Anda di halaman 1dari 4

TERAPI PADA LANSIA

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik


Disusun Oleh :
Asril Koestri Nurhalimah

P17320114041

Feby Indriyanti

P17320114112

Hana Melistiyani

P17320114024

Iqlima Khoerunnysa R

P17320114039

Nova Astriana

P17320114110

Risma Ramadhani

P17320114105

Tingkat : II B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN


KESEHATAN RI
Jl. Dr. Otten no.32 Bandung
Jurusan Keperawatan Bandung
Tahun 2016

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami kelompok VI dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik TERAPI
PADA LANSIA dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman

bagi

pembaca

dalam

administrasi pendidikan dalam

profesi

keperawatan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk

memberikan

masukan-masukan

yang

bersifat

membangun

untuk

kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 07 Oktober 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan meningkatnya pertumbuhan populasi penduduk lanjut usia
berbagai masalah klinis pada pasien lanjut usia akan menjadi semakin sering
dijumpai di praktek klinis. Jumlah penduduk di Indonesia menurut data
Perserikatan

Bangsa

Bangsa,

Indonesia

diperkirakan

mengalami

peningkatan jumlah warga lanjut usia yang tertinggi di dunia, yaitu 414 %,
hanya dalam waktu 35 tahun (1990-2025), sedangkan di tahun 2020
diperkirakan jumlah penduduk lanjut usia akan mencapai 25,5 juta.
Menurut Lembaga Demografi Universitas Indonesia, persentase
jumlah penduduk berusia lanjut tahun 1985 adalah 3,4 % dari total
penduduk, tahun 1990 meningkat menjadi 5,8 % dan di tahun 2000
mencapai 7,4 %,, seperti terlihat pada tabel 1. (Czeresna, 2006). Dokter
yang berpraktek perlu memahami kebutuhan yang unik pada populasi pasien
lanjut usia ini sehingga mereka akan lebih siap berkomunikasi secara efektif
selama kunjungan pasien lanjut usia tersebut (Hingle & Sherry, 2009).
Terdapat banyak bukti bahwa kesehatan yang optimal pada pasien
lanjut usia tidak hanya bergantung pada kebutuhan biomedis akan tetapi
juga tergantung dari perhatian terhadap keadaan sosial, ekonomi, kultural
dan psikologis pasien tersebut. Walaupun pelayanan kesehatan secara medis
pada pasien lanjut usia telah cukup baik tetapi mereka tetap memerlukan
komunikasi yang baik serta empati sebagai bagian penting dalam
penanganan persoalan kesehatan mereka. Komunikasi yang baik ini akan
sangat membantu dalam keterbatasan kapasitas fungsional, sosial, ekonomi,
perilaku emosi yang labil pada pasien lanjut usia (William et al., 2007).

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Menua merupakan proses fisiologi dengan berbagai perubahan fungsi
organ tubuh dan bukan suatu penyakit. Adapun gangguan yang menyebabkan
penderita harus berbaring lama sedapat mungkin dihilangkan. Pemberian terapi
merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pemulihan kesehatan pada lansia.
Seperti pembelian modalitas alamiah ataupun dengan menggunakan peralatan
khusus biasanya hanya mengurangi keluhan yang berifat sementara, akan tetapi
latihan latihan yang bersifat pasif maupun aktif yang bertujuan untuk
mempertahankan kekuatan pada sekelompok otot otot tertentu agar mobilitas
tetap terjaga sebaiknya dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga
pencegahan disabilitas primer diminimalkan dan disabilitas sekunder bias dicegah
dan pada akhirnya tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai