Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
SDM merupakan faktor utama dan strategis bagi tercapainya keberhasilan pembangunan

suatu bangsa. SDM yang kuat dan berdaya saing tinggi dalam berbagai aspek akan mendukung
peningkatan pembangunan, baik di bidang ekonomi, kesehatan maupun di bidang sosial dan
budaya. SDM yang berdaya saing tinggi merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan di era
globalisasi yang diwarnai dengan semakin ketatnya persaingan serta tiadanya batas antar negara
dalam interaksi hidup dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, untuk memenangkan dan
menangkap peluang yang ada, pengembangan SDM harus ditekankan pada penguasaan
kompetensi yang fokus pada suatu bidang tertentu yang pada gilirannya akan mampu
meningkatkan daya saing di tingkat nasional maupun internasional.
Untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat periode jangka panjang tahun 2015 - 2025,
pembangunan kesehatan di daerah baik propinsi maupun Kabupaten/Kota ditujukan untuk
menciptakan dan mempertahankan Propinsi, Kabupaten/Kota Sehat dengan menerapkan
Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Oleh karena itu, untuk mendukung pencapaian Visi
Indonesia Sehat 2015 tersebut diperlukan SDM Kesehatan yang bermutu dan merata. SDM yang
berkualitas akan mendorong terciptanya produktivitas yang tinggi yang akan menjadi modal
dasar bagi keberhasilan pembangunan kesehatan secara nasional sehingga dapat mensejahterakan
kehidupan bangsa dan pada akhirnya akan memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam mewujudkan SDM seperti yang dicita-citakan tersebut diperlukan kerja keras untuk
menghadapi berbagai kendala dan tantangan yang berat.
Pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan merupakan komponen strategis
pembangunan kesehatan guna mempercepat pemerataan pelayanan kesehatan dan pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan. Kinerja suatu organisasi akan ditentukan oleh salah satu unsur
utama yaitu kualitas sumber daya manusia. Tujuan dari upaya pengembangan sumber daya
manusia di bidang kesehatan adalah meningkatnya pemberdayaan dan penyediaan sumber daya

manusia dibidang kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang bermutu dalam jumlah dan
jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan latar belakang inilah penyusun mengangkat judul makalah mengenai SDM
di Indonesia dan Tatanannya dalam Bidang Kesehatan dan sebagai tugas bagi penyusun yang
mengikuti mata kuliah Manajemen Keuangan. Penyusun merasa penting untuk membahas
permasalahan ini karena dengan adanya pengetahuan tentang SDM dan perannya dalam bidang
kesehatan dapat meningkatkan pembangunan kesehatan di Indonesia.
1.2

Rumusan Masalah
Belum diketahuinya bagaimana gambaran SDM di Indonesia dan tatanannya dalam

bidang kesehatan itu.


1.3

Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana gambaran SDM di Indonesia dan tatanannya dalam bidang

kesehatan itu.
2. Tujuan Khusus :
a.

Untuk mengetahui bagaimana sumber daya manusia Indonesia itu.

b.

Untuk mengetahui bagaimana sumber daya manusia kesehatan itu.

c.

Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan hambatan situasi SDM Kesehatan itu.

d.

Untuk mengetahui bagaimana tatanan SDM dalam kesehatan itu.

1.4.

Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini antara lain dapat berguna bagi peminatan

ilmu administrasi kebijakan kesehatan, dapat meningkatkan ilmu pengetahuan tentang SDM
dalam pembangunan kesehatan, dapat membantu dalam proses belajar mengajar dan masih
banyak manfaat lainnya yang dapat diambil dari makalah yang sederhana ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Sumber Daya Manusia Indonesia


Sumber Daya Manusia ( SDM ) adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia

untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu
mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya
kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian
praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk
suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus
mengambil penjurusan industri dan organisasi. Selain itu, SDM juga merupakan potensi
manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya yang merupakan aset
dan berfungsi sebagai modal ( non material/non finansial ) didalam organisasi bisnis, yang dapat
diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi
organisasi.
Terkait dengan kondisi SDM Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah
kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun
pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya
sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka ( open
unemployment ). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8
juta. Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur
pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %.
Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan
rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia
usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya
kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan
kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta
angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan
tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.
3

Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ( Ditjen Dikti ) Depdiknas angka
pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini
kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan
pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7 %,
hanya berasal dari pemanfaatan sumber daya alam intensif (hutan dan hasil tambang),
arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung.
Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang
tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti
kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.
Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan
penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam
kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi.
Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya
memacu kualitas SDM melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.
2.2 Sumber Daya Manusia di Bidang Kesehatan
SDM atau tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional
di bidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu
memerlukan upaya kesehatan. SDM atau tenaga kesehatan berperan sebagai perencana,
penggerak dan sekaligus pelaksana pembangunan kesehatan sehingga tanpa tersedianya tenaga
dalam jumlah dan jenis yang sesuai, maka pembangunan kesehatan tidak akan dapat berjalan
secara optimal. SDM Kesehatan juga merupakan tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga
kesehatan strategis dan tenaga kesehatan non profesi serta tenaga pendukung/penunjang
kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya seperti dalam upaya dan
manajemen kesehatan.
Kebijakan tentang pendayagunaan tenaga kesehatan sangat dipengaruhi oleh kebijakan
kebijakan sektor lain, seperti kebijakan sektor pendidikan, kebijakan sektor ketenagakerjaan,
sektor keuangan dan peraturan kepegawaian. Kebijakan sektor kesehatan yang berpengaruh
terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain kebijakan tentang arah dan strategi
4

pembangunan kesehatan, kebijakan tentang pelayanan kesehatan, kebijakan tentang pendidikan


dan pelatihan tenaga kesehatan dan kebijakan tentang pembiayaan kesehatan.
Selain dari pada itu, beberapa faktor makro yang berpengaruh terhadap pendayagunaan
tenaga kesehatan yaitu desentralisasi, globalisasi, menguatnya komersialisasi pelayanan
kesehatan, teknologi kesehatan dan informasi. SDM dalam kesehatan mempunyai berbagai
keahlian sesuai dengan profesi masing-masing seperti dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan
masyarakat, fisioterapis, apoteker, analis farmasi dan sebagainya yang mempunyai pendidikan
atau keahlian khusus untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan
fisik manusia, serta lingkungannya.
2.3 Perkembangan dan Hambatan Situasi SDM Kesehatan

Secara terperinci dapat digambarkan perkembangan dan hambatan situasi sumber daya
kesehatan sebagai berikut :
1. Ketenagaan
Tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting didalam peningkatan pelayanan
kesehatan, peningkatan kualitas harus menjadi prioritas utama mengingat tenaga
kesehatan saat ini belum sepenuhnya berpendidikan D-III serta S-1 sedangkan yang
berpendidikan SPK serta sederajat minim terhadap pelatihan tehnis, hal ini juga berkaitan
dengan globalisasi dunia dan persaingan terhadap kualitas ketenagaan harus menjadi
pemicu.
2. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor utama
didalam peningkatan pelayanan kesehatan, baik untuk belanja modal maupun belanja
barang. Di dalam upaya peningkatan pembiayaan terhadap sektor kesehatan dianggarkan
melalui dana APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten, serta sumber lainnya.
3. Sarana Kesehatan Dasar
Komponen lain di dalam sumber daya kesehatan yang paling penting adalah
ketersedian sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas dan kualitas bangunan
5

yang menggambarkan unit sarana pelayanan kesehatan yang bermutu baik bangunan
utama, pendukung dan sanitasi kesehatan lingkungan. Pembangunan sarana kesehatan
harus dilengkapi dengan peralatan medis, peralatan nonmedis, peralatan laboratorium
beserta reagensia, alat pengolah data kesehatan, peralatan komunikasi, kendaraan roda
empat dan kendaraan roda dua.
2.4 Tatanan SDM dalam Kesehatan

Dalam SKN ( Sistem Kesehatan Nasional ) terdapat subsistem SDM Kesehatan yang
merupakan tatanan yang menghimpun bentuk dan cara penyelenggaraan upaya pengembangan
dan pemberdayaan SDM Kesehatan, yang meliputi upaya perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan untuk mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Jadi tatanan SDM dalam kesehatan antara lain :
2.4.1

Upaya Perencanaan SDM Kesehatan


Penyusunan

rencana

kebutuhan

SDM

Kesehatan

dilakukan

dengan

memperhatikan kebutuhan SDM Kesehatan yang diutamakan, baik dalam upaya


kesehatan primer maupun upaya kesehatan sekunder serta tersier. Perencanaan SDM
Kesehatan yang meliputi jenis, jumlah dan kualifikasinya dilakukan dengan
meningkatkan dan memantapkan keterkaitannya dengan unsur lainnya dalam manajemen
pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan dengan memperhatikan tujuan
pembangunan kesehatan dan kecenderungan permasalahan kesehatan di masa depan.
Perencanaan SDM Kesehatan dilakukan dengan mendasarkan pada fakta ( berbasis
bukti ) melalui peningkatan sistem informasi SDM Kesehatan.
2.4.2

Upaya Pengadaan SDM Kesehatan


Upaya pengadaan SDM Kesehatan adalah dengan melaksanakan pendidikan dan

pelatihan SDM Kesehatan. Standar pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan SDM
Kesehatan mengacu kepada standar pelayanan dan standar kompetensi SDM Kesehatan
6

dan perlu didukung oleh etika profesi SDM Kesehatan tersebut. Pemerintah dengan
melibatkan organisasi profesi dan masyarakat menetapkan standar kompetensi dan
standar pendidikan yang berlaku secara nasional. Pemerintah bertanggungjawab
mengatur pendirian institusi pendidikan dan pembukaan program pendidikan tenaga
kesehatan yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan. Pendirian institusi
pendidikan dan pembukaan program pendidikan ditekankan untuk menghasilkan lulusan
tenaga kesehatan yang bermutu dan dapat bersaing secara global dengan memperhatikan
keseimbangan antara kebutuhan, dinamika pasar baik di dalam maupun di luar negeri,
dan kemampuan produksi tenaga kesehatan dengan yang sudah ada.
Pemerintah dengan melibatkan organisasi profesi membentuk badan regulator
profesi yang bertugas menyusun berbagai peraturan persyaratan, menentukan kompetensi
umum, prosedur penetapan kompetensi khusus tenaga kesehatan, serta menentukan
sertifikasi institusi pendidikan dan pelatihan profesi. Kompetensi tenaga kesehatan harus
setara dengan kompetensi tenaga kesehatan di dunia internasional, sehingga registrasi
tenaga kesehatan lulusan dalam negeri dapat diakui di dunia internasional.
Penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan harus memenuhi akreditasi sesuai dengan
peraturan perundangan. Institusi/fasilitas pelayanan kesehatan yang terakreditasi wajib
mendukung penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan
tenaga kesehatan harus responsif gender yang berorientasi kepada kepentingan peserta
didik.
2.4.3

Upaya Pendayagunaan SDM Kesehatan


Pemerintah Pusat bekerjasama dengan Pemerintah Daerah melakukan upaya

penempatan tenaga kesehatan yang ditujukan untuk mencapai pemerataan yang


berkeadilan dalam pembangunan kesehatan.
Dalam rangka penempatan tenaga kesehatan untuk kepentingan pelayanan publik dan
pemerataan, pemerintah melakukan berbagai pengaturan untuk memberikan imbalan
material atau non material kepada tenaga kesehatan untuk bekerja di bidang tugas atau

daerah yang tidak diminati, seperti daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan,
pulau-pulau terluar dan terdepan, serta daerah bencana dan rawan konflik.
Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah dan Swasta melakukan rekrutmen dan
penempatan tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan yang diperlukan sesuai
dengan kebutuhan pembangunan kesehatan dan atau menjalankan tugas dan fungsi
institusinya. Pemerintah Daerah bersama UPT-nya dan masyarakat melakukan rekrutmen
dan penempatan tenaga penunjang ( tenaga masyarakat ) yang diperlukan untuk
mendukung UKBM sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Pemerintah dan swasta mengembangkan dan menerapkan pola karir tenaga
kesehatan yang dilakukan secara transparan, terbuka dan lintas institusi melalui jenjang
jabatan struktural dan jabatan fungsional. Pemerintah bersama organisasi profesi dan
swasta mengupayakan penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan dalam rangka
peningkatan karir dan profesionalisme tenaga kesehatan.
Pendayagunaan tenaga kesehatan untuk keperluan luar negeri diatur oleh lembaga
pemerintah dalam rangka menjamin keseimbangan antara kemampuan pengadaan tenaga
kesehatan di Indonesia dan kebutuhan tenaga kesehatan Indonesia di luar negeri serta
melindungi hak-hak dan hak asasi manusia tenaga kesehatan Indonesia di luar negeri.
Pendayagunaan tenaga kesehatan warga negara asing hanya dilakukan pada tingkat
konsultan pada bidang tertentu, dalam rangka alih teknologi dan ditetapkan melalui
persyaratan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Dalam rangka mengantisipasi
globalisasi perlu dilakukan pengaturan agar masuknya SDM Kesehatan warga negara
asing dengan teknologi, modal dan pengalaman yang mereka punyai tidak merugikan
SDM Kesehatan Indonesia.
Tenaga kesehatan Warga Negara Indonesia lulusan institusi luar negeri yang telah
memperoleh pengakuan dari Departemen yang bertanggung-jawab atas pendidikan
nasional, mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan tenaga kesehatan lulusan
dalam negeri. Dalam rangka pendayagunaan SDM Kesehatan yang sesuai kebutuhan
8

pembangunan kesehatan, perlu dilakukan peningkatan kualitas SDM Kesehatan secara


terus menerus (pra-jabatan/pre-service dan in-service), diantaranya melalui pelatihan
yang terakreditasi yang dilaksanakan oleh institusi penyelenggara pelatihan yang
terakreditasi.
2.4.4

Upaya Pembinaan dan Pengawasan SDM Kesehatan


Pembinaan penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan

di berbagai tingkatan dan atau organisasi memerlukan komitmen yang kuat dari
pemerintah dan dukungan peraturan perundang-undangan mengenai pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan tersebut. Pembinaan dan pengawasan praktik profesi bagi
tenaga kesehatan profesi dilakukan melalui sertifikasi, registrasi, uji kompetensi dan
pemberian lisensi bagi tenaga kesehatan yang memenuhi syarat.
Sertifikasi tenaga kesehatan dalam bentuk ijazah dan sertifikat kompetensi
diberikan Departemen Kesehatan setelah melalui uji kompetensi yang dilaksanakan
organisasi profesi terkait. Registrasi tenaga kesehatan untuk dapat melakukan praktik
profesi di seluruh wilayah Indonesia diberikan oleh Departemen Kesehatan, yang dalam
pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi.
Perizinan/lisensi tenaga kesehatan profesi untuk melakukan praktik dalam rangka
memperoleh penghasilan secara mandiri dari profesinya diberikan oleh instansi kesehatan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapatkan rekomendasi dari organisasi
profesi terkait.
Pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan dilakukan melalui sistem karier,
penggajian, dan insentif untuk hidup layak sesuai dengan tata nilai di masyarakat dan
beban tugasnya agar dapat bekerja secara profesional. Pengawasan SDM Kesehatan
dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran disiplin melalui pengawasan melekat
dan pengawasan profesi. Dalam hal terjadi pelanggaran disiplin oleh tenaga kesehatan
maupun tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang bekerja dalam bidang kesehatan
dan menyebabkan kerugian pada pihak lain, maka sanksi administrasi maupun pidana
9

harus dilakukan dalam rangka melindungi masyarakat maupun tenaga yang bersangkutan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini antara lain :


1. Sumber Daya Manusia ( SDM ) adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia
untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang
mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju
tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
2. Terkait dengan kondisi SDM Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah
kesempatan kerja dan angkatan kerja.

10

3. SDM Kesehatan merupakan tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga kesehatan strategis
dan tenaga kesehatan non profesi serta tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang
terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya seperti dalam upaya dan manajemen
kesehatan.
4. Secara terperinci dapat digambarkan perkembangan dan hambatan situasi sumber daya
kesehatan sebagai berikut ketenagaan, pembiayaan kesehatan dan sarana kesehatan dasar.
5. Tatanan SDM dalam kesehatan antara lain upaya perencanaan SDM Kesehatan, upaya
pengadaan SDM Kesehatan, upaya pendayagunaan SDM Kesehatan, upaya pembinaan
dan pengawasan SDM Kesehatan.
3.2

Saran
Makalah ini masih belum lengkap dan ringkas. Dengan makalah ini penyusun
mengharapkan

setiap

mahasiswa

mau

memberikan

kritik

dan

saran

untuk

memaksimalkan keberhasilan makalah selanjutnya. Karena kritik dan saran kalian semua
berarti bagi penyusun. Semoga makalah ini berguna bagi pendidikan kita agar lebih maju.

11

Anda mungkin juga menyukai