Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

ZAT PEWARNA PADA MAKANAN


HALAMAN JUDUL

MATA KULIAH ANALISA KIMIA AIR, MAKANAN DAN MINUMAN


DOSEN PEMBIMBING:

Hesti Marliza, M.Si


DISUSUN OLEH:

Nama
Debby N.A
Eka Basani
Mirawani
Putri Rahayuningsih

Nim
7140004
7140008
7140013
7140016

AKADEMI ANALIS KESEHATAN


PUTRA JAYA BATAM
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah Swt, karena dengan ini kami diberi kesempatan untuk
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini.
Pembuatan makalah ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak, baik itu dari Dosen
pengajar kami ibu Hesti Marliza, M.Si Begitu pula pihak-pihak yang turut serta
membantu terselesaikan makalah ini. Kami mengucapkan banyak terima kasih karena
mereka semua kami punya motivasi dalam merampungkan tugas makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi kita dalam mempelajari
dan memahami mengenai hal hal yang berkaitan dengan pewarnaan pada bahan
makanan.
Kami menyadari makalah yang kami susun ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan.

Batam, 22 Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1

Latar belakang..................................................................................................4

1.2

Rumusan Masalah............................................................................................5

1.3

Tujuan...............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
2.1

Definisi.............................................................................................................6

2.2

Jenis Zat Pewarna.............................................................................................6

2.3

Cara Analisa......................................................................................................9

BAB III PENUTUP......................................................................................................11


1.

Kesimpulan.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi
fungsinya dan aman dikonsumsi karena makanan yang tidak aman dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan (Cahyadi, 2009). Aneka produk
makanan dan minuman yang berwarna-warni tampil semakin menarik. Warna-warni
pewarna membuat aneka produk makanan mampu mengundang selera, walaupun
demikian, konsumen harus berhati-hati. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
sering menemukan produk makanan yang menggunakan pewarna tekstil. Di era
modern, bahan pewarna tampaknya sudah tidak bisa dipisahkan dari berbagai jenis
makanan dan minuman olahan. Produsen pun berlomba-lomba untuk menarik
perhatian para konsumen dengan menambahkan pewarna pada makanan dan minuman
(Surdijati, Anyar & Lanni, 2010). Kasus penyalahgunaan bahan tambahan pangan
yang biasa terjadi adalah penggunaan bahan tambahan yang dilarang untuk bahan
pangan dan penggunaan bahan makanan melebihi batas yang ditentukan. Penyebab
lain, produsen berusaha memenuhi kebutuhan dengan keuntungan yang besar dan
pada harga murah serta munculnya zat pewarna makanan ini digunakan untuk
mempertahankan kondisi makanan agar menarik (Mukaromah, 2008). 2 Pemerintah
Indonesia

melalui

Peraturan

Menteri

Kesehatan

(Permenkes)

No.239/Menkes/Per/V/85 menetapkan 30 zat pewarna berbahaya. Rhodamine B


termasuk salah satu zat pewarna yang dinyatakan sebagai zat pewarna berbahaya dan
dilarang digunakan pada produk pangan (Syah et al, 2005), namun demikian,
penyalahgunaan rhodamine B sebagai zat pewarna pada makanan masih sering terjadi
di lapangan dan diberitakan di beberapa media massa, sebagai contoh, rhodamine B
ditemukan pada makanan dan minuman seperti kerupuk, sambal botol dan sirup di
Makassar pada saat BPOM Makassar melakukan pemeriksaan sejumlah sampel
makanan dan minuman ringan (Anonimus, 2009). Zat pewarna makanan merupakan
suatu senyawa berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang
diwarnainya. Warna dari suatu produk makanan ataupun minuman merupakan salah
satu ciri yang sangat penting. Warna merupakan kriteria dasar untuk menentukan

kualitas makanan, antara lain warna juga dapat memberi petunjuk mengenai
perubahan kimia dalam makanan, seperti pencoklatan (Cahyadi, 2009).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu zat pewarna ?
b. Apa jenis-jenis zat pewarna?
c. Apa dampak zat pewarna bagi kesehatan ?
1.3 Tujuan
a.
b.
c.
d.

Untuk mengetahiu tentang zat pewarna pada makanan dan minuman


Untuk mengetahiu sumber-sumber pewarna pada makanan dan minuman
Untuk mengetahui jenis-jenis pewarna baik alami maupun sintesis dan tekstil
Untuk mengetahui penyakit yang di sebabkan penggunaan pewarna makanan
pada kesehatan manusia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi
warna pada makanan. Zat warna adalah senyawa organik berwarna yang digunakan
untuk memberi warna suatu objek. Bahan pewarna dan pigmen terlihat berwarna karena
mereka menyerappanjang gelombang tertentu dari cahaya. .Berlawanan dengan bahan
pewarna,pigmen pada umumnya tidak dapat larut, dan tidak memiliki afinitas terhadap substrat.

2.2 Jenis Zat Pewarna


1.

A. Zat Pewarna Alami


Karoten,
Menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk mewarnai
produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin. Dapat
diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya.

2.

Biksin
Memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon Bixa
orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk mewarnai
mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.

3.

Karamel
Berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan)
karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri dari 3 jenis, yaitu
karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman berkarbonat, karamel
cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula kelapa yang selain berfungsi
sebagai pemanis, juga memberikan warna merah kecoklatan pada minuman es
kelapa ataupun es cendol

4.

Klorofil
Menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan untuk

makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan.
Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk
dan sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna
hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau yang
cantik, juga memiliki harum yang khas
5.

Antosianin
Penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga dan
buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga tasbih/kana,
krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel,chery, anggur, strawberi, juga
terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan warna
biru keunguan. Bunga belimbing sayur menghasilkan warna merah. Penggunaan
zat pewarna alami, misalnya pigmen antosianin masih terbatas pada beberapa
produk makanan, seperti produk minuman (sari buah, juice dan susu).

Kelebihan : aman dikonsumsi,aroma sedap dan khas


Kekurangan : pilihan warna terbatas dan tidak tajam
B. Pewarna Sintesis
1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Selain
berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak , pada sekitar 1-10 dari 10.000 orang,
Tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit).
Penyakit yang di timbulkan :
Rhinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam). Intoleransi ini lebih umum
pada penderita asma atau orang yangsensitive terhadap aspirin.
2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow/Yellow 6)
Pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan
kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan.
Penyakit yang di timbulkan :
Urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual dan muntah.
3. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai, kue,
agar-agar dan minuman ringan.
Penyakit yang di timbulkan :
Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, pewarna ini dianggap
karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa Negara.
4. Allura Red (E129)

Pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman.
Pewarna ini sudah banyak dilarang di banyak Negara.
5. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan
minuman energy.
Penyakit yang di timbulkan :
Zat ini sudah dilarang di banyak Negara karena dianggap maningkatkan resiko
hiperaktivitas dan serangan asma.
Kelebihan : Pilihan warna banyak,praktis
Kekurangan : Tidak menghasilkan aroma, jika pewarna tidak cocok pd makanan
akan menimbulkan penyakit
C. Zat Pewarna Tekstil
1. Rodamin B
Zat pewarna sintesis yang sering ditambahkan adalah rhodamin B, yaitu
merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil.
Rhodamin B merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaannya dalam
produk-produk pangan.
Penyakit yang di timbulkan :
Dapat menyebabkan kerusakan organ hati, Kerusakan pada jaringan hati ditandai
dengan

terjadinya

piknotik

(sel

yang

mengalami

pinositosis)

dan hiperkromatik (pewarnaan yang lebih kuat dari normal) dari nucleus.
Degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma. Batas antar sel tidak jelas, susunan
sel tidak teratur dan sinusoid tidak utuh. Semakin tinggi dosis
2. Metanil Yellow
Kadang disebut Methanil Yellow, atau Acid Yellow adalah bahan kimia sintetik
pewarna kuning yang dilarang untuk digunakan di makanan karena bahan kimia
ini diseting untuk digunakan di industri tekstil, penyamakan kulit, kertas, sabun,
kosmetik, dan lilin terutama untuk tujuan memberikan warna kuning cerah pada
produknya.
Penyakit yang di timbulkan
Iritasi saluran pernafasan dan saluran pencernaan, kerusakan hati, tumor, dan
kanker.

2.3 Cara Analisa


Kromatografi kertas

Untuk mengetahui jenis zat pewarna umumnya digunakan metode Kromatografi


Kertas. Prinsip kerjanya adalah kromatografi kertas dengan larutan pengembang
(eluen). Setelah zat pewarna diteteskan diujung kertas rembesan (elusi), air dari
bawah akan mampu menyeret zat-zat pewarna yang larut dalam air (zat pewarna
makanan) lebih jauh dibandingkan dengan zat pewarna tekstil.Setelah zat pewarna
yang diidentifikasi telah diketahui, maka dapat disimpulkan jenis zat warna yang
digunakan pada makanan tersebut Kromatografi kertas sesuai untuk pemisahan
pewarna, tetapi metode ini memakan banyak waktu. Selain itu, metode ini
memberikan resolusi yang jelek dan kadang-kadang bercak yang terbentuk tidak
terdeteksi dengan baik, menunjukkan terbentuknya ekor yang dapat mempengaruhi
harga.

MANFAAT
1. Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.
2.Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk pangan.
3.Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami warna.
4.Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau temperatur
yang ekstrim akibat proses pengolahan dan selama penyimpanan.
5.Untuk menjaga rasa dan vitamin
KERUGIAN
1. Seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan.
2. Tidak stabil pada saat proses pemasakan.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kami menyimpulkan bahwa pewarna makanan sintesis hanya
beberapa yang di perboleh kan dengan takaran yang sudah di tentukan oleh DEPKES.
Pada zat pewarna tekstir sama sekali tidak memperbolehkan

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2006. Rhodamine B ditemukan pada makanan dan minuman di Makassar.


Republika Kamis 5 Januari 2006.
http://www.republika.co.id/online_detail.asp?=229881&kat_id=23.

[30

September

2006].
Lee TA, Sci BH, Counsel. 2005. The food from hell: food colouring. The Internet
Journal of Toxicology. Vol 2 no 2. China: Queers Network Research.
Syah et al. 2005. Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Bogor: Himpunan
Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB.
Subandi. 1999. Penelitian kadar arsen dan timbal dalam pewarna rhodamine B dan
auramine

secara

spektrofotometri:

Suatu

penelitian

pendahuluan.

http://www.malang.ac.id/jurnal/fmipa/mipa/1999a.htm. [30 September 2006 ]


Winarno FG. 2004. Keamanan Pangan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas Teknologi
Pertanian IPB.
www.anneahira.com/bahan-kimia-makanan.htm
https://informasisehat.wordpress.com/tag/pewarna-makanan/
http://lailihidayah59.blogspot.co.id/2013/05/pewarna-makan-yangdiperbolehkan.html
http://ivahaveiro.blogspot.co.id/2012/10/analisa-zat-pewarna-pada-makananmetode.html

Anda mungkin juga menyukai