Penguji kasus
Pembimbing
Dibacakan oleh
Dibacakan tanggal
: 10 November 2015
HALAMAN PENGESAHAN
Melaporkan kasus seorang wanita 60 tahun dengan ODS Primary Open Angle Glaucoma
Penguji kasus
Pembimbing
Dibacakan oleh
Dibacakan tanggal
: 10 November 2015
Diajukan guna memenuhi tugas kepaniteraan senior di bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
Mengetahui,
Penguji Kasus,
Pembimbing,
I.
PENDAHULUAN
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang;
biasanya disertai peningkatan tekanan intraokular. Pada sebagian besar kasus,
glaukoma tidak disertai dengan penyakit mata lainnya (glaukoma primer).
Hampir 60 juta orang terkena glaukoma. Diperkirakan 3 juta penduduk
Amerika Serikat terkena glaukoma, dan diantara kasus-kasus tersebut, sekitar 50%
tidak terdiagnosis. Sekitar 6 juta orang mengalami kebutaan akibat glakoma,
termasuk 100.000 penduduk Amerika, menjadikan penyakit ini sebagai penyebab
utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Glaukoma sudut terbuka
primer, bentuk tersering pada ras kulit hitam dan putih, menyebabkan
penyempitan lapangan pandang bilateral progresif asimptomatik yang timbul
perlahan dan sering tidak terdeteksi sampai terjadi penyempitan lapangan pandang
yang luas. Glaukoma sudut tertutup didapatkan pada 10-15% kasus ras kulit putih.
Glaukoma sudut tertutup primer berperan pada lebih dari 90% kebutaan bilateral
akibat glaukoma di China.
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokuler ini disebabkan
oleh bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar dan berkurangnya
pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau dicelah pupil. Pada
glaukoma akan didapatkan kelemahan fungsi mata dengan terjadinya cacat
lapangan pandang dan kerusakan anatomi berupa excavatio serta degenerasi papil
saraf optik, yang dapat berakhir dengan kebutaan.
II.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. K
Umur
: 60 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
No. CM
: C558121
Agama
: Islam
Alamat
: Sudipayung, Ngampel, Kendal
Pekerjaan
: Pensiunan
III.
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 4
November 2015 pukul 14.12 WIB di Poliklinik Mata RSDK.
Keluhan Utama
Nyeri pada kedua mata
2
IV.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Fisik (4 November 2015)
Status Praesens
Keadaan umum : Baik
Kesadaaran
: Compos Mentis, GCS 15
Tanda vital: TD :130/80 mmHg
RR : 20x/menit
Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,5oC
Pemeriksaan Fisik: Kepala
: Mesosefal
Thorax
: Tidak ada kelainan
Abdomen
: Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Oculi Sinistra
3
6/15
Tidak dilakukan
Edema (-), spasme (-)
Edema (-), spasme (-)
Sekret (-), edema (-),
hiperemis (-)
Sekret (-), edema (-),
hiperemis (-)
Injeksi (-), sekret (-)
Tidak ada kelainan
Jernih , edema (-),erosi (-),
infiltrat (-), sensibilitas (+)N
Van Herick grade III,
Tyndall effect (-)
Kripte (+), sinekia (-)
Bulat, sentral, regular,
d=3mm, reflek pupil (+)N
Keruh tidak rata
(+) kurang cemerlang
Jernih
T Schiotz 25,8 mmHg
0,5-0,6
Penyempitan lapangan sisi
nasal dan temporal
IP
IP
SS
IP
V.
Visus
Koreksi
Palpebra Superior
Palpebra Inferior
Conjunctiva
Palpebralis
Conjunctiva
Fornices
Conjunctiva Bulbi
Sclera
Kornea
Camera Oculi
Anterior
Iris
Pupil
Lensa
Fundus Refleks
Corpus Vitreum
Tensio Oculi
Cup Disc Ratio
Konfrontasi
Gonioskopi
6/20
Tidak dilakukan
Edema (-), spasme (-)
Edema (-), spasme (-)
Sekret (-), edema (-),
hiperemis (-)
Sekret (-), edema (-),
hiperemis (-)
Injeksi (-), sekret (-)
Tidak ada kelainan
Jernih , edema (-),erosi (-),
infiltrat (-), sensibilitas (+)N
Van Herick grade III,
Tyndall effect (-)
Kripte (+), sinekia (-)
Bulat, sentral, regular,
d=3mm, reflek pupil (+)N
Keruh tidak rata
(+) kurang cemerlang
Jernih
T Schiotz 25,8 mmHg
0,6-0,7
Penyempitan lapangan sisi
nasal, temporal dan inferior
IP
IP
SS
SS
RESUME
Seorang wanita 60 tahun datang ke poliklinik mata RSUP Dr. Kariadi Semarang
dengan keluhan nyeri pada kedua mata. Keluhan sejak 6 bulan yang lalu dan
dirasakan hilang timbul. Pasien mengeluh nyeri semakin berat selama sebulan
terakhir. Hiperemis (-), lakrimasi (-), pandangan kabur (+), sekret (-), halo (+)
serta jalan menabrak (+).
Pemeriksaan fisik : Status praesens dan pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Status Ofthalmologi
Oculi Dekstra
6/15
Keruh tidak rata
(+) kurang cemerlang
T Schiotz 25,8 mmHg
0,5-0,6
Visus
Lensa
Fundus Refleks
Tensio Oculi
Cup Disc Ratio
Oculi Sinistra
6/20
Keruh tidak rata
(+) kurang cemerlang
T Schiotz 25,8 mmHg
0,6-0,7
4
VI.
DIAGNOSIS BANDING
ODS Glaukoma primer sudut terbuka
ODS Glaukoma sekunder sudut terbuka
ODS Glaukoma primer sudut tertutup
ODS Glaukoma kronik sudut tertutup
VII.
DIAGNOSA KERJA
ODS Glaukoma primer sudut terbuka
VIII. TERAPI
Timol ED/12 jam ODS
Cendolyteers ED/6 jam ODS
IX.
PROGNOSIS
Quo ad visam
Quo ad sanam
Quo ad functionam
Quo ad comesticam
OD
Dubia
Dubia
OS
Dubia
Dubia
Dubia
Ad bonam
X.
USUL-USUL
Pemantauan dan evaluasi perkembangan penyakit dengan medikamentosa.
XI.
EDUKASI
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien mengalami
permasalahan pada kedua mata dimana ditandai nyeri pada kedua mata,
pandangan kabur, bila melihat lampu yang menyala seperti ada lingkaran
XII.
DISKUSI
Definisi Glaukoma
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang;
- Trauma
- Pascaoperasi
- Glaukoma neovaskular
- Peningkatan tekanan vena episklera
- Steroid-induced
Glaukoma kongenital
- Glaukoma kongenital primer
- Glaukoma
yang
berkaitan
dengan
kelainan
perkembangan ekstraokular
Glaukoma absolut
2. Berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular
Glaukoma sudut terbuka
- Kontraksi membran pratrabekular
- Kelainan trabekular
- Kelainan pasca trabekular
dilakukan
anamnesa
dan
serangkaian
pemeriksaan mata yang lengkap oleh seorang dokter spesialis mata. Prosedur
pemeriksaan glaukoma meliputi dua hal yakni struktural dan fungsional. Secara
struktural bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan glukomatous pada
anatomi mata, sedangkan secara fungsional bertujuan untuk mengevaluasi
kelainan fungsi mata yang ditimbulkan oleh glaukoma.
1. Anamnesa dan gejala klinis :
Glaukoma akut/ glaukoma sudut tertutup :
- Sakit mata yang hebat.
- Penglihatan kabur.
- Penglihatan tidak jelas dan terdapat tanda halo (bulatan
aplanasi
Goldmann.
Selain
itu,terdapat
pula
membentuk
sudut
sedemikian
rupa
sehingga
tertutup
Penilaian Diskus Optikus : Funduskopi untuk menilai
pembesaran cekungan diskus optikus. Pada glaukoma mulamula terjadi pembesaran konsentrik cekungan optik yang
diikuti oleh pencekungan superior dan inferior dan disertai
8
pentakikan
fokal
tepi
diskus
optikus.
Adanya
atrofi
tepi.
Pemeriksaan lapangan pandang memakai layar singgung,
perimeter Goldmann, Friedmann field analyzer, dan perimeter
otomatis (Humphrey, Octopus, atau Henson). Gangguan
lapangan pandang akibat glaukoma terutama mengenai 30
derajat lapangan pandang bagian tengah. Perubahan paling dini
adalah semakin nyatanya bintik buta.
Pengobatan Glaukoma
Medikamentosa
Harus disadari betul, bahwa glaukoma primer merupakan masalah terapi
pengobatan (medical problem). Pemberian pengobatan medikamentosa
harus diberikan terus menerus, karena itu sifat obat-obatnya harus mudah
diperoleh dan mempunyai efek samping sekecil-kecilnya. Obat-obat ini
hanya menurunkan tekanan intraokulernya, tetapi tidak menyembuhkan
penyakitnya.
Obat-obat yang dipakai :
1. Supresi pembentukan aqueous humor
- Penyekat adrenergik-beta
Larutan timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaxolol 0,25% dan
0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5%, metipranolol 0,3% serta
carteolol 1% digunakan 2 kali 1 tetes sehari.
Gel timolol maleat 0,1%, 0,25% dan 0,5% digunakan satu kali
sehari tiap pagi.
Kontraindikasi pada pasien dengan asma dan penyakit
-
jantung.
Agonis adrenergik-2
Larutan Apraclonidine 0,5% digunakan 3 kali 1 tetes sehari
dan 1% digunakan sebelum dan sesudah terapi laser
Agonis adrenergik-
Larutan brimonidine 0,2% digunakan 2 kali 1 tetes sehari
Penghambat anhidrase karbonat topikal
9
0,003%,
latanopros
0,005%
dan
Operasi
Pada umumnya operasi ditangguhkan selama mungkin dan baru dilakukan
bila :
- Tekanan intraokuler tak dapat dipertahankan dibawah 22 mmHg
10
respon
pada
terapi
medikamentosa
Prinsip operasi : fistulasi, membuat jalan baru untuk mengeluarkan humor
aqueous, oleh karena jalan yang normal tak dapat dipakai lagi.
Macam operasi :
-
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan D, Asbury. Glaukoma. Dalam : Diana S, editor. Oftalmologi Umum. Edisi 17.
Jakarta : Widya Medika; 2009. Hal 212-28.
2. Ilyas S. Glaukoma. Dalam : Ilyas S, Editor. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI; 2008. Hal 212-17.
3. The Eye M. D. Association. Glaucoma. In : Basic and Clinical Science Course American
Academy of Ophthalmology. Section 10. Singapore: LEO; 2008.
4. The Eye M. D. Association. Fundamentals and Principles of Ophthalmology. In : Basic
and Clinical Science Course American Academy of Ophthalmology. Section 2.
Singapore: LEO; 2008.
5. Ming ALS, Constable IJ. Lens and Glaucoma. In : Color Atlas of Ophthalmology. 3th
Ed. New York : World Science; 2006. p 51-60.
6. Crick RP, Khaw PT. Practical Anatomy and Physiology of The Eye and Orbit. In : A
Textbookof Clinical Ophthalmology. 3th Ed. Singapore : Fulsland Offset Printing (S) Pte
Ltd; 2003. p 5-7.
7. Lang GK. Glaucoma. In : Ophthalmology : A Pocket Textbook Atlasy. Germany : Georg
Thieme Verlag; 2007. p 239-71.
12