Anda di halaman 1dari 8

Bermukim di salah satu desa di Jerman yang asri, memberikan

banyak inspirasi untuk tanam-tanaman. Desa yang dikelilingi oleh ladang


yang berkilo-kilo meter persegi luasnya, indah sekali ketika membuka
pintu rumah, tersuguh hamparan ladang dan perbukitan dikejauhan.
Saya perhatikan hampir disetiap pekarangan rumah warga desa,
tumbuh tanaman obat Sangitan entah itu berupa tanaman pagar atau
tumbuh liar di pinggir jalan, hal ini membuat saya jadi penasaran,
mengapa Sangitan yang ditanam?
Usut punya usut rupanya si tanaman obat Sangitan ini mempunyai
cerita yang sangat menarik untuk diketahui, yuk kita simak:
Sangitan yang dalam bahasa Jermannya bernama Holunder ( jenis
Sambucus Nigra) sudah dikenal sebagai tanaman obat sejak ribuan tahun
yang lalu.
Hippokrates dari Yunani yang hidup di tahun 460-377 sebelum
Kristus memberi julukan Lemari Obat pada Sangitan karena manfaatnya
yang banyak sekali.
Beliau menyarankan Sangitan sebagai obat bagi penderita Sembelit,
Basal dan Keluhan pada wanita, yang memang ciri khas dari manfaat
tanaman obat Sangitan.
Juga Theophrastus dari Eresos (murid dari Aristoteles), Plinius maior
(Ilmuwan Romawi)dan Dioskurides (Dokter Yunani) menulis tentang
keunikan dari tanaman obat Sangitan.
Mitos
Di sebelah utara pegunungan Alpen hiduplah suku bangsa Celtic dan
Jerman, tanaman obat Sangitan dianggap tanaman suci yang mewakili
Dewa-Dewi. Mereka percaya bahwa tanaman Sangitan yang dihuni oleh

Dewa-Dewi yang baik itu sebagai penangkal bala dan melindungi rumah
mereka.
Oleh karena itu tanaman Sangitan yang tumbuh di halaman rumah
mereka tidak boleh ditebang, kalaupun mereka sampai menebang maka
mereka harus mengucapkan kata-kata seperti berikut sebagai ucapan
maaf dan permohonan ampun: Wanita Ellhorn, berikan saya sedikit dari
kayu anda, dengan demikian saya akan memberikan juga sedikit dari
kayu saya jika tumbuh di hutan.
Hanya janda dan yatim piatu yang tidak mendapat hukuman jika
mereka menebang atau memotong tanaman Sangitan karena mereka
adalah orang-orang yang telah kehilangan karena kematian.
Disamping kegunaannya sebagai obat, Sangitan juga sering dipakai
untuk tujuan magis oleh karena itu tidaklah mengherankan jika di masamasa Kristianisasi Sangitan yang dianggap suci berubah menjadi tanaman
Setan, dimana Hildegard von Bingen (Biarawati Benekdiktan yang
dikenal sebagai Visioner) mengatakan dalam tulisannya bahwa Sangitan
tidak baik untuk dikonsumsi oleh manusia.
Para penyembuh lainnya yang berasal dari abad pertengahan dan
zaman sekarang ini tidak menghiraukan larangan teologis tersebut dan
tetap menyarankan agar Sangitan digunakan sebagai obat berbagai
macam penyakit.
Para penyembuh tersebut antara lain : Thomas von Aquin, Otto
Brunfels, Hieronymus Bock, Paracelsus dan Leonhart Fuchs (mereka hidup
antara tahun 1200 dan 1600 sesudah Kristus).
Juga Sebastian Kneipp, Maria Treben dan ahli-ahli obat-obatan
tradisional dari zaman ini banyak menggunakan Sangitan dalam produk
mereka.

Bunga Sangitan
Pemanfaatan
Sangitan (Holunder hitam atau elderberry hitam) asli dari Eropa
Tengah dan tumbuh dimana-mana. Tanaman Sangitan bisa berupa belukar
atau pohon dengan ketinggian mencapai 7 meter, tumbuh melebar dan
lebat.
Kulit batang dan cabang sedikit berkutil dan mengeluarkan bau
yang tidak menyenangkan. Cabang-cabang yang berongga dan berisi
sumsum lembut. Oleh karena itu, cabang elderberry juga bisa digunakan
untuk membuat seruling yang sederhana. Berbunga antara bulan Mai dan
Juli.
Jenis Sangitan yang tumbuh di Indonesia dinamakan Sambucus
Javanica, tumbuh liar di daerah pegunungan, pematangan dan juga
ditanam sebagai tanaman pagar. Daunnya merupakan daun majemuk
yang letaknya berseling. Terdapat 5-9 anak daun yang letaknya menyirip.
Anak daun bertangkai, bentuknya elips memanjang sampai lanset,

panjang 8-15 cm, lebar 3- 5 cm, ujung runcing, tepi bergerigi, warna
permukaan atas hijau tua, permukaan bawah hijau muda. Bunga kecilkecil dengan 5 kelopak berwarna putih kuning, berkumpul membentuk
payung majemuk, keluar dari ujung ranting, baunya harum. Buahnya
seperti buah buni, bentuknya bulat, warnanya hitam bila masak dengan
diameter 3-4 mm. Bijinya 1-3. Perbanyakan dengan stek dan biji.
Sangitan dapat menyembuhkan penyakit-penyakit seperti :
Luka terpukul, tulang patah, rematik, sakit kuning, beri-beri, disentri;
Bronkhitis, rubela, bengkak (edema), keram/kejang, pegal linu; Erysipelas,
sakit kuning.
Menurut informasi yang saya copy dari Iptek manfaat dari Sangitan
adalah seperti terpapar dibawah ini
Bagian yang dipakai:
Akar, batang dan daun. Dijemur bila ingin disimpan.
Kegunaan:
Akar:
Luka terpukul, Tulang patah (frakture), Encok (rheumatism), pegal
linu, Sakit kuning.
Batang dan daun:
Bengkak

karena

penyakit

ginjal

(nephritic

edema),

Beri-beri,

Disentri, Radang saluran napas kronis (bronkhitis kronis), Rubella,


Erysipelas.
Seluruh tanaman:
Keram / kejang pada kaki, Sakit pada tulang, Luka terpukul, Bengkak
(edema) pada kaki.

Pemakaian:
Untuk minum: 30-60 g (yang segar 90-120 g), rebus atau minum air
perasannya.
Pemakaian luar: Seluruh tanaman dicuci bersi lalu direbus, airnya
dipakai untuk cuci atau mandi. Dapat juga seluruh tanaman setelah dicuci
bersih lalu digiling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Tempelkan
adonan tadi kebagian yang sakit. Digunakan untuk pengobatan bengkak
terpukul, gatal (pruritus) dan ekzema.
Cara Pemakaian:
1. Nephritic edigma, beri-beri:
Seluruh tanaman sebanyak 3060 g dicuci bersih, lalu dipotongpotong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin disaring lalu diminum.
2. Sakit kuning: Akar sangitan ditim dengan daging sapi, makan.
3. Bengkak terpukul, tulang patah:
Akar sebanyak 20 g dicuci bersih, potong-potong seperlunya lalu
direbus dengan air bersih sebayak 400 cc dan arak putih, sampai
tersisa setengahnya. Tambahkan 30 g gula pasir, aduk sampai
merata. Setelah dingin disaring, minum.
4. Bengkak terpukul.
60 g akar dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3
gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu

diminum. Untuk luarnya, daun segar dicuci Ialu digiling halus.


Bubuhkan kebagian tubuh yang sakit.
5. Rematik kronis, sakit pinggang, bengkak:
15-30 g herba setelah dicuci bersih, dipotong-potong seperlunya.
Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin
disaring, minum. Air rebusan, juga dapat dipakai untuk kompres
dibagian yang sakit.
6. Rubella:
Seluruh tumbuhan secukupnya dicuci bersih lalu dipotong-potong
seperlunya. Godok dengan 3 liter air. Hangat-hangat dipakai untuk
mandi.
Wanita hamil dilarang minum rebusan tanaman obat ini.
Komposisi :
Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis: Manis, sedikit pahit,
hangat. Herba ini masuk meridian hati (liver). Akar: Menghilangkan kolik
(antispasmodik) dan menghilangkan pembengkakan. Batang dan daun:
Peluruh

kencing

(diuretik),

menghilangkan

pembengkakan

dan

menghilangkan sakit (analgetik) dan melancarkan sirkulasi. Kandungan


Kimia: Essential oil, ursolic acid, Beta-sitosterol, Alfa-amyrin palmitate,
KNO3, tanin.

Resep Makanan
Kalau musim berbunga, bunganya saya goreng, dan buahnya saya
buat Selai/Jam ditambah dengan kayu manishmmm..rasanya enak
sekali.
Ada resep yang saya dapat dari Ibu mertua yaitu Bunga Sangitan
Goreng Tepung
Cara membuatnya: buat adonan tepung + telur + merica + garam
dan air secukupnya lalu aduk sampai semuanya tercampur, (adonan ini
persis seperti kita mau bikin adonan untuk bakwan jagung), cuci bunga
Sangitan (hati-hati bunga harus dipetik dengan batangnya kira-kira 5cm
dan jangan sampai patah). Lalu celupkan kepala bunga (yang bentuknya
seperti rumpun) kedalam adonan lalu masukkan kedalam minyak panas,

goreng sampai berwarna sedikit kecoklat-coklatan..rasanya enak dan


garingSelamat Mencoba..!
Sumber

kraeuterallerlei.de,

heilkraeuter.de, appenzeller-line.ch

iptek.net.id,

landschaftsfotos.at,

Anda mungkin juga menyukai