PROPOSAL
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1
1.2 Ruang Lingkup dan Perumusan Masalah Penelitian .................................. 19
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................... 21
1.3 Signifikansi Penelitian ................................................................................ 23
1.4 Pembatasan Penelitian ................................................................................ 23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 24
2.1 Teori yang Berhubungan dengan Perumusan Masalah ............................... 24
2.2. Rerangka Konseptual ................................................................................. 36
2.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 40
3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 40
3.2 Populasi, Sampel, dan Metode Pengumpulan Data ..................................... 40
3.3 Pengukuran Variabel ................................................................................... 41
3.4 Analisis Data ............................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................51
BAB I
PENDAHULUAN
lama terjadi yaitu sekitar tahun 1.900 yang pada akhirnya menyebabkan
pemanasan global atau global warmingdan terjadi sampai sekarang ini
(www.youtube.com/Bloomberg,2015). Menurut Wikipedia Indonesia dalam
Kusminingrum (2008), pemanasan global adalah adanya proses peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi.
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari dan
sebagian besar energi dari matahari berbentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya yang tampak dari matahari. Ketika energi matahari ini tiba
permukaan bumi, energi tersebut akan berubah dari cahaya matahari menjadi
panas matahari yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap
sebagian panas dari matahari dan kemudian memantulkan kembali sisa dari
panas matahari tersebut. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke luar angkasa. Namun, sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat banyaknya jumlah gas rumah kaca yang
menjadi perangkap gelombang radiasi tersebut. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan
akibatnya
panas
tersebut
akan
tersimpan
di
permukaan
Bumi
semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 C sehingga es
akan menutupi seluruh permukaan Bumi (id.wikipedia.org, 2016). Akan tetapi
sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan
mengakibatkan pemanasan global.
Pada kasus pemanasan global akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca
seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air
yang menguap ke atmosfer. Karena uap air merupakan bagian dari gas rumah
kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara
sampai banyaknya uap air di udara. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih
besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. Umpan balik ini hanya
berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di
atmosfer.
Selain itu, adanya efek umpan balik karena pengaruh awan sedang
menjadi penelitian sampai saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan
memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan
meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut
akan memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa,
sehingga meningkatkan efek pendinginan. Umpan balik penting lainnya
adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika
suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan
kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut,
daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki
kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es,
dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi matahari. Hal ini akan
menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair,
menjadi suatu siklus yang berkelanjutan. Selain itu, es yang meleleh juga akan
melepas gas metana (CH4) yang juga akan naik ke permukaan laut.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia
menghangat. Hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton
yang merupakan penyerap karbon yang rendah (id.wikipedia.org, 2016).
Seperti yang diketahui bahwa tahun 2015 merupakan tahun terpanas di dunia
yang ditandai dengan banyaknya orang yang meninggal dunia di India.
Gelombang udara panas di India selama sepekan hingga Rabu (27/5/2015)
menewaskan lebih dari 1.000 orang dan uaca ekstrem itu masih mengancam
hingga akhir Mei 2015 (sains.kompas.com, 2015). Hal tersebut merupakan
suatu pertanda bahwa manusia harus mulai memperhatikan lingkungan
dibandingkan dengan hanya memikirkan bisnis dan lainnya karena apabila
lingkungan hidup sudah rusak, maka manusia tidak bisa berbuat apapun.
Lingkungan hidup memiliki sifat pasif, artinya tidak melakukan
apapun, hanya tersedia atau pergerakannya berdasarkan alam dan manusia.
Manusia dan makhluk hidup di bumi yang sebenarnya lingkungan hidup,
terlebih manusia yang sangat berperan dalam kelangsungan hidup dan alam
sekitar. Hal ini menjadikan manusia harus bertanggung jawab dalam
memelihara alam. Bukan hanya lingkungan sehari-hari saja yang sebenarnya
sangat berpengaruh dalam pemanasan global, namun juga faktor industri yang
atmosfer
untuk
jangka
waktu
yang
jauh
lebih
(summer) pada bioma gurun dingin (bioma salju) karena es metana akan
terperangkat di dalam lapisan es Artik tersebut. Apabila ini terus berlanjut,
ketika es di kutub mencair, maka semua gas metana akan keluar dari dalam
kutub dan menyebabkan pemanasan global yang parah, serta dapat mematikan
sebagian besar makhluk hidup yang ada di dunia.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu
permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 C (2.0 hingga 11.5 F)
antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh
penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca
pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda.
Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100,
pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut
selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah
stabil dan hal ini mencerminkan besarnya kalor muatan (id.wikipedia.org,
2016). Jika keadaan ini terus berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan
bahwa gas metana lepas ke permukaan bumi.
Jika dilihat dari peristiwa alam yang ada, seharusnya ini merupakan
suatu hal yang sangat penting dan harus diperhatikan dengan baik oleh seluruh
manusia yang ada di dunia ini karena manusialah yang memiliki kuasa atas
bumi dan segala isinya. Karena hal tersebut jugalah, perusahaan, sebagai
bagian kecil dalam industri juga harus ikut serta dalam mengupayakan
kelestrarian lingkungan hidup. Kemajuan industri memang membawa positif
pada kemajuan suatu negara, namun hal ini juga menjadi suatu hal yang
dari
konsep
sustainable
development
(pembangunan
berkelanjutan) yang secara explisit telah mengaitkan antara dimensi tujuan dan
tanggung jawab, baik kepada shareholder(pemilik perusahaan) maupun
stakeholder (publik pemangku kepentingan) (Hadi, 2011 dalam Handriyani
dan Andayani, 2013). Konsep tersebut menunjukkan bahwa tanggungjawab
sosial perusahaan merupakan suatu bentuk tindakan yang berawal dari
pertimbangan etis perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi,
peningkatan kualitas hidup bagi karyawan dan keluarganya,serta peningkatan
kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas.
juga
dengan
lingkungannya.
Hubungan
perusahaan
dengan
dalam
perusahaan
sebagai
pelaporannya.Kewajiban
untuk
melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan kini bukan lagi menjadi
beban bagi perusahaan, karena banyak manfaat yang dapat diperoleh
perusahaan dari aktivitas CSR seperti misalnya menaikan nilai perusahaan.
10
Perkembangan
terkini
menunjukkan
banyak
perusahaan
yang
11
Pada PBI No. 7/2/PBI/2005 diatur mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum berdasarkan faktor-faktor prospek usaha, kinerja (performance)
perusahaan
(perusahaan)
dan
kemampuan
membayar.Dengan
12
untuk
mencapai
keberlanjutan
dari
perusahaan
tersebut.
13
14
15
16
yang tidak
simetris
atau asimetri
informasi
(asymmetric
17
dimana ini akan menyebabkan jatuhnya harapan para investor tentang return
atas investasi yang mereka harapkan.
Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan
perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan.
Bila konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan
ekonomi akan terus menanjak seiring dengan transparansi pengelolaan
perusahaan yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak.
Sistem corporate governance memberikan perlindungan efektif bagi
pemegang saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh
return atas investasinya dengan benar. Corporate governance juga membantu
menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien
dan sustainable di sektor perusahaan. Penelitian mengenai corporate
governance menghasilkan mekanisme yang bertujuan untuk meyakinkan
bahwa tindakan manajemen selaras dengan kepentingan shareholders pada
setiap indutri (Tjager, 2003).
Penerapan CG pada perusahaan membuat perusahaan lebih dipercaya
sehingga respon pasar terhadap laba dipengaruhi oleh buruk atau baiknya
corporate governance badan usaha yang mengumunkan laba. Di Indonesia
sendiri telah memiliki lembaga survey mengenai peringkat penerapan
corporate governance bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) yaitu The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) setiap
tahun sejak tahun 2001 dengan nama Corporate Governance Perception
Index (CGPI).
18
19
Penelitian ini juga akan menguji salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
reaksi pasar terhadap informasi laba selain kualitas laba. Hasil penelitian yang
meneliti relasi antara return/earnings memperlihatkan bahwa kegunaan dari
informasi laba yang dipakai investor sangat terbatas (Sayekti & Wondabio,
2007).
Faktor lain yang memiliki pengaruh pada respon investor dalam
mengambil keputusannya adalah salah satunya yaitu corporate social
responsibility (CSR) (Sayekti dan Wondabio, 2007). Peraturan hukum di
Indonesia sudah mengatur mengenai badanusaha yang berhubungan dengan
sumberdaya alam harus mengungkapkan CSR. Hal ini tercantum di dalam
Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan UU
No. 25/2007 mengenai Penanaman Modal (UU PM). Penerapan CSR yang
dilakukan perusahaan diharapkan dapat direspons positif oleh para pelaku
pasar. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Utaminingtyas dan
Ahalik (2010) mengenai pengaruh CSR disclosure terhadap ERC yang
mengatakan bahwa CSR disclosure berpengaruh positif terhadap ERC yang
menunjukkan
bahwa
investor
mengapresiasi
informasi
CSR
yang
20
21
2.
22
baik,
khususnya informasi
23
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.
3.
25
4.
B. Keterbatasan Perusahaan
Keterbatasan dari perusahaan adalah:
1.
2.
3.
26
yang
berpendapat
bahwa
stakeholder
theory
memperluas
27
28
perusahaan, yaitu stabilitas usaha dan jaminan going concern (Ardianto dan
Machfudz, 2011 dalam Handriyani, 2013). Perusahaan harus menjaga
hubungan dengan para pemangku kepentingan dengan mengakomodasi
keinginan dan kebutuhan yang ada, terutama para pemangku kepentingan
yang mempunyai kekuatan terhadap ketersediaan sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, seperti tenaga kerja,
pelanggan dan pemilik (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Tarigan dan
Semuel 2014). Oleh karena itu kelangsungan hidup organisasi bergantung
pada dukungan para pemangku kepentingan sehingga aktivitas perusahaan
adalah untuk mencari dukungan tersebut. Salah satu strategi untuk menjaga
hubungan dengan para pemangku kepentingan perusahaan adalah dengan
meng-ungkapkan sustainability report yang meliputi aspek ekonomi, sosial
dan lingkungan. Pengungkapan sustainability report diharapkan dapat
memenuhi keinginan dari para pemangku kepentingan sehingga akan
menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan para
pemangku kepentingan, sehingga organisasi dapat mencapai keberlanjutan
dimasa akan datang.
29
bahwa
legitimasi
merupakan
sistem
pengelolaan
sosial,
operasi
perusahaan
harus
sejalan
dengan
harapanmasyarakat.
Pada dasarnya pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan
bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat aktivitas sosial yang
dilakukan oleh perusahaan dan pengaruhnya terhadap masyarakat sekitar.
Legitimasi perusahaan dimata stakeholder dapat dilakukan dengan integritas
pelaksanaan etika dalam berbisnis (business ethics integrity) serta
meningkatkan tanggungjawab sosial perusahaan (social responsibility).
Wibisono dalam Handriyani, 2013) menyatakan bahwa tanggung jawab
sosial (social responsibility) perusahaan memiliki kemanfaatan untuk
meningkatkan reputasi perusahaan, menjaga image dan strategi perusahaan.
Ghozalidan Chariri (2007) dalam Tarigan dan Semuel (2014)
menyatakan bahwa hal yang melandasi teori legitimacy adalah kontrak
sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan
beroperasi. Shocker dan Sethi dalam Tarigan dan Semuel (2014)
memberikan penjelasan tentang konsep kontrak sosial, bahwa semua
organisasi memiliki kontrak sosial, baik eksplisit maupun implisit, dimana
30
dengan
masyarakat
untuk
melakukan
kegiatan
usahanya
31
32
33
(information
economics
based
valuation
model)
yang
34
ketika perusahaan sangat sulit memperoleh pinjaman dari dan tingkat suku
bunga yang terlalu tinggi (Mahboobe Hasanzade et al, 2013).
Asumsi yang mendasari penelitian ERC adalah bahwa investor
merespon secara berbeda terhadap informasi laba akuntansi sesuai dengan
kredibilitas atau kualitas informasi laba akuntansi tersebut. Reaksi pasar
ditunjukkan dengan (returns saham) perusahaan tertentu yang cukup
mencolok pada saat pengumuman laba adanya perubahan harga pasar.
Maksud dari mencolok adalah perbedaan yang cukup besar antara return
realisasi dengan returns ekspektasi yang disebut sebagai returns abnormal.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa respon pasar terhadap laba di
masing-masing perusahaan dapat bervariasi dan tidak konstan. Beberapa
peneliti yang memiliki pendapat tersebut adalah Easton dan Zmijewski
(1989); Collins dan Khotari (1989). Pihak lain mengatakan bahwa
Earnings Response Coefficient relatif tidak berubah dan tetap, diantaranya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Kormendi dan Lipe (1987).
2.1.5. ASEAN Corporate Governance Scorecard
ASEAN CG Scorecard merupakan inisiatif dari ASEAN Capital Market
Forum (ACMF) yang beranggotakan para regulator pasar modal di negara
ASEAN. Scorecard ini juga telah digunakan untuk menilai praktek CG
perusahaan terbuka di negara ASEAN lainnya yaitu Filipina, Malaysia,
Singapura, Thailand dan Vietnam. Meskipun begitu, Indonesia masih
tergolong negara yang memiliki rata-rata nilai corporate governance rendah
diantara lima negara lain yang tergabung dalam ASEAN Capital Market
35
36
perusahaan dengan salah satu pengukuran alat kinerja dari perusahaan untuk
mencapai
keberlanjutan
dari
perusahaan
tersebut.
Keberlanjutan
ini
Corporate Governance
Sustained Earning and
Revenue Growth
CSR
37
penelitian
yang
meneliti
relasi
antara
return/earnings
38
bahwa
investor
mengapresiasi
informasi
CSR
yang
39
Namun sebaliknya, penelitian yang dibuat oleh Sayekti dan Wondabio (2007)
menemukan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan memiliki
pengaruh negatif terhadap ERC. Sama dengan penelitian yang dilakukan
Hidayati dan Murni (2009) dan Imroatussolihah (2013) dalam Wulandari dan
Herkulanus (2015). Akan tetapi, penelitian Restuti dan Nathaniel (2012)
memperoleh hasil bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap
ERC. Di dalam penelitian ini yang digunakan adalah pokok-pokok dalam ISO
26000 and SDGs yang merupakan pengembangan terbaru dari CSR yaitu
Governance, Human rights, Labour practices, The environment, Fair
operating practices, Consumer issues, dan Community involvement and
development.
H2: Terdapat pengaruh positif CSR terhadap Sustained Earning and Revenue
Growth
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
41
Metode ini dipilih dengan alasan agar sampel yang diambil dapat mewakili
populasi yang ada.
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan data laporan keuangan (tahun
2010-2015) dari perusahaan sampel untuk kemudian diolah di dalam
penelitian (data sekunder).
3.3 Pengukuran Variabel
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain
dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah ERC. Koefisien respon
laba merupakan koefisien yang diperoleh dengan meregresi nilai saham dan
laba akuntansi (Scott, 2012). Cummulative Abnormal Return (CAR)
digunakan sebagai proksi harga saham, Unexpected Return (UE) digunakan
sebagai proksi laba akuntansi.
1) Menghitung Cummulative Abnormal Return (CAR)
a) Menghitung actual return (return sesungguhnya) :
...................................................................... (1)
42
............................................(2)
Keterangan:
Rmt = Return pasar pada waktu ke-t.
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-t
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-t-1
c) Menghitung expected return :
E(Rit) = i t R , - Rmt .. (3)
(Sumber : Tandellin, 2010)
Keterangan:
E(Rit) = Expected return
i t R , =Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada
periode peristiwa ke-t.
Rmt =Return Pasar harian
d) Menghitung abnormal return untuk masing-masing perusahaan :
ARit = Rit - ERt .... (4)
(Sumber : Jogiyanto, 2010)
Keterangan:
ARit = Abnormal Return
Rit = Actual Return
43
. (6)
(Sumber: Daud dan Syariffudin, 2008)
Keterangan:
UEi.t = laba non ekspektasian perusahaan i pada periode t
AEi.t = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i pada tahun t
AEi.t-1 = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i pada
tahun t-1
Menghitung ERC
44
. (7)
(Sumber: Scott, 2012)
Keterangan :
CARit = Cummulative Abnormal Return perusahaan i untuk interval tahun
sebelum t hingga tahun t
AEi.t = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i pada periode t
= konstanta
= ERC
= standar error
3.3.2 Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya,
dalam hal ini adalah variabel dependen dan variabel independen dalam
penelitian ini adalah ASEAN Corporate Governance Scorecard dan ISO
26000 and SDGs.
1. Corporate Governance
Pengukuran mengenai Corporate Governance diukur dengan ASEAN
Corporate Governance Scorecard diambil berdasarkan dari checklist
ASEAN Corporate Governance Scorecard yang ada di dalam
perusahaan lalu dinilai dengan skala ordinal.
45
. (9)
(Sumber: Haniffa et al, 2005)
Keterangan:
CSRI = Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan
N = Jumlah item untuk perusahaan, n 84
X = 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan
3.4 Analisis Data
Prosedur pengolahaan data dalam penelitian ini dimulai dengan memilah data
ke dalam variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil
operasional variabel akan diuji, nilai variabel tersebut akan dimasukkan
dalam program alat uji penelitian.
46
Uji Normalitas,
b.
Uji Homogenitas,
c.
Uji Linieritas,
d.
Uji Multikolinieritas,
e.
f.
Uji Autokorelasi.
Ada beberapa ahli menyebutkan bahwa dari keenam syarat untuk memenuhi
model regresi tersebut terbagi dua kelompok yaitu: uji asumsi klasik
(Normalitas, Homogenitas dan Linieritas) dan uji penyimpangan asumsi
klasik (Multikolineritas, heteroskedasitas dan Autokorelasi). Tidak jadi
masalah karena semuanya akan di bahas disini.
a. Uji Normalitas
Uji Asumsi Klasik dengan Uji Normalitas data dilakukan sebelum data
diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas
bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal.
Sebagai dasar bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka model
regresi dianggap tidak valid dengan jumlah sampel yang ada.
47
Teknik yang
kolmogorov-smirnov.
b. Uji Homogenitas
Uji Asumsi Klasik dengan Uji homogenitas dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari
populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi,
persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk
setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi
yang sama.
c. Uji Linieritas
Uji Asumsi Klasik dengan Uji ini digunakan untuk melihat apakah
spesifikasi model yang digunakan yaitu studi empiris linier, kuadrat, atau
kubik. Uji yang dilakukan untuk mendeteksi yaitu uji Durbin Watson.
d. Uji Multikolinieritas
Uji Asumsi Klasik dengan Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independent variable). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara viriabel bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka
variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan.
Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama
variabel bebas bernilai nol. Uji ini untuk menghindari kebiasan dalam
proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh parsial masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk
48
49
biasanya paling besar alpha 10%, atau 5% atau 1%). Dan sebaliknya jika
F hitung < F tabel, maka model tidak signifikan, hal ini juga ditandai nilai
kolom signifikansi (%) akan lebih besar dari alpha.
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana
pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri
terhadap
variabel
terikatnya.
Uji
ini
dapat
dilakukan
dengan
50
DAFTAR PUSTAKA
Agustine, Ira. 2014. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan. FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) 42-47
Basalamah, A.S. dan Jermias. 2005.Social and Environmental Reporting and
Auditing in Indonesia.Gajah Mada International Jounalof Business, Vol 7,
109-127.
Benhart, S. W., dan Rosenstein S., 1998, Board Composition, Managerial
Ownership, and Firm Performance: An Empirical Analysis. Financial
Review 33, pp. 1-16.
Cho, L.Y., and K. Jung. (1991). Earnings Response Coefficients: A Synthesis of Theory and
Empirical Evidence. Journal of Accounting Literature, Vol.10. pp 85-116.
50
51
Efek Indonesia Periode 2009-2011). EKBISI, Vol. VII, No. 2, Juni 2013,
hal. 233 244.ISSN:1907-9109
Owusu, Charles Antwi dan Frimpong, Siaw. 2012. Corporate Social and
Environmental Auditing: Perceived Responsibility or Regulatory
Requirement? Research Journal of Finance and Accounting
www.iiste.orgVol 3, No 4, 2012 ISSN 2222-1697 (Paper) ISSN 2222-2847
(Online)
Rahayu, Siti. 2012. Pengaruh Konservatisma Laba Terhadap Koefisien Respon
Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Rakhiemah, N. A. dan Agustia, D. 2009. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap
Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi 12 Palembang.
Restuti, D. M. M. Dan Nathaniel, C, 2012. Pengaruh Pengungkapan Cosporate
Social Responsibility terhadap Earning Response Coefficient. Jurnal
Dinamika Manajemen. 3 (1): 40-48.
Retno, R. D. dan D. Priantinah. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Nominal Volume I Nomor I: 84-103.
52
53