kebuntingan yang cukup lama, hanya satu atau dua sel telur yang diovulasikan dalam
setiap periode birahi yang normal pada ternak dan tak kalah pentingnya adalah tingginya
laju pemotongan betina produktif yang seharusnya dapat dikendalikan dengan baik tapi
terkendala banyak faktor dan hal ini terjadi dihampir seluruh Indonesia yang mempunyai
Rumah Pemotongan Hewan.
Pengawasan dan pengendalian sangat penting diterapkan untuk menekan laju
pemotongan hewan betina produktif khususnya di RPH, untuk RPH Kota Makassar
pengendalian dan pengawasan ini telah berlangsung sudah cukup lama dengan jalan
memberi pengarahan dan masukan khususnya peternak sekitar RPH, namun hal ini
tidaklah cukup bila segenap elemen masyarakat dan pemerintah bahu-membahu untuk
menekan laju pemotongan hewan betina produktif.
Laporan Pengawasan & Pengendalian Betina Produktif Oktober 2016
Pengendalian dan pengawasan sapi betina produktif telah menjadi program kerja
prioritas dari Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian Dan Peternakan Kota Makassar
terutama Bidang Peternakan yakni menekan sapi betina yang berumur dibawah 2 tahun
dan masih sangat produktif untuk terjadinya fertilitas termasuk didalamnya yang terjadi
secara alami atau dengan jalan melalui penerapan teknologi di bidang reproduksi, yaitu
Inseminasi Buatan (IB) dan transfer embrio.
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian betina produktif
antara lain sebagai berikut:
1. Mencegah terjadinya pemotongan betina produktif yang masuk kedalam area Rumah
Pemotongan Hewan (RPH) Tamangapa Kota Makassar.
2. Mengawasi masuknya hewan betina produktif yang akan masuk ataupun keluar dari
wilayah area RPH TamangapaKota Makassar
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan pengendalian dan pengawasan Hewan betina
produktif antara lain sebagai berikut :
1. Menekan laju pemotongan betina produktif dengan jalan pengendalian
pengawasan yang terpadu sehingga betina produktif sebagai calon induk
dan
dapat
Nomor:
524/179/S.Kep//DKPP/I/2016.
Tentang
Penetapan
Petugas
BAB II
RUANG LINGKUP DAN METODE KEGIATAN
Kegiatan pengawasan dan pengendalian ternak betina produktif, merupakan salah
satu kegiatan pada Bidang Peternakan Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan
Peternakan Kota Makassar Tahun Anggaran 2016. Guna mencapai Tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan maka kegiatan ini juga menggunakan beberapa metode
pelaksanaan.
2.1 RUANG LINGKUP KEGIATAN
Adapun Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan Pengawasan danPengendalian
Hewan Betina Produktif antara lain sebagai berikut :
1. Melakukan Pengawasan dan pengendalian secara profesional dan seksama sesuai
kaidah Ilmu Peternakan dan Peraturan Perundangundangan yang berlaku terhadap
ternak betina produktif yang masuk ke wilayah RPH Tamangapa Kota Makassar
dengan tujuan dijadikan sebagai ternak potong. Kegiatan ini dilakukan oleh para
petugas kesehatan hewan pemerintah yaitu Dokter Hewan dan dibantu oleh para
petugas teknis pemeriksa kesehatan hewan (Keur Master)
Laporan Pengawasan & Pengendalian Betina Produktif Oktober 2016
2. Melakukan pemeriksaan terhadap Hewan Betina yang akan memasuki wilayah RPH
Tamangapa Kota Makassar. Dalam Pemeriksaan tersebut adalah dengan memeriksa
kelengkapan administrasi berupa dokumen kepemilikan hewan (seperti KartuTernak
atau Surat KepemilikanTernak yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat dimana
ternak tersebut berasal), Surat Keterangan Pengantar Kesehatan Hewan (SKPKH)
dari daerah asal yang dilegalisasi oleh Dinas yang membidangi fungsi peternakan
setempat. Selain
pemeriksaan langsung kesehatan ternak itu sendiri baik secara pengamatan fisiologis
(fisik eksterior) ataupun dengan pemeriksaan Laboratorium bila diperlukan.
3. Apabila dalam proses pemeriksaan tersebut, ditemukan adanya sapi betina yang
masih produktif yang masuk ke Rumah Pemotongan Hewan dengan tujuan untuk
dipotong, maka sapi tersebut akan ditolak dipotong dan dikembalikan kepada
Laporan Pengawasan & Pengendalian Betina Produktif Oktober 2016
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang bahwa hewan betina
produktif dilarang untuk dipotong guna menghasilkan calon induk yang baik. Semua hal
tersebut dilakukan dan dilaksanakan didalam area Rumah Pemotongan Hewan (RPH)
Laporan Pengawasan & Pengendalian Betina Produktif Oktober 2016
Tamangapa Kota Makassar sebagai tempat resmi pemotongan ternak dan penghasil
daging yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) karena diperiksa dan diawasi oleh
Petugas Teknis Peternakan Pemerintah, sehingga pengawasan tentang pengendalian
pemotongan hewan betina produktif dapat lebih mudah diwujudkan, Sehubungan dengan
hal itu pula maka di Kota Makassar
dilakukan di RPH
yang sudah dipotong seperti daging, jeroan, tulang sebelum keluar dari RPH untuk
dipasarkan terlebih dahulu juga harus melalui pemeriksaan petugas. Mengingat RPH
Tamangapa dikelola oleh Perusahaan Daerah Kota Makassar yang memiliki manajemen
tersendiri, maka pemeriksaan ante mortem dilakukan pemeriksaan yang berkoordinasi
dengan Petugas Teknis Peternakan dari Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan
Peternakan Kota Makassar.
Pengawasan dan pengendalian Hewan Betina di Kota Makassar merupakan salah
satu lingkup dari kegiatan pengawasan dan pengendalian hewan betina Produktif Pada
Tahun 2016. Pemeriksaan dan pengawasan terhadap semua ternak besar yang masuk ke
Rumah Pemotongan Hewan Tamangapa yang telah dilakukan pada bulan September
terhitung sebanyak 1.265 ekor.
Dari hasil pemeriksaan dokumen dari daerah asal ternak dan pemeriksaan fisik eksterior
hewan- hewan tersebut, maka dari sebanyak 1.265 ekor ternak yang diperiksa tersebut,
ternyata diperoleh hasil sebagai berikut :
Terdapat 123 ekor ternak sapi jantan dan 17 ekor kerbau jantan. Sedangkan untuk ternak
betina ada 1.125 ekor ternak sapi betina. Pada ternak sapi betina, terdapat 1.077 yang
layak potong dan 48 ekor yang ditolak untuk dipotong, dengan berbagai alasan yaitu 31
ekor diantaranya sedang dalam keadaan bunting melalui pemeriksaan kebuntingan (PKB)
yang dilakukan Petugas Peternakan. Sedangkan untuk 17 ekor yang lainnya ternyata
masih berumur kurang dari 6 tahun dan berumur antara 6 8 tahun sehingga masih
dikatagorikan sebagai ternak betina produktif.
Inilah perlunya peran serta fungsi aparat dan petugas pemeriksa kesehatan hewan
(Dokter hewan dan Keur Master) dalam hal pengawasan dan Pengendalian hewan betina
produktif. Karena kawasan RPH tersebut merupakan area yang diawasi secara ketat
dalam hal pengawasan dan Pengendalian hewan betina Produktif.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kabupaten atau Kota yang seharusnya juga melibatkan stake holder yang lain seperti
petugas Dinas Perhubungan, Aparat Satuan Polisi Pamong Praja dan lain-lain.
sebagai pabrik hidup untuk peningkatan populasi ternak besar seperti sapi dan
kerbau, baik secara langsung maupun tidak langsung dan apabila hal ini telah
dipahami dengan baik oleh masyarakat maka dengan sendirinya perdagangan hewan
betina produktif dapat ditekan seminimal mungkin sehingga
pada akhirnya
perdagangan dan pemotongan ternak betina produktif yang illegal dan tidak terkendali
tidak akan terjadi.
2. Untuk mencapai tujuan yang maksimal, maka diharapkan kerjasama dan koordinasi
yang baik dari berbagai pihak terkait serta peran aktif dari masyarakat konsumen dan
pengusaha itu sendiri.
3. Diperlukan adanya pendanaan dan fasilitas penunjang lainnya seperti bangunan
sebagai kantor sederhana tempat beraktivitas para Petugas Teknis Peternakan dan
proses administrasi di lapangan yang memadai sehingga pelaksanaan kegiatan
Pemeriksaan dan Pengawasan Pemotongan Ternak Betina Produktif di RPH
Tamangapa Kota Makassar ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
4. Diperlukan penambahan jumlah personil yang handal dan terampil dilapangan agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan secara baik dan optimal, mengingat jumlah ternak
yang masuk kedalam area RPH Tamangapa ini jumlahnya cukup banyak.
5. Diperlukan pembinaan dan koordinasi berkelanjutan setelah kegiatan berakhir
sehingga permasalahan yang ditemukan selama pelaksanaan dapat teratasi dengan
baik dan pada pelaksanaan selanjutnya akan lebih baik dari sebelumnya sehingga
apa yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan kegiatan Pemeriksaan dan Pengawasan Pemotongan Betina
Produktif di Rumah Pemotongan Hewan Tamangapa Kota Makassar yang dilakukan oleh
Bidang Peternakan Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Peternakan Kota Makassar
pada Tahun Anggaran 2016. Pada Bulan September telah diperiksa sebanyak 1.265 ekor
ternak, terdiri dari 123 ekor ternak sapi jantan dan 1.142 ekor ternak betina yang masuk
dan dari hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan bahwa 1.077 ekor betina layak
potong, sedangkan 48 ekor ternak betina diantaranya ditolak untuk dipotong dengan
berbagai alasan yaitu ada yang dalam kondisi bunting dan ada yang masih dikatagorikan
sebagai ternak betina yang masih produktif. Selain itu, juga terdapat 17 ekor kerbau jantan
yang dipotong.
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12.
NAMA PETUGAS
TANDA TANGAN