Anda di halaman 1dari 4

Nama

:Rizal Adi Saputra

Kelas
No.

:05
:06

Ada seekor gajah. Tubuhnya tinggi, besar dan gemuk. Belalainya panjang dan
kuat. Sepasang gadingnya besar lagi kokoh.
Gajah itu sangat baik hati. Tidak jarang dia memberikan makanan kepada
binatang-biatang lainnya yang kelaparan. Memberikan pertolongan kepada mereka
yang menderita kecelakaan dan kesusahan.
Pada suatu hari, Gajah itu mengadakan perjalanan jauh, berkeliling-keliling
hutan. Beberapa lama dia berjalan, hingga sampai menemukan Harimau yang
sedang kesakitan, karena kerobohan pohon yang sudah lapuk. "Gajah......., gajah....,
tolong aku!" pinta Harimau sambil menahan kesakitan.
Mendengar teriakan Harimau minta tolong, Gajah itu langsung mengangkat
pohon yang menindih harimau itu dengan belalainya.
"Terima kasih, kawan!" ucap Harimau. "Seandainya kamu tidak datang
menolongku, mungkin aku sudah mati karena himpitan pohon itu. Sekali lagi terima
kasih."
"Sama-sama! Bukankah sesama binatang harus tolong menolong!" jawab Gajah
merendah. "Tapi, bagaimana sampai engkau kerobohan pohon yang besar ini?"
"Pada awalnya saya berjalan-jalan untuk mencari makan. Tapi belum sampai aku
mendapatkan makanan, aku sudah merasa lelah. Saat itulah aku memutuskan
untuk berhenti sejenak, melepaskan lelah dengan duduk-duduk di bawah pohon
yang sudah kering ini. Ketika ada angin, tiba-tiba pohon roboh dan menimpa diriku.
Begitu ceritanya."
"Bila begitu, kamu harus bersyukur karena kamu masih bisa selamat dan hanya
mengalami luka-luka sedikit," kata Gajah.
"Ya....., ya....., kamu benar. Karena rasanya tak mungkin ada binatang lain yang
sanggup menolongku untuk mengangkat pohon sebesar ini, selain dirimu."
"Sudahlah, kita hidup harus saling tolong menolong."
Demikianlah! Meskipun gajah memiliki kekuatan yang sangat besar sekali, yang tak
mungkin dimiliki oleh binatang-binatang lainnya, namun ia tetap rendah hati, tak
menyombangkan diri. setelah itu,sang Gajah pun mohon diri kepada Harimau untuk

meneruskan perjalanan.
Tidak jauh dari tempat itu, di dekat bukit sebelah sana, seekor kancil sedang
asyik menikmati buah-buah mentimun di kebun Pak Tani. Beberapa buah mentimun
telah dimakannya. "Perutku kini sudah kenyang, " kata Kancil kemudian. "Aku
sekarang harus mencari air untuk minum."
Si Kancil segera meninggalkan kebun itu. Ia berjalan kearah sungai. pikirnya
dalam hati, ia dapat minumair sungai dengan sepuas-puasnya. Tapi apa yang
ditemuinya? Setelah berjalan sampai di sungai, ia tidak mendapatkan air sedikit pun
di sana. Karena saat itu musim kemarau, air sungai menjadi kering. Sehingga tak
ada air yang dapat dijadikan untuk membasahi tenggorokannya yang mulai kering.
Dengan langkah agak gontai, wajah sedikit sayu dan kesal, si kancil berjalan
berkeliling hutan untuk mencari air minum. Beberapa kali ia harus kecewa karena
tiba di pinggir rawa juga tak memperoleh air sedikit pun. Demikian pla ketika ia
sampai di tepi danau, ternyata danau yang biasanya airnya melimpah, kini telah
kering.
Satu-satunya yang belum dikunjungi oleh si Kancil adalah sebuah kolam besar
yang berada di tengah hutan. "Nah, sekarang aku harus cepat-cepat pergi ke kolam
itu. mungkin disana aku bisa mendapatkan air minum yang cukup!" katanya dalam
hati.
Setelah beberapa saat si Kancil berjalan melewati padang ilalang dan pohonpohon jati, tibalah dia di kolam itu. "Ternyata benar dugaanku. Masih ada air
didalam kolam ini. Walau tinggal separo dan wah cukup dalam juga." gumam si
kancil.
Kolam itu sebenarnya danau kecil yang cukup dalam ketika musim kemarau
airnya tinggal separo sehingga keadaannya seperti sumur besar dengan dinding
terjal.
Tanpa berpikir panjang si kancil langsung terjun ke dalam kolam. Hatinya
sangat gembira mendapat air minum sangat banyak sekali. Ia minum dengan
sepuas-puasnya. Tenggorokannya kini telah basah. saat itu pula, tenaganya terasa
pulih kembali. Badannya kini menjadi segar.
Namun apa yang terjadi kemudian? Tindakannya masuk kolam itu merupakan
tindakan paling ceroboh. Ia tidak berpikir bagaimana caranya naik keatas bila ia
sudah ada dalam kolam. Kolam itu sangat dalam dan tak ada tangga untuk
digunakan naik. Beberapa kali si kancil mencoba untuk memanjat dinding kolam
yang terjal, tapi ia tak bisa sampai ke atas. "Tolong.......! Tolooooooong..........!"
Si Kancil tidak bias berbuat apa apa. Di hanya bisa berteriak-teriak minta
tolong.Toloong!Tooooong aku!
Teriak si kancil, rupanya didengar oleh Sang Gajah yang kebetulan sedang
berjalan lewat tempat itu. "Hai, siapa yang ada di dalam kolam?"
"Aku....., tolong aku.....!" jawab si kancil. "siapa kau?" tanya gajah kemudian
"aku...aku...si kancil sahabatmu!".
"Mengapa kamu berteriak-teriak minta tolong!" si kancil tidak segera menjawab.
Dia berpikir untuk mencari alasan. Rupanya ia tidak mau mengatakan apa yang
terjadi sebenarnya. sebab bila ia mengatakan apa yang terjadi sesungguhnya, pasti
ia akan disalahkan oleh Gaah karena kecerobohannya. Ia akan meminta gajah untuk
turun ke kolam dan dari punggung gajah itu ia akan naik ke atas kolam.
Maka si kancil pun lalu menjawab, "Tolong aku mengangkat ikan ini."
"Apa kamu memporoleh ikan yang besar?"
"Benar......., benar.....! Aku memperoleh ikan yang sangat besar sekali."
"Tapi bagaimana caranya aku turun ke bawah?" tanya gajah.

"Sebaiknya kamu langsung turun saja kesini! sebab bila tidak cepat-cepat kamu
turuni, nanti ikan ini lepas!"
Gajah merenung sejenak. Ia berpikir bisa saja ia turun tapi bagaimana caranya
ia naik lagi.
"Cil...., mana ikan yang kau peroleh itu?" tanya gajah.
"Cepat ada disepasang kakiku." kata kancil.
"Kalau aku menolongmu Cil, bagaimana caranya nanti naik dari dalam kolam
yang dindingnya terjal ini?".
Kini kancil terdiam. Ia tak menyangka gajah berpikir secerdas itu. Tidak seperti
dirinya yang karena kehausan buru-buru terjun ke kolam tanpa memperhitungkan
akibatnya.
"Kau hendak memanpaatkan aku ya cil? Hendak menipuku unutuk kepentingan
dan keselamatanmu sendiri?" tanya gajah.
Kancil tersiam.
"Kamu memang harus diberi pelajaran cil!" kata gajah sambil berjalan
meninggalkan tempat itu.
"Waduh Pak Gajah Tolong akuuuuuuuuuu.............!"
Gajah sepertinya tak mendengar teriakan kancil. terus saa berlalu dari tempat
itu.
Kancil jadi putus asa. Air kolam memang tidak menenggelamkan dirinya hanya
sebatas lehernya. Tapi lama-lama di tempat itu akan membuatnya mati kedinginan.
"Ampuuuuuuunnn.......tolong..................tolong............!"
Hingga menjelang sore tak ada binatang yang mendengar teriakan kancil. Kancil
sudah hampir mati kaku karena kedinginan.
"Aduh celaka! Aku benar-benar akan mati di tempat ini." Kancil benar-benar
ngeri membayangkan akhir hidupnya di tempat itu.
Lalu kancil berteriak keras-keras. "Hai langit dan bumi! Hai seluruh binatang
yang ada di hutan! Aku bersumpah tidak akan memanfaatkan binatang lain untuk
kejahilan maupun kepentinganku sendiri, kecuali.......!"
Ketika mengucapkan kata kecuali, kancil mengecilkan vulome suaranya sehingga
hampir tak terdengar.
Tak disangka gajah tiba-tiba muncul di tepi kolam. Kiranya gajah sejak tadi sudah
berada di tempat itu dan sengaja menyembunyikan diri. Ia penasaran mendengar
ucapan lirih si kancil.
"kecuali apa cil?" tanya gajahtiba-tiba.
Kancil terkejut mendengar dan melihat kemunculan gajah yang tiba-tiba.
"Oh Pak gajah engkau datang lagi?"
"Jawab pertanyaanku Cil, kecuali apa Cil?"
"Anu Pak gajah, kecuali terpaksa untuk menyelamatka diri. Karena sebagai
hewan kecil nyawa saya sering terancam oleh harimau, srigala dan buaya yang
jahat!"
"Oh begitu.......?" sahut gajah. "Sekarang kamu sadar dan berjanji tidak akan
berbuat jahil, iseng dan perbuatan lain yang merugikan dan mencelakakan binatang
lain?"
"Benar Pak gajah!"
"Betul?"
"Betul Pak gajah saya insyap eh insyaf!"
"Baiklah sekarang aku mau menolongmu Cil." kata gajah. Lalu binatang ini
menjulurkan belalainya yang panjang untuk menangkap kancil dan mengangkatnya
keatas daratan.
Begitu sampai diatas tanah kancil berkata sambil bersimpuh di depan kaki
gajah. "Terima kasih Pak gajah! Saya tidak akan melupakan budi baik ini."

Sejak itu Kancil jadi binatang yang baik. Tidak lagi berlaku iseng seperti
dilakukannya pada beruang dan binatang-binatang lain.

Anda mungkin juga menyukai