Anda di halaman 1dari 2

Dwi Ries Andriyanto

C1042161
082186512440
dwiandriyanto14@gmail.com
TUGAS II dan III
Judul Penelitian

Hubungan

Indeks

Proliferasi

Ki-67

Dengan

Aspek

Klinikopatologis Pada Penderita Karsinoma Kolorektal Di


Makasar

1. Latar Belakang Masalah


Kolon dan rektum merupakan tempat keganasan terbanyak pada saluran cerna.
Karsinoma Kolorektal(KKR) dapat menyerang pria dan wanita. Serta telah menjadi masalah
kesehatan di dunia.(1)
Kunci utama keberhasilan penanganan KKR adalah ditemukannya karsinoma dalam
stadium dini sehingga terapi dapat dilaksanakan secara bedah kuratif, serta kemampuan
klinisi dalam menentukan factor prognostic yang membantu dalam menentukan rencana
terapi selanjutnya. Petanda biologis tumor merupakan substansi yang dideteksi melalui
pemeriksaan jaringan tubuh yang seringkali terdapat dalam jumlah yang lebih tinggi
dibandingkan normal pada kanker jenis tertentu. Penggunaan petanda tumor serum sangat
bergantung kepada sensitivitas, spesifitas, serta variabilitas uji klinis mencakup beberapa
faktor yang berkaitan dengan penyakit dan kemanjuran terapi (efficacy of therapy).(2)
Hingga saat ini, kemampuan variabel klinis dan patologis yang ada untuk
memprediksi terjadinya penyakit berulang, progresi tumor, atau tingkat kesembuhan pasien
sangat variatif, sehingga banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui peranan biomarka
proliferasi dalam meningkatkan ketepatan prognosis kanker kolorektal, salah satu marka yang
sering digunakan adalah Ki-67,

(Santos, 2003). Penamaan Ki berdasarkan tempat

ditemukannya Ki-67 di Universitas Kiel, Jerman oleh Gerdes et al pada awal tahun 1980,

sedangkan angka 67 menunjukkan urutan nomor kloning dari sebanyak 96 piringan yang
telah diberi label pada penelitian di universitas tersebut. Ki-67 adalah protein yang
diekspresikan oleh inti sel yang berproliferasi pada fase G1, S, G2, dan M, tetapi tidak pada
fase istirahat (fase G0). Ekspresi Ki-67 digunakan sebagai ukuran pertumbuhan sel dan
dengan demikian menjadi penanda agresivitas biologis dari suatu keganasan. (3) Pengecatan
imunohistokimia antibodi monoklonal Ki-67 merupakan sebuah pemeriksaan khusus yang
digunakan untuk mendeteksi Ki-67.(4) Ekspresi Ki-67 biasanya ditentukan sebagai persentase
sel tumor yang berwarna oleh antibodi diantara sel-sel ganas yang diperiksa, dengan
pewarnaan inti sebagai kriteria positif yang paling umum.(5)
Di Makassar, khususnya di Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo belum dijumpai
adanya penelitian mengenai indeks proliferasi Ki-67 dan hubungannya dengan aspek
klinikopatologis penderita KKR. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis untuk mengetahui
korelasi indeks proliferasi Ki-67 dengan aspek klinikopatologis penderita KKR.
2. Manfaat penelitian
1) Pendidikan: memberikan informasi mengenai indeks proliferasi Ki-67 pada penderita
KKR berdasarkan umur, jenis kelamin, lokasi tumor, jenis histopatologis dan
derajat differensiasi.
2) Penelitian : memberikan informasi dan data yang dapat digunakan sebagai dasar
penelitian selanjutnya mengenai KKR.
3) Pelayanan:

meningkatkan

kewaspadaan

dan

pemantauan

pada

penderita

adenokarsinoma kolorektal dengan peningkatan indeks proliferasi Ki-67.


3. Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan indeks proliferasi Ki-67 dengan aspek klinikopatologis pada penderita
KKR berdasarkan umur, jenis kelamin, lokasi tumor jenis histopatologis,derajat differensiasi.

Anda mungkin juga menyukai