Mahasiswa DIV-Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Bandung Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Bandung 40012. Email: ahmadaliyaid@gmail.com
2
Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga
Bandung 40012. Email: atmyvera@yahoo.co.id, nnoaja@yahoo.com
ABSTRAK
Jalan Daeng Mohammad Ardiwinata merupakan jalan kolektor primer yang menghubungkan kota
Cimahi dengan Kabupaten Bandung Barat. Terjadi permasalahan infrastruktur pada ruas jalan ini. yaitu
tidak sesuai standarnya bangunan pelengkap jalan, perlengkapan jalan dan permasalahan perkerasan jalan.
Selain itu masalah lingkungan menjadi isu yang mencuat karena kegiatan konstruksi jalan sering
bergesekan dengan kepentingan lingkungan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka akan dilakukan
kegiatan perancangan infrastruktur jalan di jalan tersebut. Perancangan struktur perkerasan dilakukan
sesuai metode AASHTO 1993 dengan menggunakan material CTRB dan CTRSB yang merupakan
material daur ulang. Perancangan bangunan pelengkap jalan terdiri dari trotoar mengacu pada standar
No.011/Bt/1995, kerb jalan mengacu pada standar No.011/S/BNKT/1990, lampu penerangan jalan
mengacu pada SNI 7391:2008 dan drainase jalan mengacu pada. Pd-T-02-2006b. Perancangan
perlengkapan jalan terdiri dari rambu jalan dan marka jalan mengacu pada Juknis perlengkapan jalan
Departemen Perhubungan Darat. Perancangan sumur resapan mengacu pada SNI 06-2405-1991. Selain itu
dilakukan analisis emisi dengan metode LCA. Berdasarkan hasil perancangan tebal lapis permukaan 7 cm,
lapis pondasi atas CTRB 11 cm dan lapis pondasi bawah CTRSB 18 cm. Bangunan pelengkap jalan hasil
perancangan, trotoar lebar 1,5 meter dengan tebal plat 15 cm. Dimensi penampang drainase 0,5 x 1,7
meter. Kerb terdiri dari 2 jenis yaitu kerb dengan bukaan dan kerb tanpa bukaan. Lampu penerangan jalan
menggunakan lampu SON 90W dengan tinggi tiang 8 meter dan jarak penempatan antar tiang 38 meter.
Sumur resapan dirancang dengan efisiensi 5% dengan jumlah 104 buah. Analisis emisi metode LCA
menunjukan penggunaan material daur ulang lebih ramah terhdapa lingkungan dengan konsumsi energi
674.857,94 MJ dan produksi emisi 50.151,36 kgCO2 dibandingkan penggunaan material konvensional
dengan konsumsi energi 982.297,76 MJ dan produksi emisi 72.873,93 kgCO2.
Kata kunci : Jalan, Daur ulang, Bangungan pelengkap jalan, Ramah lingkungan.
I.
Pendahuluan
Pembangunan
infrastruktur
jalan
merupakan salah satu upaya untuk melancarkan
mobilitas pergerakan orang, barang dan jasa
dalam kegiatan peningkatan struktur jaringan
sosial, budaya, dan ekonomi pada suatu negara.
Dalam kegiatan ini harus dilakukan manajemen
yang baik dan memenuhi aspek keamanan,
ekonomis dan tidak merusak lingkungan. Namun,
kegiatan konstruksi masih banyak yang belum
sejalan dengan lingkungan. Oleh karena itu perlu
ditanamkan ideologi pada masyarakat khususnya
pelaksana konstruksi di lapangan akan
pentingnya kepedulian terhadap lingkungan
sehingga
pelaksanaan
konstruksi
tidak
bergesekan
dengan
aspek
lingkungan.
Pengabaian terhadap aspek lingkungan akan
menimbulkan degradasi terhadap lingkungan
seperti peningkatan kadar CO2, penghamburan
penggunaan energi, problem limbah, kelangkaan
sumber daya alam dan berbagai bencana nyata
seperti perubahan iklim, banjir, dan longsor.
teknologi konstruksi jalan yang berwawasan
lingkungan semakin digalakkan oleh para ahli
dan pemerhati lingkungan. Di Negara maju,
berbagai teknologi konstruksi yang berwawasan
lingkungan semakin banyak diterapkan seperti
teknologi daur ulang material, teknologi
konstruksi anti banjir, desain konstruksi yang
ramah lingkungan dan sebagainya. Namun di
Indonesia prinsip-prinsip teknologi konstruksi
jalan yang berwawasan lingkungan belum
sepenuhnya diterapkan. Biaya yang lebih mahal,
kerumitan dalam proses pengerjaan dan
terbatasnya pedoman teknis mengenai konstruksi
yang berwawasan lingkungan masih menjadi
alasan sehingga faktor lingkungan belum menjadi
prioritas bagi pelaksana konstruksi di Indonesia.
Jalan Daeng Mohammad Ardiwinata
merupakan salah satu jalan strategis di kota
Cimahi. Jika ditinjau dari klasifikasinya Jalan
Daeng Moh. Ardiwinata merupakan jalan local
sekunder dengan status jalan sebagai jalan kota.
Jalan ini merupakan terusan dari jalan
Cihanjuang dan menghubungkan wilayah
Kabupaten Bandung Barat dengan Kota Cimahi.
Selain itu jalan ini menghubungkan Jalan Amir
Machmud sebagai jalan arteri primer dengan
jalan Raden Demang Hardjakusumah yang
merupakan jalan dari komplek Pemerintahan
Kota Cimahi. Selain itu, pada bagian bahu dan
Jenis
Pondasi
Agregat
Kelas A
CTB
CTRB
Agregat
Kelas B
CTSB
CTRSB
Kuat
Tekan
kg/cm2)
45
35
40
25
640
500
570
Modulus
(Psi)
Koefisien
relatif
30
0,140
730
640
0,200
0,170
28
0,130
670
570
0,180
0,145
Sumber: Nono(2009)
PSI
)
4,21,5
+2,32 x log ( Mr )0,87
1094
0,4+
( SN +1)5,19
log (
III.Metodologi
Tahapan ini dimulai ketika pengerjaan
mata kuliah Studi Kasus. Pada mata kuliah studi
kasus mahasiswa melakukan proses identifikasi,
analisis dan membuat solusi teknis terhadap
masalah konstruksi yang terjadi di lapangan
dengan menerapkan semua ilmu tentang
ketekniksipilan yang sudah didapatkan selama 7
semester. Dari kesimpulan yang didapat pada
kegiatan studi kasus muncul ide perancangan
sebagai bentuk solusi teknis detail pada masalah
yang ditemukan di kegiatan Studi Kasus.
Kemudian, ide perancangan ini diajukan kepada
dosen pembimbing sebagai topik dalam kegiatan
Tugas Akhir. Jika topik disetujui maka akan
dilakukan sidang proposal untuk menguji
kelayakan topik yang telah dibuat.
Kadar Semen(%)
1
2
3
4
5
1,5
3
4,5
6
7,5
Kadar air
optimum (%)
7,9
7,5
7,3
7
6,8
Kuat Tekan
Bebas (kg/cm2)
20,21
24,16
31,45
38,59
39,87
= 4,2
= 2,0
= P0 -Pt
= 4,2 -2,0 = 2,2
= 5497,5
= -0,841
Mr
Zr
Kadar
semen (%)
CTRB
CTRSB
3,77
1,91
Kuat Tekan
Bebas 7 hari
(kg/cm2)
35
25
Kuat Tekan
Bebas 7 hari
(psi)
497,816
355,58
Koefisien
relatif
0,42
0,17
0,145
Modulus Elastisitas
(Psi)
450.000
640.000
570.000
Koefisien Relatif
CTRB
CTRSB
580.151
516.694
0,145
525.000
467.575
0,125
0,10
31.098
27.696
0,135
1.522.896
1.356.322
0,14
Tidak
terdefini
si
0,120
Tidak
terdefinisi
Rizko Pradana
SN (A x B x C)
0,250
0,037
2,505
SN (A x B x C)
Jenis Lapisan
Laston
CTRB
CTRSB
Slamet Widodo
0,342
0,039
2,524
SN (A x B x C)
Jenis Lapisan
Laston
CTRB
CTRSB
Jenis Lapisan
Laston
CTRB
CTRSB
E. Samad
Xuan- DongXing
1,703
0,081
2,567
SN (A x B x C)
-
Laston
7cm
CTRB
11cm
CTRSB
18cm
Tanah Dasar Dipadatkan
1
2/3
1/ 2
x 0.2 x 2,844
0.016
x 0,5
x1
Qs = 1,802 m3/detik
Qs > Qa OK (Memenuhi syarat)
Selain itu ditentukan juga (W) tinggi
jagaan dari penampang saluran
Tinggi jagaan untuk saluran drainase
berpenampang persegi adalah sebagai berikut:
W = 0,5 x h
0,5 x 1=0,71 meter
Trotoar
Kerb
1500
150
710
500
Tebal( inch)
2,5
4
6,75
Tebal (cm)
Tebal
6,35
10,16
17,145
Pelaksanaan
7 cm
11 cm
18 cm
100
1000
Drainase
100
Sudut
pencahayaan
sedemikian rupa agar lampu
menyinari seluruh bagian jalan.
2800
1
V = x R2 /3 x i 1/2
n
1
2 /3
1 /2
V=
x 0.25 x 2,844
0.016
v = 4,183 m/detik
v lebih dari v izin (1,5m/detik) sehingga harus
dipasang pematah arus pada saluran agar
kecepatan air berkurang
Aturan pemasangan pematah arus dapat
ditentukan berdasarkan Tabel 2.23 . Walaupun
kemiringan <6% tetapi kecepatan aliran lebih
dari kecepatan aliran izin sehingga pematah arus
tetap harus digunakan. Jarak pematah arus yang
digunakan adalah setiap 16 meter.
Jenis Lampu
tinggi (SON)
Sistem kiri kanan jalan
berselang-seling
8 meter
38 meter
30,1 meter
23,65 meter
dirancang
jalan dapat
2800
27
27
2400
2400
65
1530
8000
65
80
80
1530
8000
Galvanis
Galvanis
1530
100
100
1530
2540
125
125
2540
Kerb
Trotoar
Kerb
Trotoar
4%
2%
2%
4%
1670
Drainase
3000
3000
Drainase
1500
5202
1670
Jenis Marka
Marka pemisah lajur
Marka tepi
Marka larangan
Marka peringatan
Marka pengarah
Marka penyebrangan
Marka melintang (marka
stop)
Ukuran Marka
Panjang
Lebar
3m
0,15 m
0,15 m
0,15 m
3m
0,15 m
0,15 m
2,5 m
0,30 m
-
0,30 m
Jarak
5m
1,50 m
0,30 m
-
Daur Ulang
CTRB
CTRSB
0,816
1,174
11
18
2227,5
3645
Konvensional
Aggregat A
Aggregat B
0,672
1,318
11
20
2227,5
4050
Volume
untuk
masing-masing
pekerjaan
kemudian dihitung kebutuhan bahan bakarnya.
Kebutuhan bahan bakar setiap alat berat perjam
dapat diketahui dengan menggunakan rumus
(12-16% x Pw) dimana:
Pw
: Daya alat berat (Horsepower)
Q
FKT
12-16%
: Rentang 12%-16% adalah dari
H=
{1exp (
) }
FK
kondisi alat berat dari yang
r2
5
paling baik sampai paling buruk.
0.0374
2,75 x 1,805 x 10
H=
{1exp (
Berikut
ini )adalah hasil rekapitulasi kebutuhan
5
2
2,75 x 1,805 x 10
3,14bahan
0,5 bakar untuk setiap jenis pekerjaan lapis
pondasi dapat dilihat pada Tabel 5.3
H=153,64 meter
=153,64
51,21 52 buah
/3
Konstruksi
sumur
resapan
pada
perancangan ini dapat dilihat pada Tabel 4.57 dan
Gambar 4.32.
Pipa Talang 110 mm
Saluran Air Pembuangan
Pipa Peluap 110 mm
Tanah Timbunan
total/H
150
100
110
Kemiringan 2%
750
Dinding Bata Merah Tidak Diplester
Saluran Air Hujan Halaman
CTRB (Liter)
7202,35
Aggregat Kelas
B (Liter)
17360,09
2250
1000
Tipe Bahan
Bakar
Crude Oil
Diesel Fuel
Bituminous
Coal
Calorofic Value
(Mj/ltr)
35,83
35,99
-
Emission Factor
(kgCO2/GJ
KgCO2/ltr
73,3
2,63
74,1
2,67
94,6
-
CTRSB
674.857,94
416.797,88
Agregat
kelas A
357.508,19
Agregat
kelas B
624.789,56
CTRB
Emission
(KgCO2)
258.060,06
CTRSB
Agregat
kelas A
Agregat
kelas B
982.297,76
19.230,26
50.151,36
Daftar Pustaka
30.921,10
26.522,55
72.873,993
46.351,43
10