PENDAHULUAN
kurikulum
berkenaan
dengan
proses
menerangkan,
menganalisis
dan
mengintrepretasikan pemikiran dan praktek kurikulum masa yang sudah lalu. Dengan
mempelajari masa lalu bisa memahami masa kini karena sebagian yang terdapat dan terjadi
masa lalu bisa dikembangkan lebih baik (Sumantri, 1988:7). Di Indonesia perubahan
kurikulum terjadi empat kali, kurikulum pertama 1975, kedua 1984, ketiga 2006 dan 2013.
Dalam literatur pendidikan, perbaikan kurikulum diartikan sebagai perekayasaan pendidikan
yang terkandung di dalamnya saran akan ada nya teknologi perbaikan. Arti lain yang
diberikan kepadanya adalah perubahan sosial yang direncanakan dan perubahan dalam
dinamika hubungan manusia. Kebanyakan pengetahuan kita mengenai perubahan sosial yang
direncanakan dan hubungan antar manusia berasal dari displin lain di luar pendidikan.
Apapun yang telah dipelajari oleh para ahli ilmu sosial serta para pendidik mengenai
proses perubahan pada individu dan kelompok pada umumnya dapat diaplikasikan kepada
proses perbaikan orang dan lembaga. Dengan merujuk kepada perbaikan kurikulum, pendidik
harus mengaplikasikan lebih lanjut temuan-temuan dari psikologi sosial, sosiologi dan ilmu
pengetahuan sosial lainya ke dalam bidangnya. Perubahan kurikulum dapat dilakukan
terlebih dahulu mencari jawaban atas pertanyaan apakah aspek-aspek persekolahan sudah
dapat disajikan dan dilaksanakan dengan baik ?bila jawaban telah diperoleh dengan melalui
evaluasi, penelitian ataupun eksperimentasi barulah tindakan yang konstruktif dapat
dilakukan.Perubahan tersebut bertujuan untuk meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia,
sehingga tujuan pendidikan nasional dapat dicapai.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pendidikan di Indonesia
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak
untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan (Ngalim
Purwanto, 2002:11). Rumusan tentang pendidikan, sistem pendidikan nasional Indonesia
tertuang di UU. No. 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan Indonesia bertujuan agar masyarakat
Indonesia mempunyai pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya, arah dari
proses pendidikan nasional mencakup berbagai aspek kehidupan diri manusia dan masyarakat
untuk survive dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dasar pendidikan nasional adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam ragka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab. Rumusan konstitusional tersebut apabila dicermati menegaskan
bahwa arah dan tujuan pendidikan nasional adalah untuk membentuk manusia yang beriman
dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani rohani, cakap, berilmu, dan kreatif,
mengembangkan kemandirian serta menjadi warga negara yang baik. Ini semua dalam rangka
membangun watak bangsa yang beradab dan bermartabat.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus berupaya
melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan. Dan sebagai sarana untuk
meningkatkan mutu pendidikan diperlukan sebuah kurikulum. Dalam arti yang sangat sempit
kurikulum berarti suatu garis besar pelajaran sedangkan pada ujung ektrim lainnya menurut
Tyler adalah segala sesuatu yang nampak pada perencanaan, pengajaran dan belajar dalam
lembaga
pendidikan,
sehingga
pengembangan
kurikulum
akan
merujuk
pada
4. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari berbagai bentuk, yang masing-masing memiliki
karakteristiknya sendiri, antara lain; 1) mata pelajaran terpisah-pisah, 2) mata pelajaran yang
berkorelasi, 3) bidang studi, 4) program yang berpusat pada anak, 5) core program dan 6)
electit program.
5. Evaluasi
Evaluasi meupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum adalah pedoman
penyelanggaraan kegiatan belajar mengajar. Melalui evaluasi dapat diperoleh informasi yang
akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik.
Berdasarkan informasi tersebut dapat disusun keputusan tentang kurikulum itu sendiri,
pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. Aspek-aspek yang perlu
dinilai bertitik tolak dari aspek-aspek tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan kurikulum,
tujuan pembelajaran dan tujuan belajar siswa (Hamalik, 2001: 23-30).