Indonesia. Anda yang tertarik dan senang dengan bisnis ini namun tidak ingin branding terlalu
lama bisa memilih usaha yang satu ini. Usaha ini terbilang menjanjikan sebab memiliki partner
media besar yang tersebar di seluruh tanah air. Baik itu media elektronik TV maupun media
Online. Dengan branding yang kuat dan iklan yang oke ini, Royal Garden Family mudah dikenal di
kota Anda. Usaha salon ini memiliki perkembangan yang cukup pesat bahkan bisa membuka
belasan kantor dalam satu tahun saja. Penasaran dengan profil selengkapnya?
Tentang profil bisnis royal garden family spa & reflexology, keuntungan, dan cara bergabung
Bisnis Royal Garden Family Spa Reflexology
Profil bisnis
Usaha ini didirikan di Jakarta pada tahun 2009. Sejak didirikan perusahaan PT Royal Anugerah
Famelindo ini memiliki segudang prestasi yang baik dan bisa Anda jadikan pertimbangan saat
hendak memilihnya sebagai partner bisnis Anda. Salah satu hal yang menarik dari usaha ini
adalah bahwa usaha salon belum banyak ada di Indonesia. Kalau pun ada, skalanya masih sangat
kecil dengan segmentasi pasar yang terbatas. Risiko barang busuk juga tidak ada karena bisa
Anda gunakan sendiri jika tidak habis. Bagaimanapun, sekarang dunia kecantikan di tanah air
makin maju seiring dengan definisi cantik yang kian berkembang seolah tidak pernah puas.
Telepon Marketing
021 51102901 atau 93 999 849 atau 969 22 006
Email: cs.royalgardenspa@hotmail.com
Situs: www.royalgardenspa.net
Paket investasi
Ada dua paket investasi yang ditawarkan oleh usaha ini, yakni;
Baca juga perihal info bisnis franchise landry dari kilos laundry dry cleaning.
Omzet harian ditargetkan sebesar Rp 1.400.000, di mana dalam satu bulan adalah Rp
42.000.000
Sementara itu, pengeluaran untuk listrik, produk, karyawan, royalty fee, brosur dan ATK lainnya,
termasuk sewa gedung sekitar 27.940.000 per bulan. Dengan demikian laba yang bisa
didapatkan adalah;
Dengan laba sekian, Anda bisa mengembalikan modal untuk bisnis royal garden family spa &
reflexology sekitar 13 hingga 14 bulan lamanya.
Waralaba merupakan hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa
yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain
berdasarkan Perjanjian Waralaba (Pasal 1 butir 1 PP 42/2007 jo Pasal 1 butir 1 Permendag
31/2008).
Pemberi Waralaba yang ingin mendaftarkan waralaba wajib untuk melakukan pendaftaran
Prospektus Waralaba sebelum membuat perjanjian waralaba dengan Penerima Waralaba, yang
akan diikuti dengan penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba ("STPW") (apabila seluruh
persyaratan yang akan diuraikan selanjutnya telah dipenuhi oleh Pemberi Waralaba).
Setelah Pemberi Waralaba memperoleh STPW, maka Pemberi Waralaba dapat melakukan
Perjanjian Waralaba dengan Penerima Waralaba. Selanjutnya, Penerima Waralaba akan
mendaftarkan Perjanjian Waralaba, yang akan diikuti dengan penerbitan STPW (apabila seluruh
persyaratan yang akan diuraikan selanjutnya telah dipenuhi oleh Penerima Waralaba).
Apabila yang dimaksud dalam pertanyaan Anda adalah prosedur pendaftaran Prospektus
Waralaba dan Perjanjian Waralaba untuk mendapatkan STPW, berikut kami uraikan prosedur
pendaftaran Prospektus Waralaba dan Perjanjian Waralaba berdasarkan Permendag 31/2008 jo
PP 42/2007 :
I.
A.
Prospektus Waralaba
Berdasarkan Pasal 7 ayat (2) PP 42/2007 Prospektus Waralaba yang akan didaftarkan oleh
Pemberi Waralaba, setidaknya memuat :
(i)
Data Identitas Pemberi Waralaba, termasuk namun tidak terbatas pada copy KTP Pemberi
Waralaba (apabila Pemberi Waralaba merupakan perseorangan), KTP Pemegang Saham berikut
dewan komisaris dan direksi (apabila Pemberi Waralaba merupakan badan usaha (i.e Perseroan
Terbatas));
(ii)
Legalitas Usaha Pemberi Waralaba, termasuk namun tidak terbatas pada Surat Izin Usaha
Perdagangan ("SIUP"), Izin tetap Usaha Pariwisata, Surat Izin Pendirian Satuan Pendidikan;
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
Apabila Prospektus Waralaba yang akan didaftarkan menggunakan bahasa asing, maka wajib
untuk diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia. Pemberi Waralaba yang berasal
dari luar negeri wajib melegalisir Prospektus Penawaran Waralaba oleh Notaris Publik dengan
melampirkan surat keterangan dari Atase Perdagangan Republik Indonesia atau Pejabat
Perwakilan Republik Indonesia di negara asal Pemberi Waralaba.
Prospektus Waralaba tersebut wajb untuk disampaikan oleh Pemberi Waralaba kepada calon
Penerima Waralaba pada saat penawaran atau paling lambat 2 (dua) minggu sebelum
penandatangan Perjanjian Waralaba (Pasal 7 ayat (1) PP 42/2007 jo Pasal 4 ayat (1) Permendag
31/2008).
B.
1)
(i)
Pemberi Waralaba yang berasa dari luar negeri dan Pemberi Waralaba lanjutan yang berasa
dari luar negeri mengajukan permohonan kepada Direktorat Bina Usaha dan Pendaftaran
Perusahaan, Direktorat Jendral Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, sesuai
dengan Lampiran III A-1 Permendag 31/2008;
(ii) Pemberi Waralaba yang berasa dari dalam negeri dan Pemberi Waralaba lanjutan yang
berasa dari dalam negeri mengajukan permohonan kepada kantor Dinas Perdagangan DKI
Jakarta/ kabupaten/kota setempat, sesuai dengan Lampiran III A-2 Permendag 31/2008.
2)
Setiap pemohon wajib untuk menyampaikan permohonan STPW yang ditandatangani oleh
pemilik, pengurus atau penanggung jawab perusahaan atau kuasa pemohon (dengan
menyertakan surat kuasa) dengan melampirkan dokumen sebagai berikut :
(i)
Apabila permohonan dilakukan oleh Pemberi Waralaba yang berasal dari luar negeri wajib
melampirkan :
(ii) Apabila permohonan dilakukan oleh Pemberi Waralaba lanjutan yang berasal dari luar
negeri dan Pemberi Waralaba lanjutan yang berasal dari dalam negeri wajib melampirkan :
e. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Akta Perubahan yang telah mendapat
Pengesahan dari Instansi Berwenang (apabila Pemberi Waralaba merupakan badan hukum);
f.
(iii) Apabila permohonan dilakukan oleh Pemberi Waralaba yang berasal dari dalam negeri wajib
melampirkan :
c. Fotocopy TDP;
d. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Akta Perubahan yang telah mendapat
Pengesahan dari Instansi Berwenang (apabila Pemberi Waralaba merupakan badan hukum);
f.
3)
II.
A.
Perjanjian Waralaba
Berdasarkan Pasal 5 PP 42/2007 Perjanjian Waralaba yang akan didaftarkan oleh Penerima
Waralaba, setidaknya memuat :
(i)
(ii)
(iii)
kegiatan usaha;
(iv)
(v)
bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan dan pemasaran yang diberikan
Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba;
(vi)
wilayah usaha;
(vii)
(x)
(xi)
Dalam suatu Perjanjian Waralaba dapat memuat klausula bahwa Penerima Waralaba dapat
menunjuk Penerima Waralaba lain.
Apabila Perjanjian Waralaba yang akan didaftarkan menggunakan bahasa asing, maka wajib
untuk diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia. Para Pihak dalam Perjanjian
Waralaba memiliki kedudukan hukum yang setara dan tunduk pada peraturan perundangundangan Republik Indonesia.
Perjanjian Waralaba tersebut wajb untuk disampaikan kepada calon Penerima Waralaba paling
lambat 2 (dua) minggu sebelum penandatangan Perjanjian Waralaba (Pasal 5 ayat (3) PP
42/2007 jo Permendag 31/2008). Setelah menandatangani Perjanjian Waralaba, Penerima
Waralaba wajib untuk mendaftarkan Perjanjian Waralaba tersebut untuk memperoleh STPW.
B.
1)
(i)
Penerima Waralaba yang berasa dari luar negeri mengajukan permohonan kepada
Direktorat Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, Direktorat Jendral Perdagangan Dalam
Negeri, Kementerian Perdagangan, sesuai dengan Lampiran III B-1 Permendag 31/2008;
(ii) Penerima Waralaba yang berasal dari dalam negeri, Penerima Waralaba lanjutan yang
berasal dari waralaba dalam negeri, dan Penerima Waralaba lanjutan yang berasal dari waralaba
luar negeri mengajukan permohonan kepada kantor Dinas Perdagangan DKI
Jakarta/kabupaten/kota setempat, sesuai dengan Lampiran III B-2 Permendag 31/2008.
2)
Setiap pemohon wajib untuk menyampaikan permohonan STPW yang ditandatangani oleh
pemilik, pengurus atau penanggung jawab perusahaan atau kuasa pemohon (dengan
menyertakan surat kuasa) dengan melampirkan dokumen sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Fotocopy TDP;
e.
f.
Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Akta Perubahan yang telah mendapat
Pengesahan dari Instansi Berwenang (apabila Penerima Waralaba merupakan badan hukum);
g.
h.
3)
Dasar hukum:
1.
2.
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan
Waralaba.