Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia kurikulum berkembang dari masa ke masa sesuai dengan kebutuhan,
tuntutan dan perkembangan masyarakat Indonesia. Perubahan kurikulum biasanya juga
disebabkan adanaya perubahan menteri, sampai ada idiom di masyarakat ganti menteri ganti
kurikulum. Pada dasarnya perubahan kurikulum harus didasari dengan perkembangan dan
tujuan pendidikan nasional. Ada beberapa pengertian tentang kurikulum berdasarkan para
ahli. Secara harfiah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni Curriculae yang artinya
jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari (Hamalik, 2001:16). Thomas E Curtis dan W
Bidweel (Sumantri, 1988 :1) menyatakan interpretasi istilah kurikulum beragam mulai dari
pendapat yang mengatakan bahwa kurikulum terdiri atas semua pengalaman yang dipunyai
peserta didik yang diperoleh di bawah bimbingan sekolah sampai pada perdebatan bahwa
kurikulum adalah hasil belajar yang sudah lebih dahulu direncanakan. Fenwick W. English
berpendapat kurikulum akan timbul bila orang-orang di sekolah mengadopsi seperangkat
respons terhadap seperangkat keadan di sekolah, untuk kepentingan politik, pengajaran,
sosial, pengelolaan respons tersebut di atas dituangkan hitam atas putih, sehingga kurikulum
ini menjad suatu dokumen.
Berdasarkan dari pengertian di atas bisa di ambil kesimpulan bahwa kurikulum
merupakan dokumen resmi yang mengikat akan proses belajar mengajar di sekolah yang
bertujuan untuk membimbing peserta didik dalam mencami hasil belajar yang di rencanakan.
Kurikulum merupakan langkah utama dalam perumusan tujuan pendidikan nasional sehingga
perubahan dalam kurikulum memang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan pendidikan.
Perubahan

kurikulum

berkenaan

dengan

proses

menerangkan,

menganalisis

dan

mengintrepretasikan pemikiran dan praktek kurikulum masa yang sudah lalu. Dengan
mempelajari masa lalu bisa memahami masa kini karena sebagian yang terdapat dan terjadi
masa lalu bisa dikembangkan lebih baik (Sumantri, 1988:7). Di Indonesia perubahan
kurikulum terjadi empat kali, kurikulum pertama 1975, kedua 1984, ketiga 2006 dan 2013.
Dalam literatur pendidikan, perbaikan kurikulum diartikan sebagai perekayasaan pendidikan

yang terkandung di dalamnya saran akan ada nya teknologi perbaikan. Arti lain yang
diberikan kepadanya adalah perubahan sosial yang direncanakan dan perubahan dalam
dinamika hubungan manusia. Kebanyakan pengetahuan kita mengenai perubahan sosial yang
direncanakan dan hubungan antar manusia berasal dari displin lain di luar pendidikan.
Apapun yang telah dipelajari oleh para ahli ilmu sosial serta para pendidik mengenai
proses perubahan pada individu dan kelompok pada umumnya dapat diaplikasikan kepada
proses perbaikan orang dan lembaga. Dengan merujuk kepada perbaikan kurikulum, pendidik
harus mengaplikasikan lebih lanjut temuan-temuan dari psikologi sosial, sosiologi dan ilmu
pengetahuan sosial lainya ke dalam bidangnya. Perubahan kurikulum dapat dilakukan
terlebih dahulu mencari jawaban atas pertanyaan apakah aspek-aspek persekolahan sudah
dapat disajikan dan dilaksanakan dengan baik ?bila jawaban telah diperoleh dengan melalui
evaluasi, penelitian ataupun eksperimentasi barulah tindakan yang konstruktif dapat
dilakukan.Perubahan tersebut bertujuan untuk meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia,
sehingga tujuan pendidikan nasional dapat dicapai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sistem pendidikan di Indonesia ?
2. Bagaimana latar belakang perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia ?
3. Bagaimana latar belakang ditetapkan kurikulum 1984 dan bagaimana bentuk
pembelajaran sejarah pada kurikulum 1984 ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui sistem pendidikan di Indonesia
2. Mengetahui latar belakang perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia
3. Mengetahui latar belakang ditetapkan kurikulum 1984 dan bagaimana bentuk
pembelajaran sejarah pada kurikulum 1984

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pendidikan di Indonesia
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak
untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan (Ngalim
Purwanto, 2002:11). Rumusan tentang pendidikan, sistem pendidikan nasional Indonesia
tertuang di UU. No. 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan Indonesia bertujuan agar masyarakat
Indonesia mempunyai pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya, arah dari
proses pendidikan nasional mencakup berbagai aspek kehidupan diri manusia dan masyarakat
untuk survive dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dasar pendidikan nasional adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam ragka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab. Rumusan konstitusional tersebut apabila dicermati menegaskan
bahwa arah dan tujuan pendidikan nasional adalah untuk membentuk manusia yang beriman
dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani rohani, cakap, berilmu, dan kreatif,
mengembangkan kemandirian serta menjadi warga negara yang baik. Ini semua dalam rangka
membangun watak bangsa yang beradab dan bermartabat.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus berupaya
melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan. Dan sebagai sarana untuk
meningkatkan mutu pendidikan diperlukan sebuah kurikulum. Dalam arti yang sangat sempit
kurikulum berarti suatu garis besar pelajaran sedangkan pada ujung ektrim lainnya menurut
Tyler adalah segala sesuatu yang nampak pada perencanaan, pengajaran dan belajar dalam
lembaga

pendidikan,

sehingga

pengembangan

kurikulum

akan

merujuk

pada

mengembangkan rencana-rencana program pendidikan. Di dalamnya tercakup, pemilihan


pengidentifikasian dan pemilihan tujuan pendidikan, pengalaman belajar, metode dan
evaluasi program pendidikan (Sumantri, 1988: 1).
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan,

kebutuhan pembangunan nasional,perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta


kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan Sejalan dengan
ketentuan tersebut, perlu ditambahkan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan
nasional, dan pendidikan nasional berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
(Hamalik, 2001:19).
2.2 Latar Belakang Perubahan Kurikulum di Indonesia
Seiring perjalanan sejarah Indonesia sejak kemerdekaan, kurikulum yang disusun
mengalami beberapa kali perubahan, yakni kurikulum 1947, 1952,1964, 1968, 1975, 1984,
1994, 2004, 2006 dan yang sekarang 2013. Perubahan yang terjadi adalah dampak perubahan
sosial ekonomi, politik, ekonomi dan budaya. Dengan demikian, kurikulum sebagai
perangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara berkesinambungan terhadap
realitas yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki kompnonen-komponen yang
saling berkiatan antara satu dengan yang lainnya, antara lain 1) Tujuan, 2) materi, 3) mtode,
4) organisasi dan 5) evaluasi. Komponen tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.
1. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapain dalam
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam skala
yang lebih luas, kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam rangka pengembangan
sumber daya manusia yang berkualitas. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi
peserta didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target
tujuan pendidikan nasional khususnya dan sumber daya manusia yang berkualitas umumnya.
2. Materi Kurikulum
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum. Materi kurikulum
mengandung aspek-aspek tujuan kurikulum antara lain; teori, konsep, generalisasi, prinsip,
prosedur, fakta,istilah, contoh, definisi, dan proposisi.
3. Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam
upaya menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Metode
atau strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat
tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh pendidik dan peserta didik. Dengan demikian,
penyusunan hendaknya berdasarkan analisa tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan
perilaku awal peserta didik.

4. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari berbagai bentuk, yang masing-masing memiliki
karakteristiknya sendiri, antara lain; 1) mata pelajaran terpisah-pisah, 2) mata pelajaran yang
berkorelasi, 3) bidang studi, 4) program yang berpusat pada anak, 5) core program dan 6)
electit program.
5. Evaluasi
Evaluasi meupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum adalah pedoman
penyelanggaraan kegiatan belajar mengajar. Melalui evaluasi dapat diperoleh informasi yang
akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik.
Berdasarkan informasi tersebut dapat disusun keputusan tentang kurikulum itu sendiri,
pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. Aspek-aspek yang perlu
dinilai bertitik tolak dari aspek-aspek tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan kurikulum,
tujuan pembelajaran dan tujuan belajar siswa (Hamalik, 2001: 23-30).

Anda mungkin juga menyukai