Well logging merupakan suatu teknik untuk mendapatkan data bawah permukaan
dengan menggunakan alat ukur yang dimasukkan ke dalam lubang sumur, untuk
evaluasi formasi dan identifikasi ciri-ciri batuan di bawah permukaan
(Schlumberger, 1958).
Tujuan dari well logging adalah untuk mendapatkan informasi litologi,
pengukuran porositas, pengukuran resistivitas, dan kejenuhan hidrokarbon.
Sedangkan tujuan utama dari penggunaan log ini adalah untuk menentukan zona,
dan memperkirakan kuantitas minyak dan gas bumi dalam suatu reservoir
1. SPONTANEOUS POTENSIAL LOG
SP log mengukur perbedaan tegangan DC (dalam milivolt) antara elektroda yang
bergerak di lubang sumur dengan elektroda tidak bergerak yang berada di
permukaan.
Kegunaan SP Log Adalah:
- Mengidentifikasi zona permeabel
- Mengidentifikasi batas zona permeabel
- Menentukan resistivity air (Rw)
- Menentukan volume shale suatu zona
- Mendeteksi hidrokarbon.
Prinsip Kerja
Log SP merupakan alat log untuk mengetahui beda potensial yang timbul antara
lumpur pemboran dengan batuan insitu pada formasi di sekitar lubang bor.
Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan salinitas filtrate lumpur
dengan salinitas air formasi sehingga akan terbentuk defleksi SP. Hal ini
dipengaruhi oleh elektromotif yang berasal dari elektrokimia dan elektrokinetik.
Komponen elektrokimia terjadi pada lapisan permeable dengan kandungan NaCl
yang berasal dari air filtrate dan air formasi. Lapisan permeable tersebut diapit
oleh lapisan shale,dimana lapisan shale lulus terhadap kation Na dan tidak lulus
terhadap anion Cl. Maka arah aliran arus ion-ion Na yang berasal dari air formasi
yang memiliki salinitas lebih tinggi bergerak ke larutan yang salinitasnya rendah
dengan melewati lapisan shale.
Komponen elektrokinetik terjadi akibat adanya perbedaan tekanan hidrostatik
antara filtrate lumpur dengan formasi yang permeable. Perbedaan tekanan ini
umumnya kecil sekali, sehingga sering diabaikan, terutama bila digunakan air
bersih sebagai fluida bor.
Bentuk-Bentuk Kurva SP
Contoh log SP
Berbagai kondisi batuan dan kadungan yang ada di dalamnya
mempengaruhi bentuk-bentuk kurva SP. Bentuk-bentuk kurva SP adalah sebagai
berikut:
a. Pada lapisan shale, kurva lurus (konstan).
b. Pada lapisan permeable mengandung air asin, deflekasi SP akan berkembang
negative (kearah kiri dari garis shale).
c. Pada lapisan permeable mengandung hidrokarbon, defleksi SP akan
berkembang negative
Lingkungan formasi
Kondisi Lubang Bor akan selalu terbentuk tiga zona infiltrasi, yaitu:
1. Flushed Zone atau invaded zone
Merupakan zone infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang bor serta terisi
oleh air filtrat yang mendesak kandungan semula (gas, minyak ataupun air).
Meskipun demikian mungkin saja tidak seluruh kandungan semula terdesak
kedalam zone yang lebih dalam.
2. Transition Zone
Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam dimana zone ini didapati oleh
campuran dari air filtrat lumpur dengan kandungan semula
3. Uninvaded Zone
Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling jauh dari lubang bor, serta seluruh
pori batuan terisi oleh kandungan semula. Dengan demikian zona ini sama sekali
tidak dipengaruhi oleh adanya infiltrasi air filtrat Lumpur.
2. RESISTIVITY LOG
Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan formasi
beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas efektif, salinitas
air formasi, dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori batuan.
Kegunaan Resistivity log adalah:
1. Membedakan zona hidrokarbon dengan zona air
2. Mengetahui zona permeabel
3. Menentukan porositas dari resistivitas
Prinsip Kerja
Formasi yang mempunyai resistivity yang besar kemungkinan pori-porinya diisi
oleh air tawar, minyak atau gas, karena minyak dan gas termasuk fluida yang non
konduktif. Batuan yang mempunyai harga resistivity yang rendah menunjukkan
bahwa pori-porinya terisi oleh air formasi yang mempunyai kadar garam yang
tinggi.
Batuan reservoir yang pori-porinya saling berhubungan, sehingga fluida di dalam
pori tersebut merupakan pengantar listrik. Fluida tersebut dalam air formasi yang
terdiri dari connate water dan interstitial water (air yang berasal dari rekahan)
serta air tanah. Namun terdapat juga mineral dalam batuan sedimen yang dapat
mengantarkan listrik, tetapi mineral tersebut relative jarang ditemui seperti pyrite,
magnetite dan sebagainya, dimana mempunyai pengaruh yang kecil terhadap
resistivity batuan. Suatu pengecualian, dalam hal ini glauconite yang mana
merupakan penghantar listrik sekaligus merupakan suatu jaringan penghantar
walaupun jumlahnya kecil.
konduktivitasnya tinggi.
Pada lapisan yang mengandung hidrokarbon resistivitasnya tinggi.
Pada lapisan yang mengandung sisipan shale, harga resistivitasnya
Terdapat tiga jenis log resistivity yang dikenal pada saat ini yaitu:
a. Lateral log
Kegunaannya :
- Mengukur Rt pada Mud yg salin
- Sangat baik pada lingkungan Resisitivity tinggi
- Rmf/Rw < 2 atau Rt/Rm > 3000, Dual Laterolog
Kelemahannya :
- Tidak bekerja pada Oil Based Mud
- Harus dikoreksi dengan Resistivity Mud
b. Induction log
Dikembangkan untuk mengukur Rt pada
- Oil Based Mud
- Fresh Mud
- Rmf/Rw > 2 atau Rt/Rm < 3000
- Pengaruh Invasi sedikit
- Ideal untuk Resist rendah
c. Microresistivity log
Kegunaannya :
- Mengukur Rxo di Water based mud
- Mengkoreksi Deep Resistivity
- Menentukan Sxo (Movable oil)
Kekurangannya :
Kurang baik pada lubang jelek, OBM dan Mud Cake
tebal
3. GAMMA RAY LOG
Log ini digunakan untuk mengukur intensitas radioaktif yang dipancarkan dari
batuan yang didasarkan bahwa setiap batuan memiliki komposisi komponen
radioaktif yang berbeda-beda.
Fungsi log Gamma ray adalah
Untuk membedakan lapisan shale dan non shale pada sumur open hole
maupun close hole dan juga pada kondisi ada lumpur atau tidak
Sebagai pengganti SP log untuk maksud-maksud pendetektsian lapisan
permeable.
Untuk korelasi batuan
Untuk mengetahuipersentase kandungan shale pada lapisan permeable.
Untuk mendeteksi mineral-mineral radiaktif
Untuk menentukan kedalaman perforasi yang telah diinjeksi air.
Prinsip Kerja
Prinsip dasar dari gamma ray log adalah mencatat radioaktif alamiah yang
dipancarkan oleh 3 unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu : Uranium (U),
Thorium (Th), Potasium (K). Ketiga unsur tersebut secara kontinyu memancarkan
sinar gamma ray yang mempunyai energi radiasi tinggi.
Pada batuan sedimen unsur-unsur radioaktif banyak terkonsentrasi dalam shale
atau clay, sehingga besar kecilnya intensitas radioaktif akan menunujukkan ada
tidaknya mineral-mineral clay.
Cara pembacaan Log Gamma Ray
Pada lapisan permeabel yang clean, kurva gamma ray menunjukkan radioaktif
yang sangat rendah, terkecuali lapisan tersebut mengandung mineral-mineral
tertentu yang bersifat radioaktif atau lapisan berisi air asin yang mengandung
garam-garam potasium yang terlarutkan, sehingga harga gamma ray akan tinggi.
Berdasarkan sifat-sifat radioaktif, pengukuran gamma ray log dapat dilakukan
secara lubang terbuka ataupun pada casing terpasang. Apabila kurva SP tidak
tersedia, maka kurva gamma ray dapat digunakan sebagai pengganti SP untuk
maksud-maksud pendeteksian log, maka kurva sinar gamma yang jatuh diantara
kedua garis lapisan permeabel ataupun untuk korelasi. Oleh karena unsur-unsur
radioaktif (potasium) banyak terkandung dalam lapisan shale/clay, maka gamma
ray log sangat berguna untuk mengetahui besar kecilnya kandungan shale/clay
dalam lapisan permeabel.
Prinsip Kerja
Prinsip dasar dari alat ini adalah memancarkan neutron secara terus menerus dan
konstan pada lapisan (keterangan massa neutron netral dan hampir sama dengan
massa atom hidrogen).
bila
konsentrasi
hidrogen
kecil,
partikel-partikel
neutron
Tinggi rendah harga densitas batuan disamping dipengaruhi oleh porositas dan
jenis kandungan yang ada didalamnya, juga dipengaruhi oleh kekompakan batuan
dengan derajat kekompakan yang bervariasi. Sebab kekompakan batuan
berpengaruh terhadap besarnya porositas, jadi kekompakan dapat juga dilihat
dengan kurva densitas yaitu dengan makin tingginya harga densitas batuan
Cara Pembacaan Log Density
Batubara
Batubara mempunyai densitas yang paling rendah diantara semua jenis
batuan.
Contoh log
density
6. SONIC LOG
Log sonik adalah log porositas yang mengukur interval waktu transit (transit
travel time - t ) yang berjalan melalui satu foot formasi. t dipengaruhi oleh
litologi dan porositas diukur dalam satuan microsecond per foot. Untuk itu, cepat
rambat gelombang sonik pada matriks batuan harus diketahui untuk memperoleh
porositas sonik.
Sonik log saat ini banyak diaplikasikan untuk :
1. Menemukan porositas di dalam lubang bor yang diisi oleh fluida
2. Menentukan porositas, litologi dan shaliness jika digunakan bersama-sama
dengan density dan neutron log
3. Memperkirakan kecepatan formasi untuk seismik
4. Mendeteksi zona fracture dengan menggunkan variable density
5. Memperkirakan jarak dari tekanan abnormal
Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya adalah suara dikirim dari transmitter masuk ke dalam formasi,
kemudian pencatatan dilakukan pada saat pantulan suara yang pertama kali
sampai ke receiver. Transmitter-transmitter mengirimkan suara secara bergantian
dan harga t dicatat pada pasangan-pasangan receiver yang menerima pantulan
suara secara bergantian pula. Harga t rata-rata dari receiver-receiver ini dihitung
secara otomatis pula memproses trasit time menjadi total travel time.
Kadang-kadang gelombang suara yang dikirim oleh transmitter diterima kembali
oleh receiver terdekat dengan cukup kuat, dan gelombang yang diterima receiver
yang lebih jauh akan terlalu lemah. Dimana kemungkinan terhalang sesuatu,
sehingga menyebabkan harga t terlalu besar. Hal ini terjadi karena gelombang
melalui formasi yang unconsolidated, rekahan-rekahan pada batuan, adanya gas
dalam batuan, lumpur yang banyak mengandung gelembung-gelembung udara
ataupun dinding lubang bor sangat tidak rata pada lapisan garam.
Batuan dengan porositas nol, berarti batuan per satuan isi seluruhnya terdiri dari
matrik, disebut tma. Dengan demikian besar kecilnya t yang melalui suatu
formasi tergantung dari jenis batuan dan besarnya porositas batuan serta isi
kandungan dalam batuan.
Cara pembacaan Log Sonic
Shale
Batuan shale mempunyai porositas yang besar, walaupun permeabilitasnya
mendekati nol. Sehingga batuan yang mengadung shale mempunyai harga t
semakin besar.
Kekompakan batuan
Kekompakan batuan akan memperkecil porositas, sehingga kurva t akan
semakin rendah.
Kandungan air
Adanya kandungan air dalam batuan menyebabkan kurva t cendrung
mempunyai harga yang semakin besar.
Kandungan minyak
Air (terutama air asin) mempunyai sifat penghantar suara yang lebih baik
dibanding minyak, sehingga adanya minyak dalam batuan akan berpengaruh
memperkecil harga t.
Kandungan gas
Gas merupakan penghantar suara yang tidak baik, sehingga pantulan suara
akan lambat diterima sreceiver. Dengan demikian adanya gas akan
memperkecil harga t pada kurva.
7. CALIPER LOG
Caliper log merupakan suatu kurva yang memberikan gambaran kondisi
(diameter) terhadap kedalaman lubang bor.
Manfaat utama dari caliper log adalah untuk mengetahui diameter lubang bor,
yang berguna untuk perhitungan volume lubang bor pada kegiatan penyemenan.
Selain itu berguna juga untuk :
a. Untuk menentukan letak setting packer yang tepat pada operasi DST.
b. Membantu interpretasi log listrik dengan memberikan ukuran lubang bor yang
tepat, karena diameter lubang bor yang digunakan pada interpretasi log listrik
biasanya diasumsikan sama dengan ukuran bit.
c. Untuk estimasi ketebalan mud cake.
d. Untuk perhitungan kecepatan lumpur di annulus , dalam hubungannya dengan
pengangkatan cutting
Prisip Kerja
Akibat adanya perbedaan tekanan hidrostatik lumpur dengan tekanan formasi,
maka terjadi mud cake dan filtrat lumpur. Semakin porous suatu lapisan maka
mud cake akan makin tebal. Mud cake akan memperkecil diameter lubang bor dan
ini akan direkam oleh caliper log
Prinsip kerja dari alat ini adalah unutk menyesuaikan kondisi lubang bor
(umumnya diameter lubang bor tidak rata) digunakan pegas yang dapat
mengembang secara fleksibel. Ujung paling bawah dari pegas tersebut
dihubungkan dengan rod. Posisi dari rod ini tergantung kompressi dari spring
yang mana kompressi ini tergantung dari ukuran lubang. Arus dan coil perekam
membentuk coupling induktif sedemikian rupa sehingga potensial yang diinduksi
dalam coil perekam tergantung pada posisi rod. Hal ini akan menghasilkan
pencatatan voltage yang bervariasi dengan ukuran lubang yang selanjutnya dicatat
oleh suatu instrument di permukaan.