Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada umumnya manusia mempunyai banyak tujuan yang hendak dicapai
sepanjang hidupnya. Seringkali untuk mencapai tujuan yang besar, seseorang
memerlukan orang lain untuk diajak bekerjasama untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam kerja sama tersebut, aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang
yang terlibat, mengikuti suatu pola kerja tertentu, seperti adanya jalur-jalur
wewenang, perintah, tanggung jawab secara vertikal maupun horisontal dalam
hirarki jabatan-jabatan yang muncul. Tempat atau wadah kerja sama untuk
mencapai tujuan dengan pola tertentu itu disebut sebagai organisasi.
Dalam perwujudannya, organisasi memiliki sejumlah kekayaan bersifat
fisik maupun non fisik, meliputi pula aspek-aspek sosial, budaya, teknologi dan
sejumlah interaksi yang tidak tampak oleh panca indera. Contoh suatu organisasi
adalah : keluarga, kampung, perusahaan, sekolah, pemerintah, dan sebagainya,
baik dalam bentuk formal maupun informal.
Organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan melalui
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan seorang pemimpin yang
tercipta di organisasi yang bersangkutan. Jadi keberhasilan tergantung pada
organisasi terutama struktur organisasi yang dianut. Organisasi adalah suatu
proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan. Dari
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa organisasi mencakup 3 elemen pokok ;

Interaksi manusia, Kegiatan yang mengarah pada tujuan, Struktur organisasi itu
sendiri.
Ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah sejak 23 Juli 2007 semakin menegaskan keseriusan
pemerintah untuk menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik
sejak pemberlakuan Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Peraturan Pemerintah ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan
arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam usahanya untuk menciptakan
atau menata organisasi secara efisien, efektif dan rasional sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan daerahnya. Diharapkan juga melalui Peraturan
Pemerintan No.41 Tahun 2007 ini akan tercipta tatanan organisasi yang
koordinatif,

sinergis,

terintegrasi

serta

komunikatif

antara

kelembagaan

pemerintah pusat dan daerah.


Melalui PP No.41 Tahun 2007 ini, penyelenggaraan pemerintah daerah baik
propinsi maupun Kabupaten/Kota dituntut untuk menata kelembagaannya supaya
dapat berjalan lebih efektif dan efisien termasuk didalamnya dilakukan
pemangkasan jabatan dari berbagai eselon dalam pemerintah daerah. Namun,
implementasi dari PP No.41 Tahun 2007 tersebut tampaknya masih menunggu
realisasi yang tak pasti. Ada dua hal menarik yang patut disorot dalam proses
implementasi PP 41/2007 tersebut, yaitu terkait dengan belum tuntasnya penataan
kelembagaan pemerintah dan beragam kondisi yang menjadi dasar pertimbangan
masing-masing daerah untuk menata organisasi perangkat daerahnya.

Desain organisasi dibutuhkan untuk membentuk adanya tingkat kreatifitas


inisiatif, ketergantungan individu dalam mengembangkan tugas-tugasnya dalam
organisasi, tingkat kerjasama antar unit atau sejauh mana koordinasi yang
dilakukan untuk mendorong unit-unit atau bagian-bagiannya, tingkat hubungan
dari manajemen dalam arti sejauh mana para manajer memberikan motivasi,
mengadakan komunikasi yang jelas, bantuan serta dukungan terhadap
bawahannya selain itu aturan-aturan dan pengawasan langsung yang dilakukan
para pimpinan organisasi dalam mengendalikan perilaku bawahannya dan aturanaturan dalam organisasi apakah berjalan dengan penuh birokrasi ataukah tidak,
sehingga nantinya akan diketahui apakah terdapat hambatan yang cukup berarti
atau tidak bagi perusahaan atau organisasi pemerintah.
Dengan adanya struktur organisasi ini, setiap orang dalam organisasi dapat
lebih mengetahui bagian-bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap struktur
organisasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hal inilah yang harus
diantisipasi oleh setiap lembaga supaya pekerjaannya tetap optimal. Begitu pula
dengan Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Ciamis
memiliki struktur organisasi tertetu dengan makalah ini akan di bahas mengenai
sruktur organisasi Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten
Ciamis.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalahsebagai
berikut:
1. Bagaimana bentuk struktur organisasi pada Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis
3

2. Bagaiaman kekurangan dan kelebihan struktur organisasi di Dinas Pendapatan


Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk struktur organisasi pada Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis
2. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan struktur organisasi pada Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Organisasi
Dalam pengertian sederhana organisasi sering diartikan sebagai kelompok
orang yang bekerjasama dan ingin mencapai tujuan bersama. Organisasi didirikan
karena beberapa tujuan tertentu yang hanya dapat dicapai melalui tindakan yang
harus dilakukan bersama-sama, apakah tujuan itu berupa laba, pemberian
pendidikan, sosial dan lain-lain.
Menurut Barnard dalam buku Wursanto (2005:53) mendefinisikan
organisasi adalah suatu sistem usaha bersama antara dua orang atau lebih, sesuatu
yang tidak berwujud dan tidak bersifat pribadi, yang sebagian besar mengenai
hubungan-hubungan kemanusiaan.
Atmosudirdjo dalam buku Wursanto (2005:53) mendefinisikan organisasi
itu sebagai struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan yang tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi
adalah suatu sistem usaha bersama antara dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak
berwujud dan tidak bersifat pribadi, yang sebagian besar mengenai hubunganhubungan kemanusiaan.
2.2 Struktur Organisasi
Setiap instansi atau perusahaan pada umumnya mempunyai struktur
organisasi. Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam
5

memulai pelaksanaan kegiatan organisasi, dengan kata lain penyusunan struktur


organisasi adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan
fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Menurut Siswanto (2005:85) struktur organisasi menspesifikasikan
pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka
ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat
spesialisasi aktivitas kerja.
Menurut Hasibuan (2010:128) struktur organisasi adalah suatu gambar
yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan,
dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan
tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi
merupakan suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan
organisasi kedudukan, dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan
pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem
pimpinan organisasi.
2.3 Bentuk Struktur Organisasi
Bentuk struktur organisasi pada umumnya berbeda-beda serta memiliki
eunggulan dan kelemahan masing-masing. Berdasarkan hubungan yang ada pada
rganisasi menurut Hasibuan (2010:150) terdapat lima jenis bentuk struktur utama
organisasi, bentuk struktur organisasi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Bentuk Organisasi Lini (Line Organization)


Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi
lini terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung
secara vertikal dari atasan ke bawahan.
Ciri-ciri organisasi lini adalah :
1. Organisasinya relatif kecil dan sederhana.
2. Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui
garis wewenang terpendek.
3. Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan dan merupakan satu-satunya
sumber kekuasaan, keputusan dan kebijakan dari organisasi.
4. Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal.
5. Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak beraneka
macam.
6. Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan,
dan kebijaksanaan dari organisasi.
7. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab
penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada didalam unitnya.
Keunggulannya :
1. Kesatuan pimpinan dan azas kesatuan komando tetap dipertahankan
sepenuhnya.
2. Garis komando dan pengendalian tugas, tidak mungkin terjadi kesimpang
siuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan.

3. Proses pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan instruksi-instruksi


berjalan cepat.
4. Pengawasan melekat (waskat) secara ketat terhadap kegiatan-kegiatan
karyawan dapat dilaksanakan.

5. Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik.


6. Koordinasi relatif mudah dilaksanakan.
7. Rasa solidaritas dan esprit de crop para karyawan pada umumnya tinggi,
karena masih saling mengenal.
Kelemahannya :
1. Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak
dapat dibedakan.
2. Adanya kecenderungan pucuk pimpinan bertindak secara otoriter/diktator.
3. Maju mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk
pimpinan saja, karena wewenang menetapkan keputusan, kebijaksanaan,
dan pengendalian dipegang sendiri.
4. Organisasi secara keseluruhan terlalu bergantung pada satu orang.
5. Kaderisasi dan pengembangan bawahan kurang mendapatkan perhatian,
karena mereka tidak diikutsertakan dalam perencanaan, pengambilan
keputusan, dan pengendalian.
6. Rencana, keputusan, kebijaksanaan dan pengendalian relatif kurang baik,
karena adanya keterbatasan (limits factor) manusia.

Adapun bentuk struktur organisasi lini adalah sebagai berikut:

Sumber : Hasibuan (2010:151)


Gambar 2.1
Bentuk Struktur Organisasi Lini
Keterangan :
Wewenang lini (Line authority) =

b. Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and staff organization)


Bentuk organisasi lini dan staf pada dasarnya merupakan kombinasi
dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Asas kesatuan komando tetap
dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari
pucuk pimpinan kepada pimpinan dibawahnya. Pucuk pimpinan tetap
sepenuhnya berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan
tujuan perusahaan. Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat
bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya memberikan bantuan, pemikiran
saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf :
1. Pucuk pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
2. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang
staf.

3. Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan


tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan
langsung.
4. Organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat
kompleks.
5. Hubungan antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung.
6. Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
7. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara
optimal.
Keunggulannya :
1. Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada
dalam satu tangan saja.
2. Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang
staf.
3. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan,
staf dan pelaksana.
4. Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya
mempunyai seorang atasan tertentu saja.
5. Bawahan hanya mendapat perintah dan memberikan tanggung jawab
kepada seorang atasan tertentu saja.
6. Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan relatif lebih lancar, karena mendapat
bantuan data, informasi, saran-saran, dan pemikiran para stafnya.
7. Asas the right man in the right place lebih mudah dilaksanakan.
8. Organisasi ini fleksibel dan luwes, karena dapat diterapkan pada organisasi
besar maupun kecil, organisasi perusahaan maupun organisasi sosial.
10

9. Kedisiplian dan moral karyawan tinggi, karena tugas-tugasnya sesuai


dengan keahliannya.
10. Keuntungan dari spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
11. Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah ada pembagian tugas
yang jelas.
12. Bakat karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan, karena mereka
bekerja sesuai dengan kecakapan dan keahliannya.
13. Perintah dan pertanggungjawaban melalui garis vertikal terpendek.
Kelemahannya :
1. Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau
bantuan nasihat.
2. Solidaritas dan esprit de corp karyawan kurang, karena tidak saling
mengenal.
3. Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian
menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.
Adapun organisasi lini dan staf (line and staff organization) dapat
dilihat sebagai berikut:

Sumber : Hasibuan (2010:153)


Gambar 2.2
Bentuk Struktur Organisasi Lini dan Staf
Keterangan :
Wewenang lini (Line authority) =
Wewenang staf (Staff authority) = ------------------11

c. Bentuk Organisasi Fungsional.


Diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan
sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini,
masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh,
pembagian kerja didasarkan pada spesialisasi yang sangat mendalam dan
setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan
spesialisasinya.
Ciri-ciri organisasi fungsional :
1. Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
3. Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
4. Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
5. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu lini dan fungsional.
Keunggulannya :
1. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara
optimal.
2. Keuntungannya adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
3. Para karyawan akan terampil dibidangnya masing-masing.
4. Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
5. Solidaritas, moral dan kedisiplinan karyawan yang mengerjakan pekerjaan
yang sama tinggi.
6. Direktur Utama tugasnya ringan, karena para direkturnya adalah spesialis
dibidangnya masing-masing.
Kelemahannya :
12

1. Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa


atasan.
2. Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan.
3. Para karyawan sulit mengadakan alih tugas (tour of duty = tour of area),
akibat spesialisasi yang mendalam, kecuali mengikuti pelatihan terlebih
dahulu.
4. Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga
koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan.
5. Sering terjadi solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat
menimbulkan pengkotak-kotakkan ikatan karyawan yang sempit.
Adapun bentuk Organisasi Fungsional adalah sebagai berikut:

Sumber : Hasibuan (2010:157)


Gambar 2.3
Bentuk Organisasi Fungsional
Keterangan :
Wewenang lini (Line authority)

Wewenang fungsional (Functional authority) =


d. Bentuk Organisasi Lini, Staf dan Fungsional
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan fungsional,
biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat Dewan

13

Komisaris (board of director) diterapkan tipe organisasi lini dan staf,


sedangkan pada tingkat middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional.
Organisasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan
menghilangkan kelemahan dari ketiga tipe organisasi tersebut.

Sumber : Hasibuan (2010:158)


Gambar 2.4
Bentuk Organisasi Lini, Staf dan Fungsional
Keterangan :
Wewenang lini (Line authority)

Wewenang staf (Staff authority)

Wewenang fungsional (Functional authority) =


e. Bentuk Organisasi Komite.
Suatou organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang
yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite (panitia = committees
organization) mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat
pimpinan kolektif presidium/plural executive dan komite ini bersifat
manajerial. Komite dapat juga bersifat formal atau informal, komite-komite itu
dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan
tugas-tugas dan wewenang dibagikan secara khusus.
Ciri-ciri organisasi komite :
1. Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.
2. Wewenang semua anggota sama besarnya.
14

3. Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun


secara kolektif.
4. Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang/komisi tugas tertentu yang
harus dilaksanakan dalam bentuk gugus tugas (task force).
5. Keputusan merupakan keputusan semua anggotanya.
Keunggulannya :
1. Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh
beberapa orang.
2. Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter/diktator dapat dicegah.
3. Pembinaan dan partisipasi dapat ditingkatkan.
Kelemahannya :
1. Penanggung jawab keputusan kurang jelas, sebab keputusan merupakan
keputusan bersama.
2. Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar.
3. Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui
voting suara.
Adapun bentuk organisasi komite adalah sebagai berikut:

Sumber : Wursanto (2005:100)


Gambar 2.5
Bentuk Organisasi Komite
Keterangan :
Wewenang lini (Line authority)

Wewenang fungsional (Functional authority)

15

BAB III
ANALISIS STRUKTUR ORGANISASI DINAS CIPTA KARYA
KEBERSIHAN DAN TATA RUANG
KABUPATEN CIAMIS
3.1 Profil Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Ciamis
Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Ciamis
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 12 Tahun 2012
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 17
Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ciamis, merupakan
bagian dari Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ciamis yang berkedudukan
sebagai lembaga unsur penunjang Pemerintah Daerah, dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Ciamis
melalui Sekretaris Daerah.
Dengan Rumusan dan Arah Kebijakan Strategis Dinas Cipta Karya
Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Ciamis diharapkan dapat dijadikan
landasan dalam menjawab permasalahan yang dihadapi sehingga dapat
diminimalisir. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kesenjangan berkaitan kondisi
ideal Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Ciamis yang
diharapkan dengan kendala yang dinilai saat ini belum terpenuhi dapat di
proyeksikan dengan kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Rumusan kebijakan yang difasilitasi penyusunanya oleh Dinas Cipta Karya
Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Ciamis memenuhi kaidah prosedur dan
mekanisme yang tepat serta mengandung aspek-aspek regulasi yang jelas,

16

pasti dan adil serta dapat dilaksanakan melalui koordinasi yang sinergis antara
unit-unit kerja pemerintah daerah secara efesien dan efektif.
2. Tersedianya kegiatan strategis berupa proses persiapan oprasional dalam
rangka menunjang tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dalam
bentuk kebijakan-kebijakan yang bersifat Regulasi (regulation), Pelayanan
(service), dan Pemberdayaaan (empowering).
3. Pelaksanaan Program kegiatan setuju dalam bidan kebersihan dan tata ruang,
dilaksanakan secara efektif dengan adanya proses penataan organisasi
pemerintahan yang lebih proposional, efektif dan efisien sesuai kebutuhan.
4. Kinerja aparatur perangkat daerah mengarah pada profesionalisme di berbagai
bidang yang terlihat dari peningkatan kemapuan teknis dan managerial,
sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi seluruh unit kerja akan lebih optimal
dan berorientasi pada pencapaian tujuan.
5. Berbagai dinamika kegiatan sebagai salah satu strategis yang dapat
meningkatkan etos kerja dalam pemerintahan sehingga pelaksanaan tugas dan
fugsi dapat dicapai.
6. Pelaksanaan penggalangan kemitraan kepada pihak-pihak maupun organisasi
secara optimal agar dapat menyampaikan informasi langsung kepada
masyarakat sehingga dapat menunjang pada implementasi kerja pegawai.
Proyeksi tersebut, selain memberikan ukuran dalam pencapaian tujuan
sebagaimana uraian dalam penjelasan program dan indikasi kegiatan , juga akan
memberikan landasan pada penetapan kebijakan sebagai Suatu Prosedur
Operasional (Standar Operating Procedures) untuk meningkatkan efektivitas
kerja seluruh unit kerja.
3.2 Visi dan Misi Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten
Ciamis
1. Visi :

17

Mewujudkan Pembangunan Di Kabupaten Ciamis Melalui Penataan Ruang


Dan Keciptakaryaan Yang Tepat Dan Efisien Dalam Mendukung Tercapainya
Visi Ciamis Mantap Sejahtera Tahun 2015.
2. Misi :
1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Dinas Cipta KaryaKebersihan dan
Tata Ruang.
2. Menciptakan dan menata perumahan dan pemukiman yang setuju dan
benar.
3. Menciptakan penataan ruang yang setuju sesuai dengan potensi dan
permasalahan untuk dapat dimanfaatkan dengan optimal.
4. Meningkatkan pengawasan dan penertiban terhadap pelanggaran rencana
tata ruang.
5. Memfasilitasi

masyarakat

Kabupaten

Ciamis

dalam

pengelolaan

kebersihan, pertamanan dan pemakaman.


6. Meningkatkan pelayanan dalam pengelolaan kebersihan, pertamanan dan
pemakaman.
3.3 Struktur organisasi Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Tata Ruang
Kabupaten Ciamis
Struktur organisasi pada Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Tata Ruang
Kabupaten Ciamis merupakan bentuk struktur organisasi lini dan staf (Line and
staff organization) karena terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini
dan wewenang staf serta kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan
mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang
atasan langsung. Namun pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan keputusan,
kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan suatu organisasi, namun dalam membantu
kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya

18

memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada


pimpinan

sebagai

bahan

pertimbangan

untuk

menetapkan

keputusan

dan

kebijaksanaannya sesuai dengan tujuan-tujuan serta visi dan misi Dinas Cipta Karya,

Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Ciamis.


Adapun bentuk struktur organisasi Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan
Tata Ruang Kabupaten Ciamis adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1
Struktur Organisasi
3.4 Kekurangan dan Kelebihan Struktur Organisasi di Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis
Adapun kekurangan dan kelebihan dari struktur organisasi yang diterapkan
di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis
yaitu bentuk struktur organisasi lini dan staf (line and staff organization) adalah
sebagai berikut:

19

1. Kelebihan
Adapun kelebihan dari struktur organisasi lini dan staf (line and staff
organization) yaitu sebagai berikut:
1) Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada
dalam satu tangan saja.
2) Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang
staf.
3) Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan,
staf dan pelaksana.
4) Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya
mempunyai seorang atasan tertentu saja.
5) Bawahan hanya mendapat perintah dan memberikan tanggung jawab
kepada seorang atasan tertentu saja.
6) Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan relatif lebih lancar, karena mendapat
bantuan data, informasi, saran-saran, dan pemikiran para stafnya.
7) Asas the right man in the right place lebih mudah dilaksanakan.
8) Organisasi ini fleksibel dan luwes, karena dapat diterapkan pada organisasi
besar maupun kecil, organisasi perusahaan maupun organisasi sosial.
9) Kedisiplian dan moral karyawan tinggi, karena tugas-tugasnya sesuai
dengan keahliannya.
10) Keuntungan dari spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
11) Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah ada pembagian tugas
yang jelas.
12) Bakat karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan, karena mereka
bekerja sesuai dengan kecakapan dan keahliannya.
13) Perintah dan pertanggungjawaban melalui garis vertikal terpendek.

20

2. Kekurangan
Adapun kekurangan dari struktur organisasi lini dan staf (line and
staff organization) yaitu sebagai berikut:
1. Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau
bantuan nasihat.
2. Solidaritas dan esprit de corp karyawan kurang, karena tidak saling
mengenal.
3. Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian
menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.

21

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas, mengenai struktur
organisasi di

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

Dan Aset Daerah

Kabupaten Ciamis maka dapat disimpulkan bahwa Dinas Cipta Karya, Kebersihan
dan Tata Ruang Kabupaten Ciamis merupakan lembaga pemerintah daerah yang
menggunakan bentuk struktur organisasi lini dan staf
organization)

pimpinan

tetap

sepenuhnya

berhak

(Line and staff

menetapkan

keputusan,

kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan suatu organisasi, namun dalam membantu


kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya
memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada
pimpinan

sebagai

bahan

pertimbangan

untuk

menetapkan

keputusan

dan

kebijaksanaannya sesuai dengan tujuan-tujuan serta visi dan misi Dinas Cipta Karya,

Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Ciamis.


4.2 Saran
Adapun saran yang disampaikan penulis yaitu bentuk struktur organisasi
yang diterapkan suatu instansi berbeda-beda serta memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Namun, harapan setiap organisasi dalam suatu
instansi tentunya ingin tetap bertahan atau semakin maju. Untuk itu pihak instansi
harus lebih memperhatikan tugas dan hubungan wewenang antara pimpinan
dengan staf atau bawahan baik secara vertikal, horizontal dan diagonal.
22

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.


Siswanto, Bejo. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Wursanto. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta : Andi Offset.

23

Anda mungkin juga menyukai