Anda di halaman 1dari 7

Kesehatan Perjalanan Haji

Sebagai acuan/ Panduan bagi Jemaah Haji Indonesia


Khusus yang tergabung dalam PT. Pakem
Oleh :
Dr. H Raden Furqon HT, SH, MHA
Dokter Pendamping Jemaah Haji Indonesia

Pengantar :
Ibadah Haji merupakan rukun Islam yang ke Lima, sehingga seorang Muslim sebenarnya
memiliki kewajiban melaksanakan ibadah Haji hanya sekali dalam seumur hidup apabila
mampu.Mampu dalam hal pendanaan, mampu dalam hal kesehatan dan mampu dalam
keilmuannya.Sehingga Jemaah haji tersebut kembali ke tanah air dalam keadaan seperti beliau
berangkat.Setiap tahunnya sekitar 3-5 juta orang dari seluruh penjuru dunia melakukan
migrasi masal menuju tanah haram demi menghadap Ridho Allah SWT semata. Jemaah Hji
Indonesia selalu menjadi pemegang rekor tetap kuota Jemaah Haji terbanyak di dunia,
sayangnya persiapan kesehatan calon Jemaah haji sebagian besar terabaikan, hingga akibatnya
angka morbiditas dan mortalitas Jemaah Haji di Arab senantiasa mengkhawatirkan terutama
yang mempunyai risiko tinggi diantaranya usia lanjut dan penyakit degenerative. Adapula
Calon Jemaah Haji (CJH) yang menderita penyakit menular dari taah air seperti influenza,
Hepatitis, TBC aktif dan lain-lain, sehingga sesampainya di Tanah Suci akan mengakibatkan
penularan kepada orang lain. Oleh karena itu diperlukan pencegahan dini.
Melihat dari pola musim di Arab Saudi terdiri dari musim panas dan musim dingin serta
musim peralihan.
Bulan Nopember sampai Februari bisa dikategorikan musim dingin
Bulan Maret sampai Juni dikategorikan musim sedang atau peralihan
Bulan Juli sampai Oktober dikategorikan musim Panas
Pada ibadah Haji ini lain dari pada ibadah yang lainnya karena pada ibadah Haji ini lebih
ditekankan pada kegiatan fisik. Oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan diri kita
sehingga diri kita tidak tergantung kepada orang lain atau dengan kata lain kita beribadah
dengan tidak menyusahkan orang lain.

Sudah seharusnya pada ibadah Haji ini dilaksanakan apabila kita mampu tapi bukan hanya
mampu tetapi juga harus tahu dan mau.Tahu, Mampu dan Mau ini merupakas satu kesatuan
yang tidak boleh dipisahkan.
Tahu, Mampu dan Mau
Kita harus TAHU semua ilmu yang akan kita lakukan saat ibadah Haji, apabila tidak tahu
segera mencari tahu dengan bertanya dan membaca atau mengikuti Manasik Haji.
Kita harus MAMPU melakukan semua rangkaian ibadah Haji dan mampu menjaga
kesehatan.Mampu berangkat mampu diperjalanan mampu di tempat tujuan (Haromain)
dan mampu kembali lagi ke Tanah Air Indonesia.Juga mampu menanggulangi keluarga
selama ditinggalkan, mencari bantuan sampai mampu, apabila tidak mampu jangan
memaksakan.
Kita harus MAU melakukan Ibadah dan menjaga kesehatan diri, apabila tidak mau jangan
berangkat Haji.
Kita harus Tahu, Mampu dan Mau diantaranya dalam hal :
1. Ilmu Ibadah : Syarat Haji, Rukun Haji, Wajib Haji, Sunah Haji, Makruh dan Haram
serta yang membatalkan Haji.
2. Ilmu Kesehatan : Kesehatan diri dan masyarakat serta pertolongan pertama terhadap
diri dan orang lain.
Penyakit yang tersering : Batuk pilek (ISPA), Gatal-gatal (Alergi), Diare, Heat Stroke,
Hypotermia, Psikosomatis dan lain-lain.
3. Karakteristik Alam : Sub Tropis dengan kelembaban yang rendah (kering)
4. Simbol-simbol : Ciri-ciri Petugas Indonesia, ciri-ciri Petugas daerah setempat, tandatanda di sekitar Mesjid, Penginapan, Tenda, Bus dan lain-lain.
Pencegahan :
Selama perjalanan ibadah sebaiknya kita meminum dan memakan sesuatu harus yang halal
dan toyyib.Minum tidak kontras dingin ke panas atau panas ke dingin. Perbanyak minum air
zam-zam ;zam-zam is the best water of the world. Banyak makan buah dan sayuran,
makan teratur dengan porsi yang cukup, ketenangan jiwa dan raga, selalu berprasangka baik,
olah raga teratur : olah raga pernafasan, jalan kaki dan gerakan Sholat yang benar sesuai
tuntutan Rasulullah SAW, konsentrasi dan Berdoa.

Kesehatan Perjalanan :
1. Persiapan Sebelum Berangkat
a. Keadaan Kesehatan
Sekurang-kurangnya empat minggu sebelum berangkat berkonsultasilah dengan dokter
pribadi anda ; dokter yang biasa menngani kesehatan pribadi atau keluarga anda
apabila anda dan keluarga sakit. Tentang kesehatan anda saat sebelum berangkat, dan
prakiraan saat diperjalanan dan ditempat tujuan, serta obat-obatan apa saja yang
sebaiknya di bawa. Kemudaian apa saja yang harus anda kemukakan kepada dokter
diperjalanan atau dokter di daerah tujuan.
b. Persiapan Fisik
Untuk mempersiapkan fisik calon Jemaah Haji supaya fit dan bugar selama perjalanan
Haji sebaiknya calon Jemaah Haji sebelum berangkat kurang lebih satu bulan sudah
harus melatih fisiknya dengan berlatih berjalan kaki minimal 3x (tiga kali) seminggu
minimal 1.000 (seribu) langkah setiap kali latihan.
Kenali penyakit-penyakit yg diderita terutama penyakit kronik dan degenerative.
c. Mengatur Haid
Saat ibadah Haji ; jadwal menstruasi (haid) menjadi persoalan tersendiri bagi Jemaah
perempuan. Berbagai upaya dilakukan kaum perempuan untuk mengatur datangnya
haid.Karena ibadah Haji terikat pada waktu tertentu.Tidak bisa ditunda atau dimajukan
waktunya.Bagi Jemaah perempuan, hal itu bukan perkara mudah.Terutama jika
pelaksanaan rukun Haji di Arab Saudi tersebut bertepatan dengan hari datangnya haid.
Dengan kata lain, apabila Jemaah Haji perempuan datang bulan/haid pada saat harus
menjalankan rukun Haji (wajib), ibadahnya tidak sah. Konsekwensinya, hajinya batal
dan harus diulang pada musim Haji berikutnya.Padahal, tidak semua kaum perempuan
mampu secra finansialuntuk kembali berhaji pada musim Haji berikutnya. Apabila
demikian, perjalanan menunaikan ibadah Haji menjadi sia-sia, oleh karena itu
mengatur masa-masa haid ; memajukan atau menunda haid

selama pelaksanaan

ibadah Haji, sangat diperlukan, terutama apabila haid terjadi saat puncak pelaksanaan
ibadah Haji.
Mengapa perlu obat pengatur haid saat menunaikan ibadah Haji? Saat menunaikan
ibadah Haji pada Jemaah Haji perempuan yang sedang haid dilarang melakukan
kegiatan seperti Tawaf, Sholat ; Sholat wajib ataupun Sunnah, berdiam di masjid,
memegang Al-Quran.
Yang perlu dilakukan apabila merencanakan pengaturan haid adalah :
a. Periksa diri ke dokter sesegera mungkin usahakan jangan kurang dari 1 bulan
sebelum keberangkatan. Sebelumnya sebaiknya kenali terlebih dahulu siklus
haidnya.

b. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kelainan pada


organ reproduksi atau kondisi lain yang dapat menimbulkan komplikasi bila
diperlukan obat pengatur haid.
c. Dokter dapat merencanakan pemberian obat pengatur haid yang paling sesuai
dengan kondisi kesehatan calon Jemaah Haji perempuan.
Obat yang mengandung Progesteron
Untuk memilih obat pengatur haid, sebaiknya obat yang mengandung Progesteron
dengan ciri pil yang sama diminum tiap hari, umumnya berbentuk pil satuan dalam
kemasan, dapat berupa pil KB untuk ibu menyusui dalam bentuk kemasan untuk 28
hari dengan jenis pil yang sama. Yang perlu diperhatikan sebelum mengkonsumsi obat
pengatur haid antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Riwayat Sakit kepala yang hebat atau Migrain


Riwayat Thrombophlebitis atau Tromboemboli
Varises berat
Kangker Payudara
Perdarahan dari Vagina yang belum diketahui penyebabnya
Penyakit gangguan hati/ riwayat penyakit kuning
Riwayat Preeklampsi dalam kehamilan
Penyakit Jantunf dan Pembuluh darah
Menderita penyakit kencing manis dengan komplikasi
Hipertensi berat
Pengguna obat-obatan rutin ; seperti obat TBC dan Kencing manis
Riwayat Depresi atau Gangguan kejiwaan

Gangguan yang dapat muncul pada penggunaan obat pengatur haid diantaranya mual,
muntah, sakit kepala dan nyeri payudara umumnya hanya pada pengguna pil
kombinasi yang mengandung hormon esterogen.
Gangguan yang muncul seperti perdarahan bercak lebih sering pada pengguna obat pil
yang mengandung Progesteron saja.
Apabila Jemaah Haji ingin menunda haidnya, disarankan dapat menggunakan pil
progesterone saja atau pil kombinasi.Pada penggunaan pil kombinasi yang digunakan
hanya pil aktif, pil placebo tidak dimakan atau dibuang saja.Paling ideal pil mulai
digunakan pada hari ke-2 hingga ke-5 haid atau selambat-lambatnya 14 hari sebelum
hari pertama haid yang ingin ditunda. Pil dihentikan segera setelah penundaan haid
tidak diperlukan, dan haid yang akan datang 2-3 hari setelah pil dihentikan.

Perlu diingat bagi mereka yang siklus haidnya tidak teratur dan paling baik apabila
dikonsumsi dimulai 3 hingga 6 bulan sebelum tanggal keberangkatan.
Selama Penggunaan pil Progesteron
a. Apabila tiba-tiba timbul sakit kepala mendadak, maka hentikan segera penggunaan
pil Progesteron
b. Wanita dengan riwayat Depresi kejiwaan harus mendapat perhatian khusus.
Pil Progesteron harus dihentikan apabila depresi timbul kembali dengan lebih
serius
c. Wanita dengan kencing manis perlu diawasi secra tteliti
d. Penambahan berat badan mungkin ada hubungannya dengan penggunaan
Progesteron.
e. Wanita dengan penyakit Ginjal dan Epilepsi memerlukan pengawasan katat.
2. Saat di Pesawat
Pastikan badan kita cukup cairan tubuh, tidak minum kafein berlebih, tidak minum
alcohol.Makan makanan ringan untuk mencegah kembung. Keadaan yang paling sering
diantaranya : Deep Vein Thrombosis (sindroma kelas ekonomi) yaitu terjadinya gumpalan
darah beku di pembuluh darah dalam, biasanya terjadi pada pembuluh darah kaki. Untuk
mengurangi risiko ini, kit harus melatih otot-otot dengan berjalan-jalan kapan kita sempat,
gunakan kaos kaki yang agak ngepres.Konsultasikan apabila terjadi hal ini kepada dokter
anda mungkin perlu tindakan pengobatan.
Mabuk perjalanan juga sering terjadi, apabila anda sering mabuk perjalanan sebaiknya
minum obat mabuk sekitar 15 menit sebelum melakukan perjalanan. Atau bila terjadi hal
seperti ini diperjalanan beruahalah melihat lurus ke depan dan fokus pada objek yang jauh,
hindari konsentrasi pada benda-benda yang dekat dan jangan melamun.
3. Di Daerah Tujuan
Beberapa keadaan yang sering timbul :
a. Jet Lag
Adalah kombinasi gejala-gejala seperti : letih, perasaan gusar, dehidrasi dan
terganggunya pola tidur. Kondisi ini dialami seseorang setelah terbangdengan pesawat,
terutama apabila menempuh perjalanan jauh.
Untuk mengurangi Jet Lag dinataranya :
1) Makan dan tidur berdasarkan zona waktu tempat tujuan
2) Hindari Dehidrasi ; minum cukup selama perjalanan
3) Melatonin, suplemen hormone yang membentu mengatur pola tidur dapat
dipertimbangkan.

4) Hindari tidur yang sebenarnya, yang memuat lebih sulit bagi tubuh anda untuk
menyesuaikan dengan zona waktu yang baru.
b. Dehidrasi/ kekurangan cairan
Berhubungan dengan kelembaban udara dan aktivitas yang sangat tinggi sehingga
tubuh kekurangan cairan bisa juga karena diare.
c. Hipoglikemia/ Kekurangan zat gula
Aktivitas yang terlalu tinggi sementara asupan kalori kurang
d. Hipotermia/ Penurunan suhu tubuh
Tubuh tidak bisa merespon suhu sekitar yang dingin/ terlalu dingin
e. Heat Stroke/ Lena/ Panas yang menyengat
Tubuh tidak bisa merespon suhu sekitar yang panas atau sangat panas
f. Psikosomatis / Gangguan Kejiwaan
Tips untuk pemilik penyakit kronis yaitu : terbuka pada saat pemeriksaan oleh dokter di
tanah air, membawa dan meneruskan obat-obatan yang sedang dikonsumsi, selalu dekat
dengan dokter kloter, traveling dialysis harus selalu dibawa dan segera lapor ke dokter
sector. Pada penderita Diabetes dengan insulin lebih baik apabila membawa glucometer
sendiri.Utamakan aktivitas wajib dan hindari keramaian.
Untuk menghindari mimisan, dianjurkan selalu memakai masker kain yang dibasahi
dengan air zam-zam, minum yang cukup, jus buah, makan buah dan sayuran,
mengkonsumsi Vitamin dan jangan mengorek-ngorek hidung.
Apabila calon Jemaah Hajikeluar dari penginapan di siang hari, sebaiknya upayakan
jangan terkena sinar mata hari langsung. Gunakan pelembab kulit dan bibir setelah mandi,
gunakan sabun yang soft .gunakan kaca mata hitam di siang hari.
4. Kembali ke Tanah Air
Setelah tiba kembali di tanah air jaga kesehatan anda, temui dokter apabila :
a. Merasa Sakit : apabila terkena penyakit bawaan dari rantau, harus mau apabila
pemerintah mengharuskan untuk dikarantina

terutama apabila penyakt tersebut

diketegorikan sebagai penyakit menular.


b. Baru saja dari tempat dengan epidemic penyakit menular atau menderita gejala-gejala
sakit sesuai dengan gejala penyakit di daerah endemik.
c. Berhubungan dengan orang sakit saat di tanah suci
d. Telah melakukan aktivitas berisiko tinggi
Penutup :

Demikian Makalah ini saya sampaikan semoga berguna untuk kita semua sebagai calon
Jemaah Haji, ataupua bagi siapa saja yang membacanya.
Tiada gading yang tak retak, apabila ada kesalahan atau hal lain yang tidak berkenan dalam
tulisan ini secara pribadi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Travel Kit
Persiapan Travel KIT, untuk keadaan darurat, terdiri dari :
1. Pil anti demam/ anti sakit
2. Anti diare
3. Antihistamin/ anti gatal
4. Anti Septik
5. Lozanges/ pereda batuk
6. Plester
7. Thermometer
8. Desinfektan tangan
9. Masker
10. Lainnya ; obat-obatan dan alat P3K sesuai kebutuhan
11. Payung
12. Semprotan air

Anda mungkin juga menyukai