Firm:
Methodes of procuring Inputs, and
Managerial Compensation and The
principal-Agent Problem
Wahyu S, Adib Aprilianur, Mohamad Hidayat Rifai,Ira Iryani, Dhea
Alifia
Master of Management Gajah Mada University
Abstrak: Dalam studi kasus ini pembahasan akan difokuskan
pada bagaimana menganalisis dan membuat keputusan untuk
menentukan pilihan ekonomi terkait masukan melaui pasar spot,
kontrak,
atau
integrasi
vertikal.
Permaslahan
perusahaan Dhea
itu
Catering.
Untuk
kasus
kedua
ini
membahas
masalah
perushaan PT. ABS. Dari kasus ini kita dapat mengkaji bagaimana
perusahaan dapat memastikan masukan tenaga kerja, termasuk
manajer dan juga pekerja, memberikan usaha maksimum yang
konsiten dengan kemampuannya.
Abstract: This case will focus on how to anlyse and make a
dicision
to
determine
economic
choises
related
to
spot
types of
manajer
dalam
dalam
memperoleh
produksi
harus
masukan
yang
mempertimbangkan
Biaya
100
B
80
Keluaran
10
perusahaan,
dibutuhkan
metode
bagaimana
supaya
bagi
dua
bagian,
kasus
pertama
difokuskan
pada
B. Studi Kasus I
Dalam hal ini Dhea Cathering merupakan perusahaan
Cathering terbesar di Jogja. Setiap harinya menyediakan catering
untuk kebutuhan makan siang karyawan perusahaan-perusahaan
3
yang ada di Jogja total yang harus disediakan 5000 porsi. Untuk
memenuhi produksi 5000 porsi itu, Dhea Catering membutuhkan
Satu ton daging ayam dan satu ton sayuran yang harus
diantarkan setiap harinya pada maksimal pada pukul 05.00 pagi.
Permasalahannya, sebagai seorang manajer bagaimanakah
metode pengadaan masukan untuk memnuhi kebutuha catering
tersebut
yang
paling
menguntungkan
untuk
perusahaan?
daging
produk
ayam
yang
untuk
relatif
Dhea
Cathering
terstandarisasi,
ini
namun
kesepakatan
dalam
hal
speksipikasi
tertentu.
yang dihadapi contohnya, kualitas servis tidak sesuai dengan harapan, harga yang
terlalu tinggi karena bengkel berlaku oportunis dengan kebutuhan perusahaan
yang mendesak, jangka waktu yang tidak bisa sesuai dengan keinginan
perusahaan, maka dalam kasus ini pasar spot tidak tepat untuk jadi pillihan
manajer dalam melakukan perawatan mobil perusahaan.
Selanjutnya, analisis ditujukan untuk pembuatan kontrak dengan bengkel
tertentu yang sesuai spesipikasi dari perusahaan. Termasuk jarak dari perusahaan
ke bengkel. Dengan kontrak akan terjamin dari hold up dan oportunis satu sama
lain. Biaya pembuatan kontrak tentu saja akan berkaitan erat dengan panjangnya
waktu kontrak yang akan dibuat. Namun dalam kasus ini, ketika servis dilakukan
menggunakan perusahaan lain dengan kontrak masih akan ada peluang terjadinya
prilaku oportunis dari bengkel tersebut. Adanya celah untuk melakukan banding
the rule ketika kontrak yang dibuat tidak spesipik dan tidak lengkap. Selain itu,
biaya perawatan tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan, contohnya ketika mobil
hanya membutuhkan perawatan sederhana saja mungkin bengkel akan
mengkategorikan sebagai servis biasa sehingga biaya servis akan tetap sama. Oleh
karena itu, menurut kelompok kami, untuk perusahaan rental dengan jumlah
mobil yang sebanyak itu lebih tepat ketika manajer membuat keputusan dengan
integrasi vertikal. Perusahaan membuat divisi baru yang khusus menangani servis
mobil. Perusahaan merekrut montir dan menyediakan kebutuhan servis bisa sesuai
kebutuhan perusahaan. Dengan metode integrasi vertikal ini, perusahaan akan
dapat menghemat berbagai biaya servis mobil. Selain itu, perusahaan dapat
mengendalikan waktu dan kebutuhan dari servis mobil renta itu, sehingga biaya
produksi bisa lebih murah dan keuntungnan perusahaan meningkat.
D. Studi Kasus 3
Pada studi kasus 3 disini terkait beberapa hal yang mendisiplinkan manajer
salah satunya adalah insentif eksternal yaitu reputasi. Reputasi adalah suatu nilai
yang diberikan kepada individu, institusi atau negara. Reputasi tidak bisa
diperoleh dalam waktu singkat karena harus dibangun bertahun-tahun untuk
menghasilkan sesuatu yang bisa dinilai oleh publik. Reputasi pada dasarnya
adalah nama baik yang dinilai dari pihak eksternal dan internal. Menurut Gaotsi
dan Wilson (2001), reputasi adalah evaluasi semua stakeholder terhadap
organisasi sepanjang waktu yang didasarkan atas pengalaman stakeholder tersebut
dengan organisasi.
Untuk membentuk reputasi yang baik seorang manajer memerlukan waktu yang
cukup lama dalam menjalankan kinerjanya dalam membangun perusahaan. Dalam
hal ini reputasi dianggap menjadi kekuatan yang mendisiplinkan manajer,
dikarenakan seorang manajer berpikir bahwa reputasi akan dianggap lebih baik
dari pada hal lain. Sebagai contoh Josh adalah seorang manajer di sebuah
perusahaan PT. ABS, selama kurun waktu 10 tahun Josh bekerja secara maksimal
dan dianggap perusahaan menjadi seorang yang berperan penting dalam
keberlangsungan perusahaan tersebut. Usaha yang dilakukan Josh tersebut juga
membuat perusahaan PT. ABS memiliki citra yang baik dimata perusahaan
lainnya yang sejenis.
Keberhasilan Josh membuat citra PT. ABS yang baik dalam jangka reputasi ini
dapat dijual premium di pasar manajer, yang mana perusahaan-perusahaan lain
bersaing atas hak merekrut manajer terbaik. Dari kasus Josh ini jika dia resign dan
dia menginginkan untuk masuk ke perusahaan yang baru maka akan memiliki
kemudahan dalam hal tersebut dikarenakan dengan adanya reputasi yang dimiliki
oleh Josh.
E. Studi Kasus 4
Pada studi kasus 4 ini yang akan dibahas adalah terkait solusi untuk masalah keagenan
untuk para pekerja. Kasus yang diangkat adalah jam waktu dan cek spot. Hal ini juga
menjadi salah satu cara yang cukup baik untuk solusi keagenan yang terjadi. Secara lanjut
kasus akan dibahas sebagai berikut.
Dubai - Betapa kagetnya Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum saat dirinya
melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu kantor pemerintah dan tidak
menemui satupun pegawai yang bertugas. Al Maktoum adalah Wakil Presiden dan
Perdana Menteri Uni Emirat Arab dan Emir Dubai. Pemimpin berusia 67 tahun tersebut
melakukan sidak ke Kantor Departemen Pertanahan dan Departemen Pembangunan
Ekonomi pada hari pertama kerja, yaitu hari Minggu (28/8) pagi. Di kantor yang
seharusnya sibuk tersebut, Al Maktoum hanya menemukan meja-meja kosong.
"Dia ingin mengirimkan pesan bahwa disiplin waktu dimulai dari atasan. Kami
tidak akan mengejar karyawan kalau atasannya saja tidak ada di tempat," kata Mona AlMarri, Dirjen Kantor Urusan Media Pemerintah Dubai. Sidak Al-Maktoum tersebut
diunggah ke akun Twitter Kantor Urusan Media Pemerintah Dubai. Al-Maktoum adalah
seorang pemimpin yang sering melakukan sidak dalam rangka memperbaiki layanan
pemerintahan.
Referensi
Njururi, Edwin,