Anda di halaman 1dari 23

UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN MEDIS

PADA PEMBUATAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN


MEDIS DI RSIA AISYIYAH KLATEN
THE EFFORTS OF MEDICAL SERVICE QUALITY IMPROVEMENT IN THE
MAKING OF STANDARD OPERATING PROCEDURES FOR MEDICAL SERVICES
IN RSIA AISYIYAH KLATEN
Susi Salmah1, Susanto2
Program studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183
Email: paksanto1@yahoo.com
ABSTRAK
Latar Belakang: mutu merupakan gambaran total sifat dari suatu produk
atau jasa pelayanan yang mampu memberi kepuasan. Mutu pelayanan
rumah sakit dapat diukur dengan menggunakan standar prosedur
operasional (SPO) yaitu perangkat instruksi yang dibuat bersama untuk
melaksanakan kegiatan rutin berdasarkan standar profesi.
Tujuan
penelitian ini adalah menganalisa upaya peningkatan mutu pelayanan
medis di RSIA Aisyiyah Klaten terkait dengan pemahaman dokter tentang
filosofi pembuatan SPO Pelayanan Medis.
Metode: rancangan penelitian merupakan studi kasus dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif, dilakukan wawancara mendalam kepada direktur,
ketua komite medik, sekretaris komite medik dan staf khusus direktur yang
berkaitan dengan komite medik dan pembuatan SPO Pelayanan Medis;
pengisian kuesioner ditujukan kepada semua dokter yang berkaitan dengan
pengetahuan, sikap dan perilaku pembuatan SPO Pelayanan Medis. Analisa
data disajikan secara deskiptif dilihat dari sisi input, proses dan output.
Hasil dan pembahasan: diperoleh hasil dari sisi input berupa visi menjadi
rumah sakit pilihan dengan misi memberikan pelayanan sesuai standar
medis dan administratif secara profesional dan terakreditasi. Ada sarana
pertemuan, anggaran dana, komitmen direktur dalam SK tentang komite
medik dan tim akreditasi. Dari sisi proses, kehadiran rapat dokter tim
akreditasi sebesar 62,90%, dokter spesialis non tim akreditasi sebesar
50%, dokter umum non tim akreditasi sebesar 18,18%. Pembuatan notulen
rapat sebesar 100%. Tentang SPO Pelayanan Medis, nilai pengetahuan
semua dokter adalah 90,68%, nilai sikap semua dokter adalah 84,78% dan
nilai perilaku semua dokter adalah 63,37%. Dari sisi output, SPO Pelayanan
Medis yang telah dibuat berjumlah 31 jenis (88,24%), SPO yang telah
disahkan berjumlah 50 judul (43,10%). Terdapat kendala waktu dan
kemampuan dokter.
Simpulan: RSIA Aisyiyah Klaten telah melaksanakan upaya peningkatan
mutu pelayanan medis pada pembuatan SPO Pelayanan Medis melalui

pendekatan sistem dengan baik dan para dokter telah memahami filosofi
pembuatan SPO Pelayanan Medis dengan baik.
Kata Kunci: mutu, pelayanan medis, SPO
ABSTRACT
Background: Quality is a total picture of the nature of a product or service
which is able to give satisfaction. The quality of hospital services can be
measured by using the standard operating procedures (SOPs) which are the
instructions made together to carry out routine activities based on
professional standards. The purpose of this research is to analyze the efforts to
improve the quality of medical services in RSIA (Child and Maternity Hospital)
Aisyiyah Klaten related to the doctors knowledge of the philosophy of making
SOPs for Medical Services.
Methods: The study design was a case study with a qualitative and
quantitative approach. It was conducted by in-depth interviews with
directors, the chairman of the medical committee, the secretary of the medical
committee and the special staff of directors relating to the medical committee
and making of SOPs for Medical Services. The questionnaire is addressed to all
the doctors associated with the knowledge, attitudes and behavior in making
the SOPs for Medical Services. Analysis of the data is presented descriptively
from the perspective of input, process and output.
Results and discussion: The results obtained on the input which is the vision
to become the recommended hospital with the mission of providing services in
accordance with medical and administrative standards of professional and
accredited. There are meeting facilities, budget, commitments director on the
decree on the medical committee and the accreditation team. From the
process side, the meeting attendance of accreditation team doctors is 62.90%,
non- accreditation team specialists by 50%, non-accreditation team general
practitioners by 18.18%. The making of the meeting minutes reaches
100%. On the SOPs of Medical Services, the value of all the doctor's knowledge
is 90.68%, the value of all the doctor's attitude is 84.78% and the value of the
behavior of all doctors is 63.37%. From the output side, the number of SOPs of
Medical Services which have been made are 31 types (88.24%). The number of
SPOs which was passed are 50 titles (43.10%). There are constraints on the
time and the ability of doctors.
Conclusion: RSIA Aisyiyah Klaten has undertaken efforts to improve medical
services quality in making the SOPs for Medical Services through a systems
approach well and the doctors already understand the philosophy of making
good SOPs for Medical Services.
Keywords: quality, medical services, SOPs

PENDAHULUAN

dengan kode etik dan standar

Rumah sakit sebagai institusi

pelayanan

penyedia

ditetapkan (Azwar, 2010).

jasa

pelayanan

profesi

yang

telah

kesehatan harus selalu mengikuti

Standar adalah rumusan

perkembangan teknologi di era

tentang penampilan atau nilai

global

harus

diinginkan yang mampu dicapai,

berkompetisi secara sehat dengan

berkaitan dengan parameter yang

rumah

telah

ini,

sehingga

sakit

menciptakan

lain
mutu

untuk

ditetapkan

(Donabedian

pelayanan

dalam Azwar, 2010). Menurut

terbaik untuk pelanggan. Undang-

Penjelasan UU RS Nomor 44

Undang

Indonesia

Tahun Pasal 29, yang dimaksud

Nomor 44 Tahun 2009 tentang

dengan standar pelayanan rumah

Rumah Sakit (UU RS) Pasal 29

sakit

menjelaskan bahwa setiap rumah

pelayanan yang berlaku di rumah

sakit

kewajiban

sakit,

kesehatan

Prosedur

Republik

mempunyai

memberi

pelayanan

yang

aman,

antidiskriminasi,
dengan

bermutu,
dan

efektif

adalah

semua

antara

lain

Operasional,

standar
Standar
Standar

Pelayanan Medis dan Standar


Asuhan

Keperawatan.3

Setiap

mengutamakan

rumah sakit wajib mempunyai

kepentingan pasien sesuai dengan

standar pelayanan medis yang

standar pelayanan rumah sakit.1

kemudian perlu ditindaklanjuti

Mutu pelayanan kesehatan adalah

dengan

menunjuk

tingkat

Prosedur Operasional (SPO). SPO

pelayanan

memberikan langkah yang benar

pada

kesempurnaan

penyusunan

kesehatan, yang di satu pihak

dan

dapat

konsensus

menimbulkan

kepuasan

terbaik

Standar

berdasarkan

bersama

untuk

pada setiap pasien sesuai dengan

melaksanakan berbagai kegiatan

tingkat

rata-rata

dan fungsi pelayanan yang dibuat

penduduk, serta di pihak lain tata

oleh sarana pelayanan kesehatan

cara penyelenggaraannya sesuai

berdasarkan

kepuasan

standar

profesi.

Untuk mengukur tercapai atau

merupakan upaya peningkatan

tidaknya

mutu pelayanan rumah sakit yang

standar

yang

telah

ditetapkan, dipergunakan suatu

dilakukan

indikator. Makin sesuai sesuatu

sistem dan budaya mutu. Melalui

yang diukur dengan indikator,

akreditasi rumah sakit diharapkan

makin sesuai pula keadaannya

ada perbaikan sistem di rumah

dengan

sakit yang meliputi input, process

standar

yang

telah

ditetapkan (Azwar, 2010).

dengan

membangun

dan product output berupa output

Proses pelayanan medis

dan outcome (KARS, 2012).5

dan output yang dihasilkan harus

Dalam struktur organisasi

senantiasa dipantau dan dinilai

Rumah Sakit khusus Ibu dan Anak

secara berkesinambungan untuk

(RSIA) Aisyiyah Klaten sudah

menjamin

pelayanan.

terbentuk komite medik sesuai

Jaminan keselamatan pasien dan

Surat Keputusan Nomor 03/RSIA-

mutu

mutu

pelayanan

diberikan

medis

harus

SK/II/2012 tentang Pembentukan

tata

kelola

Komite

melalui

Medik

RSIA

Aisyiyah

klinis (clinical governance) yang

Klaten yang ditetapkan direktur

baik yang diselenggarakan oleh

pada tanggal 2 Februari 2012.

komite medik rumah sakit seperti

Komite medik ini merupakan

tercantum

Peraturan

wadah profesional medik untuk

Menteri Kesehatan (Permenkes)

mengarahkan kegiatan pelayanan

Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011

medis di rumah saki. Rumah sakit

tentang Penyelenggaraan Komite

ini sudah berdiri sejak

Medik di Rumah Sakit.4 Kewajiban

tahun 2000 dan

meningkatkan mutu pelayanan

2012 proses kegiatan pelayanan

rumah sakit akan dinilai pula oleh

medis telah berjalan tanpa adanya

Badan

komite medik.

dalam

Akreditasi

independen

secara berkala minimal 3 (tiga)

RSIA

akhir

sampai tahun

Aisyiyah

Klaten

tahun sekali (UU RS Pasal 40).

merupakan rumah sakit khusus

Akreditasi

yang

rumah

sakit

menyelenggarakan

pelayanan ibu bersalin dan anak,

spesialis

pada

awal

mempunyai

untuk

tahun

2014

perbaikan

tempat

tidur.

sering

87

proses

tidak

Pada periode tahun 2009 2013

Minimnya

terdapat

menjadi

membahas
pelayanan

sesuai

harapan.

kehadiran

mereka

peningkatan

jumlah

Tingkat

efisiensi

pengambilan keputusan karena

pemanfaatan tempat tidur dari

harus ada komitmen bersama

tahun ke tahun menunjukkan

untuk membuat sebuah pedoman

penampilan yang baik. Pada tahun

standar yang ditetapkan rumah

2013 rumah sakit ini memiliki Bed

sakit.

kunjungan.

Ocupation Rate (BOR) sebesar 63

penghambat

Menurut

Dedi,

Uus,

&

%, Average Length of Stay (ALOS)

Fitriyani (2013) dalam Analisis

sebanyak 3,7 hari, Turn Over

Manajemen

Interval (TOI) sebanyak 2,1 hari

Kesehatan

dan Bed Turn Over (BTO) sebesar

Islam Karawang masih terdapat

62,8 kali.

permasalahan

pelayanan

bersumber

pada

RSIA
sebagai

Aisyiyah

rumah

pelayanan

sakit

jasa

Klaten

Mutu
pada

Rumah

Sakit
yang

standar

pemberi

pelayanan yang dibuat rumah

kesehatan

sakit.6 Jeffrey et al (2007) dalam

berusaha memberikan pelayanan

Does

prima kepada pelanggan, namun

Implementation

ada

Quality

beberapa

Pelayanan

ketidakpuasan

Quality
of

Improvement
Affect

Care?

Hospital

mengatakan

pasien tentang pelayanan dokter

bahwa pelayanan yang bermutu di

yang

tidak

harapannya.

sesuai

dengan

rumah sakit akan terwujud jika

Beberapa

dokter

dilakukan penerapan peningkatan

spesialis

juga

menyampaikan

keluhan

tentang

secara

terus

menerus.

Keberadaan

pedoman/prosedur

persepsi prosedur pelayanan yang

klinis

digunakan

melibatkan

pelayanan

tim.

perbedaan

mutu

Upaya

mempertemukan beberapa dokter

salah

yang

medis
satu

dalam

merupakan
indikatornya.7

Seetharaman et al (2006) dalam

ini adalah studi kasus berupa

Knowledge, Attitudes and Practise

pembuatan SPO Pelayanan Medis

of Healthcare Ethics and Law

sebagai

among Doctors and Nurses in

peningkatan

Barbados

bahwa

medis di RSIA Aisyiyah Klaten.

sedikit

Pembuatan SPO Pelayanan Medis

52%

mengatakan

dokter

memiliki

salah

satu

mutu

pelayanan

pengetahuan tentang hukum yang

dianalisis

berkaitan

pekerjaan

sistem yang terdiri dari input,

mereka dan 29% dokter tidak

proses dan output, sedangkan

memiliki

untuk mengetahui pemahaman

dengan
pengetahuan

tentang

melalui

upaya

etika pelayanan rumah sakit, salah

para

satu

adalah

pembuatan SPO Pelayanan Medis

persetujuan

dilakukan analisa data secara

diantaranya

kerahasiaan

dan

prosedur tindakan.8
tersebut

tentang

filosofi

kuantitatif tentang pengetahuan,

Atas dasar latar belakang


masalah

dokter

pendekatan

maka

yang

sikap

dan

terhadap

perilaku
pembuatan

SPO

menjadi rumusan masalah pada

Pelayanan

penelitian ini adalah bagaimana

penelitian adalah semua dokter

upaya

mutu

yang bekerja di RSIA Aisyiyah

pelayanan medis di RSIA Aisyiyah

Klaten sebanyak 23 orang yang

Klaten

bagaimana

terdiri dari dokter umum tetap

pemahaman para dokter tentang

tim akreditasi (4 orang), dokter

filosofi pembuatan SPO Pelayanan

spesialis tetap non tim akreditasi

Medis di RSIA Aisyiyah Klaten.

(1 orang), dokter spesialis tamu

peningkatkan
dan

Medis.

dokter
Subyek

non tim akreditasi (12 orang) dan


BAHAN DAN CARA

dokter umum tamu non tim

Penelitian ini merupakan


penelitian
kuantitatif

mix kualitatif dan


dengan

akreditasi

(6

orang).

Obyek

penelitian adalah pembuatan SPO

pendekatan

Pelayanan Medis. Informan pada

kualitatif yang utama. Penelitian

penelitian ini adalah direktur,

ketua komite medik, sekretaris

dan staf khusus direktur dengan

komite medik dan

materi kebijakan pembentukan

direktur.

Penelitian

staf khusus
ini

telah

komite medik,

SPO Pelayanan

dilakukan pada bulan November

Medis, upaya peningkatan mutu

2013

pelayanan medis dan akreditasi

sampai

dengan

bulan

Desember 2014.
Variabel

rumah sakit. Kuesioner tertutup


penelitian

ini

diberikan kepada semua dokter

input,

yang saat ini bekerja di RSIA

proses dan output. Sisi input

Aisyiyah Klaten yang terdiri dari

terdiri dari umur, jenis kelamin,

profil partisipan dan

pendidikan terakhir, pekerjaan,

tentang SPO Pelayanan Medis

pengetahuan dokter, sikap dokter,

terdiri

visi misi rumah sakit, sarana dan

pengetahuan diukur dengan skala

prasarana, pendanaan, komitmen

Guttman dengan pilihan jawaban

direktur,

tentang

Benar (B) dan Salah (S), 7

komite medik dan SK direktur

pertanyaan sikap diukur dengan

tentang tim akreditasi. Sisi proses

skala

terdiri dari perilaku dokter, rapat

jawaban

komite

tim

Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan

notulen rapat. Sisi

Sangat Tidak Setuju (STS), 10

dikelompokkan

akreditasi,

SK

dalam

direktur

medik,

rapat

dari

ordinal

kuesioner
pertanyaan

dengan

pilihan

Sangat Setuju (SS),

output terdiri dari jenis dan

pertanyaan

jumlah SPO Pelayanan Medis serta

menggunakan

kendala-kendala.

Instrumen

dengan 4 pilihan jawaban Selalu

penelitian terdiri dari data primer

(SL), Sering (SR), Kadang-kadang

dan data sekunder. Data primer

(KK) dan Tidak Pernah (TP). Data

diperoleh dari hasil wawancara

sekunder diperoleh dari melihat

mendalam

Visi Misi RSIA Aisyiyah Klaten, SK

dan

pengisien

perilaku

diukur

skala

ordinal

kuesioner. Wawancara dilakukan

Komite

Medik

RSIA

Aisyiyah

kepada direktur, ketua komite

Klaten, SK Tim Akreditasi RSIA

medik, sekretaris komite medik

Aisyiyah Klaten, notulen rapat

pembahasan
Medis,

SPO

daftar

Pelayanan
target

yang paling sedikit adalah

dan

dokter

pencapaian jumlah SPO Pelayanan


Medis serta daftar presensi dokter

spesialis

tetap

sebanyak 1 orang (4,35%).


2.

Hasil Wawancara

dalam rapat komite medik dan

Upaya perbaikan organisasi di

rapat tim akreditasi.

rumah sakit dalam rangka

HASIL

melaksanakan
Hasil penelitian didapatkan

dari

wawancara

nomor

Permenkes

755

tahun

2011

mendalam,

diwujudkan dengan kebijakan

kuesioner,

Direktur

RSIA

pengumpulan dokumen rumah

Klaten

membuat

sakit dan observasi di lapangan.

pembentukan

1.

Karakteristik Partisipan

komite medik rumah sakit

Rentang

partisipan

pada tahun 2012. Komite

adalah

medik ini diharapkan menjadi

pengisian

yang

umur
terbanyak

Aisyiyah
SK

organisasi

rentang umur 25-34 tahun

organisasi

sebanyak 7 orang (30,43%),

mengawal kegiatan pelayanan

jenis
terdiri

yang

bisa

kelamin

partisipan

medis agar berjalan dengan

dari

perempuan

baik. Kebijakan rumah sakit

sebanyak 12 orang (52,17%)

membentuk

dan laki-laki sebanyak 11

pada

orang

sesungguhnya adalah untuk

terakhir

(47,83),

pendidikan

partisipan

yang

komite

tahun

melaksanakan

2012

medik
itu

permenkes

terbanyak adalah tamat S2

sekaligus sebetulnya untuk

sebanyak 13 orang (56,52%),

menjadi awal dari proses

status pekerjaan partisipan

perbaikan

yang terbanyak adalah dokter

organisasi di rumah sakit

spesialis tamu sebanyak 12

karena bagaimanapun juga

orang (52,17%), sedangkan

sebuah rumah sakit harus ada

status pekerjaan partisipan

organisasi

terhadap

yang

mengawal

kegiatan

pelayanan

yang

pasien.

Mekanisme

disebut dalam permenkes itu

pembuatan

dilakukan oleh komite medik.

dengan

Meskipun susunan organisasi

atau draft SPO yang telah

komite medik di rumah sakit

disesuaikan dengan pedoman

ini masih terbatas terdiri dari

dokumen

ketua dan sekretaris tanpa

tahun 2012 kepada dokter

subkomite,

untuk dicermati dan jika ada

namun

keterbatasan

dengan

sumber

SPO

diawali

pemberian

materi

akreditasi

KARS

daya

usulan atau perbaikan maka

seorang

materi tersebut dibahas pada

dokter umum dan seorang

rapat komite medik. Prioritas

sarjana

kesehatan

pembuatan SPO adalah kasus-

masyarakat, saat ini komite

kasus yang banyak ditangani

medik

di bangsal maupun poliklinik.

pendukung

yaitu

telah

melakukan

kegiatan-kegiatan

Dokter sudah mempersiapkan

administratif yang berkaitan

materi yang akan dirapatkan

dengan pembuatan peraturan

sehingga jika ada hal yang

dan

di

kurang akan lebih mudah

rumah sakit. Program kerja

membahasnya. Harapan pada

komite medik dilaksanakan

proses kegiatan ini adalah

melalui rapat komite medik

tercapainya

yang

bersama

antar

dokter yang bekerja di RSIA

mengenai

SPO

Aisyiyah Klaten. Pembuatan

standar

SPO Pelayanan Medis menjadi

digunakan untuk pelayanan

prioritas

utama

dalam

dan akan dapat dinilai apakah

program

kerja

tersebut

pelayanan dengan panduan

standar

karena

prosedur

melibatkan

standar

semua

dapat

dokter
sehingga
segera

akan

sebuah standar telah berhasil

digunakan sebagai pedoman

memberikan mutu pelayanan

dalam

yang baik, selain itu kegiatan

pelayanan

ini

ini

kesepakatan

kepada

ini

merupakan

persiapan

pengetahuan tertinggi pada

dokumen menuju akreditasi

dokter

rumah

akreditasi

sakit

yang

telah

umum

non

sebesar

dan

tahun 2014. Namun demikian

terendah

masih

yang

spesialis non tim akreditasi

proses

sebesar 86,81%. Nilai dimensi

pembuatan ini antara lain

pengetahuan SPO Pelayanan

adalah keterbatasan waktu

Medis pada semua dokter

kehadiran

dan

yang tertinggi adalah dimensi

perbedaan persepsi tentang

pengertian SPO dan manfaat

prosedur pelayanan sehingga

SPO masing-masing sebesar

target waktu pembuatan tidak

95,65%,

sesuai perencanaan.

terendah

timbul

kendala
pada

dokter

pengetahuan
pada

Hasil Kuesioner

pada

nilai

dimensi
penunjang

keberhasilan pembuatan SPO

Kuesioner
penelitian

dokter

sedangkan

faktor-faktor
3.

97,62%

ditargetkan selesai pada akhir


ada

nilai

tim

pada
ini

berisi

sebesar

80,43%.

Aspek

pengetahuan SPO yang paling

petanyaan-pertanyaan

penting

tentang pengetahuan, sikap

menurut semua dokter adalah

dan perilaku dokter dalam

keberadaan

pembuatan SPO Pelayanan

perangkat

Medis.

untuk menyelesaikan suatu

Kuesioner

harus

diketahui

SPO
yang

sebagai
digunakan

pengetahuan SPO Pelayanan

proses

Medis terdiri dari 4 dimensi

tertentu (pertanyaan nomor 1

yang

dengan nilai 95,7%), SPO

Nilai

dapat membantu pelaksanaan

pengetahuan semua dokter

proses pekerjaan rutin secara

tentang SPO Pelayanan Medis

efektif

adalah

(pertanyaan nomor 2 dengan

dijabarkan

pertanyaan.

90,68%,

dalam

nilai

pekerjaan

dan

rutin

efisien

nilai

95,7%),

SPO

dapat

umum non tim akreditasi

memberikan langkah-langkah

sebesar 80,36%. Nilai dimensi

yang benar dan terbaik untuk

sikap SPO Pelayanan Medis

melaksanakan

pada

fungsi

semua

dokter

pelayanan (pertanyaan nomor

tertinggi

3 dengan nilai 95,7%) dan

kepentingan pembuatan SPO

salah satu tujuan keberadaan

sebesar 90,22%, sedangkan

SPO di rumah sakit adalah

nilai terendah pada dimensi

sebagai dasar hukum jika

dukungan pimpinan rumah

terjadi

penyimpangan

sakit dalam pembuatan spo

(pertanyaan nomor 4 dengan

sebesar 82,61%. Aspek sikap

nilai

Aspek

tentang

SPO

yang

banyak

ditunjukkan

harus

semua

95,7%).

pengetahuan

SPO

kurang

penting

diketahui

menurut

semua

adalah

yang

dimensi

yang

dokter

menyetujui

paling
oleh
adalah
proses

dokter

adalah

tersedianya

pembuatan SPO berdasarkan

dana

untuk

menunjang

konsensus bersama sehingga

kelancaran proses pembuatan

dapat menghasilkan langkah

SPO (pertanyaan nomor 7

yang

dengan nilai 73,9%).

(pertanyaan nomor 1 dengan

Kuesioner

dan

benar

SPO

nilai 90,22%) dan menyetujui

Pelayanan Medis terdiri dari 4

perlunya kebijakan tentang

dimensi

dijabarkan

suatu SPO untuk memastikan

dalam 7 pertanyaan. Nilai

terjaminnya suatu kegiatan,

sikap semua dokter tentang

sebagai pedoman membuat

SPO Pelayanan Medis adalah

standar

84,78%, nilai sikap tertinggi

menyelesaikan

pada dokter tim akreditasi

(pertanyaan nomor 5 dengan

sebesar 87,50% dan nilai

nilai 90,22%). Aspek sikap

sikap terendah pada dokter

tentang

yang

sikap

baik

kinerja

SPO

serta
konflik

yang

relatif

kurang

ditunjukkan

semua

oleh

dokter

terendah

pada

dimensi

adalah

kesiapan dalam pembuatan

perencanaan

materi SPO sebesar 59,24%.

pemenuhan target jumlah dan

Aspek perilaku pembuatan

jenis SPO yang harus dibuat

SPO

yang

paling

banyak

dan

ditunjukkan

oleh

semua

menyetujui

tidak

perlunya

perencanaan

pemenuhan

dokter

adalah

target

(pertanyaan

memberitahukan

alasan

waktu

nomor

dengan

nilai

ketidakhadiran jika mereka

77,17%).

tidak

Kuesioner perilaku SPO

dapat

pertemuan

mengikuti

komite

medik

Pelayanan Medis terdiri dari 3

(pertanyaan nomor 2 dengan

dimensi

nilai

yang

dijabarkan

80,43%),

sedangkan

dalam 10 pertanyaan. Nilai

aspek

perilaku

pembuatan SPO yang kurang

semua

tentang

dokter

pembuatan

Pelayanan

Medis

SPO

perilaku

ditunjukkan

tentang

oleh

semua

adalah

dokter adalah mengingatkan

perilaku

peserta pertemuan jika ada

tertinggi pada dokter tim

pembicaraan di luar materi

akreditasi

SPO (pertanyaan nomor 7

63,37%,

nilai
sebesar

78,75%

dan nilai perilaku terendah

dengan nilai 51,09%).

pada dokter umum non tim


akreditasi sebesar 55%. Nilai
dimensi perilaku pembuatan
SPO Pelayanan Medis pada

4.

Hasil Observasi
Hasil

observasi

semua dokter yang tertinggi

diperoleh dari dokumen RSIA

adalah

dimensi

kehadiran

Aisyiyah Klaten yang terdiri

dalam

pertemuan

tentang

dari visi dan misi, SK komite

sebesar

medik,

pembahasan
67,66%,

SPO

sedangkan

nilai

SK

tim

akreditasi,

notulen rapat pembahasan

10

SPO Pelayanan Medis serta

unggul

dalam

daftar target dan pencapaian

islami

dan

jumlah SPO Pelayanan Medis.

Sedangkan

Misi rumah sakit ini pada

melaksanakan

periode tahun 2008 2012

kesehatan dengan salah satu

adalah

upayanya

memberikan

pelayanan

sesuai

dengan

standar

medis

dan

administratif,

pelayanan,
memuaskan.

misinya

adalah

pelayanan
memberikan

pelayanan kesehatan khusus


ibu

dan

anak

secara

sehingga

profesional dengan fasilitas

pelayanan

yang lengkap, sumber daya

tersebut akan memberikan

manusia yang berkualitas dan

keamanan dan kepuasan bagi

terakreditasi.

diharapkan

pelanggan. Hal ini merupakan


implementasi

dari

visinya

Untuk mewujudkan visi


dan

misi

rumah

yaitu menjadi rumah sakit

Direktur

yang memberikan pelayanan

Klaten

kesehatan

komite medik, tim akreditasi

ibu

dan

anak

RSIA

sakit,

juga

secara islami dalam rangka

dan

ikut

Komitemedik

menurunkan

angka

tim

Aisyiyah
membentuk
pendukung.
dan

tim

kematian ibu dan bayi baru

akreditasi bertanggungjawab

lahir

mempersiapkan

sebagai

tanggungjawab
berperan

serta

pembangunan

wujud

akreditasi

Aisyiyah

rumah sakit pada tahun 2014

dalam

dengan melakukan kegiatan

kesehatan.

perencanaan,

Pada bulan Oktober 2014

pengorganisasian, monitoring

RSIA Aisyiyah Klaten sedang

dan

menyusun visi baru untuk

pelaksanaan program kerja

periode tahun 2015 2019,

komite medik termasuk di

yaitu menjadi rumah sakit

dalamnya adalah pembuatan

pilihan khusus ibu dan anak,

SPO Pelayanan Medis, rumah

evaluasi.

Dalam

11

sakit menyediakan anggaran

Aisyiyah Klaten berjumlah 34

dana

penunjang

jenis, sedangkan jenis SPO

kelancaran proses tersebut.

Pelayanan Medis yang telah

Pembentukan komite medik,

dibuat

tim

tim

Aisyiyah Klaten berjumlah 31

pendukung akreditasi serta

jenis (88,24%). Jenis SPO

penyediaan anggaran dana

Pelayanan Medis yang belum

melalui SK Direktur RSIA

dibuat

Aisyiyah Klaten.

(11,76%)

sebagai

akreditasi

dan

Pelaksanaan

dokter

di

sebanyak

RSIA

jenis

meliputi

SPO

kegiatan

Mengurangi atau mengatasi

dengan

hambatan di populasi pasien,

komite

medik

prioritas

pembuatan

SPO

SPO Asesmen pasien tahap

Medis

tercatat

terminal (akhir kehidupan)

notulen

rapat

dan SPO Asesmen ulang untuk

pembahasan SPO Pelayanan

menetapkan respon terhadap

Medis tahun 2012 -2014.

pengobatan

Jumlah notulen pada rapat

merencanakan

komite medik dan rapat tim

atau pemulangan pasien. SPO

akreditasi yang membahas

Pelayanan Medis yang telah

SPO Pelayanan Medis sesuai

dibuat

dengan jumlah rapat selama

Klaten Tahun

periode tahun 2012 2014

berjumlah 116 SPO terdiri

yaitu sebanyak 100%.

dari 50 SPO (43,10% ) yang

Pelayanan
dalam

Jumlah SPO Pelayanan


Medis

pada

di

dan

untuk

pengobatan

RSIA

Aisyiyah

2012 2014

telah disahkan oleh direktur

dokumen

dan 66 SPO (56,90%) yang

Akreditasi RS tahun 2012

belum disahkan oleh direktur.

yang

SPO Pelayanan Medis yang

digunakan

petunjuk
sesuai
Pelayanan

sebagai

pembuatan

SPO

telah disahkan oleh direktur

kebutuhan

SPO

selanjutnya

Medis

RSIA

di

dibuatkan

SK

pemberlakuan untuk dapat

12

digunakan

sebagai

acuan

akreditasi

pelayanan.

sebanyak

168

orang (51,22%).

Komite

medik

PEMBAHASAN

mengundang semua dokter

SPO

Pelayanan

Medis

pada rapat pembahasan SPO

merupakan salah satu pedoman

Pelayanan

penting

Medis

secara

dalam

melaksanakan

terjadwal. Pada tahun 2012

pelayanan medis kepada pasien

jumlah dokter umum yang

untuk menjaga mutu pelayanan.

hadir

Pembuatan SPO Pelayanan Medis

pada

rapat

komite

medik sebanyak 77 orang

di

(71,96%) sedangkan jumlah

merupakan

dokter

peningkatan

spesialis

akreditasi

non

yang

tim
hadir

RSIA

Aisyiyah
salah

Klaten

satu

mutu

upaya

pelayanan

medis di rumah sakit tersebut.

sebanyak 54 orang (47,79%).

Upaya

Pada

pelayanan medis di RSIA Aisyiyah

dokter

tahun

2013

non

mutu

tim

Klaten sesungguhnya merupakan

akreditasi yang hadir pada

kegiatan untuk mewujudkan visi

rapat komite medik sebanyak

dan

18 orang (50%) sedangkan

menjadi

jumlah dokter umum non tim

terakreditasi

akreditasi

hadir

memberikan pelayanan dengan

sebanyak 2 orang (18,18%).

standar medis dan administratif

Pada rapat tim akreditasi

yang

yang

oleh

keamanan dan kepuasan bagi

akreditasi,

pelanggan. Adanya visi dan misi

kehadiran mereka sebanyak

yang jelas pada organisasi akan

78

memudahkan

dokter

spesialis

jumlah

peningkatan

yang

hanya
tim
orang

dihadiri

(62,90%),

misi

rumah
rumah

sakit

yaitu

sakit

yang

dengan

mampu

upaya

memberikan

setiap

karyawan

sedangkan pada tahun 2014

dalam bekerja yang pada akhirnya

jumlah dokter tim akreditasi

dalam setiap aktivitas kerjanya,

yang hadir pada rapat tim

karyawan

senantiasa

bekerja

13

berdasarkan apa yang menjadi

direktur terhadap hal tersebut

tujuan organisasi. Visi dan misi

ditunjukkan dalam SK Direktur

digunakan

dalam

nomor

pada

tentang

agar

operasionalnya

bergerak

track yang diamanatkan oleh para


stakeholder

dan

03/RSIA-SK/II/2012
Pembentukan

Medik RSIA Aisyiyah Klaten.

berharap

Menurut

mencapai kondisi yang diinginkan

(2014),

dimasa

dorongan

yang

akan

datang

(Junaedy, 2006).9
RSIA

merupakan

Notoatmodjo

kemauan

sebagai

tindakan

yang

merupakan usaha orang untuk

Pembentukan
Medik

Komite

Aisyiyah
awal

dari

Komite

mencapai

tujuan.

Klaten

tersebut

proses

dipertimbangkan

Dorongan

disadari

dan

masak-masak.

perbaikan terhadap organisasi di

Pertimbangan

terjadinya

rumah sakit. Keberadaan komite

kemauan bukan hanya pikir saja,

medik di rumah sakit adalah

tetapi perasaan, hubungan dengan

sangat penting karena merupakan

kondisi

organisasi

yang

ekonomi dan sebagainya. Gejala

bertanggungjawab

atas

kemauan

lingkungan,
akan

sosial,

diikuti

oleh

kelangsungan pelayanan medis

aktivitas tertentu yang disebut

dengan menciptakan tata kelola

perbuatan,

klinis (clinical governance) yang

perilaku.11

baik. Hal ini sesuai dengan yang

RSIA

tercantum

meningkatkan mutu pelayanan

dalam

Permenkes

tindakan

atau

Komitmen

Aisyiyah

Direktur

Klaten

nomor 755/Menkes/Per/IV/2011

medis

tentang Penyelenggaraan Komite

seorang pimpinan pada organisasi

Medik di Rumah Sakit.4 Wadah ini

rumah

dapat dianggap sebagai motor

bertanggungjawab atas pelayanan

penggerak

bagi

perkembangan

rumah

pelayanan

di

rumah

termasuk

(Amirudin,

2006).10

sakit

Komitmen

merupakan

untuk

kemauan

sakit
sakit

pelayanan

yang

yang

bermutu,

didalamnya
medis.

adalah

Komitmen

14

tersebut

diwujudkan

adanya

SK

direktur

dengan

peningkatan

tentang

faktor penting untuk memastikan

komite medik dan tim akreditasi


yang

merupakan

mutu

merupakan

keberhasilan upaya tersebut.7

organisasi

Proses

pembuatan

SPO

pengawal kegiatan-kegiatan yang

Pelayanan Medis di RSIA Aisyiyah

berhubungan dengan peningkatan

Klaten merupakan kegiatan yang

mutu pelayanan medis. Komite

memerlukan partisipasi dokter

dan tim ini bertugas membuat

untuk

standar pelayanan medis dan SPO

yang nantinya akan digunakan

yang

dalam

secara bersama. Menurut Muchlas

pelayanan kepada pasien sebagai

(2008), pada intinya manajemen

pedoman dalam melaksanakan

partisipatif

pekerjaan

atau

akan

digunakan

rutin

serta

pengambilan

keputusan

adalah

pembuatan

pengambilan

keputusan

bersama.

Manajemen

mempersiapkan akreditasi pada

secara

tahun 2014 dengan melakukan

partisipatif

kegiatan

payung yang meliputi berbagai

perencanaan,

pengorganisasian, monitoring dan

aktivitas

evaluasi.

tujuan,

Komitmen

direktur

merupakan
seperti

istilah

penetapan

penyelesaian

problem,

melalui pembuatan SK tersebut

keterlibatan

menjadi pendorong atau penguat

keputusan-keputusan

para

medik

masuk dalam komite konsultasi,

maupun anggota tim akreditasi

representasi dalam badan-badan

untuk

pembuatan

anggota

komite

melaksanakan

tugasnya.

Menurut Jeffrey et al (2007),

memilih

komitmen

yang

strategis

untuk

langsung

dalam
kerja,

kebijaksanaan

teman-teman

baru.12

Menurut

dan

sekerja
Sashin

peningkatan mutu harus disertai

(1984) dalam Muchlas (2008),

komitmen

banyak

organisasi

untuk

dikemukakan

bahwa

membuat komitmen itu menjadi

manajemen partisipatif ini secara

bermakna. Memiliki sumber daya

umum merupakan kewajiban etis

yang

perusahaan

mengabdikan

upaya

yang

dapat

15

meningkatkan

moral

produktivitas

karyawan.12

Rendahnya
umum

dan

kehadiran

non

tim

dokter

akreditasi

direktur

serta

akan

mempertanggungjawabkan
kerjanya

kepada

Penggerakan

hasil

direktur.

proses

dilakukan

dibandingkan dengan kehadiran

dengan mengadakan pertemuan

dokter spesialis dan dokter tim

dalam rapat komite medik dan

akreditasi

rapat tim akreditasi. Kehadiran

pada

rapat

komite

medik disebabkan mereka lebih

dan

banyak diberikan tugas untuk

pembahasan SPO merupakan inti

pelayanan pasien, sehingga waktu

dari proses ini.

untuk hadir dalam rapat tersebut

proses pembuatan SPO dilakukan

terbatas.

dengan melakukan evaluasi hasil

Proses

manajemen

partisipasi

dibuat

planning

merupakan

organizing
actuating

(pengorganisasian),
(penggerakan)

Pengawasan

kerja. Notulen rapat yang selalu

menurut George R Terry meliputi


(perencanaan),

dalam

pada

untuk

setiap

informasi

dasar

rapat
penting

pengambilan

dan

keputusan. Besarnya pecapaian

(pengawasan).

target waktu dan jumlah SPO akan

Pembuatan SPO Pelayanan medis

memberikan masukan bagi tim

di RSIA Aisyiyah Klaten diawali

akreditasi

dengan

perencanaan berikutnya.

controlling

berupa

kegiatan

perencanaan

pembuatan

untuk

membuat

jadwal

Output merupakan bagian

pertemuan dan target jumlah SPO

atau elemen dari sistem yang

yang

dihasilkan dari berlangsungnya

akan

dibuat.

Pengorganisasian pembuatan SPO

proses

transformasi/konversi

ini melalui komite medik dan tim

dalam

akreditasi. Dokter sebagai anggota

(2012) ada beberapa hal yang

komite dan tim tersebut dibawah

mempengaruhi

koordinasi ketua tim akreditasi

penyusunan

melaksanakan tugas sesuai SK

komitmen dari pimpinan rumah

sistem.

Menurut

KARS

keberhasilan
SPO

yaitu

ada

16

sakit yang terlihat dengan adanya

melalui

dukungan fasilitas dan sumber

(telinga) dan indra penglihatan

daya

(mata)

lainnya,

ada

fasilitator/petugas
mempunyai

kemampuan

indra

pendengaran

(Notoatmodjo,

2014).11

yang

Sedangkan menurut Mubarak et al

dan

(2007), pengetahuan seseorang

kemauan untuk menyusun SPO,

dipengaruhi

jadi ada aspek pekerjaan dan

seperti pekerjaan, umur, minat,

aspek psikologis, ada target waktu

pengalaman,

yaitu ada target dan jadwal yang

lingkungan

disusun

informasi.14 Hasil penelitian ini

dan

adanya

disepakati

pemantauan

serta
dan

beberapa

faktor

kebudayaan
sekitar

menunjukkan

bahwa

dan
semua

pelaporan kemajuan penyusunan

dokter di RSIA Aisyiyah Klaten

SPO.13 Kemampuan dan kemauan

sudah memahami bahwa SPO

menyusun SPO berkaitan erat

adalah

dengan pengetahuan, sikap dan

instruksi/langkah yang dilakukan

perilaku

untuk

partisipatif

dari

penyusun.

suatu

perangkat

menyelesaikan

suatu

proses pekerjaan rutin tertentu

Pengetahuan

merupakan

yang dapat membuat proses kerja

hasil pengindraan manusia, atau

lebih efisien, efektif dan aman

hasil

serta

dari

tahu

seseorang

meningkatkan

terhadap obyek melalui indra

pelayanan

yang dimilikinya (mata, hidung,

pencapaian, memberikan langkah-

telinga dan sebagainya). Dengan

langkah yang benar dan terbaik

sendirinya

waktu

berdasarkan konsensus bersama

sehigga

dalam fungsi pelayanan serta

pengetahuan

sebagai dasar hukum bila terjadi

pengindraan
menghasilkan

pada

melalui

mutu

pemenuhan

tersebut sangat dipengaruhi oleh

penyimpangan.

Tingkat

intensitas perhatian dan persepsi

pengetahuan

terhadap obyek. Sebagian besar

akreditasi dan dokter spesialis

pengetahuan seseorang diperoleh

non tim akreditasi relatif kurang

dokter

tim

17

baik jika dibandingkan dengan

ada

tingkat

terjaminnya

pengetahuan

dokter

umum non tim akreditasi dapat

sebagai

disebabkan

standar

oleh

perbedaan

untuk

memastikan
suatu

kegiatan,

pedoman

membuat

kinerja

dan

kemampuan dalam mengetahui

menyelesaikan

sesuatu

menurut

Sebuah SPO akan memberikan

ada

langkah-langkah yang benar dan

beberapa tingkatan pengetahuan

terbaik jika proses pembuatannya

yaitu tahu (know), memahami

berdasarkan konsensus bersama.

(comprehension),

aplikasi

Tingkat persetujuan dokter tim

(aplication), analisis (analysis),

akreditasi adalah paling baik,

sintesis (synthesis) dan evaluasi

sedangkan

(evaluation).11

dokter umum non tim akreditasi

hal,

karena

Notoatmodjo

(2014)

suatu

tingkat

konflik.

persetujuan

Sikap merupakan reaksi

adalah relatif kurang. Hal ini dapat

atau respon yang masih tertutup

dipahami karena para dokter yang

dari seseorang terhadap suatu

ditunjuk oleh direktur sebagai tim

stimulus atau objek tertentu, yang

akreditasi melalui SK Direktur

sudah melibatkan faktor pendapat

nomor

dan emosi yang bersangkutan

tentang

(senang-tidak senang, setuju-tidak

Akreditasi RSIA Aisyiyah Klaten

setuju,

mempunyai

baik-tidak

sebagainya).

baik

Campbell

mendefinisikan

An

dan

(1950)

idividuals

10/SK/RSIA-SK/V/2013
Pembentukan

Tim

tanggungjawab

mempersiapkan akreditasi pada


tahun 2014.

Sikap baik yang

attitude is syndrome of response

ditunjukkan mereka merupakan

consistency with regard to object.

salah satu bentuk tanggungjawab

Hasil

mereka atas kepercayaan yang

penelitian

menunjukkan

bahwa semua dokter di RSIA

sudah

Aisyiyah Klaten sudah menyetujui

sebagai

bahwa

predisposisi

kebijakan tentang suatu

SPO dalam suatu pelayanan harus

diberikan

kegiatan

tim

rumah

sakit

akreditasi

dan

untuk

sesuai

SK

melakukan
tersebut.

18

Newcomb,

salah

psikologi

sosial,

seorang

ahli

menyatakan

terpadu menjadi perilaku yang


selaras

dengan

lingkungannya

bahwa sikap adalah merupakan

apabila perilaku yang terbentuk

kesiapan atau kesediaan untuk

dapat

bertindak dan bukan merupakan

lingkungannya dan dapat diterima

pelaksana motif tertentu. Fungsi

oleh individu yang bersangkutan

sikap belum merupakan suatu

(Notoatmojo,

tindakan (reaksi terbuka) atau

penelitian menunjukkan bahwa

aktivitas, akan tetapi merupakan

sebagian besar dokter di RSIA

predisposisi perilaku (tindakan)

Aisyiyah Klaten partisipatif dalam

atau reaksi tertutup (Notatmodjo,

pembuatan SPO Pelayanan Medis

2014).11

dengan

Perilaku

adalah

suatu

diterima

2014).11

menghadiri

membahas

(makhluk

memberitahukan

yang

ketidakhadiran

adalah

berhalangan

kegiatan

atau

undangan

pembuatan

bersangkutan. Perilaku manusia


semua

Hasil

pertemuan komite medik untuk

kegiatan atau aktivitas organisme


hidup)

oleh

SPO,
alasan

jika
hadir,

mereka
tidak

aktivitas manusia, baik yang dapat

meninggalkan ruang pertemuan

diamati langsung, maupun yang

sampai selesai waktu yang telah

tidak dapat diamati oleh pihak

dijadwalkan dan minta jadwal

luar

2014).11

waktu untuk istirahat jika pikiran

memegang

mulai jenuh karena SPO yang

dalam

dibuat terlalu banyak atau jika

adalah

ada pekerjaan lain yang harus

(Notoatmodjo,

Faktor-faktor
peranan

yang
penting

pembentukan

perilaku

faktor intern berupa kecerdasan,

segera

perserpsi, motivasi, minat dan

partisipasi dokter tim akreditasi

emosi

ekstern

adalah paling baik, sedangkan

meliputi objek, orang, kelompok,

tingkat partisipasi dokter umum

dan

Kedua

non tim akreditasi adalah relatif

dapat

kurang. Hal ini dapat dipahami

faktor

serta
hasil

faktor

kebudayaan.

tersebut

akan

diselesaikan.

Tingkat

19

karena para dokter yang ditunjuk


oleh

direktur

sebagai

SIMPULAN

tim

Pada penelitian ini dapat

akreditasi melalui SK Direktur

disimpulkan

nomor

peningkatan

10/SK/RSIA-SK/V/2013

tentang

Pembentukan

bahwa
mutu

upaya
pelayanan

Tim

medis melalui pembuatan SPO

Akreditasi RSIA Aisyiyah Klaten

Pelayanan Medis di RSIA Aisyiyah

mempunyai

tanggungjawab

Klaten dipandang cukup baik dari

mempersiapkan akreditasi pada

sisi input, proses dan output.

tahun 2014. Perilaku partisipatif

Pemahaman para dokter tentang

yang

filosofi

ditunjukkan

mereka

pembuatan

SPO

merupakan salah satu bentuk

Pelayanan Medis di RSIA Aisyiyah

tanggungjawab mereka atas tugas

Klaten dipandang cukup baik dari

yang sudah diberikan rumah sakit

sisi

sebagai

perilaku.

tim

kewajiban
kegiatan

akreditasi

untuk
sesuai

dan

melakukan
SK

tersebut.

pengetahuan,

sikap

dan

DAFTAR PUSTAKA
1.

Undang-Undang

Republik

Menurut Green (1980) dalam

Indonesia Nomor 29 Tahun

Notoatmodjo

2004, Praktek Kedokteran.

(2014),

suatu

perilaku dapat dipengaruhi oleh


faktor-faktor
pemungkin

dan
Klaten

Azwar, A 2010, Pengantar

predisposisi,

administrasi kesehatan, edk 3,

pendorong.11

Binarupa Aksara, Tangerang.

Sikap dan perilaku Direktur RSIA


Aisyiyah

2.

3.

memberikan

Republik

Indonesia Nomor 44 Tahun

tugas para dokter melalui SK


Direktur tentang Tim Akreditasi

Undang-undang
2009, Rumah Sakit.

4.

Peraturan Menteri Kesehatan

rumah sakit merupakan faktor

Republik Indonesia Nomor

pendorong atau penguat perilaku

755

Tahun

2011,

dokter

Penyelenggaraan

Komite

Tim

melaksanakan

Akreditasi
pembuatan

untuk
SPO

Medik di Rumah Sakit.

Pelayanan Medis.

20

5.

KARS,

2012,

Standar

akreditasi rumah sakit


6.

2006,

Analisis

Mutu

program kerja komite medik

Kesehatan

pada

dan utilisasi fasilitas unit RS

Islam

Haji Medan, Tesis.

Rumah

Sakit

Karawang,Jurnal Manajemen,

11. Notoatmodjo, S., 2014, Ilmu

vol. 10, no. 3, April

Perilaku Kesehatan, Rineka

Jeffrey AA, Bryan JW, Stephen

Cipta, Jakarta.

MS, Laurence CB, 2007, Does


quality

improvement

implementation
hospital

affect

quality

of

care?,

Hospital topics : Research and

8.

10. Amruddin

Manajemen

Pelayanan

7.

Junaedi, Edy, 2006, Visi yang


bervisi, http://www.btn.co.id

Dedi, Uus, Fitriyani 2013,


Analisis

9.

12. Muchlas, M 2008, Perilaku


Organisasi, edk 2, Gadjah
Mada

University

Yogyakarta.
13. KARS,

2012,

perspectives on healthcare,

penyusunan

vol. 85,no. 2, hh. 3-12.

akreditasi.

Seetharaman

H,

Press,
Panduan
dokumen

Ramesh

14. Mubarak, W.I., Chayatin, N.,

J,Errol W, Harley M, 2006,

Rozikin, K., Supradi, 2007,

Knowledge,

Promosi Kesehatan: Sebuah

Attitudes

and

Practise of Healthcare Ethics

Pengantar

Proses

and Law among Doctors and

Mengajar Dalam Pendidikan,

Nurses in Barbados, BMC

Graha

Ilmu,

Belajar

Yogyakarta.

Medical Ethics,7:7.

21

Anda mungkin juga menyukai