV : 61,5
MCH : 20,9

10 September

Lemas

T: 36 C (normal)
Hb : 11,8
Leukosit: 13,1 (normal)
Trombosit: 128
Hct : 34,8 (normal)
Granulosit : 82,8
Limfosit : 12,7
MCV : 61,4

MCH : 20,7

RIWAYAT PENYAKIT DAN PENGOBATAN


TANGGAL
5 September

NAMA PENYAKIT
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

NAMA OBAT
Kotrimoksazol PO tiap 12 jam (2x500 mg)
Paracetamol PO tiap 8 jam (3x500 mg)
Lapisyv syr PO tiap 24 jam (1x1)
(difenhidramin HCl 12,5 mg, dekstrometorfan HBr 7,5 mg, fenilpropanolamin HCl 6 mg, amonium
klorida 100 mg, GG 75 mg, Na-sitrat 50 mg, mentol 0,75 mg)
Colsancentin injeksi (500/8 J)
(kloramfenikol 1 g/vial)
Sanpicilin injeksi (650/ 8 J)
(ampisilin natrium 1 g/vial)
Ondansetron injeksi (0,5/12 J)
RL 20 tpm

6 September

7 September

8 September

1. Kotrimoksazol PO tiap 12 jam (2x500 mg)


2. Paracetamol PO tiap 8 jam (3x500 mg)
3. Lapisyv syr PO tiap 24 jam (1x1)
(difenhidramin HCl 12,5 mg, dekstrometorfan HBr 7,5 mg, fenilpropanolamin HCl 6 mg, amonium
klorida 100 mg, GG 75 mg, Na-sitrat 50 mg, mentol 0,75 mg)
4. Colsancentin injeksi (500/8 J)
(kloramfenikol 1 g/vial)
5. Sanpicilin injeksi (650/ 8 J)
(ampisilin natrium 1 g/vial)
6. Ondansetron injeksi (0,5/12 J)
7. RL 20 tpm
1. Kotrimoksazol PO tiap 12 jam (2x500 mg)
2. Lapisyv syr PO tiap 24 jam (1x1)
(difenhidramin HCl 12,5 mg, dekstrometorfan HBr 7,5 mg, fenilpropanolamin HCl 6 mg, amonium
klorida 100 mg, GG 75 mg, Na-sitrat 50 mg, mentol 0,75 mg)
3. L-Bio PO tiap 8 jam (3x1)
4. Colsancentin injeksi (500/8 J)
(kloramfenikol 1 g/vial)
5. Sanpicilin injeksi (650/ 8 J)
(ampisilin natrium 1 g/vial)
6. Ondansetron injeksi (0,5/12 J)
7. RL 20 tpm
1. Kotrimoksazol PO tiap 12 jam (2x500 mg)
2. Lapisyv syr PO tiap 24 jam (1x1)
(difenhidramin HCl 12,5 mg, dekstrometorfan HBr 7,5 mg, fenilpropanolamin HCl 6 mg, amonium
klorida 100 mg, GG 75 mg, Na-sitrat 50 mg, mentol 0,75 mg)
3. L-Bio PO tiap 8 jam (3x1)
4. Zinkid tiap PO 24 jam
5. Colsancentin injeksi (500/8 J)
(kloramfenikol 1 g/vial)

6. Sanpicilin injeksi (650/ 8 J)


(ampisilin natrium 1 g/vial)
7. Ondansetron injeksi (0,5/12 J)
8. Dexa injeksi (0,5/8 J)
9. RL 20 tpm
9 September
1. Lapisyv syr PO tiap 24 jam (1x1)
(difenhidramin HCl 12,5 mg, dekstrometorfan HBr 7,5 mg, fenilpropanolamin HCl 6 mg, amonium
klorida 100 mg, GG 75 mg, Na-sitrat 50 mg, mentol 0,75 mg)
2. L-Bio PO tiap 8 jam (3x1)
3. Zinkid tiap PO 24 jam
4. Apialis syr PO tiap 12 jam (2x1)
5. Ondansetron injeksi (0,5/12 J)
6. Dexa injeksi (0,5/8 J)
7. Ceftri injeksi (1/12 j)
8. RL 20 tpm
9. Betadine kumur
1. Lapisyv syr PO tiap 24 jam (1x1)
(difenhidramin HCl 12,5 mg, dekstrometorfan HBr 7,5 mg, fenilpropanolamin HCl 6 mg, amonium
klorida 100 mg, GG 75 mg, Na-sitrat 50 mg, mentol 0,75 mg)
2. L-Bio PO tiap 8 jam (3x1)
3. Zinkid tiap PO 24 jam
4. Apialis syr PO tiap 12 jam (2x1)
5. Ondansetron injeksi (0,5/12 J)
6. Dexa injeksi (0,5/8 J)
7. Ceftri injeksi (1/12 j)
8. RL 20 tpm
9. Betadine kumur

10 September

No.

Nama obat

Indikasi

OBAT YANG DIGUNAKAN SAAT INI


Interaksi
ESO

Outcometerapi

Tidak ada interaksi

Gangguan

dengan obat yang

gastrointestinal (mual

(2x500 mg)

digunakan

Paracetamol
PO tiap 8 jam

Tidak ada interaksi

dan muntah)
-Demam disertai

Kotrimoksazol
PO tiap 12 jam

Antibiotik

Antipiretik

(3x500 mg)

dengan obat yang


digunakan
Tidak ada interaksi

Lapisiv sirup
PO tiap 24 jam (1x1)

Antitusif

dengan obat yang


digunakan

Colsacentin
4

injeksi (500/8 J)
(kloramfenikol 1
g/vial)

Tidak ada interaksi


Antibiotik

dengan obat yang


digunakan

menghambat dan membunuh bakteri


penyebab demam tifoid (S.Thypi)

mengigil
-bintik-bintik putih di

Menurunkan suhu tubuh

mulut dan bibir


-Mengantuk
-pusing
-mulut kering
-ruam kulit

Menangani batuk produktif pada

-anemia aplastic
-hipersensitivitas
-ruam-urtikaria
-mual muntah
-diare

penyakit saluran nafas

menghambat dan membunuh bakteri


penyebab demam tifoid (S.Thypi)

Sanpicilin
5

injeksi (650/ 8 J)
(ampisilin natrium 1
g/vial)

Tidak ada interaksi


Antibiotik

dengan obat yang


digunakan
Tidak ada interaksi

6
7

Ondancetron
injeksi (0,5/12 J)
L-Bio
PO tiap 8 jam (3x1)

Antiemetik

dengan obat yang

Probiotik

digunakan
Tidak ada interaksi
dengan obat yang

-Gangguan GI
-ruam kulit
-pruritus
-urtikaria

menghambat dan membunuh bakteri


penyebab demam tifoid (S.Thypi)

-konstipasi
-kembung
-sakit kepala

Menangani mual dan muntah

-Konstipasi

-memelihara fungsi pencernaan pada


anak,
-membantu mengembalikan fungsi

normal pencernaan selama diare


-membantu keseimbangan flora
digunakan

normal selama mengkonsumsi


antibiotik

Tidak ada interaksi


Zinkid
PO 24 jam

10

Deksametason
injeksi (0,5/8 J)
Apialis sirup
PO tiap 12 jam (2x1)

Antidiare

Analgesik
kortikosteroid

Multivitamin

dengan obat yang


digunakan
Tidak ada interaksi
dengan obat yang
digunakan
Tidak ada interaksi
dengan obat yang

-Jarang, kalaupaun ada


hanya muntah
-sakit kepala
-vertigo
-lelah
-

digunakan
Pemberian
bersamaan dengan
11

Ceftriaxon
injeksi (1/12 j)

Antibiotik

RL dapat
meningkatkan efek
samping/toksik dari

12

Betadine Kumur

Assessment

Menangani iritasi
pada mulut

-lelah
-sariawan
-nyeri tenggorokan
-diare

Mengatasi diare

Mengatasi inflamasi

Sebagi multivitamin penambah nafsu


makan dan pertumbuhan

menghambat dan membunuh bakteri


penyebab demam tifoid (S.Thypi)

ceftriaxon
Tidak ada interaksi
dengan obat yang
digunakan

-iritasi
-gagal ginjal

Menangani iritasi pada mulut

Tanggal
5 September

Problem
Medik
Demam
typhoid

Subyektif
Demam, nyeri
perut, batuk

Obyektif
T: 39,2 C

Terapi

Widal S. thypi
H: 1/320
S. thypi : +7

1. Paracetajam (3x500 mg)


2. Lapisyv syr PO tiap 24 jam
(1x1)
(difenhidramin HCl 12,5 mg,
dekstrometorfan HBr 7,5 mg,
fenilpropanolamin HCl 6 mg,
amonium klorida 100 mg, GG
75 mg, Na-sitrat 50 mg,
mentol 0,75 mg)
3. Kotrimoksazol PO tiap 12 jam
(2x500 mg)
4. Colsancetin injeksi (500/8 J)
(kloramfenikol 1 g/vial)
5. Sanpicilin injeksi (650/ 8 J)
(ampisilin natrium 1 g/vial)
6. Ondansetron injeksi (0,5/12 J)

Anemia

Hb : 11,3
MCV: 62,6

Demam
typhoid

Demam,
diare, nyeri

Improper drug selection:


Pemilihan antibiotik tidak tepat
Efek samping:
Kloramfenikol menyebabkan diare
Terapi tanpa indikasi:
Pemberian ondansetron tapi pasien tidak
mengalami mual dan muntah
Indikasi tanpa terapi

MCH: 21,0

6 September

DRP

T: 39,6 C

1. Paracetamol PO tiap 8 jam


(3x500 mg)

perut, batuk

2. Lapisyv syr PO tiap 24 jam


(1x1)
(difenhidramin HCl 12,5 mg,
dekstrometorfan HBr 7,5 mg,
fenilpropanolamin HCl 6 mg,
amonium klorida 100 mg, GG
75 mg, Na-sitrat 50 mg,
mentol 0,75 mg)
3. Kotrimoksazol PO tiap 12 jam
(2x500 mg)
4. Colsancentin injeksi (500/8 J)
(kloramfenikol 1 g/vial)
5. Sanpicilin injeksi (650/ 8 J)
(ampisilin natrium 1 g/vial)
6. Ondansetron injeksi (0,5/12 J)

Improper drug selection:


Pemilihan antibiotik tidak tepat
Efek samping:
Kloramfenikol menyebabkan diare, dan diare
tidak diterapi
Terapi tanpa indikasi:
Pemberian ondansetron tapi pasien tidak
mengalami mual dan muntah

7 September

Demam
typhoid

Demam,
pusing, nyeri
perut, susah
makan, batuk

T: 38 C
Urinalisis:
Kekeruhan: agak
keruh
Protein : 1+
Keton: trace
Silinder:

1. Lapisyv syr PO tiap 24 jam


(1x1)
(difenhidramin HCl 12,5 mg,
dekstrometorfan HBr 7,5 mg,
fenilpropanolamin HCl 6 mg,
amonium klorida 100 mg, GG
75 mg, Na-sitrat 50 mg,
mentol 0,75 mg)

Indikasi tanpa terapi:


Pasien masih mengalami demam tetapi tidak di
beri antipiretik

granular

2. L-Bio PO tiap 8 jam (3x1)


3. Zinkid tiap PO 24 jam
4.
5.

Kotrimoksazol PO tiap 12
jam (2x500 mg)
Colsancentin injeksi (500/8 J)
(kloramfenikol 1 g/vial)
Sanpicilin injeksi (650/ 8 J)
(ampisilin natrium 1 g/vial)
Ondansetron injeksi (0,5/12 J)
Dexa injeksi (0,5/8 J)

6.
7.
8.

8 September

Demam
typhoid

Demam,
diare, pusing,
nyeri perut,

T: 37,9 C

1. Kotrimoksazol PO tiap 12 jam


(2x500 mg)
2. Colsancentin injeksi (500/8 J)
(kloramfenikol 1 g/vial)
3. Sanpicilin injeksi (650/ 8 J)
(ampisilin natrium 1 g/vial)
4. Ondansetron injeksi (0,5/12 J)
5. Dexa injeksi (0,5/8 J)

Improper drug selection:


Pemilihan antibiotik tidak tepat
Efek samping:
Kloramfenikol menyebabkan diare,
Terapi tanpa indikasi:
Pemberian ondansetron tapi pasien tidak
mengalami mual dan muntah
Indikasi tanpa terapi:
Pasien masih mengalami demam tetapi tidak di
beri antipiretik
Improper drug selection:
Pemilihan antibiotik tidak tepat
Efek samping:
Kloramfenikol menyebabkan diare,
Terapi tanpa indikasi:
Pemberian ondansetron tapi pasien tidak
mengalami mual dan muntah

1. Lapisyv syr PO tiap 24 jam


(1x1)

(difenhidramin HCl 12,5 mg,


dekstrometorfan HBr 7,5 mg,
fenilpropanolamin HCl 6 mg,
amonium klorida 100 mg, GG
75 mg, Na-sitrat 50 mg,
mentol 0,75 mg)
2. L-Bio PO tiap 8 jam (3x1)
3. Zinkid tiap PO 24 jam
9 September

Demam
typhoid

Anemia

Demam,
pusing, nyeri
perut, susah
makan, batuk,

T: 37 C
(normal)

Hb : 11,0

Trombosit: 108

1. Lapisyv syr PO tiap 24 jam


(1x1)
(difenhidramin HCl 12,5 mg,
dekstrometorfan HBr 7,5 mg,
fenilpropanolamin HCl 6 mg,
amonium klorida 100 mg, GG
75 mg, Na-sitrat 50 mg,
mentol 0,75 mg)
2. L-Bio PO tiap 8 jam (3x1)
3. Zinkid tiap PO 24 jam
4. Apialis syr PO tiap 12 jam
(2x1)
5. Ondansetron injeksi (0,5/12 J)
6. Dexa injeksi (0,5/8 J)
7. Ceftri injeksi (1/12 j)
8. Betadine kumur
-

Terapi tanpa indikasi:


Pemberian ondansetron tapi pasien tidak
mengalami mual dan muntah

Indikasi tanpa terapi

MCV : 61,5

MCH : 20,9

10
September

Anemia

Lemas

Hb : 11,8

Indikasi tanpa terapi

Trombosit: 128

MCV : 61,4

MCH : 20,7

Care Plan:
a. Pemilihan antibiotik untuk terapi demam tifoid kurang tepat, karena pada hari pertama pada data lab pasien sudah menunjukkan bahwa
pasien positif terinfeksi bakteri Salmonella typhi, seharusnya terapi antibiotic lini pertama pada demam tifoid adalah ciprofloxacin atau
kloramfenikol. Tetapi pasien menerima kotrimoksazol, ampisilin dan kloramfenikol. Meskipun pada data menunjukkan terjadinya
keberhasilan terapi, tetapi pemilihan terapi antibiotik ganda dan tidak tepat dapat mengakibatkan Multi Drug Resistence (MDR).
Sehingga terapi antibiotic dilanjutkan sampai selesai, dan bila pasien mengalami demam typhoid lagi maka dipilih terapi lini lini pertama
yaitu ciprofloxacin IV atau oral, atau bila pasien mengalami MDR digunakan antibiotic azitromycin.
b. Pemilihan paracetamol dan lapysiv sudah tepat yaitu untuk menurunkan suhu tubuh pasien dan batuk yang dialami
c. Terapi ondancetron dihentikan karena pasien tidak mengalami mual dan muntah

d. Terapi multi vitamin dan probiotik sudah tepat untuk pasien anak. Untuk memelihara fungsi pencernaan pada anak, membantu
mengembalikan fungsi normal pencernaan selama diare, membantu keseimbangan flora normal selama mengkonsumsi antibiotika,
membantu fungsi fermentasi usus. multivitamin penambah nafsu makan dan pertumbuhan anak.
e. Diberikan terapi Fe untuk menangani anemia pasien, karena dari hari pertama sampai terakhir anemia tidak diterapi
f. Dilakukan monitoring pada demam typhoid pasien baik pemeriksaan suhu tubuh ataupun data lab lain. Bila terjadi peningkatan suhu
tubuh dan data lab masih menunjukkan adanya infeksi S.typhi maka pasien diberi antibiotic lini pertama dan antipiretik sebagai penurun
panas.
g. Dilakukan monitoring efek samping dari setiap obat yang digunakan, bila efek samping memperparah keadaan pasien maka terapi
dihentikan

Nb/:
1. Lapisiv : untuk batuk produktif pada penyakit saluran nafas
2. L-Bio : untuk memelihara fungsi pencernaan pada anak, membantu mengembalikan fungsi normal pencernaan selama diare,
sembelit, dyspepsia, intoleransi laktosa, membantu keseimbangan flora normal selama mengkonsumsi antibiotika, membantu
mengembalikan fungsi normal pencernaan pada pasien yang mengalami kemoterapi, tukak peptic, membantu fungsi fermentasi
usus. >= 12thn 3 sachet 1x sehari.
3. Zinkid
4. Apialis syr
: defisiensi vitamin, multivitamin penambah nafsu makan dan pertumbuhan (vit-A, vit-B kompleks, vit-C, vitD, nikotinamid, pentotenol, lisin HCl)
5. Colsancentin : demam tifoid, batuk kering, bruselosis, pneumonia, bronkopneumonia, infeksi pada saluran kencing, infeksi
organisme yang sensitive (kloramfenikol 1 g/vial)
6. Sanpicilin
: (ampisilin natrium 1 g/vial) ISK, sal nafas, sal cerna, sal empedu yang disebabkan kuman gram negative dan
positif.

Anda mungkin juga menyukai