Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Umum

Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik adalah semua


tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh kaum teknisi listrik sehingga
diperlukan pengujian dan pengukuran tegangan tinggi yang semua itu
bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu (sujektif), atau
dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi (objektif).
Batas yang menyatakan kapan suatu tegangan dapat dikatakan tinggi
H.V (high Voltage), dan kapan dikatakan tinggi sekali E.H.V (Extra High
Voltage) serta kapan dikatakan Ultra tinggi U.H.V (Ultra High Voltage),
agaknya acuan tegangan tersebut berbeda-beda untuk setiap negara atau
perusahaan tenaga listrik di negara-negara tersebut. Biasanya tergantung
pada tingkat kemajuan tekniknya masing-masinng. Salah satu faktor yang
menentukan ialah tingginya tegangan transmisi yang dipakai.
Sebagi mana diketahui, bahwa tegangan transmisi tegantung kepada
besarnya tenaga yang harus disalurkan dari pusat-pusat listrik kepusat
beban (load centres) dan jarak yang harus ditempuh untuk memindahkan
tenaga tersebut secara ekonomis. Di negara-negara yang sudah maju H.V.
dianggap mulai pada tegangan 20-30 kV, E.H.V pada tegangan 220 kV,
sedangkan U.H.V pada tegangan 765 kV. Tentu saja harga-harga tersebut
dapat berubah menurut keadaan setempat dan kemajuan kemajuan yang
tercapai.
Besarnya tegangan pengujian yang harus diterapkan pada pengujian
tegangan tinggi tergantung pada tegangan nominal alat lisrik yang diuji pada
standar yang berlaku. Tegangan tinggi yang diterapkan atau yang dialami
oleh sistem tenaga dapat berupa :
a. Tegangan biasa (nominal) yaitu tegangan yang seharusnya dapat ditahan
oleh sistem tersebut untuk waktu yang tak terhingga.
b. Tegagan lebih (Over Voltage) yang hanya dapat ditahan untuk waktu
terbatas.
Pada pengujian tegangan tinggi tersebut terdapat pengujian yang
bersifat merusak dan tidak merusak alat yang diuji, pengujian ang sifatnya
merusak pada umumnya terdiri dari tahap yang tegantung pada tingkat
tegangan.
2. Tujuan Pengujian Tegangan Tinggi
Kegagalan-kegagalan peralatan listrik pada waktu sedang dipakai
disebabkan karena kegagalan isolasinya dalam menjalankan fungsinya
sebagai isolator tegangan tinggi. Kegagalan isolasi (insulation break down,
insulation failure) ini disebabkan karena beberapa hal antara lain isolasi
tersebut sudah dipakai untuk waktu yang lama, kerusakan mekanis,
berkurangnya kekuatan dielektrik, dan karena isolasi tersebut dikenakan
tegangan lebih. Pengujian tegangan tinggi dimaksudkan untuk :

a. Menemukan bahan (di dalam atau yang menjadi komponen suatu alat
tegangan tinggi) yang kwalitasnya tidak baik atau yang cara membuatnya
salah.
b. Memberikan jaminan bahwa alat-alat listrik dapat dipakai pada tegangan
normalnya untuk waktu yang tak terbatas.
c. Memberikan jaminan bahwa isolasi alat-alat listrik dapat tahan terhadap
tegangan lebih (yang didapati dalam praktek operasi sehari-hari) untuk
waktu terbatas.
Pengujian tegangan tinggi itu sendiri dapat meliputi beberapa
pengujian berikut, yakni:
1) pengujian dengan tegangan tinggi ac
2) pengujian dengan tegangan tinggi dc
3) pengujian dengan tegangan tinggi impuls
3. Persoalan-persoalan pada Tegangan Tinggi
Persoalan-persoalan dalam teknik tegangan tinggi merupakan
persoalan yang menyangkut segala hal yang ditimbulkan oleh adanya
tegangan tinggi atau oleh adanya perubahan dari tegangan yang relatif
rendah ke tegangan tinggi serta persoalan-persoalan teknis lainnya.
Semakin tingginya tegangan yang dipakai, maka bahan isolasi semakin
sulit untuk dibuat. Medan listrik (E) perlu diperhatikan karena dapat
mengakibatkan partikel media isolasi mendapat energi ekstra (energi
kinetik) dan kalau energi ini cukup besar, maka bahan isolasi menjadi rusak.
Kekuatan listrik suatu bahan bisa dianggap sebagai batas dimana bila bahan
tersebut dikenai tegangan yang lebih dari itu akan rusak. Untuk mentest
peralatan tegangan tinggi diperlukan peralatan-peralatan dan teknik yang
khusus.Perlu
dipelajari
bagaimana
mensimulasikan
keadaan
yang
sebenarnya, misalnya akibat petir atau tegangan surja hubung (switching
surge).
Masalah yang lain adalah koordinasi isolasi. Tegangan lebih tidak dapat
dihindarkan untuk ini perlu ada pengaman-pengaman dan juga koordinasi
peralatan (isolasi) sehingga peralatan yang ada tidak rusak akibat pulsapulsa tegangan lebih (impuls).
Desain dari peralatan-peralatan tegangan tinggi harus diperhatikan
agar tidak terjadi medan listrik yang terlalu besar sehingga media isolasi
tidak sanggup untuk menahannya, Instrumentasi atau alat ukur. Ini juga
dapat membuat masalah tersendiri karena harus cukup aman dan cukup
cermat.

4. Dasar-dasar Pengujian Tegangan Tinggi

1)
2)
3)

Pengujian pada peralatan tegangan tinggi dapat bersifat merusak


(destructive) maupun tidak merusak (non destructive). Pengujian yang
sifatnya merusak umumnya terdiri dari tiga tahap yang bergantung kepada
tingkat tegangan, seperti :
Pengujian Ketahanan pada tegangan VW selama t menit
Pengujian Lompatan dengan tegangan lompatan VF
Pengujian Kegagalan dengan tegangan gagal VB
Pengujian non destruktif adalah pengujian yang tidak merusak bahan.
Contohnya Uji tahanan isolasi, faktor rugi-rugi dielektrik, korona,
konduktivitas, medan elektrik, dan lain-lain.
Pengujian ketahanan (withstand test) : tegangan tertentu diterapkan selama
waktu yang ditentukan, bila tidak terjadi lompatan (spark over), maka
pengujian memuaskan.
Pengujian pelepasan (discharge test) : tegangan dinaikkan sehingga terjadi
pelepasan pada benda yang diuji. Pengujian dilakukan dalam suasana kering
dan suasana basah.
Pengujian kegagalan (breakdown test) : tegangan dinaikkan sampai terjadi
kegagalan pada benda uji.
Berdasarkan jenis tegangannya, pengujian tegangan tinggi dibagi
menjadi dua jenis, pengujian tegangan tinggi AC dan pengujian tegangan
tinggi DC.

4.1 Pengujian dengan Tegangan Tinggi AC

source : careerthesaurus.com
Untuk tegangan AC, dibedakan berdasarkan frekuensi tinggi atau
rendah. Pengujian tegangan tinggi AC frekuensi rendah dilakukan untuk
menyelidiki apakah peralatan listrik yang terpasang pada jaringan tegangan
tinggi dapat menahan tegangan yang melebihi tegangan operasinya untuk
waktu yang terbatas. Hal ini dilakukan karena tidak selamanya tegangan
yang diberikan ke peralatan tersebut stabil. Ada kalanya tegangan yang

diberikan melebihi batas nominalnya karena putusnya kawat saluran atau


hal lainnya.
Sedangkan, pengujian tegangan tinggi AC frekuensi tinggi dilakukan
untuk berbagai menguji adanya kerusakan-kerusakan mekanis (keretakan,
kantong udara, dan lain-lain) pada isolator, terutama isolator porselen.
Tegangan tinggi ini memungkinkan adanya lompatan api pada isolator
tersebut. Frekuensi tinggi memungkinkan terjadinya rambatan pada kulit
isolator yang diuji. Apabila isolator yang diuji tidak terdapat kerusakan
mekanis, maka arus akan merambat melalui permukaan isolator. Apabila
isolator yang diuji mengalami kerusakan mekanis, tidak akan terlihat
percikan api pada bagian kulit karena arus merambat melalui bagian dalam
isolator yang mengalami keretakan (adanya rongga udara).
Dalam hal penerapan tegangan AC pada suatu isolasi, arus yang besar
akan mengalir yang tinggal konstan sebagai arus bolak-balik mengisi dan
membuang pada isolasi. Pengaruh dari arus absorpsi dielektrik tetap tinggi
karena medan dielektrik tidak pernah menjadi penuh sehubungan dengan
polaritas dari arus yang terbalik pada setiap setengah siklus. Bilaman suatu
tegangan AC diterapkan ke suatu isolasi, arus yang ditarik oleh isolasi adalah
berhubungan dengan pengisian kapasitansi, absorpsi dielektrik, arus bocor
kontinyu, dan korona.
A. Arus Pengisian Kapasitansi
Di dalam hal tegangan AC, arus ini adalah konstan dan merupakan
fungsi tegangan, konstanta dielektrik dari bahan isolasi, dan geometri dari
isolasi.
B. Arus Absorpsi Dielektrik
Bilamana medan listrik ditempatkan memotong suatu isolasi, molekul
molekul dipole berusaha untuk membuat segaris sesuai medan. Karena
molekul molekul pada medan AC secara kontinyu berbalik dan tidak pernah
benar benar segaris, energi yang diperlukan merupakan fungsi dari bahan,
kontaminasi, dan frekwensi listrik, dan tidak tergantung waktu.
C. Arus Bocor (Konduktivitas)
Semua bahan bahan isolasi akan menghantar arus. Jika tegangan
dinaikkan di atas tingkat tertentu, elektron akan memukul elektron yang
menyebabkan arus lewat melalui isolasi. Kondisi ini merupakan fungsi dari
bahan, kontaminasi, dan temperatur. Kelebihan konduktivitas akan
membangkitkan panas yang menyebabkan isolasi gagal secara bertahap.
D. Korona (Arus Ionisasi)
Korona adalah proses dimana molekul molekul netral udara terlepas
membentuk muatan ion ion positif dan negatif. Hal ini terjadi sehubungan
dengan adanya stress yang berlebihan dari void udara di dalam isolasi.
Udara kosong pada isolasi minyak atau isolasi padat kemungkinan karena

1)

a.
b.
c.
2)

3)

4)

kerusakan akibat panas atau stress fisik, proses pembuatan yang kurang
baik, kesalahan instalasi, atau pengoperasian yang tidak benar.
Adapun pokok-pokok pengujian tegangan tinggi ac pada peralatan
tegangan tinggi meliputi:
Pengujian Ketahanan dalam udara
Pengujian ketahanan dalam udara diterapkan selama dua menit, dan
spesimen diperiksa apakah terjadi kerusakan atau hal yang abnormal. Faktorfaktor yang mempengaruhi hasil pengujian yang benar-benar perlu
diperhatikan adalah :
Tekanan udara
Suhu (udara kering atau basah)
Kelembaban udara
Pengujian Ketahanan dalam minyak atau air
Untuk pengujian ketahanan dalam minyak harus dipastikan bahwa minyak
yang dipakai mempunyai ketahanan lebih dari 20 kV bila dipakai sela
standar. tegangan dinaikkan secara bebas sampai kira-kira 75 % dari
tegangan yang ditentukan, lalu dinaikkan sampai tegangan 100 % dari
tegangan ketahanan tersebut dengan kecepatan 1 kV/detik bila tegangan
tersebut besarnya 100 kV atau kurang, atau kira-kira 1 % dari tegangan
ketahanan perdetik untuk tegangan lebih dari 100 kV. tegangan tesebut
diterapkan selama satu menit, dan spesimen diperiksa kembali.
Pengujian suasana basah dimaksudkan untuk menirukan keadaan udara
pada waktu hujan, salju dan sebagainya. Oleh karena air hujan
menghantarkan listrik maka tegangan pelepasan dari alat-alat listrik yang
dipasang di luar menjadi berkurang pada waktu alat-alat tersebut basah
karena hujan. Alat pengujian basah mempunyai kontruksi khusus dengan
pipa-pipa mendatar yang diberi lubang-lubang (nozzles) guna memancarkan
air yang digerakkan oleh sebuah pompa. Lubang-lubang itu dapat diatur
besarnya sehingga kwantitas air yang disiramkan pada benda yang akan
diuji tertentu. Rangkaian pipa mendatar dapat digerakkan menurut sebuah
busur sehingga sudut penyiramannya () dapat diatur pula. Tegangan
lompatan api basah dipengaruhi oleh sejumlah penyiraman permenit,
resistivitas air dan sudut penyiraman.
Pengujian ketahanan untuk tiap isolator
Cara pengujian tiap lapisan adalah, pada tiap lapisan diterapkan 90%
tegangan lompatan api yang berupa tegangan AC selama dua menit. Hasil
Pengujian adalah bila tegangan yang diterapkan melampaui ketahanan
isolasi maka akan terjadi kerusakan pada isolasi.
Pengujian lompatan (bunga api) dalam suasana kering
Tegangan lompatan api dari sebuah isolator sangat dipengaruhi oleh
bentuk elektroda dan benda yang ada disekelilingnya. Oleh sebab itu pada
waktu pengujian elektroda dan benda yang mengelilinginya harus diatur
sedemikian rupa sehingga keadaan yang sebenarnya ditirukan.
Tegangan pengujian dinaikkan secara bebas sampai harga 75% dari
tegangan lompatan api yang diharapkan, sesudah itu tegangan dinaikkan
sampai lompatan api terjadi dengan kecepatan 1000 volt perdetik Tegangan

lompatan didefinisikan sebagai harga rata-rata dari lima harga lompatan


yang diukur dengan batas antara 15detik sampai 5 menit.
5) Pengujian lompatan (bunga api) dalam suasana basah (humidity tinggi)
Tujuan dari pengujian lompatan api basah adalah untuk mengetahui
tegangan tembus isolator dalam keadaan hujan. Sedangkan cara pengujian
adalah isolator diberi tegangan uji yang berupa tegangan AC. Tegangan
pengujian dapat dinaikkan secara bebas sampai mencapai harga 75% dari
tegangan lompatan api yang diharapkan;sesudah itu tegangan dinaikkan
sampai lompatan api terjadi dengan kecepatan 1000 volt per detik. Pada
waktu dilakukan pengujian dilakukan penyiraman pada isolator secara
standar sehingga mewakili kondisi hujan.Hasil Pengujian adalah terjadinya
lompatan listrik pada saat tegangan tertentu.
6) Pengujian tembus atau breakdown
Tegangan dinaikkan sampai tegangan lompatan standar dalam keadaan
kering secara bebas, lalu dinaikkan sampai terjadi penembusan (puncture)
dengan kecepatan 4 kV/detik. Tegangan tembus sangat dipengaruhi oleh
kecepatan menaikkan tegangan.

Anda mungkin juga menyukai