Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan / atau


Tanah Untuk Produksi Biomassa.

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN

TAHUN ANGGARAN 2015

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


Pekerjaan

: Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan / atau Tanah Untuk


Produksi Biomassa.

Kegiatan

: Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan (Biomassa) Tahun


2015

A. LATAR BELAKANG
Kegiatan Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan (Biomassa) di Kota
Balikpapan menjadi sangat penting ditengah isu strategis alih fungsi lahan hutan
dan/ arau lahan pertanian menjadi permukiman dan kawasan industri atau
perdagangan yang menyebabkan sebagian besar lahan mengalami kerusakan atau
terdegradasi oleh pengelolaan lahan produksi biomassa yang tidak menerapkan
kaidah konservasi tanah dan air. Selain alih fungsi lahan yang mempengaruhi laju
kerusakan tanah adalah sifat kepekaan tanah dan aktivitas manusia. Oleh karena itu
kerusakan tanah dibagi menjadi dua bagian yaitu kerusakan secara alami (natural)
dan kerusakan lahan yang dipercepat (accelerated). Pada umumnya kerusakan
yang dipercepat disebabkan oleh kerusakan oleh air, berupa erosi dan longsor.
Pelaksanaan studi bidang lingkungan hidup ini difokuskan pada studi informasi
status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk inventarisasi kondisi lahan dan/atau tanah mulai dari pola
penggunaan, luasan penggunaan, tingkat kerusakan dan model pengelolaannya.
Harapannya dari kegiatan ini akan terbangun sebuah database yang mampu
menjadi dasar untuk pencapaian kegiatan SPM nantinya.
Berdasarkan peraturan teknis Permen LH Nomor 19 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daera Provinsi dan Daerah
Kabupaten/ Kota Pelayanan informasi status Kerusakan lahan dan/ atau tanah untuk
produksi biomasa terdiri dari:
1. Indikator SPM : Prosentase luasan lahan dan/ atau tanah untuk prod biomasa
yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya.
2. Nilai pencapaian secara bertahap sampai dengan sebesar 100%, Pelaksanaan
kegiatan ini dimulai pada tahun 2014 dan diharapkan di tahun 2018 sudah
selesai dan tercapai target 100 %.
Pada tahun 2014 telah dilakukan studi informasi status kerusakan lahan dan/atau
tanah untuk produksi biomassa secara global di Kota Balikpapan terkhususnya
Balikpapan Utara, Balikpapan Timur dan Balikpapan Barat karena di tiga daerah
tersebut terdapat lahan yang diperuntukkan untuk pertanian dan perkebunan. Adapun
hasil analisanya sebagai berikut :

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN


Badan Lingkungan Hidup Daerah

Kerangka Acuan Kerja

No.
1

Tingkat Kerusakan
Rusak Ringan Rusak Sedang
Balikpapan Utara
Batu Ampar
193,38
1565,42
Gunung Samarinda
103,23
397,27
Karang Joang
2519,46
6406,87
Muara Rapak
9,29
223,42
Total Kerusakan Balikpapan Utara
Balikpapan Timur
Lamaru
1425,05
475,84
.
Manggar Hulu
1233,45
247,59
Manggar Baru
0,31
47,9
Teritip
2262,42
700,68
Total Kerusakan Balikpapan Timur
Balikpapan Barat
Baru Ilir
3,39
4,31
Baru Tengah
3,8
4,59
Baru Ulu
10,92
18,18
Kariangau
2359,41
2393,97
Margasari
3,99
7,6
Margomulyo
12,08
72,94
Total Kerusakan Balikpapan Timur
Kecamatan

Kelurahan

Total Kerusakan

Keterangan

1758,8
8926,33
10685,13
1900,89

2963,1
4863,99

4753,38

4753,38

Berdasarkan tabel data diatas, tingkat kerusakan lahan dan/atau tanah untuk
produksi biomassa untuk tahap analisa secara detail pada tahap kedua ini di tahun
Anggaran 2015 dilakukan di lokasi Balikpapan Timur kelurahan Lamaru dan
Kelurahan Teritip dengan total kerusakan sebesar 10685.13 Ha.

B. TUJUAN DAN SASARAN


1. Tujuan
Sebagai acuan dalam menetapkan status kerusakan tanah untuk produksi
biomassa.
Dapat menentukan langkah-langkah pengendalian kerusakan lahan dan/atau
tanah untuk produksi biomassa ;
Dapat merencanakan teknik konservasi pada lahan untuk poduksi biomassa.
Mampu menjelaskan tindak lanjut hasil pemantauan kerusakan tanah/lahan
untuk produksi biomassa

2. Maksud
Untuk mengetahui status kerusakan tanah untuk produksi Biomassa di
Kecamaatan Balikpapan Timur Kelurahan Lamaru dan Kelurahan Teritip;
Mengetahui potensi kerusakan tanah secara detail untuk produksi Biomassa
dan penyebabnya.

3. Sasaran
Lahan atau tanah untuk produksi Biomassa yang terletak di lokasi Balikpapan
Timur khususnya kelurahan Lamaru dan Kelurahan Teritip.

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN


Badan Lingkungan Hidup Daerah

Kerangka Acuan Kerja

C. MANFAAT KEGIATAN
1. Untuk mengetahui secara detail kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi
biomassa di lokasi Balikpapan Timur khususnya kelurahan Lamaru dan
Kelurahan Teritip, sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk
mengambil kebijakan yang berkaitan lingkungan hidup terutama dalam rangka
mengendalikan atau menanggulangi dampak lingkungan yang ada dan yang
mungkin akan timbul pada lahan untuk produksi Biomassa.
2. Manfaat dari kegiatan ini bagi masyarakat adalah untuk informasi mengenai
status kerusakan lahan / tanah itu dapat digunakan masyarakat untuk
menanggulangi dampak kerusakan tanah, sehingga dapat mengurangi adanya
lahan kritis.

D. LOKASI KEGIATAN
Lokasi pekerjaan Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan / atau Tanah Untuk
Produksi Biomassa di Balikpapan Timur khususnya kelurahan Lamaru dan
Kelurahan Teritip

E. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan : APBD Badan Lingkungan Hidup Kota
Balikpapan Tahun 2015, pada Kegiatan Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan
(Biomassa).
Pagu Anggaran : Rp. 171.500.000,-

F. Nama dan Organisasi


Pekerjaan ini dilaksanakan Oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan melalui
Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam (PKSDA)

G. LANDASAN HUKUM
Beberapa peraturan perundang-undangan baik yang bersifat nasional maupun
daerah yang menjadi dasar hukum Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan /
atau Tanah Untuk Produksi Biomassa adalah :
1. Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor

32

Tahun

2009

tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan

Antara

Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah

Provinsi,

dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota;


3. Peraturan Pemerintah RI No. 150 Tahun 2000 Tentang Pengendalian Kerusakan
Tanah untuk Produksi Biomassa;

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN


Badan Lingkungan Hidup Daerah

Kerangka Acuan Kerja

4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa;
5. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan Tahun 2012-2032.
B. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup pekerjaan Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan / atau Tanah Untuk
Produksi Biomassa meliputi :
1. Lingkup Wilayah Studi
Wilayah studi meliputi lahan untuk produksi Biomassa dilakukan di Kecamatan
Balikpapan Timur khususnya Kelurahan Lamaru dan Kelurahan Teritip, dengan
masing-masing titik pengambilan minimal 16 24 titik /100 Ha.
2. Lingkup tata cara Penetapan Status Kerusakan Tanah untuk produksi biomassa
meliputi:
a.

Identifikasi Peta kondisi awal tanah pada prinsipnya dilakukan untuk:


- Menyajikan informasi dugaan potensi kerusakan tanah, luasan dan
sebarannya.
- Peta kondisi awal tanah digunakan sebagai peta kerja dan bertujuan untuk
mempermudah dan mengarahkan ketika akan dilakukan pemantauan di
lapangan (menentukan prioritas lokasi).
- Proses Pengolahan informasi, data dan pengolahan peta-peta tematik
- Output yang akan dihasilkan adalah Peta Kondisi Awal Tanah
- Overlay Kondisi Awal tanah dan RTRW serta melakukan Inventarisasi
data lapangan guna menghasilkan Peta Status Kerusakan Sementara
(potensi kerusakan)
- Penyusunan Peta Kondisi Tanah yang disusun berdasarkan hasil
verifikasi lapangan dan data laboratorium yang akan mengasilkan Peta
Kondisi Tanah.
- Penyusunan Peta Status Kerusakan Tanah disusun berdasarkan :
- Penyesuaian/ matching antara kondisi tanah dengan kriteria baku,
- Penetapan status kerusakan tanah menggunakan metode Skoring
berdasarkan frekwensi relatif tanah rusak menurut tiap-tiap parameter
kerusakan tanah yang diukuryang akan mengasilkan Peta Status
Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa.

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN


Badan Lingkungan Hidup Daerah

Kerangka Acuan Kerja

Bagan Alir Penetapan Status Kerusakan Lahan dan/atau Tanah Untuk


Produksi Biomassa (Permen.LH No.20 Th 2008, Lamp II)

b. Pemantauan/verifikasi
a. Penentuan areal pantau
1. Pada areal efektif (budidaya biomassa)
2. Polygon prioritas (potensi rusak sangat tinggi, tinggi, sedang)
3. polygon terpilih dicetak dalam skala 1: 10.000, dioverlay dengan
akses jalan, wilayah administrasi
b. Metode pengamatan:
a. Sistem grid (jalur):
- Pengamatan tanah yang dilakukan pada jarak yang teratur.
- Kerapatan disesuaikan dengan skala peta yang akan dibuat
- cocok diterapkan pada lahan homogen yang tidak dapat
- dibedakan secara visual di lapangan (lahan gambut)
- peta dasar dan peta pendukung kurang lengkap
b. Sistem bebas
- Diterapkan pada lahan yang cukup beragam, dimana lahan
dibagi kepada beberapa satuan lahan yang relatif homogen.
- pada setiap satuan lahan yang homogen dilakukan sampling
secara random
c. Sistem sistematik
- sistem ini hampir sama dengan sistem grid, yang membedakan
pada jarak pengamaran tidak sama jauh satu antar satu dengan
yang lainnya (peta dasar & data penunjang cukup lengkap).
d. Sistem bebas sistematik
sistem ini hampir sama dengan sistem bebas, dilakukan
untuk mengatasi kekurangan waktu di lapangan. Harus tersedia
peta dasar dan peta penunjang yang cukup
lengkap
dan
berdasarkan hasil interpretasi

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN


Badan Lingkungan Hidup Daerah

Kerangka Acuan Kerja

Kerapatan Pengamatan dalam berbagai tingkat survey

Sumber: pedoman teknis penyusunan peta status kerusakan tanah untuk produksi
biomassa, KLH, 2009.
c.

Identifikasi dilakukan untuk mengetahui areal yang berpotensi mengalami


kerusakan yakni :
- Analisis sifat-sifat dasar tanah, mencakup pengamatan lapangan
maupun analisis laboratorium terhadap sifat fisik, kimia dan biologi
tanah sesuai dengan parameter yang terdapat dalam criteria baku
kerusakan tanah.
- Evaluasi untuk menentukan status kerusakan tanah, dilakukan dengan
cara membandingkan antara hasil analisis sifat dasar tanah dengan
kriteria baku kerusakan tanah.

3. Lingkup Pembuatan Peta:


a. Pembuatan peta Dasar skala 1 : 10.000
b. Pembuatan peta tematik skala 1: 10.000 (Status kerusakan lahan untuk
produksi Biomassa di Kecamatan Balikpapan Timur Khususnya Kelurahan
Lamaru dan Kelurahan Teritip).
4. Lingkup analisis/uji laboratorium
Analisis tanah dilakukan pada seluruh parameter kriteria baku kerusakan tanah
untuk produksi biomassa yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 150
Tahun 2000 tentang Pengendalian Keruskan Tanah untuk Produksi Biomassa.
Parameter yang akan diujikan di laboratorium meliputi:
a. Ketebalan Solum
b. Kebatuan Permukaan
c.

Komposisi Fraksi Kasar

d. Berat isi (Bi)


e. Porositas Total
f.

Derajat Pelulusan Air

g. pH (H2O)1:2.5
PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN
Badan Lingkungan Hidup Daerah

Kerangka Acuan Kerja

h. Daya Hantar Listrik (DHL)


i.

Redoks.

j.

Jumlah mikroba

k. Lapisan tanah tererosi


C. HAK DAN KEWAJIBAN
Untuk melancarkan rangkaian kerja dan ketepatan waktu kerja maka penyerahan
beberapa tugas dan tanggung yang dilimpahkan kepada pelaksana pekerjaan adalah
sebagai berikut:
1. Pelaksana

pekerjaan

bertanggungjawab

sepenuhnya

dalam

pelaksanaan

pekerjaan yang dibuat berdasarkan kerangka acuan/Term Of Reference (TOR)


atau pedoman/petunjuk lain yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
2. Pelaksana pekerjaan berkewajiban menyusun dan menyerahkan Laporan
Pendahuluan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, sebagai prasyarat
pelaksanaan tahap kegiatan selanjutnya.
3. Pelaksana pekerjaan wajib menghadirkan semua Tenaga Ahli pada saat
pembahasan/ekspose laporan pendahuluan, laporan kemajuan/antara dan
laporan akhir.
4. Pelaksana

pekerjaan

berhak

meminta

dan

menerima

masukan

(input)

menyangkut data sekunder maupun primer yang lebih akurat bilamana pihak
pelaksana merasa memerlukan, untuk penyempurnaan laporan pekerjaan kepada
pihak pertama.
5. Pelaksana pekerjaan berhak melakukan konsultasi dan koordinasi kepada
Instansi terkait menyangkut pelaksanaan pekerjaan.
D. PRODUK YANG DIHASILKAN
Sistem penyajian laporan Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan / atau Tanah
Untuk Produksi Biomassa dibuat berdasarkan pada ketentuan dibawah ini:
1. Pengetikan 1,5 (satu koma lima) spasi kertas HVS 70 Gram
2. Ukuran Kertas :
a) Laporan Pendahuluan, ukuran kertas A3, jumlah buku 10 (sepuluh ) rangkap.
b) Laporan Fakta dan Analisis, ukuran kertas A3, jumlah buku 10 (Sepuluh)
rangkap.
c) Laporan Final, ukuran kertas A3, jumlah buku 15 (lima belas) rangkap hard
cover.
3. Peta Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan / atau Tanah Untuk Produksi
Biomassa ukuran A0 sebanyak 2 (dua) Exemplar.
4. Soft Copy Peta dalam File Shp. beserta Soft Copy Laporan yang tertera di dalam
ekternal hardisk minimal 1 tera.

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN


Badan Lingkungan Hidup Daerah

Kerangka Acuan Kerja

E. TENAGA YANG DIBUTUHKAN


Pekerjaan Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan / atau Tanah Untuk Produksi
Biomassa di Kecamatan Balikpapan Timur khususnya Kelurahan Lamaru dan
Kelurahan Teritip disusun dengan melibatkan tenaga ahli dan pendukung. Hal ini
dimaksudkan untuk memaksimalkan proses kinerja tim berdasarkan keahlian
masing-masing dan ketepatan waktu kerja serta efektifitas dan efesiensi kerja.
Kebutuhan tenaga ahli yang memiliki kemampuan dan kompetensi di bidang
keilmuannya. Tenaga ahli tersebut yakni :
1. Tenaga Ahli
a. Ketua Tim (Team Leader)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah sarjana pertanian bidang keahlian
Evaluasi Sumberdaya Lahan, dengan pendidikan minimal S2 dan memiliki
pengalaman kerja minimal 5 tahun didalam keahliannya. Tenaga ahli ini akan
bekerja selama 5 (Lima) bulan.
b. Ahli Kimia Tanah
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah sarjana pertanian dengan bidang
keahlian Ilmu Tanah / Kimia tanah dengan pendidikan minimal S2 dan
memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun didalam keahliannya. Tenaga
ahli ini akan bekerja selama 3 (Tiga) bulan.
c. Ahli Fisika Tanah
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah sarjana pertanian dengan bidang
keahlian Ilmu Tanah / Fisika tanah dengan pendidikan minimal S2 dan
memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun didalam keahliannya. Tenaga
ahli ini akan bekerja selama 3 (Tiga) bulan.
d. Ahli SIG/Kartografi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah sarjana pertanian dengan memiliki
sertifikat SIG/Kartografi dengan pendidikan minimal S1 dan telah memiliki
pengalaman kerja minimal 5 tahun didalam keahliannya. Tenaga ahli ini
akan bekerja selama 2 (dua) bulan.
2. Tenaga Pendukung, yaitu terdiri dari :
a) Administasi 1 orang selama 4 bulan dengan lulusan Minimal Diploma 3 (D3)
Semua jurusan.
b) Surveyor Pemetaan dibutuhkan sebanyak 2 orang selama 2 bulan dengan
lulusan Minimal Diploma SMK/D1/D2 Semua Jurusan dengan pengalaman
kerja sebagai surveyor pemetaan minimal 1 Tahun.

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN


Badan Lingkungan Hidup Daerah

Kerangka Acuan Kerja

10

F. HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Dapat memberikan gambaran jelas mengenai Status Kerusakan Lahan dan / atau
Tanah Untuk Produksi Biomassa Kecamatan Balikpapan Timur khususnya
Kelurahan Lamaru dan Kelurahan Teritip.
2. Teridentifikasinya metode pemantauan, pencegahan, penanggulangan, upaya
pemulihan serta tindakan konservasi yang dilakukan terhadap hasil analisa di
lapangan maupun hasil laboratorium yang telah dilakukan.
G. WAKTU PELAKSANAAN
Pekerjaan Studi Informasi Status Kerusakan Lahan dan / atau Tanah Untuk Produksi
Biomassa di Kecamatan Balikpapan Timur khususnya Kelurahan Lamaru dan
Kelurahan Teritip disediakan waktu pelaksanaan pekerjaan selama 150 Hari
Kalender mulai saat ditandatanganinya kontrak kerja.

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN


Badan Lingkungan Hidup Daerah

Kerangka Acuan Kerja

Anda mungkin juga menyukai