Lita Darmayanti
Alfian Kamaldi
Zulfikar Djauhari
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Riau, Pekanbaru
Abstrak
Penggunaan material beton tanpa perancangan ketahanan/durabilitas yang memadai di lingkungan rawa
gambut mengakibatkan kerusakan prematur dan penurunan masa layan struktur dalam jangka panjang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kuat tekan beton yang dibuat menggunakan semen Ordinary Portland
Cement (OPC), Portland Composite Cement (PCC), dan campuran dengan limbah agro-industri, yakni OPC
Fly Ash (OPC-FA) dan OPC Palm Oil Fuel Ash (OPC-POFA). Sampel direndam di larutan aquades
(kontrol), asam sulfat dan air gambut selama 150 hari. Kuat tekan sampel diuji pada umur 28 hari, 91 hari
dan 150 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan beton dibuat dengan semen OPC mengalami
penurunan setelah direndam di larutan asam sulfat. Beton menggunakan semen PCC tidak mengalami
penurunan kuat tekan selama perendaman di larutan asam sulfat dan air gambut. Kuat tekan beton dengan
semen OPC-FA dan OPC-POFA cenderung meningkat hingga umur 91 hari di larutan asam sulfat dan air
gambut, lalu turun setelah direndam pada umur 150 hari. Beton menggunakan semen PCC, OPC-FA dan
OPC-POFA menunjukkan ketahanan lebih baik dari beton semen OPC, karena bahan tambah bereaksi
dengan hasil hidrasi semen melalui proses pozzolanik memberikan silikat tambahan (C-S-H) yang dapat
memperbaiki kekedapan dan kuat tekan beton.
Kata Kunci : abu sawit, abu terbang, agro-industri, asam, gambut, OPC, PCC
I. PENDAHULUAN
Rawa gambut banyak terdapat di Provinsi Riau dengan luas total lahan sekitar 4.043.600
hektar pada tahun 2008. (Agus & Subiksa, 2008). Sebanyak 57% dari luas total tersebut
telah dikonversi untuk keperluan infrastruktur, pertanian, industri dan pemukiman antara
tahun 1982 sampai 2007. Jumlah konversi lahan untuk konstruksi diprediksi akan terus
meningkat, meski pemanfaatan lahan marjinal seperti tanah gambut memiliki dua
kelemahan, yakni daya dukung lemah, dan sifat asam air gambut berpotensi menimbulkan
korosi pada beton dan baja tulangan. Kerusakan jangka panjang pada beton terjadi akibat
asam-asam organik dan non-organik, seperti asam humat dan asam sulfat yang menyerang
senyawa kalsium lalu membentuk garam hasil reaksi mudah larut dalam air, sehingga
menyebabkan leaching (lindi) produk hidrasi beton, peningkatan porositas dan
pengurangan kekuatan beton. Peningkatan porositas menjadikan beton rentan terhadap
korosi akibat serangan ion-ion asam. Untuk menjaga kestabilan dan integritas struktur
beton di lingkungan asam, maka beton seharusnya memiliki kualitas dan durabilitas tinggi.
Selain menggunakan beton pracetak atau beton dengan semen khusus untuk lingkungan
sulfat, beton tahan lingkungan asam dapat dihasilkan menggunakan binder yang dicampur
dengan limbah agro-industri, seperti abu terbang dan abu sawit. Limbah agro-industri
memiliki kadar silika dan alumina tinggi untuk memperbaiki struktur pori, meningkatkan
kekedapan beton, dan mengurangi jumlah semen dalam campuran beton.
Kuat Tekan Beton Dengan Semen Campuran Limbah Agro-Industri Di Lingkungan Asam
294
Kuat Tekan Beton Dengan Semen Campuran Limbah Agro-Industri Di Lingkungan Asam
295
semen melalui reaksi pozzolanik (Roy et al. 2001, Sobolev & Yeginobali, 2005, Torii &
Kawamura, 1994, Goyal et al. 2009).
Abu sawit/
palm oil fuel ash
POFA**
64.36
4.36
3.41
4.58
7.92
0.00
5.57
0.87
0.1
3.64
0.04
46
60
0.59
4.97
Empat campuran beton menggunakan semen OPC, PCC dan campuran OPC+abu terbang
(Fly Ash) atau OPC-FA, dan OPC+abu sawit (Palm Oil Fuel Ash) atau OPC-POFA.
Limbah agro-industri (abu terbang dan abu sawit) untuk campuran adalah sebesar 10% dari
berat semen. Agregat kasar berasal dari Danau Bingkuang, Kampar, Riau, dengan berat
jenis 2,65, sedangkan agregat halus memiliki 2,64 dan modulus kehalusan 2,93. Hasil
rancangan campuran dengan mutu beton K350 dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Rancangan campuran OPC, PCC, OPC-FA dan OPC POFA
Campuran
Semen (kg/m3)
Agregat kasar (kg/m3)
Agregat halus (kg/m3)
Air (kg/m3)
Abu terbang- FA (kg/m3)
Abu sawit- POFA (kg/m3)
OPC
507.895
987.425
684.138
194.780
-
PCC
507.895
987.425
684.138
194.780
-
Kuat Tekan Beton Dengan Semen Campuran Limbah Agro-Industri Di Lingkungan Asam
OPC-FA
457.105
987.425
684.138
194.780
50.789
-
OPC-POFA
457.105
987.425
684.138
194.780
50.789
296
Spesimen beton dirawat dalam air selama 28 hari, sebelum direndam kembali ke dalam
media aquades (kontrol), asam sulfat dan air gambut. Air gambut diambil dari daerah
Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau dengan derajat keasaman atau pH = 4-5. Untuk
larutan pembanding digunakan aquades dengan pH = 7, dan asam sulfat dengan pH = 45. Untuk mempelajari pengaruh asam pada keempat campuran beton, maka dilakukan
pengujian kuat tekan pada umur 28, 91 dan 150 hari setelah direndam dalam aquades, asam
sulfat dan air gambut. Uji porositas dilakukan pada umur 150 hari bagi semua sampel.
35
30
25
28 hari
20
91 hari
15
150 hari
10
5
0
OPC
PCC
OPC FA
Tipe semen
OPC POFA
Gambar 4.1 Variasi kuat tekan beton yang direndam dalam aquades.
Pada Gambar 4.2, semua benda uji direndam pada larutan asam sulfat. Hasil pengujian
kuat tekan menunjukkan pengurangan kuat tekan beton dengan semen OPC secara
Kuat Tekan Beton Dengan Semen Campuran Limbah Agro-Industri Di Lingkungan Asam
297
bertahap dari umur 28 hari hingga 150 hari. Semen OPC adalah semen yang sangat rentan
terhadap serangan asam (Eglinton, dalam Lea, 2004). Proses hidrasi semen, menghasilkan
senyawa kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang angka kelarutannya tinggi. Jika terkena asam,
Ca(OH)2 akan bereaksi menghasilkan gipsum. Gipsum akan bereaksi kembali dengan CAH
yang akan menghasilkan ettringite (Goyal et al. 2008, Kasih, 2011). Ettringite memiliki
bentuk kristal memanjang seperti jarum. Ettringite ini menyebabkan pengembangan
volume hingga menimbulkan keretakan semen (Bamaga et al. 2010). Pembentukan
ettringite yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kekuatan dari semen OPC.
Adanya pozzolan yang mengandung silika reaktif pada semen PCC, OPC-FA dan OPCPOFA, akan mereduksi kapur bebas (Ca(OH)2) hasil hidrasi, dan sekaligus menghasilkan
produk hidrasi tambahan yang bersifat perekat yaitu C-S-H. Adanya tambahan bahan
perekat ini akan mengisi rongga-rongga kapiler besar yang terbentuk pada proses hidrasi
semen portland (Ahmad et al. 2008; Oueslati et al. 2011; Zivica et al. 2012). Oleh karena
itu, beton PCC, OPC-FA dan OPC-POFA tidak menunjukkan penurunan kekuatan seiring
bertambahnya umur beton dalam rendaman asam sulfat (pH 4-5).
45
40
Kuat tekan (MPa)
35
30
25
28 hari
20
91 hari
15
150 hari
10
5
0
OPC
PCC
OPC FA
Tipe semen
OPC POFA
Gambar 4.2 Variasi kuat tekan beton yang direndam dalam asam sulfat.
Untuk benda uji yang direndam dalam air gambut, terjadi penurunan kuat tekan beton
dengan semen OPC setelah direndam selama 150 hari. Sedangkan benda uji PCC tidak
memperlihatkan perubahan kuat tekan, malah mengalami peningkatan pada umur 150 hari.
Penurunan kuat tekan kemungkinan disebabkan oleh aksi kompetisi antara asam yang
merusak produk hidrasi dengan produk hidrasi yang berusaha mengisi rongga-rongga
kapiler dalam beton. Kondisi lingkungan asam yang korosif menyebabkan pasta semen
portland mudah rusak (Caijun et al. 2000). Selain itu, CO2 yang terkandung dalam air
gambut (Eglinton, dalam Lea, 2004) akan bereaksi dengan kalsium hidroksida hasil
hidrasi semen, membentuk kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) yang larut dalam air
(Allahverdi et al. 2000). Benda uji terbuat dari OPC-FA dan OPC-POFA mengalami
kenaikan kuat tekan meskipun tidak terlalu signifikan setelah direndam pada umur 28 dan
91 hari, lalu mulai menurun pada umur 150 hari. Beton dengan semen PCC OPC-FA dan
Kuat Tekan Beton Dengan Semen Campuran Limbah Agro-Industri Di Lingkungan Asam
298
OPC-POFA, menunjukkan ketahanan terhadap asam yang lebih baik dari beton OPC
secara umum. Pozzolan yang dikandung semen PCC, serta silika reaktif pada FA dan
POFA dapat mereduksi kapur bebas (Ca(OH)2) hasil hidrasi dan menghasilkan C-S-H,
sehingga mampu mencegah kerusakan beton lebih lanjut akibat serangan asam pada air
gambut (Goyal et al. 2008). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa untuk konstruksi di
lingkungan asam, seperti asam sulfat dan air gambut, maka lebih direkomendasikan untuk
menggunakan semen dengan campuran pozzolan atau limbah agro-industri yang
mengandung silika.
45
40
Kuat tekan (MPa)
35
30
25
28 hari
20
91 hari
15
150 hari
10
5
0
OPC
PCC
OPC FA
Tipe semen
OPC POFA
Gambar 4.3 Variasi kuat tekan beton yang direndam dalam air gambut.
V. KESIMPULAN
Lingkungan asam dapat merusak beton karena ion asam dapat mengurai senyawa Ca(OH)2
pada pasta semen, menghancurkan struktur kristal, dan menyisakan residu tidak
bermanfaat pada kekuatan beton, lalu menimbulkan penurunan kuat tekan beton sehingga
masa layan struktur beton dapat berkurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton
dari semen OPC mengalami penurunan kuat tekan dari umur 28 hari ke umur 150 hari
cukup signifikan di lingkungan asam sulfat dan air gambut. Penguraian Ca(OH)2 oleh ion
asam menjadi hasil reaksi mudah terlarut akan mengurangi kepadatan dan kuat tekan.
Sedangkan beton menggunakan semen pozzolan (PCC), OPC-FA dan OPC-POFA,
menunjukkan ketahanan lebih baik dari beton semen OPC, karena bahan tambah bereaksi
dengan hasil hidrasi semen melalui proses pozzolanik memberikan silikat tambahan (C-SH) yang dapat memperbaiki kekedapan dan kuat tekan beton.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, F. & Subiksa, I.G.M. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek
Lingkungan. Bogor: Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan World Agroforesty
Centre.
Ahmad, M.H., Omar, R.C., Malek, M.A., Noor, N. Md., & Thiruselvam, S. 2008.
Compressive Strength of Palm Oil Fuel Ash. Kuala Lumpur: ICCBT 2008.
Kuat Tekan Beton Dengan Semen Campuran Limbah Agro-Industri Di Lingkungan Asam
299
Kuat Tekan Beton Dengan Semen Campuran Limbah Agro-Industri Di Lingkungan Asam
300
Zivica, V., Palou, M.T., Krizma, M. & Bagel, L. 2012. Acidic attack of cement based
materials under the common action of high, ambient temperature and pressure.
Construction and Building Materials 36: 623-629.
Kuat Tekan Beton Dengan Semen Campuran Limbah Agro-Industri Di Lingkungan Asam
301