Anda di halaman 1dari 5

KAIZEN : Just in Time Manajemen Jepang

Rate This

Karena tidak ada paku, ladam hilang, Karena tidak ada ladam kuda
hilang
Karena tidak ada kuda, jenderal hilang, Karena tidak ada jenderal,
tentara hilang
Karena tidak ada tentara, pertempuran kalah, Karena kalah dalam
pertempuran, perang kalah, Karena kalah perang, Negara hilang,
Karena semua itu karena tidak ada paku
(Sheila cane, 1998:265)
THE LECTURE RESUMES Puisi lama yang dikutif Sheila cane mengungkapkan
sesuatu berasal dari benda yang terlihat sepele, begitu juga dlam prinsip kaizen bahwa
biasanya hal-hal yang kecil justru yang menyebabkan kehancuran besar.
Seiring dengan perkembangan ekonomi Negara Kekuatan kuning (Jepang China, dan
Korea) yang laju pertumbuhan ekonominya melesat jauh seperti yang dilakukanJepang
pasca kekalahan perang dari Sekutu (Amerika) dengan dijatuhkannya bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki berhasil merombak dengan Restorasi Meji-nya yang terkenal.
Begitu juga Cina walau agak terlmbat dengan memadukan ideologi komunis dalam
bernegara dan ekonomi kapitalis dalam penataan ekonomi dan hasilnya sangat
menakjubkan, cina termsuk Negara yang tingkat pertumbuhan ekonominya tercepat
didunia. Begutuy juga korea lebih mengadopsi jepang sebagai mantan induk
semangnya. Tapi kehadiran Negara kuning ini, Setidaknya bisa memberikan dukungan
global terhadap kekuatan ras kuning Asia untuk bersaing secara global dengan Negara
barat lainnya.
Istilah kaizen atau Just in Time ini kerap kali digunakan sebagai salah satu strategi
perbaikan dalam manajemen kualitas dan alternative management yang selama ini
didominasi oleh Negara barat dan Amerika, namun dalam perkembangannya system
manajemen ini mendapat perhatian para analis manajemen setelah melihat
perkembangan yang pesat ekonomi jepang yang kerap kali merepotkan hegemoni
amerika dalam percaturan ekonomi global.
Fenomena pertumbuhan ekonomi jepang pasca PD II memberikan motivasi
pembangunan kembali dari puing peperangan dan diutuslah seorang ahli survey AS

yang bernama Dr. W. Edward Deming yang mencoba membantu Jepang untuk
pembangunan kembali ekonomi Jepang sehingga konsep Deming mulai tahun 1970-an
telah diterapkan oleh perusahaan Jepang yang terkenal dengan 14 kunci Dr. Deming
dan anehnya sukses penerapan konsep deming di industri jepang pemerintah AS baru
tertarik pada konsep tersebut. Namun konsep deming yang Kemudian lebih dikenal
dengan konsep kaizen secara luas baru diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam
bukunya Kaizen : the key to Japans competitive success (1986).
Coba kesimpulan Europe Japan Centre tentang Kaizen Jepang yang mengungkapkan
bahwa :
Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya dengn secara terus menrus tetap
sadr dn membuat bertus-ratus ribu peningkatan kecil, maka dimungkinkan untuk
menghasilkn barang dan jasa yang mutunya otentik sehingga memuaskan
pelanggan. Cara paling mudah mencapainya adalah dengan keikutsertaan,
motivasi dan peningkatan terus menerus dari masing-masing dan semua
karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung pada komintmen
manajemen senior, strategi yang jelas dan ketabahan karena kaizen bukan jalan
pintas melainkan proses yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan
hasil yang diinginkan. (Cane, 1998:265)
Dengan pertumbuhan ekonomi Jepang berdampak pada dorongan negara Asia lainnya
untuk terus mengejar ketertinggalannya, lalu bagaimana dengan Negara Indonesia
sendiri yang terlihat malah semakin terpuruk pasca reformasi tahun 1999 bahkan untuk
mengejar negeri jiran sekalipun terasa sangat berat sekali kunci keunggulan
perusahaan jepang adalah sangat unggul dalam persaingan salah satu kemampuannya
adalah menghilangkan pemborosan dan menghindari berbagai kesulitan sedangkan AS
sebaliknya mengalami kesulitan dalam menghemat Sumber Daya Alam yang memang
sangat melimpah bila dibandingkan Jepang sehingga istilah perbaikan mutu secara
terus menerus (Just in time) tidak berlaku bagi manajemen Amerika tapi lebih
cenderung just in case.
Istilah lainnya dengan Big JIT yaitu filosofi manajemen yang berusaha menghilangkan
pemborosan dalam semua aspek dari kegiatan produksi perusahaan.
Makna kaizen atau just in time.
Kaizen berasal dari kata KAI artinya perbaikan dan ZEN artinya baik. Bias diartikan
Kaizen artinya perbaikan. Kaizen diartikan sebagai perbaikan terus menerus (continous
improvement). Ciri kunci manajemen kaizen antara lain lebih memperhatikan proses
dan bukan hasil, manajmen fungsional-silang dan menggunakan lingkaran kualitas dan
perlatan lain untuk mendukung peningkatan yang terus menerus (Cane, 1998:27)
Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality
Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum system
mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat

dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus menerus (Just in time) ini adalah usaha
yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga merupakan
suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang memiliki ciri khas :

<![if !supportLists]><![endif]>Berorientasi pada pelanggan.

<![if !supportLists]>Pengendalian mutu secara menyeluruh (Total Quality


Management)

<![if !supportLists]><![endif]>Robotik

<![if !supportLists]><![endif]>Gugus kendali mutu

<![if !supportLists]>System saran

<![if !supportLists]>Otomatisasi

<![if !supportLists]><![endif]>Displin ditempat kerja

<![if !supportLists]>Pemeliharan produktiftas

<![if !supportLists]>Kanban

<![if !supportLists]>Penyempurnaan dan perbaikan mutu

<![if !supportLists]>Tepat waktu

<![if !supportLists]>Tanpa cacat

<![if !supportLists]>Kegiatan kelompok kecil

<![if !supportLists]>Hubungan kerjasama antara manajer dan karyawan

<![if !supportLists]>Pengembangan produk baru

Kunci pelaksanaan Kaizen


Secara garis besar ada delapan kunci utama pelaksanaan just in time atau kaizen
dalam kegiatan industri yaitu :
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal
yang
didasarkan
pada
permintaan
pelanggan.
System kaizen bisanya menghasilkan produksi sesuai dengan pesanan pelanggan

dengan system produksi tarik (pull system) yang dibantu dengan menggunakan
kartu kanban.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot
size)
Ciri khas lain adalah memproduksi dalam jumlah kecil sesuai dengan permintaan
pelanggan akan menghemat biaya dan sumber daya selain menghilangkan
persedian barang dalam proses yang merupakan sejenis pemborosan yang dapat
dihindari dengan menggunakan penjadwalan proses produksi selain itu juga
menggunakan pola produksi campur merata (Heijunka) yang dimaksud heijunka
adalah memproduksi bermacam-mcam dalam satu lini produksi.
<![if
!supportLists]>3.
<![endif]>Menghilangkan
pemborosan
untuk menghindari pemborosan pada persediaan, pembelian dan penjadwalan
dengan menggunakan system kartu kanban yang smendukung system produksi
tarik, selain menghasilkan produksi dengan baik sejk awal yaitu pantang
menerima, pantang memproses dan pantang menyerahkan produk cacat dengan
bekerjasama dengan pemasok dengan persediaan yaitu mengurangi jumlah
barang yang dating, menghilangkan persediaan penyangga, mengurangi biaya
pembelian, memperbaiki penanganan bahan baku, tercapainy persediaan dalam
jumlah kecil dan mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.
<![if
!supportLists]>4.
<![endif]>Memperbaiki
aliran
produksi
Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima disiplin di tempat
kerja yaitu 5-S yang antara lain : Seiri atau pemilahan yaitu disiplin ditempat kerja
dengan cara melakukan pemisahan berbgai alat atau komponen ditempat masingmasing sehingga untuk mencarinya nanti bila diperlukan akan lebih mudah. Seiton
atau penataan yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan penyimpanan
fungsional dan membuang waktu untuk mencari barang. Seiso atau pembersihan
yaitu disiplin ditempt kerja dengan melakukan pembersihan sebagai pemeriksaan
dan tingkat kebersihan. Seiketsu atau pemantapan/perawatan yaitu manajemen
visual dan pemantpn 5-S seperti pemberian tanda, pengumuman, label,
pengaturan kabel, kode, dsb. Shitsuke atau pembiasaan yaitu pembentukan
kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin.
<![if
!supportLists]>5.
<![endif]>Menyempurnakan
kualitas
produk
Salah satunya untuk menyempurnakan kualitas produk dengn melihat prinsip
mnajemen yaitu memelihara pengendalian proses dan membuat semua orang
bertanggungjawab terhadap tercapainya mutu, meningkatkan pndangan
mnajemen terhadap mutu, terpenuhinya pengendalian mutu produk dengn tegas,
memberikan wewenang kepada karyawn untuk mengadkan pengendlin mutu
produk, menghendaki koreksi terhadap cacat produk oleh karyawn, tercapainya
inpeksi 100 % terhadap mutu produk dan tercpai komitmen terhadap pengedlin
mutu jangka panjang.

<![if
!supportLists]>6.
<![endif]>Orang-orang
yang
tanggap
penerapan sistem kaizen ini tidak lagi menggunakan pilar keuangan, pemasaran,
SDM, tapi menggunakan lintas fungsi atau lintas disiplin sehingga seluruh
karyawan harus menguasai seluruh bidang dalm perusahan sesuai dengan
jenjang dan kedudukannya dan kesalahan dalam proses selalu ditandai dengan
menyalanya lampu andon dan proses dihentikan dan seluruh karyawan terfokus
pada perbaikan yang terkenal dengan istilh jidoka yaitu semua karyawn
bertanggungjawab terhadap tercapaianya produk yang baik dan mencegah
terjadinya kesalahan.
<![if
!supportLists]>7.
<![endif]>Menghilangkan
ketidakpastian
untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara menjalin
hubungan abadi dan memilki satu pemasok yang lokasinya berdekatan dengan
perusahaan yang masih kerabat dengan pemilik perusahaan, sedang dalam
proses produksi dengan cara menerapkan system produksi tarik dengan bantuan
kartu kanban dan produksi campur merata (Heijunka)
<![if !supportLists]>8. <![endif]>Penekanan pada pemeliharaan jangka
panjang.
Karakteristik pemeliharaan dengan berpegang pada kontrak jangka panjang,
memperbaiki mutu, fleksibilitas dlm mengadakan pesnan barang, pemesanan
dlam jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali, mengadkan perbaikn secara terus
menerus dan berkesinambungan.
Istilah lain yang bertujuan mengimbangi system kaizen ini adalah reengineering yaitu
mengadakan perombakan proses bisnis secara total sampai keakar-akarnya dan
system ini diciptakan Amerika untuk mengejar ketinggalannya dari Jepang yang pernah
dibantu ekonominya, baru kalau perombakan ini telah dilakukan maka pemeliharaan
dan peningkatan secara terus menerus dan berkesinambungan dapat dilaksanakan.
Bisa juga menerapkan konsep benchmarking yaitu cara untuk mengadakan perbaikan
dengan meniru praktek bisnis terbaik dikelasnya, baik untuk produksi, jasa maupun
proses dan sistemnya.

Anda mungkin juga menyukai