fungsi
ginjal
secara
progresif.
Kondisi
klinis
yang
2.
dyslipidemia
Infeksi di badan : tbc paru, sifilis, malaria, hepatitis
Preeklamsi
Cobat-obatan
Kehilangan banyak cairan yang mendadak ( luka bakar )
C. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi
volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam
keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan
ginjal untuk berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi
berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena
jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi
produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi
lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira
fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih
rendah itu.
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
D. Pathway
Etiologi
Jumlah nefron fungsional
Nefron yang terserang hancur
90 % nefron hancur
GFR
Adaptasi
nefron hipertropi
)
Adaptasi
kecepatan filtrasi,
Reabsorbsi
Urine isoosmosis
keseimbangan cairan
elektrolit dipertahankan
Ketidakseimbangan dlm glomerolus
Oliguri
Uremia
& tubulus
insufisiensi ginjal
cadangan energi
angiotensin meningkat
Eritropoiten di ginjal
Retensi Na
Intoleransi aktifitas
E. Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi 5 stadium menurut Laju Filtration Glomerolus:
-
Manifestasi Klinis
1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas
dangkal atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, udem
yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin
juga sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain :
hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem
renin - angiotensin aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem
pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi
pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah,
dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak
mampu berkonsentrasi).
3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
anemia
yang
disebabkan
karena
berkurangnya
produksi
oleh
adanya
anemia,
dan
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga
yaitu :
a) Konservatif
-
b) Dialysis
-
Peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus kasus emergency, Sedangkan
dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat
akut
Dialysis)
-
Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena
dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis
dilakukan
melalui
daerah
femoralis
namun
untuk
c) Operasi
-
Pengambilan batu
transplantasi ginjal
Dengan pencangkokan ginjal yang sehat ke pasien GGK, maka
seluruh faal ginjal diganti oleh ginjal yang baru.
Biodata
Gagal Ginjal Kronik terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 th), usia
muda, dapat terjadi pada semua jenis kelamin tetapi 70 % pada pria.
2.
Keluhan utama
Riwayat penyakit
a.
b.
c.
4.
Pemeriksaan fisik
a.
Tanda vital:
c.
Pemeriksaan B1-B6
a) Pernafasan (B 1 : Breathing)
Gejala : Nafas pendek, dispnoe nokturnal, paroksismal, batuk
dengan/tanpa sputum, kental dan banyak,
pucat,
kulit
coklat
kehijauan,
kuning.kecendrungan perdarahan.
c) Persyarafan (B 3 : Brain)
Kesadaran : Disorioentasi, gelisah, apatis, letargi, somnolent
sampai koma.
d) Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)
Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna urine kuning
tua dan pekat, tidak dapat kencing.
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal
tahap
lanjut)
abdomen
kembung,
diare
atau
konstipasi.
Tanda: Perubahan warna urine, (pekat, merah, coklat, berawan)
oliguria atau anuria.
e) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)
Anoreksia, nausea, vomiting, fektor uremicum, hiccup,
gastritis erosiva dan Diare
f)
Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki,
(memburuk
saat
malam
hari),
kulit
gatal,
ada/berulangnya infeksi.
Tanda : Pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekie, area
ekimoosis pada kulit, fraktur tulang, defosit fosfat
10
kalsium,pada
kulit,
jaringan
lunak,
sendi
11
banyaknya
biaya
perawatan
dan
pengobatan
12
Gejala : faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada
kekuatan,
Tanda: menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,
perubahan kepribadian.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh
serta
gagal
ginjal
kronik
dapat
menghambat
klien
dalam
NO
1
Intervensi
1. Auskultasi suara
jantung dan
terjadi penurunan curah jantung,
paru. Evaluasi
dengan Kriteria hasil: tekanan
adanya edema,
darah sistole antara 100 140
perifer, kongesti
dan diastole antara 70 90
vaskuler dan
mmHg, frekuensi nadi antara 60
13
Rasional
1. Adanya edema
paru, kongesti
vaskuler, dan
keluhan dispnea
manunjukan
adanya
renal
keluhan dispnoe.
failure.
2. Monitor tekanan 2. Hipertensi yang
darah, nadi, catat
signifikan
bila ada
merupakan
perubahan
akibat
dari
tekanan darah
gangguan renin
akibat perubahan
angiotensin dan
posisi.
aldosteron.
Tetapi ortostatik
hipotensi juga
dapat
terjadi
akibat
dari
defisit
intravaskular
fluid.
3. Hipertensi dan
3. Kaji adanya
Chronic renal
keluhan nyeri
failure
dapat
dada, lokasi dan
menyebabkan
skala keparahan.
terjadinya
myocardial
infarct.
4. Kelemahan
4. Kaji tingkat
dapat
terjadi
kemampuan
akibat dari tidak
klien
lancarnya
beraktivitas.
sirkulasi darah.
C. Rencana keperawatan
2. Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan penurunan
volume urine, retensi cairan dan natrium.
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam tidak terjadi kelebihan volme cairan
sistemik
Kriteria : klien tidak sesak nafas edema ekstremitas berkurang, piting
edema(-), produks urine > 600 ml/hr
Intervensi
1. Kaji adanya edema ekstremitas
rasional
1. Curiga
gagal
kongestif/kelebihan volume
14
cairan.
2. Menjaga
klien
dalam
hari
mungkin
diperlukan
untuk
udeme.
3. Sebagai
mengurangi
salah
untuk
satu
cara
mengetahui
yang
dapat
di
mengakibatkan
ferfungsi
gangguan
ginjal,
retensi
nasal/
masker
sesuai
badan
menunjukkan
gangguan
keseimbangan
cairan.
6. Meningkatkan
oksigen
untuk
sediaan
kebutuhan
dengan indikasi
hipoksia/ iskemia.
7. Natium
meningkatkan
7. Kolaborasi:
Berika diet tanfa garam
retensi
cairan
meningkatkan
15
plasma.
dan
volume
tinggi kalori
insufisiensi
Berikan
diuretik,
furosemide
yang
contoh:
akan
meningkatan
spironolakton,
hidronolakton.
mengurangi
katabolismeprotein.
Diuretikberyujuan
Adenokortikosteroid,
golongan prednison.
untuk
dan
menurunkan
cairan
Lakukan dialisis
jaringan
retensi
sehingga
menurunkan
resiko
untuk
menurunkan proteinuri.
Dialisis akan menurunkan
volume cairan yang berlebih.
3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah
Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat dengan
kriteria hasil: menunjukan BB stabil
Intervensi:
a. Awasi konsumsi makanan / cairan
R: Mengidentifikasi kekurangan nutrisi
b. Perhatikan adanya mual dan muntah
R: Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat
mengubah
atau
menurunkan
intervensi
16
pemasukan
dan
memerlukan
Intervensi:
a. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler,
perhatikan kadanya kemerahan
R: Menandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat
menimbulkan pembentukan dekubitus / infeksi.
17
18
a.
b.
c.
d.
e.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta : EGC
Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3.
Jakarta : EGC
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan
19
20
21