Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

MOBILISASI dan ISTIRAHAT


I.

Mobilisasi dan Istirahat


I.1 Defenisi
Mobilisasi adalah suatu kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
aktifitas guna mempertahankan kesehatannya. Mobilisasi adalah
kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. (Musrifatul
Uliyah dan A. Aziz A. H., 2008). Pendapat lain dari mobilisasi
adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan sehat menuju kemandirian dan
mobilisasi yang mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk
bergerak dengan bebas. (Perry dan Potter, 1994).
I.2 Tujuan Mobilisasi
Untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, mencegah terjadinya
trauma, untuk mempertahankan tingkat kesehatan, mempertahankan
interaksi social dan peran sehari hari, mencegah hilangnya
kemampuan fungsi tubuh.
I.3 Fisiologi
Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata
Skeletal yang berarti tulang.
1. Otot ( Muskulus / Muscle )
Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan
mengubah energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga
dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai respons
tubuh terhadap perubahan lingkungan.
Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi,
sehingga mampu menggerakan tulang.Semua sel-sel otot
mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.

a.

b.

Fungsi Sistem Otot


1) Pergerakan
2) Penopang tubuh dan mempertahankan postur
3) Produksi panas
Jenis-Jenis Otot
1) Berdasarkan letak dan struktur selnya, dibedakan
menjadi:
Otot Rangka (Otot Lurik)
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara
sadar atas perintah dari otak), dan melekat pada
rangka, misalnya yang terdapat pada otot paha, otot
betis, otot dada.Kontraksinya sangat cepat dan

kuat.
Otot Polos
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan
involunter (bekerja secara tak sadar). Jenis otot ini
dapat ditemukan pada dinding berongga seperti
kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba,
seperti pada sistem respiratorik, pencernaan,
reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.

Kontraksinya kuat dan lamban.


Otot Jantung
Otot Jantung juga otot serat lintang involunter,
mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik.
Otot ini hanya terdapat pada jantung.Bekerja terusmenerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung
juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali

berdenyut.
2) Berdasarkan gerakannya dibedakan menjadi :
Otot Antagonis, yaitu hubungan antarotot yang
cara kerjanya bertolak belakang/tidak searah,

menimbulkan gerak berlawanan.


Otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara
kerjanya saling mendukung/bekerjasama,

menimbulkan gerakan searah. Contohnya pronator


c.

teres dan pronator kuadrus.


Mekanisme Kontraksi Otot
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop
elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (1995)
mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut model
Sliding Filamens. Model ini menyatakan bahwa kontraksi
terjadi berdasarkan adanya dua set filamen didalam sel otot
kontraktil yang berupa filamen aktin dan miosin.
Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan
saling menggelincir satu sama lain, sehingga sarkomer pun
juga memendek.
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang
disebut asetilkolin.Otot yang terangsang menyebabkan
asetilkolin terurai membentuk miogen yang merangsang
pembentukan aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot
berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang
bergerak.

2. Rangka (skeletal)
Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang,
sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat
menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali
otot. Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting
karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang.
a. Fungsi Rangka
1)
Penyangga; berdirinya tubuh, tempat melekatnya
2)

ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak dan organ.


Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid

3)

(yellow marrow)
Produksi sel darah (red marrow)

4)

Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang

5)

halus dan lunak.


Penggerak; dapat mengubah arah dan kekuatan otot

rangka saat bergerak karena adanya persendian.


b. Jenis Tulang
1) Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya,
yaitu:
Tulang Rawan (kartilago)
a) Tulang Rawan Hyalin: kuat dan elastis
terdapat pada ujung tulang pipa.
b) Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga
dari cawan-cawan (tl. Panggul) dan rongga
glenoid dari skapula.
c) Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun
telinga, epiglotis dan faring.

Tulang Sejati (osteon)


Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun
berbagai sistem rangka.Permukaan luar tulang
dilapisi selubung fibrosa (periosteum). Lapis tipis
jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum

dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.


2) Berdasarkan matriksnya, yaitu:
Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriks yang

padat dan rapat.


Tulang Spons, yaitu tulang dengan matriksnya

berongga.
3) Berdasarkan bentuknya, yaitu:
Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang
yang ukuran panjangnya terbesar. Contohnya os

humerus dan os femur.


Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang
ukurannya pendek. Contohnya tulang yang terdapat
pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas
tulang belakang.

Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang


ukurannya lebar. Contohnya os scapula

(tengkorak), tulang belikat, tulang rusuk.


Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang
dengan bentuk yang tak tentu. Contohnya os

vertebrae (tulang belakang).


Ossa pneumatica (tulang berongga udara).

Contohnya os maxilla.
c. Organisasi Sistem Rangka
Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang yang
membentuk suatu kerangka tubuh.Rangka digolongkan
kedalam tiga bagian sebagai berikut.
1) Rangka Aksial
Rangka Aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk
aksis panjang tubuh dan melindungi organ-organ pada
kepala, leher, dan dada.
Tengkorak (cranium), yaitu tulang yang tersusun
dari 22 tulang; 8 tulang kranial dan 14 tulang

fasial.
Tulang Pendengaran (Auditory) terdiri dari 6 buah
Tulang Hioid, yaitu tulang yang berbentuk huruf U,
terdapat diantara laring dan mandibula, berfungsi
sebagai pelekatan beberapa otot mulut dan lidah1

buah
Tulang Belakang (vertebra), berfungsi menyangga
berat tubuh dan memungkinkan manusia
melakukan berbagai macam posisi dan gerakan,
misalnya berdiri, duduk, atau berlari. Tulang

belakang berjumlah 26 buah


Tulang Iga/Rusuk (costae), yaitu tulang yang
bersama-sama dengan tulang dada membentuk
perisai pelindung bagi organ-organ penting yang
terdapat di dada, seperti paru-paru dan jantung.

Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang


belakang, berjumlah 12 ruas
2) Rangka Apendikular
Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun
dari tulang-tulang bahu, tulang panggul, dan tulang
anggota gerak atas dan bawah terdiri atas 126 tulang.
Secara umum rangka apendikular menyusun alat gerak,
tangan dan kaki.Tulang rangka apendikular dibagi
kedalam 2 bagian yaitu ekstrimitas atas dan ekstrimitas
bawah.
I.4 Faktor-Fator yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem:
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi
sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf.
Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan
otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem
pengungkit. Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada
kontraksi isotonik, peningkatan tekanan otot menyebabkan otot
memendek. Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan tekanan
otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif
dari otot, misalnya, menganjurkan klien untuk latihan kuadrisep.
Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan
isometrik. Meskipun kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot
memendek, namun pemakaian energi meningkat. Perawat harus
mengenal adanya peningkatan energi (peningkatan kecepatan
pernafasan, fluktuasi irama jantung, tekanan darah) karena latihan
isometrik. Hal ini menjadi kontra indikasi pada klien yang sakit
(infark miokard atau penyakit obstruksi paru kronik). Postur dan
Gerakan Otot merefleksikan kepribadian dan suasana hati seseorang
dan tergantung pada ukuran skeletal dan perkembangan otot skeletal.
Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot tergantung dari tonus
otot dan aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan otot yang

melawan gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot


yang seimbang.Macam-macam gangguan yang mungkin yang
terjadi.
Ketegangan dapat dipertahankan dengan adanya kontraksi dan
relaksasi yang bergantian melalui kerja otot. Tonus otot
mempertahankan posisi fungsional tubuh dan mendukung
kembalinya aliran darah ke jantung.
Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi
berkurang. Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari
empat tipe tulang: panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak
beraturan). Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungi
organ vital, membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan
dalam pembentukan sel darah merah.
Sendi adalah hubungan di antara tulang, diklasifikasikan menjadi:
Sendi sinostotik mengikat tulang dengan tulang mendukung
kekuatan dan stabilitas. Tidak ada pergerakan pada tipe sendi ini.
Contoh: sakrum, pada sendi vertebra.
Sendi kartilaginous/sinkondrodial, memiliki sedikit pergerakan,
tetapi elastis dan menggunakan kartilago untuk menyatukan
permukaannya. Sendi kartilago terdapat pada tulang yang mengalami
penekanan yang konstan, seperti sendi, kostosternal antara sternum
dan iga.
Sendi fribrosa/sindesmodial, adalah sendi di mana kedua
permukaan tulang disatukan dengan ligamen atau membran. Serat
atau ligamennya fleksibel dan dapat diregangkan, dapat bergerak
dengan jumlah yang terbatas. Contoh: sepasang tulang pada kaki
bawah (tibia dan fibula) .
Sendi sinovial atau sendi yang sebenarnya adalah sendi yang dapat
digerakkan secara bebas dimana permukaan tulang yang berdekatan
dilapisi oleh kartilago artikular dan dihubungkan oleh ligamen oleh

membran sinovial. Contoh: sendi putar seperti sendi pangkal paha


(hip) dan sendi engsel seperti sendi interfalang pada jari.
Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih,
mengkilat, fleksibel mengikat sendi menjadi satu sama lain dan
menghubungkan tulang dan kartilago. Ligamen itu elastis dan
membantu fleksibilitas sendi dan memiliki fungsi protektif.
Misalnya, ligamen antara vertebra, ligamen non elastis, dan
ligamentum flavum mencegah kerusakan spinal kord (tulang
belakang) saat punggung bergerak.
Tendon adalah jaringan ikat fibrosa berwarna putih, mengkilat,
yang menghubungkan otot dengan tulang. Tendon itu kuat, fleksibel,
dan tidak elastis, serta mempunyai panjang dan ketebalan yang
bervariasi, misalnya tendon akhiles/kalkaneus.
Kartilago adalah jaringan penghubung pendukung yang tidak
mempunyai vaskuler, terutama berada disendi dan toraks, trakhea,
laring, hidung, dan telinga. Bayi mempunyai sejumlah besar
kartilago temporer. Kartilago permanen tidak mengalami osifikasi
kecuali pada usia lanjut dan penyakit, seperti osteoarthritis.
Sistem saraf mengatur pergerakan dan postur tubuh. Area motorik
volunteer utama, berada di konteks serebral, yaitu di girus prasentral
atau jalur motorik.
Propriosepsi adalah sensasi yang dicapai melalui stimulasi dari
bagian tubuh tertentu dan aktifitas otot. Proprioseptor memonitor
aktifitas otot dan posisi tubuh secara berkesinambungan. Misalnya
proprioseptor pada telapak kaki berkontribusi untuk memberi postur
yang benar ketika berdiri atau berjalan. Saat berdiri, ada penekanan
pada telapak kaki secara terus menerus. Proprioseptor memonitor
tekanan, melanjutkan informasi ini sampai memutuskan untuk
mengubah posisi.
1.5 Macam macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem:
Gangguan

Artritis

muskuloskeletal

Gangguan
neurologis
Penyakit
kardiovaskular

Penyakit paru
Faktoe sensorik

II.

Osteoporosis
Fraktur (terutama panggul dan femur)
Problem kaki (bunion, kalus)
Lain-lain (misalnya penyakit paget)
Stroke
parkinson Penyakit
Lain-lain (disfungsi serebelar, neuropati)
Gagal jantung kongensif (berat)
Penyakit jantung koroner (nyeri dada yang
sering)
Penyakit vaskular perifer (kardkasio yang
sering)
Penyakit paru obstruksi kronis (berat)
Gangguan penglihatan
Takut (instabilitas dan takut akan jatuh)

Rencana asuhan klien dengan gangguan mobilisasi


II.1 Pengkajian
II.1.1 Riwayat Keperawatan
II.1.2 Pemeriksaan fisik
1)

Mengkaji skelet tubuh

Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang


yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas,
amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran
anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau
gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya
patah tulang.
2)

Mengkaji tulang belakang

Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)


Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)
Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian
pinggang berlebihan)
3)

Mengkaji system persendian

Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas,


stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi.
4)

Mengkaji system otot

Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi,


dan ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk
mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
5)

Mengkaji cara berjalan

Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal.


Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain.
Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan cara
berjalan abnormal (mis.cara berjalan spastic hemiparesis stroke, cara berjalan selangkah-selangkah penyakit lower
motor neuron, cara berjalan bergetar penyakit Parkinson).
6)

Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer

Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih


panas atau lebih dingin dari lainnya dan adanya edema.
Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer,
warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.

7)
Mengkaji fungsional klien
Kategori tingkat kemampuan aktivitas
TINGKAT
AKTIVITAS/ MOBILITAS
0

Mampu merawat sendiri secara penuh

Memerlukan penggunaan alat

Memerlukan bantuan atau pengawasan


orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain, dan peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan

3
4

KATEGORI

II.1.3 Pemeriksaan penunjang


Sinar X tulang menggambarkan kepadatan tulang,
tekstur, dan perubahan hubungan tulang.
CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian
bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat
memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligament

atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan


panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi.
MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik
pencitraan khusus, noninvasive, yang menggunakan medan
magnet, gelombang radio, dan computer untuk
memperlihatkan abnormalitas (mis: tumor atau penyempitan
jalur jaringan lunak melalui tulang. Dll.
Pemeriksaan Laboratorium.
Hb pada trauma, Ca pada imobilisasi lama, Alkali Fospat
, kreatinin dan SGOT pada kerusakan otot.
2.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Diagnosa 1: Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan
gangguan neuromuskular.
2.2.1
Definisi
Keterbatasan dalam, pergerakkan fisik mandiri dan terarah
pada tubuh atau satu ekstremitas atau lebih (dengan
beberapa tingkatan):
Tingkat 0: Mandiri Total
Tingkat 1: memerlukan penggunaan peralatan atau alat
bantu.
Tingkat 2: memerlukan pertolongan orang lain.
Tingkat 3: membutuhkan bantuan dari orang lain dan
peralatan atau alat bantu.
Tingkat 4: ketergantungan.
2.2.2
Batasan Karakteristik
Objektif
Penurunan waktu reaksi
Kesulitan membolak balikan tubuh
Dispnea saat beraktivitas
Perubahan cara berjalan
Pergerakan menyentak
Keterbatasan kemampuan untuk keterampilan motorik
halus.
Keterbatasan melakukan keterampilan motorik kasar
Melambatnya pergerakkan
Ketidak stabilan postur
Gerakkan tidak teratur

2.2.3
Faktor Yang Berhubungan
Penurunan kekuatan kendali, atau masa otot.
Intoleransi aktivitas dan penurunan kkuatan dan ketahanan
Nyeri

Anda mungkin juga menyukai