PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia dimana WHO
melaporkan bahwa 0,5% dari penduduk dunia terserang penyakit ini, sebagian besar
berada di negara berkembang sekitar 75%, diantaranya di Indonesia setiap tahun
ditemukan 539.000 kasus baru Tuberkulosis (TB) positif dengan kematian 101.000.
(Depkes, 2010)
Indonesia sendiri menempati peringkat ke-3 setelah India dan Cina yang
menjadi negara dengan kasus TB tertinggi. Hasil survey prevalensi TB di Indonesia
pada tahun 2009, 1,7 juta orang meninggal karena TB (600 ribu diantaranya
perempuan) sementara ada 9,4 juta kasus baru TB (3,3 juta diantaranya perempuan).
(Depkes, 2011)
Tuberkulosis ditularkan melalui udara (melalui percikan dahak sang
penderita). Ketika penderita TB Paru batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka
memercikkan kuman TB Paru atau bacillike udara. (Amin dan Asril, 2007)
B TUJUAN
1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang gambaran asuhan keperawatan dengan TB Paru dan
2
BAB 2
1
RESUME KASUS
1
IDENTITAS
Nama Inisial Klien
: Tn. J
Umur
: 52 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Alamat
: 142366
DATA FOKUS
a
b
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Tanda-Tanda Vital
d
e
Respirasi: 20x/menit
: Klien pernah dirawat di RSJ Kota Magelang
Activity/Rest
Selama
sakit
klien
merasa
batuk,
menggigil
memerlukan
dan
aktivitas
klien
dengan
cara
bantuan
Nutrition
Antropometri
: BB = 42 kg
TB = 160 CM
2
Biochemical
Clinical
Diet
Energy
Factor
Penilaian Status
Gizi
Pemeriksaan Fisik
:IMT
klien
16.4
masuk
dalam
kategori
underweight
o Inspeksi: Bentuk dada simetris
o Palpasi: Vokal fremitus kiri dan kanan
sama
o Perkusi: Suara sonor
Pemeriksaan Penunjang
Analys
Hasil
3,96
77,2 Fl
18,7%
30,6%
81 g/uL
82,6%
Nilai
Normal
3.00-6.00
81.0-101.0
10.0-16.0
35.0-45.0
150-400
50.0-80.0
Method
Result
Glucase
GPO-PAP
116 mg/dl
Urea
UV.kinetic
76 mg/dl
Creatinine
Jaffe
2.6 mg/dl
Got
Mod.IFCC
133 u/l
GPT
Mod.IFCC
54 u/l
i Radiologi (Rontgen)
Kaviti, lebih dari satu, dikelilingi bayangan opak berawan atau nodular
ANALISA DATA
Tgl
18/09
-16
DS+DO
Masalah
Ketidakefektifan
Etiologi
Ketidakmampuan
bersihan jalan
mengeluarkan
napas
DS:
-
nafas.
4
Nadi: 85x/menit
Suhu: 38,5 C
RR: 20x/menit
18/09
-16
DS:
-
Hipertermi
Klien mengatakan demam
Proses peradangan
(inflamasi)
Nadi: 85x/menit
Suhu: 38,5 C
RR: 20x/menit
18/916
DS:
-
tidak
adekuat
dan sariawan
menurun)
DO:
-
Nadi: 85x/menit
Suhu: 38,5 C
5
RR: 20x/menit
PATHWAYS
Mycrobacterium Tuberculosis
Alveolus
Respon radang
Hipertermi
6
Hipertermia
Leukosit memfagosit bacteri
Leukosit digantikan
oleh makrofag
Trakeobronkial
Ketidakefektifan
Bersihan jalan
bersihan jalan
nafas tidak efektif
napas
Makrofag mengadakan
Infiltrasi
Terbentuk Sel tuberkel
Batuk
Penumpukan Sekret
Anoreksia, mual
Epiteloid
Muntah
Nekrosis kaseosa
Nyeri
Nyeri
Droplet
granulasi
Risiko
tinggi
Risiko
tinggi
penyebaran
Penyebaran
infeksi
infeksi
Jaringan parut
kolagenosa
Kerusakan membran
Gangguan
keseimbangan
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
dari
nutrisi
kurang
kebutuhan tubuh
dari kebutuhan
Sesak napas
alveolar
Gangguan
Gangguan Pertukaran
pertukaran Gas
gas Sesak napas
Gangguan
pola
Gangguan
pola
tidur
tidur
Inadekuat oksigen
untuk beraktivitas
Intoleransi
Intoleransi
aktivitas
Aktivitas
Sumber : Sylvia dan Lorraine, 2011; Amin dan Asril, 2012; NANDA, 2012;
Wilkinson, 2011; Carpenito, 2012; Doenges, 2011
5
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a
INTERVENSI
No
Waktu
Dx
1
20/9-16
08.00
Rencana
hasil
Setelah dilakukan
Penurunan bunyi
tindakan
status oksigenasi
napas dapat
keperawatan selama
menunjukkan
2x24 jam
atelektasis.
diharapkan masalah
Posisi membantu
ketidakefektifan
memaksimalkan
memaksimalkan
bersihan jalan
napas teratasi
semi fowler
menurunkan upaya
dengan KH:
Rasional
pernapasan.
Mendemonstrasika
Lakukan fisioterapi
Mengeluarkan sekret
dada
yang tertahan
Membantu
mengeluarkan sekret
bersih
dalam
Menunjukkan jalan
Kolaborasi dalam
Untuk pemberian
pemberian obat
terapi medis
20/9-16
Setelah dilakukan
Mengidentifikasi
09.00
tindakan
lingkungan sesering
demam pasien.
2x24 jam
Monitor tekanan
Mengetahui
diharapkan masalah
umum pasien.
hipertermia teratasi
pernapasan.
Menyebabkan
dengan KH:
Berikan kompres
vasodilatasi sehingga
hangat
terjadi perpindahan
rentang normal
keadaan
panas.
Dapat
Anjurkan klien untuk
8
menyeimbangkan
pengeluaran yang
adekuat
Untuk menurunkan
20/9-16
Kolaborasi dengan
dokter dalam
terapi farmakologi
Setelah dilakukan
pemberian antipiretik
Kaji status nutrisi
Mengetahui status
tindakan
klien
nutrisi klien.
Mengetahui frekuensi
2x24 jam
diharapkan masalah
ketidakseimbangan
Menjaga kebersihan
mulut
nutrisi teratasi
dengan KH:
dan muntah
Asupan makanan
sering.
tercukupi.
Kolaborasi dengan
Memenuhi kebutuhan
Penurunan
nutrisi klien
frekuensi terjadinya
menentukan jumlah
mual muntah.
IMPLEMENTASI
N
Waktu
Implementasi
Respon
o
D
x
1
20/9-16
memaksimalkan ventilasi
oksigenasi
Nadi: 85x/menit
Suhu: 38,5 C
RR: 20x/menit
SPO2: 93%
21/90201
08.00
oksigen
keluar.
DO: TD : 70/50 mmHg
N: 86 x/menit
S: 39
RR : 20x/menit
DS : klien mengatakan lebih
rileks dan lebih nyaman dengan
memaksimalkan ventilasi
efektif.
DO: Klien terlihat masih
batuk terus dan belum bias
batuk dengan efektif
10
20-9-2016
Memonitor
keadaan
Menganjurkan
klien
Memberikan
sanmol
intravena
21-9-2016
Memonitor
keadaan
hanya
hilang
diberi obat
DO : TD : 70/50 mmHg
N: 86 x/menit
S: 39
RR : 20x/menit
11
saat
lebih nyaman
DO : klien terlihat nyaman tetapi
suhu tubuh belum turun
Menganjurkan
klien
minum
lebih
banyak.
menganjurkan
minum
dari mau
untuk DS:
Klien
mengatakan
minum
banyak
mau
banyak
Memberikan
sanmol
intravena
20-9-2016
suhu
klien
turun
menjadi 36.5
Mengkaji status nutrisi klien DS: Klien mengatakan masih
frekuensi mual dan mengkaji mual, tidak nafsu makan karena
vital sgn.
makan
dan
sesudah
memakan makanan
DO : TD: 80/60 mmHg
Nadi: 85x/menit
Suhu: 38,5 C
RR: 20x/menit
IMT : 16.4 underweight
DS : klien mengatakan setelah
Melakukan oral hygiene pada dilakukan oral hygiene, mulut
klien
Memberikan
nutrisi
sedikit.
DO: TD : 70/50 mmHg
N: 86 x/menit
S: 39
RR : 20x/menit
Klien tampak lemas
Memberikan
nutrisi
diperlukan
EVALUASI
No.d
x
1
Tanggal dan
Evaluasi
jam
13.30
20-9-2016
13.30
21-9-2016
13.30
20-9-2016
13.30
21-9-2016
13.30
20-9-2016
13.30
21-2-2016
16
17
BAB 3
PEMBAHASAN
A Diagnosa Keperawatan yang Muncul di Kasus
1
bersihan
jalan
napas
adalah
ketidakmampuan
untuk
19
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang
tidak adekuat akibat mual dan napsu makan yang menurun. (NANDA, 2013).
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan
individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolic. (Wilkinson, 2011). Batasan karakteristik: Kram abdomen, nyeri
abdoment, menghindari makanan, berat badan 20% atau lebih dibawah berat
badan ideal, penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat. Pada klien
ditemukan data subjektif: Klien mengatakan nafsu makan anaknya menurun, serta
mual muntah saat makan, data obyektif: Klien tampak lemas, tidak menghabiskan
makanan dari porsi yang disediakan rumah sakit, IMT: 16,4 (underweight).
Penulis menegakkan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan
napsu makan yang menurun karena menurut Perry dan Potter (2009) jika tidak
diatasi akan menimbulkan gizi buruk karena nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik. Implementasi dan rasional sesuai teori NANDA (2013)
yang menyebutkan bahwa prioritas intervensi ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh adalah:
a
Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
R/: Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
21
BAB 4
PENUTUP
A KESIMPULAN
Asuhan keperawatan pada Tn. J dengan TB Paru sangatlah penting diberikan
informasi kepada keluarga. Untuk menangani masalah TB Paru senantiasa untuk
menggunakan masker/alat pelindung serta pengobatan secara rutin sampai dengan 6
bulan tidak putus obat.
B SARAN
1
Perawat
Diharapkan perawat berperan aktif dalam peningkatan pengobatan bagi pasien TB
Paru
Rumah sakit
Memberikan pengetahuan dan keterampilan agar mampu merawat pasien secara
komperhensif dan optimal untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
Instansi Pendidikan
Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana prasarana mengembangkan
ilmu pengetahuan dalam praktik klinik dan pembuatan lapora
Penulis
Diharapkan penulis dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan pada pasien secara optimal.
22
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2011. TBC Masalah Kesehatan Dunia. www.bppsdmk.depkes.o.id. diaskses: 25
September 2016.
Doenges, Marilyn, E. 2011. Nursing Diaognosis Manual Lanning, Individualizing, and
Documenting Client Care. 2nd ed. America: F. A. Davis Company.
FKUI. 2005. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan. Jakarta: Infomedika.
Menkokesra. 2011. Lembar Fakta Tuberkulosis. http://data.menkokesra.go.id. diakses: 25
September 2016.
NANDA NIC-NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis. Jilid
2. Diterjemahkan oleh Amin Huda. N, Hardhi Kusuma.Yogyakarta: Salemba
Medika.
Potter, Perry. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Vol. 2. Jakarta: EGC.
23