Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FISIOLOGI

DISUSUN OLEH :
ANDI ASWAN SALAM (O111 10 287) IKHWAL NUR KASMAR (o111 10 288) MUHAMMAD ASYRAF AS (O111 10 289) RIANA (O111 10 290)

UNIVERSITAS HASANUDDI
FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN 2010

1. Jelaskan hubungan kontraksi otot dengan sistem saraf, hormonal dan metabolisme energi !
Dalam kontraksi otot, sistem saraf dan sistem hormon merupakan sistem koordinasi. Kedua sistem ini mengatur dan mengendalikan semua aktivitas tubuh secara langsung maupun tidak langsung. Pengaturan dan pengendalian tersebut dilakukan dalam bentuk penyampaian dan pengolaha sistem informasi yang kemudian dijawab dalam bentuk respon atau tanggapan. Kontraksi otot yang diakibatkan oleh impuls saraf yang bersifat elektrik dihantarkan ke sel-sel otot secara kimiawi melalui neuro muscular junction yang dapat merangsang pelepasan asetilkolin yang dapat mempengaruhi perpindahan ion sehingga terjadi depolarisasi yang dapat menimbulkan kontraksi. Antara sistem saraf dan sistem hormon terdapat hubungan yang erat. Sistem hormon dapat bekerja jika ada pengendalian dari sistem saraf. Berdasarkan perintah dari sistem saraf dalam kontraksi otot, sistem hormonal memproduksi hormon yang dapat mempercepat atau memperlambat metabolisme energi. Adapun

metabolisme energi ini pun terkait dalam hal penyediaan energi bagi sel otot (Adenosin Triphospat) yang akan melakukan kontaraksi, energi yang didapatkan dari hasil pemecahan karbohidrat yang didapat dari suplai makanan yang diolah dalam sisitem pencernaan. Hormon yang dapat mempengaruhi kontraksi otot diantaranya : adrenal/epinefrin,

noradrenalin/norepinafrin, insulin, glukokortikoid, dan lain-lain.

2. Apa perbedaan antara otot yang dimiliki oleh hewan vertebrata dan invertebrata ?
Pada hewan vertebrata, seperti halnya pada manusia. Otot-otot yang menyusun tubuhnya terdiri atas otot rangka (otot skelet), otot polos dan otot jantung. Fungsi sistem otot yang dimiliki hewan vertebrata juga sama atau serupa seperti halnya pada manusia sebagai alat gerak aktif melalui kontraksinya. Penamaan pada otot rangkanya pun sama hampir serupa dengan manusia, misalnya otot pada katak dan sapi.

Pada invertebrata, sistem otot tidak serupa dengan hewan vertebrata. Pada hewan-hewan rendah seperti protozoa, porifera, dan coelenterata tidak memiliki sistem otot seperti halnya hewan vertebrata (pada umumnya terdiri dari eksoskleton). Misalnya pada platyhelmintes terdapat sistem otot yang juga berfungsi sebagai alat gerak aktif

terutama berfungsi dalam mengatur gerakan tubuhnya. Sementara pada annelida kita bisa menemukan adanya otot longitudinal dan otot melingkar pada dinding tubuh dan saluran pencernaannya yang mengatur gerakan pada annelida, seperti cacing tanah ketika memendek, memanjang, dan merayap. Adapun otot rangka pada arthropoda hampir identik dengan dengan otot rangka vertebrata akan tetapi otot terbang pada kelas insecta mampu melakukan kontraksi independen ritmik yang mengibas lebih cepat dari potensial aksi yang tiba di sistem saraf pusat.

3. Apa perbedaan otot adduktor dengan otot ekstensor ?


Otot adduktor merupakan otot yang menggerakkan anggota tubuh mendekati sumbuh tubuh. Otot ini bekerja sama dengan otot abduktor. Adapun pada otot adduktor proses kontraksi yang menyebabkan pemendekan pemendekan panjang sarkomer, otot, Misal Tonus pada otot saat tidak berubah, siku Terjadi untuk

menenkuk

mengangkat Beban. Sedangkan otot ekstensor merupakan otot yang meluruskan kembali sendi tulang kekedudukan semula. Otot ini bekerja sama dengan otot fleksor. Misalnya pada saat lengan bawah diluruskan.

4. Mengapa jantung yang diisolasi (dikeluarkan dari tubuh) ototnya masih dapat berdenyut ?
karena otot jantung bekerja secara mandiri/otonom sehingga jantung dapat berkontraksi secara otomati serta adanya kontraksi yang terjadi akibat penyebaran eksitasi (mekanisme listrik jantung) ke seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi atau tahapan relaksasi otot jantung. Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran-membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri. Hal ini disebabkan karena jantung memiliki mekanisme aliran listrik yang dicetuskannya sendiri guna berkontraksi atau memompa dan berelaksasi. Potensial aksi ini dicetuskan oleh nodus-nodus pacemaker yang terdapat di jantung dan dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan .

Akibat adanya perbedaan konsentrasi ion yang menyebabkannya tetap berdetak, selama sel otot jantung tetap berada dalam cairan dengan konsentrasi ion tertentu maka jantung akan tetap berdenyut walau pun telah diisolasi atau dikeluarkan dari dalam tubuh. Selain itu, jantung juga dialiri oleh pembuluh darah koroner tersendiri yang mensuplai oksigen untuk jantung agar tetap berdetak hingga oksigen dalam darah habis karena tidak mendapat suplai oksigen.

5. Kenapa bangkai tubuhnya kejang ?


Saat hewan mati, jembatan aktin-miosin tidak lagi terbentuk karena dalam pembentukannya dibutuhkan molekul ATP oleh Miosin untuk membentuk jembatan baru dan melakukan kontraksi. Bila ATP tidak tersedia kompleks aktin-miosin menjadi stabil, sehingga menyebabkan keadaan kekakuan otot berlebih atau kejang (Rigor mortis) yang terjadi akibat hilangnya ATP. ATP yang digunakan untuk memisahkan ikatan aktin dan miosin sehingga terjadi relaksasi otot. Namun karena pada saat kematian terjadi penurunan cadangan ATP maka ikatan antara aktin dan miosin akan menetap (menggumpal) dan terjadilah kekakuan pada

bangkai. Rigor mortis akan mulai muncul 2 jam postmortem semakin bertambah hingga mencapai maksimal pada 12 jam postmortem. Kemudian setelah itu akan berangsur-angsur menghilang sesuai dengan kemunculannya. Pada 12 jam setelah kekakuan maksimal (24 jam postmortem) kaku jenazah sudah tidak ada lagi. Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya kaku jenazah adalah suhu tubuh, volume otot dan suhu lingkungan. Makin tinggi suhu tubuh makin cepat terjadi kaku jenazah.

Anda mungkin juga menyukai