Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

PT Antam Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor merupakan suatu perusahaan
yang bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan Emas. Perusahaan ini berada
dalam wilayah Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Kecamatan
Nanggung memiliki sebelas (11) desa, dan dari kesebelas desa yang ada terdapat tiga
desa di wilayah Kecamatan Nanggung yang menjadi perhatian khusus dari banyak
kalangan. Desa desa tersebut adalah Desa Bantar Karet, Desa Cisarua dan Desa
Malasari. Daya tarik dari ketiga desa tersebut terutama dikarenakan kandungan
sumberdaya alam yang ada di dalamnya yang memiliki nilai keragaman hayati serta nilai
ekonomi. Keragaman hayati dapat disaksikan dengan terbentangnya hamparan hutan dan
lahan pertanian rakyat yang subur. Sedangkan nilai ekonomi dapat dipahami karena
lokasi tersebut kaya akan kandungan bahan sumberdaya alam yang berupa tambang
emas. Tambang emas terdapat di kampung kampung yang masuk dalam wilayah
administratif Desa Bantar Karet yaitu di Kampung Ciguha dan Cimanganten. Sementara
itu yang masuk dalam wilayah administratif Desa Cisarua adalah Kampung Pongkor dan
masuk dalam wilayah administratif Desa Malasari adalah Kampung Pabangbon dan
Kopo. Masyarakat yang bermukim di lima Kampung tersebut mengandalkan kehidupan
keseharian mereka disamping dari bercocok tanam atau pertanian juga bergantung dari
sumber daya alam tambang yang berupa emas. Sandaran terhadap sumber daya tambang
emas ini makin hari semakin diminati penduduk bahkan mampu menjadi daya tarik para
pendatang untuk ikut menambang di sana. Persoalan inilah yang hingga saat ini masih
menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar baik bagi Antam Pongkor maupun
Pemerintah Daerah setempat, karena akan menyangkut pada persoalan kerusakan
lingkungan dan bahaya bagi individu maupun penduduk
yang bermukim di sana. Tidak dapat dipungkiri emas merupakan benda yang sangat
dikenal dalam kehidupan masyarakat pada umumya. Persepsi setiap orang relatif sama
terhadap benda yang satu ini yaitu pada nilai ekonomi yang sangat tinggi. Penilaian

2
terhadap benda ini menjadi berbeda manakala sudah dikaitkan dengan berbagai
kepentingan. Perbedaan kepentingan yang sering terjadi misalnya antara perusahaan yang
mengelola emas tersebut dengan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan tambang.
Tidak jarang dari perbedaan yang terjadi kemudian berujung pada konflik baik itu
yang bersifat laten (tidak mencuat ke permukaan) dan bahkan yang bersifat manifest
(muncul ke permukaan).

BAB II
PENGELOLAAN LIMBAH PABRIK

2.1
Ada

Pengelolaan limbah cair


beberapa

bentuk limbah yang dihasilkan dari proses produksi maupun

kegiatan domestik. Untuk limbah berbentuk cair, penampungan serta pengolahan


dilakukan di kolam khusus. Secara berkala penampungan ini dipantau untuk memastikan
kualitas limbah agar sesuai dengan standar yang ditetapkan Pemerintah. Kegiatan
operasional di UBPN Sultra juga menghasilkan limbah cair dalam bentuk sludge
marine fuel oil (MFO), yang dikelola dengan cara dimanfaatkan kembali untuk
dijadikan bahan bakar.
2.2

Pengelolaan limbah padat

Limbah padatan yang paling banyak dihasilkan adalah tailing dan slag. Limbah
dalam bentuk tailing merupakan sisa hasil pencucian berupa lumpur dari proses
hydrometallurgy dengan media air, sedangkan slag adalah hasil sampingan pemisahan
logam dari bijihnya melalui proses pyrometallurgy menggunakan panas.
2.3

Pengelolaan limbah B3

Limbah lain yang dihasilkan adalah limbah yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun (B3). Penyimpanan limbah B3 dilakukan dengan penempatan
khusus di lokasi penyimpanan yang dibuat dengan standar keamanan dan keselamatan
tertentu serta dilengkapi sistem pengemasan khusus dan pencatatan sesuai
peraturan pemerintah. Pengolahan limbah padatan B3 dilakukan dengan
cara dimusnahkan menggunakan alat insinerator atau diserahkan kepada pihak
ketiga. Limbah B3 yang dimusnahkan di insinerator di antaranya bekas/sisa cairan
kimia/reagent dan bahan terkontaminasi lain. Sedang limbah padatan B3 lain seperti
oli, lumpur minyak, gemuk (grease), limbah medis, aki, dan abu dari pembakaran,
diserahkan kepada perusahaan berizin untuk proses lebih lanjut. Dalam hal ini tidak ada

4
limbah B3 yang dikapalkan ke luar negeri. Pengelolaan limbah B3 dan juga cairan
berbahaya lain dilakukan dengan standar prosedur operasi maupun
pengawasan ketat untuk mencegah terjadinya kebocoran maupun tumpahan. Melalui
penerapan standar prosedur operasi yang ketat, selama tahun 2012 tidak ada laporan
yang menyatakan adanya kebocoran penyimpanan limbah B3 maupun temuan
tumpahan atau rembesan cairan berbahaya lainnya.

BAB III
DAMPAK DARI LIMBAH

3.1 dampak positif


Dampak positif dari limbah dari pabrik tersebut adalah :

Dapat dimanfaatkan sebagai pupuk umtuk tanaman yang ada disekitar


pabrik dan lingkungannya.

Air limbah yang sudah disaring dan ditampung kedalam bak/kolam bisa
digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan-ikan.

3.2 dampak negatif


Dampak negatif dari limbah dari pabrik tersebut adalah :

Terdapat banyak bahan kimia berbahaya yang

jika terkena /

terkontaminasi dengan manusia akan menyebabkan penyakit


berbahaya.

yang

Anda mungkin juga menyukai