Anda di halaman 1dari 2

Kabupaten

Pohuwato

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


GASTROENTERITIS
No. Dokumen :
No. Revisi
: 00
TanggalTerbit : 02/1/2016
Halaman
: 1/ 2

SPO

Puskesmas
Patilanggio
Kepala Puskesmas

PUSKESMAS
PATILANGGIO

Arsad Suleman, SKM


Nip: 19780824 200501 1 017

A. PENJELASAN SINGKAT TENTANG PROSEDUR


Langkah-langkah rencana pelaksanaan pelayanan klinis pada pasien gastroenteritis
B. PERATURAN DAN KEBIJAKAN
1. PMK No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
2. Penerapan standar terapi di puskesmas
C. DEFINISI
Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lmbung dan usus halus yang ditandai
dengan diare, yaitu buang air besar lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lendir,
dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam, dan disertai dengan muntah,
demam, rasa tidak enak di perut dan menurunnya nafsu makan. Apabila diare > 30 hari
disebut kronis.
D. PENYEBAB
Gastroenteritis lebih sering terjadi pada anak-anak karena daya tahan tubuh yang belum
optimal. Hal ini biasanya terjadi berhubungan dengan tingkat pendidikan dan pendapatan
yang rendah yang terkait dengan perilaku kesehatan yang kurang. Penyebab gastroenteritis
antara lain infeksi, malabsorbsi, keracunan atau alergi makanan dan psikologis penderita.
Infeksi yang menyebabkan GE akibat Entamoeba histolytica disebut disentri, bila
disebabkan oleh Giardia lamblia disebut giardiasis, sedangkan bila disebabkan oleh Vibrio
cholera disebut kolera.
E. GAMBARAN KLINIS
Buang air besar (BAB) lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lendir, dengan
frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut
(nyeri atau kembung), mual dan muntah serta tenesmus. Setiap kali diare, BAB dapat
menghasilkan volume yang besar (asal dari usus kecil) atau volume yang kecil (asal dari
usus besar). Bila diare disertai demam maka diduga erat terjadi infeksi.
F. PEMERIKSAAN FISIK
Perhatikan tanda-tanda dehidrasi: turgor kulit perut menurun, akral dingin, penurunan
tekanan darah, peningkatan denyut nadi, tangan keriput, mata cekung/tidak, penurunan
kesadaran (syok hipovolemik), nyeri tekan abdomen, kualitas bising usus hiperperistaltik.
Pada anak kecil cekung ubun-ubun kepala. Pada tanda vital lain dapat ditemukan suhu
tubuh yang tinggi (hiperpireksi), nadi dan pernapasan cepat. Pada anak-anak terlihat BAB
dengan konsistensi cair pada bagian dalam dari celana atau diapers.
G. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (BAB cair lebih dari 3 kali sehari) dan
pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan pemeriksaan konsistensi
BAB).
H. PENATALAKSANAAN
Pada Umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh cepat dengan sendirinya melalui
rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang diperlukan evaluasi lebih lanjut.
Terapi dapat diberikan dengan :
a. Memberikan cairan dan diet adekuat
1. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat untuk rehidrasi
2. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi lactase transien.
3. Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein, karena dapat
meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
4. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung gas, dan mudah
dicerna.
b. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikn obat antidiare untuk mengurangi
gejala dan antimikroba untuk terapi definitive. Pemberian terapi antimikroba empirik
diindikasikan pada pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri invasive, travellers

diarrhea, dan imunosupresi. Antimikroba : pada GE akibat infeksi diberikan antibiotik


atau antiparasit, atau anti jamur tergantung penyebabnya.
Obat antidiare, antara lain :
a. Loperamide
b. Attapulgite

Antimikroba, antara lain :


a. Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5-7 hari atau
b. Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2 x 1 tablet/hari
c. Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, metronodazole dapat digunakan
dengan dosis 3 x 500 mg/hari selama 7 hari.
d. Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan etiologi
Bila terjadi dehidrasi ditangani sesuai klasifikasi derajat dehidrasi
I. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai