Anda di halaman 1dari 10

Hak asasi manusia dalam islam

DI
S
U
S
U
N
OLEH

KELOMPOK 5
m. agus
Julia lamkaruna

TAHUN AJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Hak Asasi Manusi Dalam Islam. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas
Mata Kuliah.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak/Ibu Dosen selaku Dosen Mata Kuliah
2. Orang tua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberikan bantuan
baik moral maupun materil.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Lhoksukon, 20 Januari 2017


Kelompok 5

DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi . ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .. 1
1.2 Rumusan Masalah . 1
Bab II Pembahasan
2.1 Haji 2
2.2 Zakat . 6
2.3 Waqaf 10
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan 13
Daftar Pustaka . 14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi manusia sebagai pemimpin, setiap
manusia harus mengerti terlebih dahulu hak-hak dasar yang melekat pada dirinya seperti
kebebasan, persamaan, perlindungan dan sebagainya. Hak-hak tersebut bukan merupakan
pembererian seseorang, organisasi, atau Negara, tapi adalah anugrah Allah yang sudan
dibawanya.
sejak lahir kea lam dunia. Hak-hak itulah yang kemudian disebut dengan Hak Azazi
Mannusia. Tanpa memahami hak-hak tersebut adalah mustahil ia dapat menjalankan tugas
serta kewajibannya sebagai khalifah Tuhan. Namun persoalannya kemudian, apakah setiap
manusia dan setiap muslim sudah menyadari hak-hak tersebut? Jwabannya, mungkin belum
setiap orang, termasuk umat islam menyadarinya. Hal ini mungkin akibat rendahnya
pendidikan atau sistem social politik dan budaya di suatu tempat yang tidak kondusif untuk
anak dapat bekembang dengan sempurna (Ahmad Kosasih, HAM dalam Perspektif Islam
2003:5).
Dalam sudut pandang Islam Hak Asasi Manusia suadah diatur berdasarkan atau
berpedoman pada Al-Quran dan Hadist. Karena Al-Quran dan Hadist merupakan pedoman
hidup bagi seluruh manusia yang ada di bumi ini pada umumnya dan bagi umat islam pada
khususnya.oleh karena itu umat munusia pada umumnya dan umat islam pada khususnya
apabila tidak ingin hak-haknnya diramapas oleh orang lain, maka hendaknya ia harus
mengetahui hak-haknya dan selalu memperjuangkannya selama tidak mengambil atau
melampui batas dari hak-hak orang lain.

1.2 Rumusan Masalah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian HAM
Berikut ini beberapa pengertian tentang hak asasi manusia, antara lain :
Secara etimolgi hak merupakan unsur normative yang berfungsi sebagai pedoman
prilaku melindumgi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia
dalam menjadi harkat dan martabatnya. Sedangkan asasi berarti yang bersifat paling
mendasar yang dimiliki manusia sebagai fitrah, sehingga tak satupun makhluk
mengintervensinya apalagi mencabutnya.
Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human
Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM
adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat
hidup sebagai manusia
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan
bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2.2Sejarah HAM
Negara yang sering disebut sebagai negara pertama di dunia yang memperjuangkan
hak asasi manusia adalah Inggris. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di
Inggris. Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan yang
berhasil disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen tersebut adalah MAGNA CHARTA.
Tindakan sewenang-wenang Raja Inggris mengakibatkan rasa tidak puas dari para
bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja Inggris untuk membuat suatu perjanjian
yang disebut Magna Charta atau Piagam Agung. Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215
yang prinsip dasarnya memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih
penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan
atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hakhaknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan
kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh
2

pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak


asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi
daripada kekuasaan raja.
Perjuangan di negara Inggris memicu perjuangan-perjuangan di banyak negara untuk
Hak Azasi Manusia. Seperit misalnya Amerika Serikat dengan Presiden Flanklin D.
Roosevelt tentang empat kebebasan yang diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat
tanggal 6 Januari 1941 antara lain kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran
(freedom of speech and expression), kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan
kepercayaannya (freedom of religion), kebebasan dari rasa takut (freedom from fear),
kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hak-hak
asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa
yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia (commission of
human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor
Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang
diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu
berupa UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia
tentang Hak Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil
dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2
negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari
Hak Asasi Manusia

2.3Konsep HAM DAN Konfersional


Kewajiban yang diperintahkan kepada umat manusia dibawah petunjuk illahi dapat
dibagi kedalam dua kategori yaitu (1.) huququlloh ( hak-hak Allah ) adalah kewajibankewajiban manusia terhadap Allah SWT yang diwujudkan kedalam berbagai ritual ibadah
(2.) huququl ibad ( hak-hak manusia ) merupakan kewajiban-kewajiban manusia terhadap
sesamanya dan terhadap mahluk-mahluk Allah. Ada dua macam HAM jika dilihat dari
kategori huququl ibad pertama HAM yang keberadaanya dapat diselenggarakan oleh suatu
Negara (islam), hak ini dapat disebut juga dengan hak-hak legal. Sedangkan kedua adalah
HAM yang keberadaannya tidak secara langsung dapat dilaksanakan oleh suatu Negara dan
disebut juga sebagai hak moral. Perbedaan antara keduanya adalah hanyalah terletak pada
masalah pertanggung jawaban didepan suatu Negara.

Aspek khas dalam konsep HAM islami adalah tidak ada orang lain yang dapat
memaafkan suatu pelanggaran hak-hak jika itu terjadi atas seseorang yang harus dipenuhi
haknya, meskipun Allah sendiri yang telah menganugrahkan hak-hak ini, dan secara asalnya
adalah tetap baginya serta didepan-NYA-lah semua manusia wajib mempertanggung
jawabkannya, Allah tidak akan melaksanakan kekuasaanya untuk mengampuni pelanggaran
hak-hak diakhirat kelak. Tindakan-tindakan perilaku itu ada tiga macam yaitu: perbuatan
syirik, tindak ketidak adilan seseorang kepada sesamanya kecuali mereka saling membayar
atas perbuatan mereka, dan pelanggaran hak-hak Allah terhadap hamba-hamba-NYA.
Dalam islam pemulihan HAM sama pentingnya dengan tujuan bersama bagi individu
dan Negara. Tujuan Negara dalam islam sendiri adalah untuk memulihkan hak-hak tersebut
terutama bagi mereka yang hak-haknya telah dirampas.

2.4Standar HAM

2.5Tanda HAM
2.6

BAB III
PENUTUP
4

3.1Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

PETA KONSEP
Hikmah Ibadah Haji, Zakat
dan Waqaf

Meyakini Bahwa Haji, Zakat Danwaqaf Adalah

Menunjukkan kepedulian social

Perintah Allah SWT, yang memberikan kemaslahatan

sebagai hikmah dari perintah Haji,

bagi individu dan masyarakat

Zakat dan Waqaf

Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan

Simulasi Ibadah Haji, Zakat

Waqaf bagi individu dan

dan Waqaf

masyarakat

Anda mungkin juga menyukai