Anda di halaman 1dari 9

Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsipprinsip fisika.

Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer.


Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas
permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari
pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu
secara vertikal maupun horisontal.
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk menentukan
struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan
dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi bangunan dll).
http://id.wikipedia.org/wiki/Geofisika
Geofisika Eksplorasi atau juga sering dikatakan Eksplorasi geofisika adalah merupakan kegiatan
pemetaan bawah permukaan tanah baik untuk keperluan pencarian sumberdaya mineral ataupun
struktur geologi untuk keperluan geoteknik ataupun pertambangan. Geologi sendiri merupakan ilmu
yang mempelajari tentang bumi mulai dari komposisi, struktur, sifat- sifat fisik, sejarah dan proses
pembentukan bumi.
Para geologiawan telah membantu didalam menentukan umur bumi, yang diperkirakan hingga saat
9
ini telah berumur 4.5 miliar tahun atau 4.5x10 tahun, sehingga tidak ada artinya jika
dibandingkan keberadaan umat manusia yang baru beberapa ribu tahun. Bumi yang telah berumur
miliar-an tahun
tersebut
mengalami dinamika
menuju
kondisi
stabil,
sehingga terbentuk berbagai macam mineral didalam berbagai macam struktur dan perlapisan. Para
geologiawan juga menentukan bahwa kulit bumi terpecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak
diatas mantel yang setengah cair.

Gambar 1 : Pembagian wilayah lempeng tektonik

Gambar 2 : Ilustrasi penampang lempeng tektonik

Para geologiawan juga telah membantu didalam menemukan dan mengatur sumber daya mineral yang
ada di bumi, antara lain mineral hidrokarbon seperti minyak dan gas bumi serta batubara, mineral logam
seperti besi, tembaga, aluminium, dll.
Sedangkan Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi melalui kaidah atau prinsipprinsip fisika, baik dibawah permukaan ataupun diatas
permukaan bumi. Didalam ilmu
geofisika juga mempelajari meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Tetapi dalam
kuliah Pengantar Geofisika Eksplorasi hanya akan membahas eksplorasi bumi padat, atau bawah
permukaan tanah.
Kegiatan penelitian untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi dilakukan dengan berbagai
macam pengukuran diatas permukaan bumi terhadap berbagai macam parameter fisika yang dimiliki
oleh batuan didalam bumi. Dari data-data
pengukuran tersebut, setelah
dilakukan
pengolahan data, dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi dibawah permukaan bumi baik
secara vertikal ataupun horizontal.
Untuk melakukan eksplorasi, berbagai macam metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu
untuk menentukan struktur bumi dan secara local untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk
minyak dan gas bumi, dan secara kecil yaitu untuk aplikasi dibidang geoteknik yaitu untuk

menentukan pondasi bangunan skala besar misalnya gedung tinggi, bendungan, jalan tol, landasan
pacu pesawat terbang, dll. Adapun bidang kajian ilmu geofisika meliputi geofisika bumi padat,
oseanografi dan meteorologi. Didalam geofisika bumi padat, termasuk volkanologi yang
mempelajari berbagai hal tentang gunung api.
Didalam ilmu geofisika, pengertian eksplorasi adalah kegiatan pencarian dalam rangka penyelidikan dan
penjajakan wilayah atau daerah yang diperkirakan mengandung mineral atau berbagai hal yang menjadi
target dengan menggunakan survei geologi dan survei geofisika serta pengeboran. Hasil akhir eksplorasi
adalah menemukan cekungan atau daerah prospek dan menentukan luas wilayah. Pencarian atau
eksplorasi ini merupakan langkah awal sebelum dilakukan eksploitasi yaitu pengambilan.

Gambar 3 : Eksploitasi atau pengambilan tambang


Cara pengambilan atau eksploitasi tambang mineral ada yang dilakukan dengan cara pengerukan
dengan alat berat seperti pada gambar 3 kalau kebetulan
target tambang mineral adalah
dangkal, misalnya tambang batubara, galena, pasir besi dll. Tetapi pengambilan juga dapat dilakukan
dengan cara pengeboran, jika tambang mineral yang dijadikan target dalam bentuk cair atau gas,
misalnya minyak dan gas bumi dan lokasinya pada kedalaman ratusan hingga ribuan meter. Pengambilan
atau eksploatasi juga dapat dilakukan dengan diterowong, yaitu dibuat gua-gua, misalnya tambang emas,
tembaga, nikel dll. Dan itu semua tergantung hasil dari kegiatan eksplorasi.

(a)

(b)

Gambar 4 : Eksploitasi minyak bumi dengan cara pengeboran


(a) Pada tahun 1929 dan (b) Pada tahun 1980an

Ilmu eksploitasi atau ilmu pengambilan tambang mineral bukan lagi wilayah ilmu geofisika, tetapi
menjadi wilayah ilmu pertambangan dan perminyakan, yang di Indonesia ada di UPN (Jurusan Tambang
dan Perminyakan), ITB (Jurusan Perminyakan) dan Univ. Trisakti (Jurusan Perminyakan). Didalam ilmu
eksploitasi hasil tambang, berbagai resiko lingkungan dan keselamatan kerja sangat diperhatikan.
Sebagai contoh kasus Lumpur Lapindo di wilayah Sidoarjo Jawa Timur merupakan resiko dari suatu
eksploitasi tambeng mineral.
Dalam ilmu geofisika bumi padat, Eksplorasi dan eksploitasi tambang mineral
bisa terjadi
diwilayah darat dan laut. Yang kesemuanya membutuhkan pemikiran yang mendalam baik pada
saat pencarian dan pengambilan. Ketepatan waktu dan kedisiplinan tinggi sangat diperlukan oleh
berbagai pihak yang berkecimpung didalam eksplorasi dan eksploitasi tambang mineral.
http://amriyogi.blogspot.com/2013/01/pengantar-geofisika-eksplorasi.html
Geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran
listrik di dalam bumi. Pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran medan
potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun
akibat penginjeksian arus ke dalam bumi. Metode geolistrik yang terkenal antara
lain: metode Potensial Diri (SP), arus telluric, magnetotelluric, elektromagnetik, IP
(Induced Polarization), dan resistivitas (tahanan jenis) (Reynolds, 1997).
Metode geolistrik resistivitas merupakan metode geolistrik yang mempelajari sifat

resistivitas (tahanan jenis) listrik dari lapisan batuan di dalam bumi (Hendrajaya dan
Idam, 1990). Pada metode ini arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua
buah elektroda arus dan dilakukan pengukuran beda potensial melalui dua buah
elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik akan
dapat dihitung variasi harga resistivitas pada lapisan permukaan bumi di bawah titik
ukur (Sounding point) (Apparao, 1997). Pada metode ini dikenal banyak konfigurasi
elektroda, diantaranya yang sering digunakan adalah: konfigurasi Wenner,
konfigurasi Schlumberger, konfigurasi Wenner-Schlumberger, konfigurasi Dipoldipol, Rectangle Line Source dan sistem gradien 3 titik (Hendrajaya dan Idam,
1990).
Berdasarkan pada tujuan penyelidikan metode ini dibagi menjadi dua yaitu mapping
dan sounding. Metode resistivitas mapping merupakan metode resistivitas yang
bertujuan mempelajari variasi resistivitas lapisan bawah permukaan secara
horisontal. Sedangkan metode resistivitas sounding bertujuan mempelajari variasi
resistivitas batuan di bawah permukaan bumi secara vertikal. Pada metode ini,
pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan dengan jalan mengubah-ubah jarak
elektroda. Pengubahan jarak elektroda ini tidak dilakukan secara sembarang, tetapi
mulai jarak elektroda kecil kemudian membesar secara gradual. Jarak elektroda ini
sebanding dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Dari kedalaman
lapisan batuan yang terdeteksi, akan diperoleh ketebalan dan resistivitas masingmasing lapisan batuan.
http://harlona.blogspot.com/2013/05/pengertian-metode-geolistrik.html

Macam-macam konfigurasi metode resistivitas berdasarkan letak elektrodanya, yaitu :


1)

Segaris dan simetri terhadap titik pusat pada kedua sisi.

a.

Konfigurasi wenner
Dalam hal ini, elektrode arus dan elektrode potensial mempunyai jarak yang sama yaitu
C1P1= P1P2 = P2C2 = a. Jadi jarak antar elektrode arus adalah tiga kali jarak antar elektrode
potensial. Perlu diingat bahwa keempat elektrode dengan titik datum harus membentuk satu
garis.
Pada resistivitas mapping, jarak spasi elektrode tidak berubah-ubah untuk setiap titik
datum yang diamati (besarnya a tetap), sedang pada resistivitas sounding, jarak spasi elektrode
diperbesar secara bertahap, mulai dari harga a kecil sampai harga a besar, untuk satu titik
sounding. Batas pembesaran spasi elektrode ini tergantung pada kemampuan alat yang dipakai.
Makin sensitif dan makin besar arus yang dihasilkan alat maka makin leluasa dalam
memperbesar jarak spasi elektrode tersebut, sehingga makin dalam lapisan yang terdeteksi atau
teramati.

Metode ini dikembangkan di Amerika. Jarak MN selalu 1/3 dari jarak AB. Jika jarak AB
diperlebar maka, jarak MN juga harus diubah, sehingga jarak MN tetap 1/3 jarak AB.
Adapun Kelebihan dan kekurangannya yaitu :
1)

Mampu mendeteksi adanya non homogenitas lapisan batuan pada permukaan.

2)

Pembacaan tegangan pada elektroda MN, lebih kecil, terutama ketika jarak AB jauh.

b.

Konfigurasi wenner-schlumberger
Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan spasi yang
konstan dengan catatan faktor n untuk konfigurasi ini adalah perbandingan jarak antara
elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi antara P1-P2 seperti pada Gambar 3. Jika jarak antar
elektroda potensial (P1 dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na
+ a. Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan dalam sebuah
garis lurus (Sakka, 2001).
Konfigurasi ini merupakan perpaduan dari konfigurasi Wenner dan konfigurasi
Schlumberger. Pada pengukuran dengan faktor spasi (n) = 1, konfigurasi Wenner-Schlumberger
sama dengan pengukuran pada konfigurasi Wenner (jarak antar elektrode = a), namun pada
pengukuran dengan n = 2 dan seterusnya, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan
konfigurasi Schlumberger (jarak antara elektrode arus dan elektrode potensial lebih besar
daripada jarak antar elektrode potensial).
Maka berdasarkan gambar faktor geometri pada konfigurasi wenner-schlumberger
adalah :
Maka berlaku hubungan sebagai berikut :
Dimana :

1.
2.

c.

k : faktor geometri
: Beda Potensial
I : Arus Listrik

Adapun Kelebihan dan kekurangannya yaitu :


Mampu mendeteksi adanya non homogenitas lapisan batuan pada permukaan.
Pembacaan tegangan pada elektroda MN, lebih kecil, terutama ketika jarak AB jauh.

Konfigurasi dipole-dipole
Selain konfigurasi Wenner dan Wenner-Schlumberger, konfigurasi yang dapat digunakan
adalah Pole-pole, Pole-dipole dan Dipole-dipole. Pada konfigurasi Pole-pole, hanya digunakan

satu elektrode untuk arus dan satu elektrode untuk potensial. Sedangkan elektrode yang lain
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang C1-P1
terhadap lintasan pengukuran. Sedangkan untuk konfigurasi Pole-dipole digunakan satu
elektrode arus dan dua elektrode potensial. Untuk elektrode arus C2 ditempatkan pada sekitar
lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi terpanjang C1-P1. Sehingga untuk
penelitian skala laboratorium yang mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole.
sehingga berdasarkan gambar, maka faktor geometri untuk konfigurasi Dipole-dipole
adalah :
Sehingga berlaku hubungan sebagai berikut :
Pada konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua elektrode potensial
ditempatkan terpisah dengan jarak na, sedangkan spasi masing-masing elektrode a. Pengukuran
dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu penampang dengan elektrode
arus tetap, kemudian pemindahan elektrode arus pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan
elektrode potensial sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu.
http://yunirwangeography.blogspot.com/2013/04/nirwan-geolistrik.html
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air Selain air
sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting
terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk
kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri.
Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah
mencapai 70%.

Kerusakan sumber air


Kerusakan sumber daya air tidak dapat dipisahkan dari kerusakan di sekitarnya seperti kerusakan
lahan, vegetasi dan tekanan penduduk. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dalam memengaruhi
ketersediaan sumber air. Kondisi tersebut diatas tentu saja perlu dicermati secara dini, agar tidak
menimbulkan kerusakan air tanah di kawasan sekitarnya. Beberapa faktor yang menyebabkan
timbulnya permasalahan adalah:

Pertumbuhan industri yang pesat di suatu kawasan disertai dengan pertumbuhan


pemukiman penduduk akan menimbulkan kecenderungan kenaikan permintaan air tanah.

Pemakaian air beragam sehingga berbeda dalam kepentingan, maksud serta cara
memperoleh sumber air.

Perlu perubahan sikap sebagian besar masyarakat yang cenderung boros dalam
pengggunaan air serta melalaikan unsur konservasi.

air tanah juga dapat di artikan semua air yang berapa di bawah permukaan tanah merupakan air
tanah.

Permasalahan Air Tanah


Air tanah, khususnya untuk pemakaian rumah tangga dan industri, di wilayah urban dan dataran
rendah memiliki kecenderungan untuk mengandung kadar besi atau asam organik tinggi. Hal ini
bisa diakibatkan dari kondisi geologis Indonesia yang secara alami memiliki deposit Fe tinggi
terutama di daerah lereng gunung atau diakibatkan pula oleh aktivitas manusia. Sedangkan air
dengan kandungan asam organik tinggi bisa disebabkan oleh adanya lahan gambut atau daerah
bakau yang kaya akan kandungan senyawa organik. Ciri-ciri air yang mengandung kadar besi
tinggi atau kandungan senyawa organik tinggi bisa dilihat sebagai berikut :

Air mengandung zat besi

Air dengan kandungan zat besi tinggi akan menyebabkan air berwarna kuning. Pertama keluar
dari kran, air nampak jernih namun setelah beberapa saat air akan berubah warna menjadi
kuning. Hal ini disebabkan karena air yang berasal dari sumber air sebelum keluar dari kran
berada dalam bentuk ion Fe2+, setelah keluar dari kran Fe2+ akan teroksidasi menjadi Fe3+
yang berwarna kuning.

Air kuning permanen

Air kuning permanen biasanya terdapat di daerah bakau dan tanah gambut yang kaya akan
kandungan senyawa organik. Berbeda dengan kuning akibat kadar besi tinggi, air kuning
permanen ini sudah berwarna kuning saat pertama keluar dari kran sampai beberapa saat
kemudian didiamkan akan tetap berwarna kuning.

Cekungan Air Tanah (CAT)


Adanya krisis air akibat kerusakan lingkungan, perlu suatu upaya untuk menjaga
keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah salah satunya dengan memiliki suatu sistem
monitoring penggunaan air tanah yang dapat divisualisasikan dalam data spasial dan atributnya.
Dalam Undang-undang Sumber Daya Air, daerah aliran air tanah disebut Cekungan Air Tanah
(CAT) yang didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat
semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbunan, pengaliran dan pelepasan air tanah
berlangsung.
Menurut Danaryanto, dkk. (2004), CAT di Indonesia secara umum dibedakan menjadi dua buah
yaitu CAT bebas (unconfined aquifer) dan CAT tertekan (confined aquifer). CAT ini tersebar di
seluruh wilayah Indonesia dengan total besarnya potensi masing-masing CAT adalah :

CAT Bebas : Potensi 1.165.971 juta m/tahun

CAT Tertekan : Potensi 35.325 juta m/tahun

Elemen CAT adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah, jadi seakan-akan
merupakan kebalikan dari air permukaan.

Sirkulasi
Lapisan di dalam bumi yang dengan mudah dapat membawa atau menghantar air disebut lapisan
pembawa air, pengantar air atau akufir, yang biasanya dapat merupakan penghantar yang baik
yaitu lapisan pasir dan kerikil, atau di daerah tertentu, lava dan batu gampil.
Penyembuhan atau pengisian kembali air yang ada dalam tanah itu berlangsung akibat curah
hujan, yang sebagian meresap kedalam tanah, bergantung pada jenis tanah dan batuan yang
mengalasi suatu daerah curah hujan meresap kedalam bumi dalam jumlah besar atau kecil, ada
tanah yang jarang dan ada tanah yang kedap. Kesarangan (porositip) tidak lain ialah jumlah
ruang kosong dalam bahan tanah atau batuan, biasanya dinyatakannya dalam persen. bahan yang
dengan mudah dapat dilalaui air disebut lulus. Kelulusan tanah atau batuan merupakan ukuran
mudah atau tidaknya bahan itu dilalui air. Pasir misalnya, adalah bahan yang lulus air melewati
pasir kasar dengan kecepatan antara 10 dan 100 sihosinya. Dalam lempeng, angka ini lebih kecil,
tetapi dalam kerikil lebih besar.
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_tanah
Akuifer adalah lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan
air. Melalui akuifer inilah air tanah dapat diambil. Penelitian aliran air di akuifer dan
karakterisasi akuifer disebut hidrogeologi. Aquifer ada dalam berbagai kedalaman.
Misalnya, Pegunungan Atlas di Afrika Utara, Gunung Lebanon dan Anti-Lebanon di
Suriah, Israel, dan Lebanon, Jebel Akhdar di Oman, dan Sierra Nevada memiliki
akuifer dangkal yang dieksploitasi untuk mengekstraksi air.

http://id.wikipedia.org/wiki/Akuifer

Anda mungkin juga menyukai