Kegiatan
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan (Biomassa) di Kota
Balikpapan menjadi sangat penting ditengah isu strategis alih fungsi lahan hutan
dan/ arau lahan pertanian menjadi permukiman dan kawasan industri atau
perdagangan yang menyebabkan sebagian besar lahan mengalami kerusakan atau
terdegradasi oleh pengelolaan lahan produksi biomassa yang tidak menerapkan
kaidah konservasi tanah dan air. Selain alih fungsi lahan yang mempengaruhi laju
kerusakan tanah adalah sifat kepekaan tanah dan aktivitas manusia. Oleh karena itu
kerusakan tanah dibagi menjadi dua bagian yaitu kerusakan secara alami (natural)
dan kerusakan lahan yang dipercepat (accelerated). Pada umumnya kerusakan
yang dipercepat disebabkan oleh kerusakan oleh air, berupa erosi dan longsor.
Pelaksanaan studi bidang lingkungan hidup ini difokuskan pada studi informasi
status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk inventarisasi kondisi lahan dan/atau tanah mulai dari pola
penggunaan, luasan penggunaan, tingkat kerusakan dan model pengelolaannya.
Harapannya dari kegiatan ini akan terbangun sebuah database yang mampu
menjadi dasar untuk pencapaian kegiatan SPM nantinya.
Berdasarkan peraturan teknis Permen LH Nomor 19 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daera Provinsi dan Daerah
Kabupaten/ Kota Pelayanan informasi status Kerusakan lahan dan/ atau tanah untuk
produksi biomasa terdiri dari:
1. Indikator SPM : Prosentase luasan lahan dan/ atau tanah untuk prod biomasa
yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya.
2. Nilai pencapaian secara bertahap sampai dengan sebesar 100%, Pelaksanaan
kegiatan ini dimulai pada tahun 2014 dan diharapkan di tahun 2018 sudah
selesai dan tercapai target 100 %.
Pada tahun 2014 telah dilakukan studi informasi status kerusakan lahan dan/atau
tanah untuk produksi biomassa secara global di Kota Balikpapan terkhususnya
Balikpapan Utara, Balikpapan Timur dan Balikpapan Barat karena di tiga daerah
tersebut terdapat lahan yang diperuntukkan untuk pertanian dan perkebunan. Adapun
hasil analisanya sebagai berikut :
No.
1
Tingkat Kerusakan
Rusak Ringan Rusak Sedang
Balikpapan Utara
Batu Ampar
193,38
1565,42
Gunung Samarinda
103,23
397,27
Karang Joang
2519,46
6406,87
Muara Rapak
9,29
223,42
Total Kerusakan Balikpapan Utara
Balikpapan Timur
Lamaru
1425,05
475,84
.
Manggar Hulu
1233,45
247,59
Manggar Baru
0,31
47,9
Teritip
2262,42
700,68
Total Kerusakan Balikpapan Timur
Balikpapan Barat
Baru Ilir
3,39
4,31
Baru Tengah
3,8
4,59
Baru Ulu
10,92
18,18
Kariangau
2359,41
2393,97
Margasari
3,99
7,6
Margomulyo
12,08
72,94
Total Kerusakan Balikpapan Timur
Kecamatan
Kelurahan
Total Kerusakan
Keterangan
1758,8
8926,33
10685,13
1900,89
2963,1
4863,99
4753,38
4753,38
Berdasarkan tabel data diatas, tingkat kerusakan lahan dan/atau tanah untuk
produksi biomassa untuk tahap analisa secara detail pada tahap kedua ini di tahun
Anggaran 2015 dilakukan di lokasi Balikpapan Timur kelurahan Lamaru dan
Kelurahan Teritip dengan total kerusakan sebesar 10685.13 Ha.
2. Maksud
Untuk mengetahui status kerusakan tanah untuk produksi Biomassa di
Kecamaatan Balikpapan Timur Kelurahan Lamaru dan Kelurahan Teritip;
Mengetahui potensi kerusakan tanah secara detail untuk produksi Biomassa
dan penyebabnya.
3. Sasaran
Lahan atau tanah untuk produksi Biomassa yang terletak di lokasi Balikpapan
Timur khususnya kelurahan Lamaru dan Kelurahan Teritip.
C. MANFAAT KEGIATAN
1. Untuk mengetahui secara detail kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi
biomassa di lokasi Balikpapan Timur khususnya kelurahan Lamaru dan
Kelurahan Teritip, sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk
mengambil kebijakan yang berkaitan lingkungan hidup terutama dalam rangka
mengendalikan atau menanggulangi dampak lingkungan yang ada dan yang
mungkin akan timbul pada lahan untuk produksi Biomassa.
2. Manfaat dari kegiatan ini bagi masyarakat adalah untuk informasi mengenai
status kerusakan lahan / tanah itu dapat digunakan masyarakat untuk
menanggulangi dampak kerusakan tanah, sehingga dapat mengurangi adanya
lahan kritis.
D. LOKASI KEGIATAN
Lokasi pekerjaan Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan / atau Tanah Untuk
Produksi Biomassa di Balikpapan Timur khususnya kelurahan Lamaru dan
Kelurahan Teritip
E. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan : APBD Badan Lingkungan Hidup Kota
Balikpapan Tahun 2015, pada Kegiatan Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan
(Biomassa).
Pagu Anggaran : Rp. 171.500.000,-
G. LANDASAN HUKUM
Beberapa peraturan perundang-undangan baik yang bersifat nasional maupun
daerah yang menjadi dasar hukum Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan /
atau Tanah Untuk Produksi Biomassa adalah :
1. Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor
32
Tahun
2009
tentang
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa;
5. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan Tahun 2012-2032.
B. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup pekerjaan Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan / atau Tanah Untuk
Produksi Biomassa meliputi :
1. Lingkup Wilayah Studi
Wilayah studi meliputi lahan untuk produksi Biomassa dilakukan di Kecamatan
Balikpapan Timur khususnya Kelurahan Lamaru dan Kelurahan Teritip, dengan
masing-masing titik pengambilan minimal 16 24 titik /100 Ha.
2. Lingkup tata cara Penetapan Status Kerusakan Tanah untuk produksi biomassa
meliputi:
a.
b. Pemantauan/verifikasi
a. Penentuan areal pantau
1. Pada areal efektif (budidaya biomassa)
2. Polygon prioritas (potensi rusak sangat tinggi, tinggi, sedang)
3. polygon terpilih dicetak dalam skala 1: 10.000, dioverlay dengan
akses jalan, wilayah administrasi
b. Metode pengamatan:
a. Sistem grid (jalur):
- Pengamatan tanah yang dilakukan pada jarak yang teratur.
- Kerapatan disesuaikan dengan skala peta yang akan dibuat
- cocok diterapkan pada lahan homogen yang tidak dapat
- dibedakan secara visual di lapangan (lahan gambut)
- peta dasar dan peta pendukung kurang lengkap
b. Sistem bebas
- Diterapkan pada lahan yang cukup beragam, dimana lahan
dibagi kepada beberapa satuan lahan yang relatif homogen.
- pada setiap satuan lahan yang homogen dilakukan sampling
secara random
c. Sistem sistematik
- sistem ini hampir sama dengan sistem grid, yang membedakan
pada jarak pengamaran tidak sama jauh satu antar satu dengan
yang lainnya (peta dasar & data penunjang cukup lengkap).
d. Sistem bebas sistematik
sistem ini hampir sama dengan sistem bebas, dilakukan
untuk mengatasi kekurangan waktu di lapangan. Harus tersedia
peta dasar dan peta penunjang yang cukup
lengkap
dan
berdasarkan hasil interpretasi
Sumber: pedoman teknis penyusunan peta status kerusakan tanah untuk produksi
biomassa, KLH, 2009.
c.
g. pH (H2O)1:2.5
PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Redoks.
j.
Jumlah mikroba
pekerjaan
bertanggungjawab
sepenuhnya
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
berhak
meminta
dan
menerima
masukan
(input)
menyangkut data sekunder maupun primer yang lebih akurat bilamana pihak
pelaksana merasa memerlukan, untuk penyempurnaan laporan pekerjaan kepada
pihak pertama.
5. Pelaksana pekerjaan berhak melakukan konsultasi dan koordinasi kepada
Instansi terkait menyangkut pelaksanaan pekerjaan.
D. PRODUK YANG DIHASILKAN
Sistem penyajian laporan Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan / atau Tanah
Untuk Produksi Biomassa dibuat berdasarkan pada ketentuan dibawah ini:
1. Pengetikan 1,5 (satu koma lima) spasi kertas HVS 70 Gram
2. Ukuran Kertas :
a) Laporan Pendahuluan, ukuran kertas A3, jumlah buku 10 (sepuluh ) rangkap.
b) Laporan Fakta dan Analisis, ukuran kertas A3, jumlah buku 10 (Sepuluh)
rangkap.
c) Laporan Final, ukuran kertas A3, jumlah buku 15 (lima belas) rangkap hard
cover.
3. Peta Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan / atau Tanah Untuk Produksi
Biomassa ukuran A0 sebanyak 2 (dua) Exemplar.
4. Soft Copy Peta dalam File Shp. beserta Soft Copy Laporan yang tertera di dalam
ekternal hardisk minimal 1 tera.
10