PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Luka bakar (Combustio) merupakan penyebab kematian kedua karena kecelakaan
yang bukan oleh disebabkan kendaraa kendaraan, 30 % dari semua kematian ini menimpa
anak-anak yang usianya di bawah 15 tahun. Lebih dari kasus tersebut seharusnya yang
dirawat di Rumah Sakit dapat dicegah.
Sebagaimana diketahui, peristiwa kecelakaan luka bakar bisa terjadi kapan saja
dimana saja dan pada umumnya adalah disebabkan oleh faktor kelalaian manusia. Api :
sebagai salah satu faktor penyebab utama kecelakaan luka bakar yang sering disebut sebagai
sahabat manusia tiba-tiba saja bisa berubah menjadi sumber malapetaka. Demikian pula
halnya listrik, bahan-bahan kimia, minyak tanah, bensin, gas, dan beberapa unsur lainnya
yang begitu dekat dan akrab dengan aktivitas keseharian manusia, tanpa disadari sekaligus
juga merupakan musuh yang harus selalu diwaspadai.
`Sebagai salah satu dari permasalahan bidang kesehatan di tanah air, pada
kenyataannya begitu banyak peristiwa kecelakaan luka bakar yang dialami oleh pelbagai
lapisan warga masyarakat. Akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan luka bakar dipastikan
begitu dahsyat dan membutuhkan perawatan yang sangat serius. Para korban kecelakaan luka
bakar bukan hanya merasakan kesakitan yang luar biasa tetapi diantaranya juga
mengakibatkan cacat fisik dan penderitaan psikis yang berkepanjangan. Bahkan tidak sedikit
diantaranya juga menyebabkan kematian bagi para korbannya.
Dalam kaitannya dengan tingginya tingkat kecelakaan luka bakar sejatinya harus
diupayakan sosialisasi dan publikasi kepada pelbagai lapisan warga masyarakat mengenai
bahaya dan akibat yang ditimbulkan dari kecelakaan luka bakar. Hal lain yang juga menjadi
prioritas adalah upaya menanamkan kesadaran dan merubah perilaku untuk selalu waspada
dan menghindari terjadinya kecelakaan luka bakar di lingkungannya masing-masing karena
pada umumnya kecelakaan luka bakar adalah disebabkan oleh faktor kelalaian manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar tentang luka bakar?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar?
1 | Asuhan Keperawatan Luka Bakar
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memahami konsep dan memberikan asuhan keperwatan pada klien dengan luka
bakar.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang definisi luka bakar.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang epidemiologi dari luka bakar.
c. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang etiologi luka bakar.
d. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang klasifikasi luka bakar.
e. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang patofisiologi dari luka bakar.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang manifestasi Klinis luka bakar.
g. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang luka bakar.
h. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penatalaksanaan luka bakar.
i. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang komplikasi luka bakar.
j. Mahasiwa dapat menjelaskan tentang prognosis luka bakar.
k. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pencegahan luka bakar.
l. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang asuhan keperawatan luka bakar.
D. Manfaat Penulisan
Memahami konsep dan memberikan asuhan keperwatan pada klien dengan luka bakar.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Definisi
2 | Asuhan Keperawatan Luka Bakar
Luka bakar adalah luka yang dapat timbul akibat kulit terpajan ke suhu tinggi,
syok listrik, atau bahan kimia (Corwin, 2001).
Luka bakar adalah luka karena kontak dengan agen bersuhu tinggi, seperti api,
air panas, listrik, bahan kimia radiasi, suhu sangat rendah. Luka bakar adalah cedera
kulit oleh karena perpindahan energi dari sumber panas ke kulit (Smeltzer & Bare,
2002).
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas
pada suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme (Buku
Penuntun Diet edisi baru).
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia, dan petir yang mengenai mukosa, dan jaringan yang lebih dalam( Irna
Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001 ).
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak mata dengan suhu tinggi
seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, radiasi, juga oleh sebab kontak dengan suhu
renadah (frost bite). [kapita selekta jilid 2].
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi
( Moenajat, 2001).
Bentuk kerusakan/kehilangan jaringan oleh karena kontak dengan sumber
panas (FK UI 2003).
Cedera kulit oleh karena perpindahan energi dari sumber panas ke kulit
(Effendi, 1999, Smeltzer & Bare 2002).
B. Epidemiologi
Perawatan luka bakar mengalami perbaikan/kemajuan dalam dekade terakhir ini,
yang mengakibatkan menurunnya angka kematian akibat luka bakar. Pusat-pusat
perawatan luka bakar telah tersedia cukup baik, dengan anggota team yang menangani
luka bakar terdiri dari berbagai disiplin yang saling bekerja sama untuk melakukan
perawatan pada klien dan keluarganya. Di Amerika kurang lebih 2 juta penduduknya
memerlukan pertolongan medik setiap tahunnya untuk injuri yang disebabkan karena luka
bakar. 70.000 diantaranya dirawat di rumah sakit dengan injuri yang berat. Luka bakar
merupakan penyebab kematian ketiga akibat kecelakaan pada semua kelompok umur.
Laki-laki cenderung lebih sering mengalami luka bakar dari pada wanita, terutama pada
orang tua atau lanjut usia ( diatas 70 th).
C. Etiologi
a. Luka Bakar Termal
3 | Asuhan Keperawatan Luka Bakar
Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan
api,cairan panas atau objek-objek panas lainnya.
b. Luka Bakar Kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan
asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan
yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat
terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan
untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang
industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat
menyebabkan luka bakar kimia.
c. Luka Bakar Elektrik
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi
listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya
kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.
d. Luka Bakar Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri
ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari
sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar
matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar
radiasi.
D. KLASIFIKASI
Fase Luka Bakar
Fase akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas),
dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau
beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan
4 | Asuhan Keperawatan Luka Bakar
akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah
penyebab kematian utama penderiat pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak
sistemik.
Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan
atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan:
1. Proses inflamasi dan infeksi.
2. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak
berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ organ fungsional.
3. Keadaan hipermetabolisme.
Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah
penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan
kontraktur.
sebagai eskar.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung
Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih
perineum.
Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan
anak-anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
c. Luka bakar minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak
(1992) adalah :
Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
9%
9%
9%
9%
9%
9%
9%
9%
9%
1%
: 9%
:18%
:18%
:18%
:18%
:18%
7. Genital
:1%
2. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan diagram Lund dan
Browder sebagai berikut
8 | Asuhan Keperawatan Luka Bakar
LOKAS
I
USIA (Tahun)
0
1
DEW
ASA
KEPAL
5
1
A
LEHER
DADA
9
2
1
7
2
1
3
2
1
0
2
1
2
13
&
PERUT
PUNG
13
GUNG
PANTA
3
2
3
2
3
2
3
2
2,5
T KIRI
PANTA
5
2
5
2
5
2
5
2
KANA
N
KELA
MIN
LENG
2,5
AN
ATAS
KA.
LENG
AN
ATAS
KI.
LENG
AN
BAWA
H KA
LENG
AN
9 | Asuhan Keperawatan Luka Bakar
BAWA
H KI.
TANG
AN KA
TANG
5
2
5
2
5
2
5
2
AN KI
PAHA
5
5
5
6
5
8
5
8
KA.
PAHA
5
5
5
6
5
8
5
8
KI.
TUNG
5
5
5
5
5
5
5
6
3,5
KAI
BAWA
H KA
TUNG
KAI
BAWA
H KI
KAKI
KANA
N
KAKI
5
3
5
3
5
3
5
3
KIRI
2,5
2,5
9,5
9,5
3,5
E. Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh.
Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat
dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia. Destruksi jaringan terjadi
akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas
merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk organ visera, dapat
10 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agens
penyebab ( burning agent ). Nekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi.
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya
kontak dengan agen tersebut. Sebagai conth, pada kasus luka bakar tersiram air panas
pada orang dewasa, kontak selama 1 detik dengan air yang panas dari shower dengan
suhu 68,90C dapat menimbulkan luka bakar yang merusak epidermis serta dermis
sehingga terjadi cedera derajat- tiga ( fullthickness injury ). Pajanan selama 15 menit
dengan air panas yang suhunya sebesar 56,1 0C mengakibatkan cedera full-thickness yang
serupa. Suhu yang kurang dari 440C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama
tanpa menyebabkan luka bakar.
Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luar dan dalamnya luka bakar,
kemudian perawatannya dilakukan melalui 3 fase luka bakar yaitu : fase
darurat/resusitasi, fase akut atau fase intermidiet, dan fase rehabilitasi.
F. MANIFESTASI KLINIS
Beratnya luka bakar tergantung kepada jumlah jaringan yang terkena dan kedalaman
luka:
1) Luka bakar derajat I
Merupakan luka bakar yang paling ringan. Kulit yang terbakar menjadi merah,
nyeri, sangat sensitif terhadap sentuhan dan lembab atau membengkak.
Jika ditekan, daerah yang terbakar akan memutih; belum terbentuk lepuhan.
2) Luka bakar derajat II
Menyebabkan kerusakan yang lebih dalam. Kulit melepuh, dasarnya tampak
merah atau keputihan dan terisi oleh cairan kental yang jernih. Jika disentuh
warnanya berubah menjadi putih dan terasa nyeri.
3) Luka bakar derajat III
Menyebabkan kerusakan yang paling dalam. Permukaannya bisa berwarna
putih dan lembut atau berwarna hitam, hangus dan kasar. Kerusakan sel darah
merah pada daerah yang terbakar bisa menyebabkan luka bakar berwarna
merah terang. Kadang daerah yang terbakar melepuh dan rambut/bulu di
tempat tersebut mudah dicabut dari akarnya. Jika disentuh, tidak timbul rasa
nyeri karena ujung saraf pada kulit telah mengalami kerusakan.
G. PEMERIKSAAN FISIK
11 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
1. Keadaan umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh panas sakit dan gelisah
sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka bakar mencapai derajat
cukup berat.
2. TTV
Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah sehingga tanda
tidak adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam pertama
3. Pemeriksaan kepala dan leher
Mata
Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya benda
asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang rontok
kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar.
Hidung
Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu hidung.
yang rontok.
Mulut
Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena intake
cairan kurang.
Telinga
Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan
serumen.
12 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
Leher
Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai
kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan.
5. Abdomen
Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri pada area
epigastrium yang mengidentifikasi adanya gastritis.
6. Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakantempat
pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai sumber infeksi
dan indikasi untuk pemasangan kateter.
7. Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada
muskuloskleletal, kekuatan oto menurun karen nyeri
8. Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa menurun bila
supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri yang hebat (syok
neurogenik)
9. Pemeriksaan kulit
13 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan kedalaman
luka). Prinsip pengukuran prosentase luas uka bakar menurut kaidah 9 (rule of nine
lund and Browder) sebagai berikut :
Bag tubuh
1 th
2 th
Dewasa
Kepala leher
18%
14%
9%
18%
18%
18 %
Badan depan
18%
18%
18%
Badan belakang
18%
18%
18%
27%
31%
30%
Genetalia
1%
1%
1%
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan serum : hal ini dilakukan karena ada pada pasien dengan luka bakar
mengalami kehilangan volume
Pemeriksaan elektrolit pada pasien dengan luka bakar mengalami kehilangan volume
cairan dan gangguan Na-K pump.
14 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
Analisa gas darah biasanya pasien luka bakar terjadi asidosis metabolisme dan
kehilanga protein
CBC mengidentifikasikan jumlah darah yang ke dalam cairan, penuruan HCT dan
RBC, trombositopenia lokal, leukositosis, RBC yang rusak
Radiologi : untuk mengetahui penumpukan cairan paru, inhalas asap dan menunjukkan
faktor yang mendasari
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan luka dapat dibagi menjadi tiga fase :
1. Fase Resusitasi (48 jam pertama):
Memerlukan penanganan yang cepat dan tpat sesuai dengan kondisi
Terapi cairan sesuai kebutuhan
Terapi ABC (Airway, Breathing, Circulation)
Pemantauan ketat
Biasanya dilakukan di UGD sampai dengan kondisi pasien stabil
2. Fase Akut (> 48 jam pertama)
Mulai adanya dieresis dimana terjadinya perpindahan cairan dari interstiil dan
diteruskan melalui daerah luka bakar.
Biasanya dilakukan operasi skin graft jika luka bakar luas dan dalam.
3. Fase Rehabilitasi
Luka membaik pengembalian fungsi tubuh yang
mengalami
1. Penyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka terbagi dalam 3 fase:
A. Fase Inflamasi
15 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
Adalah fase yang berentang dari terjadinya luka bakar sampai 3 atau 4 hari
pascaluka bakar. Dalam fase ini terjadi perubahan vaskular dan proliferasi selular.
Daerah luka mengalami agregasi trombosit dan mengeluarkan serotonin. Mulai
timbul epitelisasi.
B. Fase Fibroblastik
Fase ini dimulai pada hari ke 4-20 pascaluka bakar. Pada fase ini timbul sebukan
fibroblast yang membentuk kolagen yang tampak secara klinis sebagai jaringan
granulasi yang berwarna kemerahan.
C. Fase Maturasi
Terjadi proses pematangan kolagen. Terjadi pula penurunan aktivitas selular dan
vaskular, berlangsung hingga 8 bulan sampai lebih dari 1 tahun dan berakhir jika
sudah tidak ada tanda-tanda radang. Bentuk akhir dari fase ini berupa jaringan parut
yang berwarna pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal.
2. Infeksi
Masalah utama yang seringkali dialami pasien luka bakar yaitu terjadinya
infeksi yang kemudian berakhir dengan sepsis. Infeksi secara klinis dapat
didefinisikan sebagai pertumbuhan organisme pada luka yang berhubungan dengan
reaksi jaringan dan tergantung pada banyaknya mikroorganisme patogen dan
meningkat dengan virulensi dan resistensi dari pasien (Rice, WFA, 1995). Seringkali
kolonisasi disalahartikan sebagai infeksi. Kolonisasi merupakan pertumbuhan
organisme pada luka tetapi tidak menimbulkan respon tertentu seperti merah,
bengkak dan nyeri dengan jumlah mikroorganisme <100.000/gram jaringan.
3. Penanganan Luka
Ada berbagai macam hal yang dapat dilakukan dalam menangani luka bakar
sesuai dengan keadaan luka yang dialami pasien:
A. Pendinginan Luka
Pendinginan luka dilakukan untuk mencegah pasien berada pada zona luka bakar
yang lebih dalam. Tindakan ini juga dapat mengurangi perluasan kerusakan fisik sel,
mencegah dehidrasi, dan membersihkan luka sekaligus mengurangi nyeri.
B. Debridement
Tindakan debridement bertujuan untuk membersihkan luka dari jaringan nekrosis
atau bahan lain yang menempel pada luka. Tindakan ini penting dilakukan untuk
mencegah terjadinya infeksi luka dan mempercepat proses penyembuhan luka.
16 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
C. Tindakan Pembedahan
1) Pada luka bakar circumferencial jaringan luka bakar yang terbentuk akan
mengeras dan menekan pmbuluh darah sehingga memerlukan tindakan
eskarotomi. Eskarotomi merupakan tindakan pembedahan utama untuk
mengatasi perfusi jaringan yang tidak adekuat karena adanya eschar yang
menekan vaskular. (Ignatavicius D, 1991 hal 385). Tindakan yang dilakukan
hanya berupa insisi bukan membuang eschar. Tindakan ini sebaiknya
dilakukan sebelum hari ke-5. Tanda-tanda klinis yang harus diperhatikan untuk
dilakukannya tindakan ini antara lain : adanya sianosis jaringan distal,
kapilarisasi yang buruk, anastesia.
2) Pada luka bakar dalam karena sengatan listrik dapat menyebabkan edema yang
hebat pada fasia yang selanjutnya dapat mengakibatkan kesemutan (penekanan
syaraf); penekanan vena; nekrose (penekanan arteri). Pada kondisi ini pasien
memerlukan tindakan fasiotomi. (Sidik, 1982).
3) Tindakan pembedahan lain yang sering dilakukan pada pasien luka bakar
adalah eksisi tangensial yaitu tindakan membuang jaringan dan jaringan di
bawahnya sampai persis di atas fasia dimana terdapat pleksus pembuluh darah
sehingga bisa langsung dilakukan operasi tandur kulit (skin graft). (Sidik,
1983).
D. Terapi Isolasi dan Manipulasi Lingkungan
Luka bakar mengakibatkan immunosupresi (penekanan system immune) tubuh
selama tahap awal cedera. Oleh karenanya pasien luka bakar memerlukan ruangan
khusus dengan suhu ruangan yang dapat diatur, udara bersih, serta terpisah dari
pasien lain yang bisa menimbulkan infeksi silang.
Alat tenun yang digunakan harus steril, perawat menggunakan masker, gaun,
dan sarung tangan steril setiap kali melakukan tindakan untuk pasien. Perawat
sebaiknya menggunakan lebih banyak alat disposibel dan menjaga kebersihan
seluruh perangkat atau perabot yang ada di ruangan. Tidak dianjurkan untuk
meletakkan tanaman atau karangan bunga di ruangan untuk mengurangi infeksi
pseudomonas
(karena
pseudomonas
menyukai
lingkungan
area
tanaman).
tergantung
kepada
kedalaman
dan
lokasi
luka
bakar.
Pada luka bakar superfisial (derajat I dan derajat II superfisial), lapisan kulit yang mati
17 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
akan mengelupas dan lapisan kulit paling luar kembali tumbuh menutupi lapisan di
bawahnya. Lapisan epidermis yang baru dapat tumbuh dengan cepat dari dasar suatu
luka bakar superfisial dengan sedikit atau tanpa jaringan parut. Luka bakar superfisial
tidak menyebabkan kerusakan pada lapisan kulit yang lebih dalam (dermis).
Luka bakar dalam menyebabkan cedera pada dermis. Lapisan epidermis yang
baru tumbuh secara lambat dari tepian daerah yang terluka dan dari sisa-sisa epidermis
di dalam daerah yang terluka. Akibatnya, pemulihan berlangsung sangat lambat dan
bisa terbentuk jaringan parut. Daerah yang terbakar juga cenderung mengalami
pengkerutan, sehingga menyebabkan perubahan pada kulit dan mengganggu
fungsinya.
Luka bakar ringan pada kerongkongan, lambung dan paru-paru biasanya akan
pulih tanpa menimbulkan masalah. Luka yang lebih berat bisa menyebabkan
pembentukan jaringan parut dan penyempitan. Jaringan parut bisa menghalangi
jalannya makanan di dalam kerongkongan dan menghalangi pemindahan oksigen yang
normal dari udara ke darah di paru-paru.
J. KOMPLIKASI
a. Syok hipovolemik
b. Kekurangan cairan dan elektrolit
c. Hypermetabolisme
d. Infeksi
e. Gagal ginjal akut
f. Masalah pernapasan akut; injury inhalasi, aspirasi gastric, pneumonia bakteri,
edema.
g. Paru dan emboli
h. Sepsis pada luka
i. Ilius paralitik
K. PENCEGAHAN
Pakailah lotion pelindung terhadap sinar matahari jika berada di luar rumah.
Pasanglah alat anti kebakaran di rumah. Pasang juga alarm untuk asap dan aturlah
pintu darurat.
Pakailah alat pelindung dan berhati-hatilah ketika berada di daerah panas atau daerah
radiasi.
18 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
(setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising
usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres
penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
e. Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
f. Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD)
pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal; kerusakan
retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur membran timpanik
(syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
g. Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri; sementara respon pada luka bakar ketebalan derajat
kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
h. Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi).
Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan
sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi. Pengembangan toraks mungkin
terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau stridor/mengii
(obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas:
gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam
(ronkhi).
i. Keamanan:
Tanda:
1) Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area
kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler
lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan
cairan/status syok.
2) Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase
intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa
20 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar
mulut dan atau lingkar nasal.
3) Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus;
lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara umum lebih
dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut
sampai 72 jam setelah cedera.
4) Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar
(eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan
luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar.
Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot
tetanik sehubungan dengan syok listrik).
j. Pemeriksaan diagnostik:
LED: mengkaji hemokonsentrasi.
Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama
penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam pertama
bakar masif.
Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning and
documenting patient care mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan sebagai
berikut :
1.
2.
21 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
4.
5.
6.
7.
8.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN
DAN INTERVENSI
RASIONAL
KRITERIA
DX 1
HASIL
Setelah dilakukan
Kaji
refleks
asuhan
gangguan/menelan;
keperawatan
perhatikan pengaliran
selama...24 jam
air
diharapkan
ketidakmampuan
cedera
liur,
jalan
nafas
tetap
mengi.
Dugaan
inhalasi
bersihan
efektif.
Awasi
frekuensi,
Kriteria Hasil :
irama,
kedalaman
Bunyi
nafas
pernafasan
RR
perhatikan
adanya
perubahan sputum
vesikuler,
Takipnea,
penggunaan
otot
dalam
batas
pucat/sianosis
normal,
bebas
sputum mengandung
terjadi
karbon
pernafasan/edema
dispnoe/cyanosis.
atau
22 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
dan
merah
menunjukkan
distress
muda.
paru
dan
kebutuhan
intervensi medik.
Auskultasi
paru,
perhatikan
stridor,
Obstruksi
jalan
nafas/distres
mengi/gemericik,
pernafasan
penurunan
terjadi
bunyi
dapat
sangat
setelah
terbakar.
Perhatikan
adanya
Dugaan
hipoksemia
karbon
yang cidera
monoksida.
Tinggikan
adanya
atau
kepala
Meningkatkan
penggunaan bantal di
ekspansi
paru
optimal/fungsi
indikasi
pernafasan.
Bilakepala/leher
terbakar,
bantal
dapat menghambat
pernafasan,
menyebabkan
nekrosis
pada
kartilago
telinga
Dorong batuk/latihan
23 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
nafas
dalam
dan
perubahan
posisi
ekspansi
sering.
paru,
memobilisasi dan
Tingkatkan
suara
Meningkatkan
istirahat
tetapi
kaji
kemampuan
bicara
drainase sekret.
untuk
Peningkatan
sekret/penurunan
dan/atau
kemampuan untuk
menelan
secara periodik.
menunjukkan
peningkatan
edema trakeal dan
dapat
mengindikasikan
kebutuhan
untuk
intubasi.
Selidiki
perubahan
perilaku/mental
contoh
gelisah,
Meskipun
sering
berhubungan
dengan
nyeri,
perubahan
kesadaran
dapat
menunjukkan
terjadinya/membur
uknya hipoksia.
Awasi
24
jam
keseimbngan
cairan,
Perpindahan
perhatikan
cairan
variasi/perubahan.
kelebihan
atau
penggantian cairan
meningkatkan
risiko edema paru.
Catatan : Cedera
inhalasi
24 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
meningkatkan
kebutuhan
cairan
sebanyak
35%
Lakukan
edema.
program
kolaborasi meliputi :
O2
memperbaiki
hipoksemia/asidos
-
Berikan pelembab
is.
O2
cara
menurunkan
pengeringan
masker wajah
saluran pernafasan
melalui
Pelembaban
dan
-
viskositas sputum.
Awasi/gambaran
seri GDA
menurunkan
pH
menunjukkan
inhalasi asap dan
terjadinya
-
Kaji
ulang
seri
rontgen.
pneumonia/SDPD.
Perubahan
menunjukkan
atelektasis/edema
paru
tak
dapat
terjadi selama 2
3
DX 2
Setelah dilakukan
hari
setelah
terbakar.
1. Awasi tanda vital, 1. Memberikan
asuhan
CVP.
Perhatikan
keperawatan
kapiler
dan
penggantian cairan
kekuatan
nadi
dan
diharapkan pasien
perifer.
25 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
pedoman
respon
untuk
mengkaji
menunjukan
kardiovaskuler.
perbaikan
keseimbangan
urine
cairan . kriteria
hasil:
dititrasi
untuk
jenisnya. Observasi
meyakinkan
rata-2
pengeluaran
urine
urine
hemates
individu adekuat,
indikasi.
Haluaran
TTV
stabil,dan
dan
berat
sesuai
orang dewasa.
3. Perkirakan
3. Peningkatan
membran mukosa
permeabilitas
lembab
kehilangan
kapiler, perpindahan
yang
tampak
protein,
proses
inflamasi
dan
kehilangan
melalui
cairan
evaporasi
mempengaruhi
volume
dan
sirkulasi
pengeluaran
urine.
4. Timbang
tergantung
pada
perubahan
selanjutnya.
5. Ukur
lingkar 5. Memperkirakan
ekstremitas
yang
luasnya
oedema/perpindaha
sesuai indikasi
cairan
yang
mempengaruhi
volume
dan
sirkulasi
pengeluaran
urine.
6. Observasi distensi 6. Stres ulkus terjadi
abdomen,hematom
26 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
esis,feces hitam.
7. Lakukan
program
kolaborasi meliputi
:
-
Pasang
/ -
Observasi
pertahankan kateter
fungsi
mencegah
ketat
ginjal
dan
stasis
Pasang/
pertahankan
Memungkinkan
infus cairan cepat.
Berikan
Resusitasi
cairan
penggantian cairan
menggantikan
IV yang dihitung,
kehilangan
elektrolit, plasma,
cairan/elektrolit dan
albumin.
membantu
mencegah
komplikasi.
Awasi
hasil -
Mengidentifikasi
pemeriksaan
kehilangan
laboratorium ( Hb,
darah/kerusakan
elektrolit,
SDM
natrium ).
kebutuhan
dan
penggantian cairan
DX 3
Setelah dilakukan
dan elektrolit.
1. Tekankan pentingnya 1. Mencegah
asuhan
teknik
cuci
tangan
keperawatan
yang
baik
untuk
selama...24
dari infeksi.
Kriteria evaluasi:
tak ada demam,
pasien.
2. Gunakan skort,sarung
tangan,masker,dan
27 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
kontaminasi silang.
2. Mencegah terpajan
pada
infeksius.
organisme
pembentukan
jaringan granulasi
selama
baik.
luka
perawatan
langsung
dan
untuk pertumbuhan
bakteri.
secara
keluarnya
inchi.
bersihkan
bakteri
keluka bakar.
4. Air melembutkan
teratur
menurunkan
terbakar
1
Pencucian
dan
membantu
membuang balutan
dan
area
kepala
pancuran
dapat
dipegang.cuci
5. Meningaktkan
area
dengan
agent
penyembuhan.
mencegah
auto
kontaminasi.
sabun bedah.
5. Bersihkan
jaringan
nekrotik yang lepas
dengan gunting atau 6. Mengidentifikasi
forsep.jangan ganggu
adanya
penyembuhan
(granulasi jaringan)
dan
yang terinfeksi.
6. Periksa luka tiap hari ,
memberikan
luka bakar.
Menurunkan risiko
perubahan
infeksi
penampilan
atau
,bau
kuantitas
drainase.
28 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
pada
insersi
sisi
dengan
kemungkinan
mengarah
pada
7. Kolaborasi :
- Tempatkan IV/garis invasif pada area yang
tak terbakar.
-
septikemia.
Biopsi
dapat
diambil
untuk
diagnosa infeksi.
Antibotik lokal dan
sistemik
untuk
diberikan
mengontrol
patogenyang
terinfeksi
oleh
kultur /sensitivitas.
-
DX 4
toksoid.
Setelah dilakukan 1. Tutup luka
asuhan
mungkin
kecuali
keperawatan
menyebabkan
nyerihebat
pada
terjadi
terbuka.
pemajanan
ujung
saraf.
2) Pengaturan
suhu
pengendalian
terhadapanyeri.
2. Pertahankan
suhu
Krteria hasil:
lingkungan
Nyeri
nyaman,penutup tubuh
berkurang atau
hangat.
terkontrol.
Menunjukan
rileks
Berpartisipasi
dalam
aktivitas
keluhan
nyeri,perhatikan lokasi,
karakter dan intensitas
dan
dengan tepat.
panas
eksternal
perlu
mencegah
menggigil.
3) Perubahan
lokasi,karakter
dapat
(skala 0-10)
istirahat
untuk
tidak
mengindikasikan
4. Berikan
tindakan
kenyamanan
29 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
terjadinya
komplikasi.
4) Meningkatkan
dasar,contoh
pijatan
relaksasi.
manajemen
sesuai
5) Memfokuskan
kembali
perhatian,meningkat
kan relaksasi.
6) Membantu proses
indikasi.
DX 5
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
cepat
selama...x24 jam
pembuluh
terjadi
bakar melingkar.
sehingga
perfusi
jaringan
yang
menekan
darah,
mempengaruhi
adekuat.
sirkulasi
Kriteria hasil:
meningkatkan statis
Pengisian
kapiler baik
penyembuhan.
1. Kaji warna, sensasi, 1) Pembentukan
Warna
2. Tinggikan ekstremitas
kulit
yang
sakit,
tepat.
yang cedera
memplester
dengan
Hindari
sekitar
dan
vena/edema.
2) Meningkatkan
sirkulasi
sistemik/aliran balik
vena.
latihan 3) Meningkatkan
pada
sistemik.
bagian
tubuh
30 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
awasi
atau
elektrolit ,khususnya
perpindahan
elektrolit
kalsium.
mempengaruhi
Berikan
terapi
penggantian
sesuai indikasi.
ini
potensial membran
mukosa
sehingga
menurunkan
jantung
Dx 6
curah
/perfusi
jaringan.
bising 1) Ileus
sering
asuhan
usus,perhatikan
berhubungan
keperawatan
dengan
periode
selama...24 jam
pasca
diharapkan pasien
tetapi
menunjukan
pemasukan nutrisi
dimana
yang
adekuat
jumlah
kebutuhan
metabolisme
tiap
dengan
kriteria
hasil :
-
Berat badan
otot terukur
Keseimbang
an
ulang
stabil/massa
-
hari.kaji
minggu.
3. Berikan
makan
dan
bakar
biasanya
makanan
pemasukan
kalori tepat.
3) Membantu mecegah
distensi
gaster/ketidaknyam
anan
dan sering.
dan
meningkatkan
nitrogen
pemasukan.
4) Kalori dan protein
positif,dan
regenerasi
jaringan.
luka
diperlukan
4. Dorong pasien untuk
memandang
diet
mempertahankan
berat
badan,meningkatka
untuk
n penyembuhan.
/minuman 5) Mulit/palatum
tinggi kalori/prptein.
31 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
bersih
meningkatkan rasa
sebelum makan.
dan
membantu
6. Kolaborasi:
- Rujuk ke ahli diet.
membuat kebutuhan
-
Berikan
diet
5000/hari),protein,d
tinggi
kalori/protein
nutrisi individu.
Kalori
(3000an
dengan
vitamin
yang
dibutukan
tambahan vitamin.
untuk
memenuhi
peningkatan
-
albumin
keb.metabolik.
Indikator keb nutrisi
dan
keadekuatan
diet.
serum,kreatinin,
transferin,
Dx 7
Setelah dilakukan
nitrogen
urea urin.
1. Pertahankan
posisi 1) Meningkatkan
asuhan
pungsi
keperawatan
dukungan ,khususnya
pada
ekstermitas
selama...x24 jam
dan
mencegah
terjadi
atas sendi.
kontraktur,yang
mobilitas
fisik
yang
lebih mungkin di
optimal.
Kriteria hasil:
-
2. Lakukan
latihan
Turut
berpartisipasi
konsisten
dalam
dengan
aktivitas
sehari-hari
.
fungsional
diawali
pasif
32 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
secara
progresif
mengencangkan
jaringan parut dan
kontraktur.
3) Meningkatkan
kemuadian aktif.
3. Jadwalkan
pengobatan
atas sendi.
2) Mencegah
dan
kekuatan
dan
aktifitas
untuk
perawatan
memberikan
toleransi
pasien
terhadap aktivitas.
/orang
dengan
rehabilitasi,
5. Kolaborasi :
Konsul
4) Memampukan
fisikal
dan
perawatan
pasien.
5) memberikan
aktivitas/program
latihan terintregrasi
terapis kejuruan.
dan
alat
bantu
khusus berdasarkan
DX 8
Setelah dilakukan
askep
selama
..24
jam
diharapakn terjadi
integritas
yang
kulit
tampak
kebutuhan.pasien.
Praoperasi
1. Memeberikan
Praoperasi
1. Kaji,catat
ukuran,warna,kedalama
informasi
tentang
luka.
Perhatikan
keb.penanaman
membaik.
Kriteria hasil:
-
Kulit
umum
secara
tampak
Luka
terbuka
berwarna merah
muda,
repitelisasi
Pasca operasi
1. Pertahankan balutan
di atas area balutan
graf baru dan sisi
memperlihatkan
dan
dan
infeki/kegagalan
tekanan
dan trauma
-
sirkulasi
menurunkan risiko
dari tanda-tanda
infeksi,
dasar
donor
indikasi,contoh
33 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
sesuai
graf.
Pasca operasi
1. Area
mungkin
ditutupi
bahan
oleh
dengan
permukaan tembus
pandang
tak
berlubang,
reaktif
petroleum,tak
menghilangkan
sembuh
berperekat.
teraba
terlumasi
kulit
dan elastis
graf
jarum
dengan
steril
atau
baru.
2. Bleb berisi cairan
mencegah
graf
melekat
pada
jar.dibawahnya
meningkatkan
resiko
3. Kolaborasi
siapkan
/bantu
bedah/balutan
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasikan disesuaikan intervensi yang telah dibuat.
E. EVALUASI
DX 1
:
- Bersihan jalan nafas kembali efektif
- Bunyi nafas vesikuler,
- RR dalam batas normal,
- Bebas dispnoe/cyanosis.
DX 3
DX 4
DX 5
graf.
3. Kulit graf diambil
dari
autografi.
kegagalan
prosedur
biologis
DX 2
untuk
:
Haluaran urine individu adekuat,
TTV stabil dan
membran mukosa lembab
:
tak ada demam,
pembentukan jaringan granulasi baik.
:
Nyeri berkurang atau terkontrol.
Menunjukan ekspresi wajah rileks
Berpartisipasi dalam aktivitas dan istirahat dengan tepat.
:
34 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
bagian
px
DX 6
:
Kulit secara umum tampak utuh dan bebas dari tanda-tanda infeksi, tekanan dan
trauma
Luka terbuka berwarna merah muda, memperlihatkan repitelisasi dan bebas dari
infeksi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Luka bakar adalah luka karena kontak dengan agen bersuhu tinggi, seperti api, air
panas, listrik, bahan kimia radiasi, suhu sangat rendah. Luka bakar adalah cedera
kulit oleh karena perpindahan energi dari sumber panas ke kulit.
-
Syok hipovolemik
35 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
Hypermetabolisme
Infeksi
B. SARAN
Sebagai seorang perawat diharapkan lebih memperdalam pengetahuan serta
keterampilannya agar menjadi seorang perawat yang profesional. Dan sebagai
seorang mahasiswa diharapkan agar lebih memperdalam ilmu agar menjadi seorang
perawat yang profesional.
Dan sebagai seorang tenaga kesehetan agar dapatbekerja sama dengan baik
sehingga tercipta pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan
demi terciptanya pelayanan kesehatan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. Jakarta: EGC
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku Kedoketran
EGC. Jakarta
Mansjoer, Arif.2000.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.Jakarta:Media Aesculapis
Price &Wilson,2006. Patofisiologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
36 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r
37 | A s u h a n K e p e r a w a t a n L u k a B a k a r