Anda di halaman 1dari 2

PEMBEKAPAN

Pembekapan (Smothering) adalah penutupan lubang hidung dan mulut yang menyebabkan
penghambatan udara masuk ke paru paru. Pembekapan ini dapat menyebabkan kematian akibat
asfiksia.
Cara kematian akibat pembekapan dapat berupa :
1. Bunuh diri (Suicide). Bunuh diri masih sering ditemukan terutama pada penderita
penyakit jiwa, orang tahanan dengan menggunakan gulungan kasur, bantal, pakaian, yang
diikatkan menutupi hidung dan mulut.
2. Kecelakaan (accidental smothering). Kecelakaan dapat terjadi pada bayi dalam bulanbulan pertama kehidupannya, terutama bayi prematur bila hidung dan mulut tertutup oleh
bantal atau selimut. Dapat pula terjadi anak-anak dan dewasa muda yang terkurung di
dalam suatu ruangan sempit dengan sedikit udara.
3. Pembunuhan (homicidal smothering). Biasanya terjadi pada kasus pembunuhan anak
sendiri (infanticide). Pada orang dewasa hanya terjadi pada orang yang tidak berdaya
seperti orang tua, orang yang sakit berat, orang dalam pengaruh obat atau minuman keras.
Tanda-tanda kekerasan dapat ditemukan pada pemeriksaan luar jenazah, tergantung dari jenis
benda yang digunakan dan kekuatan menekan. Namun, jika pembekapan dilakukan dengan
benda yang lunak, maka pada tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Tanda-tanda kekerasan yang mungkin terdapat adalah luka lecet jenis tekan atau geser, goresan
kuku dan luka memar pada ujung hidung, bibir, pipi, dan dagu yang mungkin terjadi akibat
proses perlawanan yang dilakukan korban. Luka memar juga dapat terjadi dan terdapat
permukaan dalam bibir akibat bibir yang terdorong dan menekan gigi, gusi dan lidah. Luka
memar atau lecet juga terdapat di belakang tubuh korban.
Sehingga, akan ditemukan tanda-tanda asfiksi baik pada pemeriksaan luar dan dalam jenazah.
Perlu pula dilakukan pemeriksaan kerokan bawah kuku korban, adakah darah atau epitel kulit si
pelaku.

GAGGING DAN CHOCKING


Keadaan ini diakibatkan terjadinya sumbatan jalan napas oleh benda asing, yang mengakibatkan
hambatan udara menuju paru-paru.
Gagging terjadi akibat sumbatan yang terdapat dalam orofaring, sedangkan chocking sumbatan
terdapat lebih dalam pada laringofaring. Mekanisme kematian yang dapat terjadi adalah asfiksia
atau refleks vagal akibat rangsangan pada reseptor nervus vagus di arkus faring, yang
menimbulkan inhibisi kerja jantung yang mengakibatkan cardiac arrest.
Kematian dengan sebab gagging dan chocking dapat terjadi sebagai akibat :

1. Bunuh diri (suicide). Hal ini jarang terjadi karena sulit untuk memasukkan benda asing ke
dalam mulut sendiri disebabkan adanya refleks batuk atau muntah. Umumnya, hal ini
dilakukan pada penderita sakit mental atau tahanan.
2. Pembunuhan (homicidal chocking). Umumnya terjadi pada kasus pembunuhan anak
sendiri (infanticide), orang dengan fisik lemah atau tidak berdaya, misalnya orangtua.
3. Kecelakaan (accidental chocking). Kejadian ini dapat terjadi bila tertawa atau menangis
saat makan (bolus death), sehingga makanan tersedak ke dalam saluran pernapasan.
Mungkin pula terjadi akibat regurgitasi makanan yang kemudian masuk ke dalam saluran
pernapasan.
Pada pemeriksaan jenazah dapat ditemukan tanda-tanda asfiksia baik pada pemeriksaan luar
maupun dalam (pembedahan jenazah). Dalam rongga mulu (orofaring atau laringofaring)
ditemukan sumbatan berupa sapu tangan, kertas koran, gigi palus, bahkan dapat pula ditemukan
arang, batu dan sebagainya. Bila benda asing tidak ditemukan, cari kemungkinan adanya tanda
kekerasan yang diakibatkan oleh benda asing.

REFERENSI
1. Ilmu kedokteran forensik. FKUI

Anda mungkin juga menyukai