Buku Masyarakat Muslim Dalam Perspektif Al Quran dan Sunnah
[ Indonesia Indonesian ]
2009 - 1430
:
:
2009 1430
muslim
sebagaimana
dijelaskan
oleh
Islam
adalah
Islamlah
yang
mencetak
masyarakat
muslim,
bukanlah
permanent
dan
prinsip-prinsip
yang
bersifat
pondamen
yang
mempengaruhi masyarakat
muslim, akan tetapi tetap dalam batas pagar penjaga ini, yang dengannya
(1) lihat perinciannya pada kedua buku kami kepribadian muslim dan muslimah.
ada
yang
bertanya:
Apakah
temasuk
maslahat
jika
atas
pertanyaan
ini
membutuhkan
pengetahuan
yang
maka
dengan
demikian,
sifatnya
yang
permanen
menjadi
penyelewengan
dan
kesesatan
berkedok
perkembangan
dan
pembaharuan.
dengan prinsip-prinsip dasar Islam yang global dia akan tanpak konservatif,
banyak pertentangan, kekurangan dan tidak sesuai dengan fitrah yang sehat.
Syari'at Islam yang telah membangun masyarakat muslim bertopang
pada beberapa karekteristik, yang menjadikan masyarakat muslim mampu
berkembang dan maju, serta mampu memenuhi kebutuhan kemanusiaan
yang selalu berubah.
Di antara karekteristik yang terpenting adalah:
1.
2.
Dia datang dalam bentuk prinsip yang bersifat global dan umum, bisa
diperluas dan dipraktekkan dalam realita yang selalu baru, dan
keadaan yang berubah-ubah. Misalnya zakat, adalah kewajiban yang
telah ditetapkan dan ditentukan, akan tetapi cara
mengumpulkan,
berkembang
sesuai
dengan
tuntutan
zaman
pada
saat
ini
menegaskan
kemandirian
pribadi
wanita
muslimah
dan
kurun ratusan abad sebelum dunia moderen mengakui hak-hak wanita untuk
menyampaikan aspirasinya sendiri melalui angket dan pemilu. Semua ini,
selain tambahan hak-hak lain yang lebih banyak seperti kemandiriannya
dalam
harta
dan
kepemilikannya,
dan
dia
bebaskan
dari
kewajiban
hak-hak
asasi
manusia,
di
akhir
abad
ke
delapan
belas,
satu
abad
setelah
itu,
datanglah
seorang
ilmuan
besar
Bangsa-bangsa)
setelah
perang
dunia
pertama,
kemudian
2009 - 1430
! "
:
:
2009 1430
Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka Itulah orangorang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus.
mereka kekal di dalamnya. (QS. al Mukminun: 9-11)
Apabila shalat dilaksanakan dan membekas di dalam jiwa, maka ia
akan berpengaruh positif pada moralitas sosial orang yang shalat, yaitu
dengan terbentuknya kepribadian yang stabil, pikiran yang jernih, dan
keseimbangan di dalam sikap baik di waktu senang maupun susah.
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia
amat kikir, Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, Yang mereka itu
tetap mengerjakan shalatnya, (QS. al Ma'arij: 19-23).
Shalat berjamaah:
Oleh karena itulah Islam menganjurkan shalat berjamaah, agar
masyarakat muslim dipenuhi oleh pribadi-pribadi yang berpikiran jernih,
berjiwa terdidik, berakhlak tinggi, layak menjadi khalifah di muka bumi,
membangun alam semesta, dan menegakkan kalimat Allah di muka bumi.
Oleh karena itulah, maka shalat berjamaah lebih baik dilaksanakan di
mesjid, baik karena dia adalah perintah yang bersifat sunnah mu'akkadah
atau fardhu kifayah, sebagaimana pendapat kebanyakan para ulama, atau
fardhu ain sebagaimana pendapat imam Ahmad.
Perhatian Rasulullah terhadap shalat berjamaah di dalam masyarakat
muslim, generasi pertama sampai pada tingkat bahwa beliau berniat
membakar rumah orang-orang yang tanpa halangan tidak mengikuti shalat
berjamaah, beliau bersabda:
( I 7J )
K D = L M N
O I 7J )
3
- = L M N
P
Q
$ 7J P
" Q
- = L 6
$ R $ S T 7- +E? F GH
M$ >7- M$ 7$
' U
=9 ; V
J " D & W
%
M N
X
,
Demi yang jiwaku ada di tanganNya, sungguh aku telah berniat menyuruh
orang mengambil kayu bakar, kemudian aku memerintahkan agar shalat
didirikan, kemudian aku menyuruh seseorang menjadi imam, kemudian aku
pergi ke rumah orang-orang yang meninggalkan shalat berjamaah untuk
membakar rumah-rumah mereka. (Muttafaq alaih).
Oleh karena pentingnya shalat berjamaah ini, orang-orang yang sedang
berperangpun tidak diperkenankan meninggalkannya, maka disyari'atkanlah
bagi mereka shalat khauf, yaitu shalat berjamaah yang khusus didirikan pada
waktu perang; dilaksanakan di bawah satu imam yaitu panglima perang
dalam dua tahap: tahap pertama dilakukan oleh sekelompok mujahidin
dengan satu raka'at di belakang imam, kemudian mereka pergi ke kampnya
masing-masing dan menyempurnakan shalat mereka di sana. Kemudian
dalam keadaan berada di dalam pesawat terbang, tank atau kendaraan lapis
baja.
Adapun dalam situasi yang aman, maka tetap wajib dilaksanakan pada
waktunya, apaun kondisi seseorang, jika ia tidak mampu shalat secara
berdiri, maka dia mengerjakannya dengan cara duduk, jika tidak mampu
mengerjakannya dengan cara duduk karena sakit, maka dia boleh shalat
sambil berbaring. Demikianlah, dia bisa dilaksanakan dengan cara yang
mungkin bisa dilakukan, dan tidak boleh ditinggalkan sama sekali.
Shalat sebagaimana disyari'atkan oleh Islam, dan sebgaimana yang
disyaratkan dalam rangka mendirikannya seperti syarat harus bersih dan
suci, memakai pakaian yang bagus ketika pergi ke masjid, menghadap ke satu
kiblat, penentuan waktu shalat, dan apa-apa yang diwajibkan-padanya
berupa dzikir, bacaan dan doa, perbuatan yang dilakukan orang shalat
berupa gerakan-gerakan dan perkataan, ini semua menunjukkan bahwa
shalat bukan hanya sekedar ibadah, akan tetapi ia adalah aturan bagi
kehidupan jiwa umat Islam, dan sebuah manhaj bagi tarbiyah dan pendidikan
masyarakat muslim.
Shalat berjamaah yang menghimpun individu masyarakat muslim lima
kali dalam satu hari dalam ketaatan, kedisiplinan, kecintaan, persaudaraan
dan persatuan di hadapan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar, realita
seperti ini lebih nampak daripada sekedar bekumpulnya orang untuk
melaksanakan shalat berjamaah. Sungguh, dia adalah metode yang cocok
untuk membangun hubungan sosial, sebab dengan shalat berjamaah akan
tercabut perasaan negatif, egois, dan terisolasi, shalat berjama'ah mengangkat
mereka dari kesibukan, ikatan dan kalalaian hidup, dimana masjid
mengumpulkan mereka dan mengakrabkan hati-hati mereka, maka shalat
berjamaah adalah taman pendidikan harian untuk membina keakraban,
persamaan, persatuan dan kasih sayang.
Shalat jum'at
Puncak kebersamaan masyarakat muslim terlihat pada saat shalat
jum'at, ia merupakan kewajiban mingguan yang mesti dilaksanakan oleh
setiap muslim di masjid jami', yang di dalamnya disampaikan khutbah jum'at
sebelum shalat, dia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari shalat,
semua jamaah mendengarkannya, memusatkan perhatian mereka dengan
telinga dan hati mereka pada kata-kata yang dikatakan oleh khatib; hal ini
karena khutbah jum'at dalam masyarakat muslim adalah syiar agama yang
disyari'tkan untuk membahas persoalan umat pada masa itu di dalam
kehidupan umat Islam, sebagai sarana untuk mengajarkan mereka tuntutnan
agama ini, yang datang untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat. Maka
semestinya khutbah rutin mingguan ini jika dilaksanakan dengan memenuhi
syarat-syaratnya untuk menciptakan berbagai keajaiban di dalam kehidupan
umat Islam, sehingga dengannya wawasan membuka diri untuk menerima
6
Zakat dan shalat adalah dua syi'ar, dua kewajiban, dua ibadah yang
dari sejak dahulu selalu disebutkan secara beriringan di dalam agama Allah
yang satu, yang telah diturunkan sejak masa dahulu melalui lisan para rasul.
Hingga pada saat Islam telah datang, sebagai penutup semua agama (samawi),
dia menjadikan zakat selain sebagai ibadah juga sebagai sistem baru yang
istimewa, di mana tidak ada satupun dari agama samawi yang
mendahuluinya dan tidak pula undang-undang buatan manusia.
Islam telah menjadikan zakat sebagai pilar penting bagi solidaritas
sosial, karena Islam telah menjadikannya sebagai ibadah dan kewajiban harta
yang telah diatur secara seksama, yang menjamin hak-hak orang-orang fakir,
Islam tidak menjadikan zakat sebatas tindakan kebaikan, kemuliaan dan
sumbangan sukarela. Ia dipungut oleh negara Islam, dengan mengangkat
petugas tertentu yang bekerja secara khusus untuk mengumpulkan zakat
pada sebuah lembaga yang disebut dengan "Badan amil zakat". Dan para
petugas ini akan mendapat bagian tertentu yang merupakan salah satu arah
penyaluran zakat, sebagai bentuk penegasan atas keterpisahannya dari hartaharta lain yang dipungut oleh negara Islam, dan agar tidak bercampur dengan
harta-harta lain sehingga dapat menghilangkan hak-hak orang fakir, dalam
hal ini Allah menegaskan: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf
yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui
lagi Maha Bijaksana. (QS. at Taubah: 60)
Zakat dalam masyarakat muslim merupakan kewajiban terhadap harta
sebagai ibadah yang harus dilakukan, yang dipungut oleh Negara. Namun,
jika sautu negara tidak mengumpulkannya seperti pada masa kita sekarang,
maka kaum muslimin harus segera menunaikannya dengan sempurna
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh syari'at, dan tidak ada seorang
muslimpun yang ragu menunaikannya kecuali orang yang lemah agamanya,
lemah jiwanya, dan tidak baik akhlaknya.
Cukup kita mengetahui bahwa orang yang menolak menunaikan zakat
boleh diperangi dan darahnya halal, sehingga dia menunaikannya dengan
sempurna sebagaimana dijelaskan oleh hukum agama. Penegasan Abu Bakar
ash shiddiq tentang orang-orang murtad karena menolak menunaikan zakat
masih menggaung pada pendengaran masa, di mana dia mengumumkan
keagungan agama ini dalam menyatukan antara agama dan dunia: "Demi
Allah, sungguh aku akan memerangi orang yang membedakan antara shalat
dan zakat" (1). Ini adalah sumpah dari Abu Bakar yang menggambarkan
kedalaman pemahamannya terhadap agama yang sempurna ini, dan karena
10
adanya hubungan yang kuat antara shalat dan zakat dalam menegakkan
agama Islam.
3. Puasa bulan Ramadhan
Ia adalah rukun Islam yang ketiga, masyarakat muslim menyambut
kedatangan bulan ramadhan dengan sambutan yang istimewa dan mereka
juga memberikan perhatian yang khusus kepada bulan ramadhan. Suasana
ramadhan terlihat jelas di jalan-jalan, rumah-rumah dan masjid-masjid.
Orang-orang yang berpuasa menyadari hak puasa terhadap mereka, dalam
menjaga lisan, mata, dan anggota badan mereka dari semua pelanggaran yang
merusak puasa atau membatalkan amal mereka, sebab mereka mengikuti
petunjuk Nabi yang mereka dengar di masjid-masjid. Nabi bersabda:
M^ _5 +9F C S
7
J
> $ ^ ; - `J P
$ a
3
$ 2 b
J
=$ 2 )J M$ .
; ( 75
( $ 2 . O
Jika kalian sedang berpuasa maka janganlah berbuat rafats, jangan membuat
keributan, jika ada orang yang memakinya atau mengajaknya berkelahi maka
hendaklah berkata: aku sedang berpuasa (Muttafaq alaih).
Nabi juga bersabda:
-=! cd e
2 +J gf D ;
#
7$
J - C c h/ $ e
$ 2 $M B$
Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan melakukannya
maka Allah tidak perlu memberikan pahala pada perbuatannya dalam
meninggalkan makan dan minum (HR. Bukhari).
Sebagian besar umat Islam di dalam masyarakat muslim berusaha
memanfaatkan waktunya di bulan yang penuh berkah ini, mereka mengisinya
dengan amal shalih; pada waktu siang dimanfaatkan untuk berpuasa,
membaca al-Qur'an, bertasbih, bersedekah dan amal-amal shalih lainnya.
Sementara, pada waktu malam diisi dengan shalat tahajjud dan do'a, dalam
rangka mencontohi Rasulullah yang bersungguh-sungguh di bulan
ramadhan melebihi bulan-bulan lainnya, dan pada sepuluh hari terakhir
melebihi kesungguhan beliau dari hari-hari yang lainnya, hal ini sebagaimana
disebutkan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Aisyah .
Selaian itu, mereka mengaharap pahala yang besar yang disiapkan oleh Allah
untuk orang-orang yang berpuasa dan qiyamullail, sebagaimana disampaikan
oleh Rasul yang mulia dengan sabdanya:
11
gK . = - E
+J `J =
E
>
Makan sahurlah, karena di dalam makan sahur itu terdapat berkah (Muttafaq
alaih).
Hal ini karena bangun untuk makan sahur mengingatkan mereka kepada
qiyamul lail, dan menggiatkan diri mereka untuk melangkah ke masjid untuk
shalat subuh berjamaah, selain itu dia juga menguatkan badan untuk
berpuasa. Inilah yang selalu dilakukan oleh Rasulullah dan dengannya pula
beliau melatih para para sahabat di dalam masyarakat muslim generasi
pertama. Dari zaid bin tsabit berkata:
gK 2L l
E
$ % ,7$- $ . $M. 6
3
& ,$
M N
k F=$
E
>
Kami makan sahur bersama Rasulullah kemudian kami bangkit untuk
shalat, dikatakan kepadanya: "Berapa lamakah jarak waktu antara sahur dan
shalat? Beliau berkata: (Kira-kira) selama membaca lima puluh ayat (Muttafaq
alaih).
Ramadhan memiliki nilai kemuliaan dan kesakralan di dalam
masyarakat muslim yang dipelihara oleh negara. Negara tidak membolehkan
makan (di siang hari bulan ramadhan) dengan terang-terangan dan tidak
boleh melanggar kemuliaan bulan yang penuh berkah dalam bentuk apapun.
Bahkan, pemerintah memberi sanksi kepada siapa yang melanggar adab-adab
syara' di bulan ini, dan menetapakan berbagai kebijakan yang bisa
menjadikan masjid bercahaya dan berkilau, menarik manusia untuk
melakukan ketaatan, menyenangkan mereka beribadah dan mendorong
mereka untuk menyambut hidayah. Hal ini terwujud dengan memperhatikan
mimbar-mimbar masjid, majlis-majlis ilmu, nasihat dan bimbingan agama,
sehingga tidak ada yang menempatinya kecuali para ulama, para khatib ulung
yang bisa berbicara dengan baik, memahami hukum-hukum syari'at, dan
bersifat jujur, konsisten, bertakwa dalam perkataan dan perbuatan.
Dalam suasana yang suci dan bersih inilah umat Islam melewati harihari di bulan ramadhan di dalam masyarakat muslim, sebuah suasana yang
sehat dan bersih yang membantu terlaksananya ibadah sehingga setiap
12
13
mereka kenakan, hotel yang mereka tinggali, dan kendaraan yang mereka
tumpangi.
Namun, di dalam ibadah haji, semuanya tunduk pada satu aturan,
setiap mereka berkumpul di tempat tertentu yang sama, melakukan amal
yang sama, pada waktu tertentu, tidak ada kelebihan bagi seseorang atas
yang lain. Rasulullah telah menunaikan haji bersama umat Islam,
mengajarkan kepada umat ini bagaimana cara mereka berhaji, dimana beliau
bersabda:
M$ @
@ , m
9 '
H%
Ambillah dariku cara kalian melakukan ibadah haji (HR. Muslim).
Beliau telah menggambarkan kepada mereka dengan manasik ini sebuah
bentuk persatuan yang paling indah, dan wujud persamaan yang paling
tinggi, dalam sebuah pemandangan yang mana matahari tidak pernah melihat
gambaran yang sebanding dengannya.
Masyarakat muslim berhimpun dan membentang menjadi satu sekali
dalam satu tahun, yaitu pada musim haji, mereka adalah masyarakat dunia
yang terbuka, mengumpulkan semua bangsa-bangsa di dunia di sekitar
ka'bah, haji merupakan mukmatar internasional yang tidak pernah dikenal
oleh dunia kecuali dalam pelaksanaan haji, jamaah haji dengan berbagai
warna, jenis dan bahasa mengumandangkan talbiyah, tahlil, takbir, tasbih
dan pujian bagi Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Tinggi dan Maha Besar.
Dalam suasana yang indah dengan ketakwaan ini, ketika mereka
sedang menunaikan ibadah haji, kaum muslimin merasakan bahwa mereka
adalah hamba Allah, datang dari berbagai penjuru dunia, mengharapkan
ridha Allah dan melaksanakan perintahNya dengan haji: Mengerjakan haji
adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. (QS. Ali Imran: 97)
Dan dengan amal ibadah yang mereka laksanakan di dalam ibadah haji,
mereka menegaskan tentang kesatuan orientasi mereka, yaitu menghadap
kepada Allah, di mana hal ini merupakan wujud persatuan yang paling tinggi
yang dikenal oleh manusia, dan dengannyalah tercipta keunggulan umat ini,
sekalipun mereka berbeda dalam warna kulit, bahasa dan jenis: Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
(QS. Ali Imran: 110)
Luasnya pemahaman ibadah dalam Islam
Di dalam Islam ibadah bukan hanya terbatas pada syi'ar dan amal-amal
yang bersifat ubudiah, akan tetapi mencakup pelaksanaan semua hukum
Islam, penghambaan kepada Allah tidak tercipta secara sempurna kecuali
dengan melaksanakan syari'at secara keseluruhan, mempraktekkan dan
melaksanakan hukum-hukumnya, menghadirkan perasaan merendah dan
14
ubudiah kepada Allah Yang Maha Esa dalam melaksanakan semua hukum
ini.
Sayyid Quthb berkata tentang makna ubudiah kepada Allah: ((Kalau
hakikat ibadah hanya sekedar syi'ar ibadah semata, maka hal itu tidak
membutuhkan diutusnya para rasul dan risalah yang mereka bawa, serta
tidak membutuhkan kepada perjuangan yang sulit yang dilakukan oleh para
rasul, dan tidak perlu adanya tantangan dan rintangan yang menghalangi
para da'i dan orang-orang yang beriman sepanjang masa!. Yang berhak
mendapat
harga yang tinggi adalah mengeluarkan manusia dari
penghambaan kepada manusia, dan mengembalikan mereka kepada
penghambaan kepada Allah Yang Maha Esa dalam setiap aspek dan urusan,
serta dalam manhaj hidup mereka secara keseluruhan baik di dunia dan
akhirat.
Sesungguhnya dalam rangka menegakkan tauhid uluhiyah, tauhid
rububiyah, tauhid di dalam kepemimpinan, bertauhid di dalam menegakkan
hukum, bertauhid di dalam sumber syari'at, bertauhid di dalam manhaj
kehidupan dan bertauhid di dalam kiblat yang dengannya manusia bisa
beragama secara menyeluruh sungguh tauhid inilah yang menjadi tujuan
diutusnya para rasul, dikorbankannya segala usaha untuk mewujudkan
tujuan tersebut, semua penderitaan ditanggung demi menegakkannya
sepanjang masa, bukan karena Allah perlu padanya, Allah tidak butuh
kepada alam semesta, akan tetapi karena kehidupan manusia tidak akan
baik, tidak akan tegak lurus, tidak mulia dan tidak layak bagi manusia
kecuali dengan tegakknya tauhid ini, yang pengaruhnya tidak terbatas pada
kehidupan manusia dalam segala segmen kehidupannyan.
Beragama kepada Allah membebaskan manusia dari beragama kepada
selain Allah, dan mengeluarkan manusia dari mengamba kepada makhluk
menuju pengambaan diri kepada Allah Yang Maha Esa. Dengan demikian
inilah manusia akan meraih kemuliaan dan kemerdekaan yang hakiki, di
mana kebebasan dan kemuliaan ini tidak bisa didapatkan dalam aturan
mana saja selain di dalam Islam, dimana manusia saling menyembah satu
sama lain dengan berbagai macam bentuknya, baik penghambaan di dalam
keyakinan, atau penghambaan di dalam perasaan, atau penghambaan di
dalam syari'at. Semua ini adalah pengahambaan di mana yang satu seperti
yang lain, leher ditundukkan kepada selain Allah, dengan menundukkannya
agar mengikuti dalam segala sisi kehidupan kepada selain Allah.
Manusia tidak bisa hidup tanpa beragama, manusia mesti mempunyai
agama, orang yang tidak menyembah Allah, ia akan terjatuh kepada
penyembahan kepada selain Allah, dalam segala aspek kehidupan.
Mereka terjatuh pada perangkap hawa nafsu dan syahwat mereka yang
tanpa batas. Karena itulah mereka kehilangan keistimewaan mereka sebagai
manusia dan masuk ke dalam golongan hewan.
15
Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti
makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka. (QS.
Muhammad: 12)
Manusia tidak akan pernah merugi seperti kerugian mereka ketika
kehilangan kemanusiaanya, dan masuk ke dalam golongan alam hewan,
inilah yang terjadi ketika manusia terlepas dari penghambaan kepada Allah
semata lalu terjatuh pada penyembahan kepada hawa nafsu dan syahwat:
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,
(QS. al Furqaan: 43).
Kemudian, mereka mesti terjatuh sebagai mangsa bagi berbagai macam
penghambaan kepada hamba; mereka terjerumus untuk menghambakan diri
kepada para penguasa dan peminpin yang membuat aturan uintuk diri
mereka sendiri, di mana tidak ada tujuan bagi mereka kecuali kepentingan
mereka sendiri baik hal ini terwujud dalam seorang penguasa, atau
sekelompok orang-orang yang berkuasa, atau keluarga penguasa- hal ini
tanpak jelas dari prikehidupan manusia secara umum yang memperlihatkan
fenomena ini dalam setiap aturan buatan manusia, yang tidak bersumber dari
Allah , dan tidak terkait dengan syari'at Allah.
Namun demikian, penghambaan tersebut tidak akan berhenti pada
penghambaan kepada para pemimpin dan orang-orang yang membuat
undang-undang ini adalah bentuk yang paling nyata!, akan tetapi bukan
sebatas itu! Penghambaan kepada manusia masih terwujud dalam bentuk lain
yang tersembunyi, namun bisa jadi dia lebih kuat dan lebih melekat serta
lebih keras dari bentuk ini! Misalnya penghambaan kepada para perancang
mode dan pakaian, kekuasaan apa yang mereka miliki atas kebanyakan
manusia? Semua yang mereka namakan orang-orang maju Sesungguhnya
mode yang dibuat oleh tuhan-tuhan pemuja mode berupa pakaian,
kendaraan, bangunan, pemandangan, atau pesta dan seterusnya, sungguh
merupakan bentuk penghambaan penghambaan yang keji, tidak ada jalan
bagi orang jahiliyah baik laki-laki maupun wanita untuk bisa terlepas darinya,
atau berpikir untuk tidak terpengaruh dengannya! Kalau seandainya manusia
tunduk kepada Allah dengan sebagaian bentuk penghambaan mereka kepada
para perancang mode, niscaya dengan hal itu, mereka menjadi para ahli
ibadah yang bersungguh-sungguh. Maka bentuk ketundukan manakah yang
bisa dikatakan penghambaan kalau bukan ini?
Terkadang manusia melihat seorang wanita malang mengenakan
pakaian yang mempertontonkan auratnya, padahal pada saat yang sama hal
itu tidak sesuai dengan model dan bentuk pribadinya, ia berdandan dengan
sesuatu yang membuatnya menjadi buruk atau menjadikannya sebagai bahan
ejekan orang lain. Akan tetapi karena penghambaan terhadap para perancang
mode dan modelis telah menguasai dirinya dan menghinakannya pada
kehinaan seperti ini sehinga dia tidak mampu untuk menghadapinya dan
16
17
hal itu adalah kekufuran terhadap Islam yang bisa mengeluarkan seseorang
dari keislamannya, dan mengeluarkannnya dari barisan orang-orang beriman,
dan keluar dari masyarakat yang menghambakan diri mereka kepada Allah.
Islam adalah jalan hidup yang bersifat universal, tidak hanya sebatas
perkara ibadah dan syi'ar semata, akan tetapi mencakup aktifitas-aktifitas
sosial yang dianjurkan oleh Islam, yaitu
mencakup hubungan seorang
muslim dengan kedua orang tuanya, isterinya, anak-anaknya, saudarasaudaranya, teman-temannya, semua keluarga dan semua anggota
masyarakat. Mengamalkan hal itu sesuai dengan syari'at merupakan ibadah.
Maka seorang muslim yang benar, semua aktifitasnya adalah ibadah,
dan kewajiban-kewajiban yang ditunaikannya jika niatnya baik, maka itu
merupakan ibadah, mempelajari ilmu dan mengajarkannya, berdakwah
kepada Allah, mendidik anak dan membinanya, mengurusi keluarga, berbuat
baik kepada manusia, berkorban dalam membantu mereka, memberikan
solusi terhadap orang-orang yang kesusahan dan kebingungan, memberikan
manfaat kepada orang lain dengan amal yang dibolehkan, mencari rezeki yang
halal, itu semua merupakan ibadah kepada Allah jika niatnya baik.
Masyarakat muslim tegak di atas manhaj yang universal ini, dan
menanamkan bentuk hubungan sosial seperti kepada manusia, sehingga dia
tercermin hidup di dalam perilaku, di mana mereka menghiasi diri dengannya
dan menerapkannya dalam kehidupan mereka; tidak hanya sekedar
perkataan, aturan, filsafat dan teori yang dihimpun dalam buku-buku. Realita
inilah yang telah dirasakan oleh bangsa Arab yang musyrik pada saat
datangnya Islam dan mereka mendengar hukum-hukum dan syari'at Islam
dari lisan Rasulullah , mereka merasakan bahwa mereka berhadapan
dengan manhaj hidup yang sempurna dan menyeluruh, yang akan
menggantikan tradisi, budaya dan gaya hidup mereka. Oleh karena itulah
timbul permusuhan antara umat Islam dan orang-orang musyrik, dan suku
Quraisy berusaha menghalangi bangsa Arab agar mereka tidak masuk ke
dalam agama yang baru ini, yang akan merubah kehidupan mereka secara
total, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya.
Seandainya Rasulullah yang mulia dan para sahabatnya hanya
menunaikan ritual keagamaan tanpa memasuki urusan sosial, pemikiran,
politik dan ekonomi, niscaya tidak akan terjadi permusuhan antara mereka
dengan orang-orang Arab yang musyrik, dan umat Islam tidak akan terpaksa
untuk berhijrah dengan menanggung kesulitan yang besar dan pengorbanan
yang agung agar mendapat kesempatan di Madinah untuk mendirikan
masyarakat muslim yang dibawa oleh Islam; sebuah masayarakat yang
dibangun atas dasar prinsip-prinsip Islam yang orisinil, dan ini semua
termasuk ibadah di dalam Islam.
Di dalam tuntunan Islam, semua ibadah memiliki hubungan sinergis
dengan masyarakat. Oleh karena itulah, shalat berjamaah lebih besar
pahalanya dibandingkan dengan shalat sendirian, dan shalat jum'at
19
sepanjang siang dan malam, akan tetapi Allah bekehendak: agar mereka
menghabiskan umur mereka dalam membangun alam ini, mengembangkan
kehidupan, menebarkan petunjuk dan kebaikan, mereka mencari ridha Allah,
melaksanakan perintahNya, menjauhi laranganNya, dan inilah penghambaan
kepada Allah.
21
2009 - 1430
:
:
2009 1430
kelompok atas yang lain, atau satu golongan atas golongan yang lain, karena
Allah tidak mungkin memihak kepda salah satu golongan.
Namun apabila hak membuat undang-undang ada di tangan manusia,
maka tidak ada seorangpun yang bisa menjamin kalau para pembuat undangundang tersebut terbebas dari pengaruh tendensi, kepentingan, ambisi dan
hawa nafsu, baik para pembuat undang-undang itu adalah kapitalits,
komunis, sosialis, sekuler atau yang lainnya, dan apakah mereka dari kelas
atas maupun kelas menengah.
Faktor inilah yang akan menciptakan terwujudnya keadilan dalam
bentuknya yang paling tinggi, yang akan tercermin di dalam masyarakat
muslim, yaitu sebuah masyarkat di mana Allahlah yang membuat undangundang untuk para hambaNya, bukan manusia membuat undang-undang
untuk golongan manusia lainnya.
Inilah wujud penyerahan kekuasaan kepada Allah, yaitu kekuasaan
dalam membuat perundang-undangan yang memerintah dan melarang, yang
menghalalkan dan mengharamkan. Yang mempunyai hak prerogatif dalam
memerintah dan mewajibkan kepada seluruh makhluk. Ia adalah kewajiban
yang bersifat pasti dan mutlak yang tidak boleh dilanggar oleh seorang
muslim, yang baik pemahamannya terhadap Islam dan hatinya penuh dengan
iman.
Malamihul
Mujatama'il
Muslimi
lazdi
Nunsyiduhu1
beliau
Terjemah judul buku di atas adalah: Karekteristik masyarakat muslim yang kita idamkan. Pen.
tentang ( atau al hakim) siapa Dia?. Mereka semua sepakat bahwa yang
dimaksud dengan kata al hakim (pembuat undang-udang) adalah Allah, yakni
satu-satunya Zat yang memiliki hak secara mutlak untuk membuat aturan
bagi
para
hambaNya,
bahkan
golongan
muktazilahpun
tidak
berbeda
yang
memahami
nash-nash
yang
ditujukan
kepadanya,
yang
tidak
ada
nash
padanya,
yang
juga
disebut
dengan
(2).
Dia
al-Qur'an
datang
silih
berganti
menegaskan
tentang
berhati-hatilah
kamu
terhadap
mereka,
supaya
mereka
tidak
Di ayat lain Allah berfirman: Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. an Nuur: 55)
Dihukumi kafir karena mengingkari ketuhanan Allah pada saat syari'atnya
ditolak. Dan dihukumi zalim karena membawa manusia kepada selain syari'at
Allah serta menyebarkan kerusakan dalam kehidupan mereka. Juga disebut
fasik karena keluar dari manhaj Allah dan mengikuti jalan yang lain. Semua
ini adalah sifat yang bisa membawa seseorang kepada kakafiran.
oleh
Allah
melalui
wahyu
kepada
rasulNya
merupakan
di
manusia
kepada
manhaj
rabbani
yang
bersih
dari
penguasa
di
dalam
masyarakat
muslim,
bagaimanapun
kedudukan dan posisinya secara konstitusional bukanlah pembuat undangundang, akan tetapi ia hanya pelaksana bagi syari'at Islam yang terkandung
dalam al-Qur'an dan hadits Nabi, kekuasaannya pada sebagai eksekutif
bukan legislatif; karena di dalam Islam, kekuasaan membuat perundang
undangan hanya dimiliki oleh Allah .
dan kaidah-kaidah qiyas, istihsan dan istishlah yang bersumber dari nashnash syari'at. Ia merupakan implementasi bagi kaidah syari'at dan tujuan
syari'at sesuai dengan tuntutan zaman, yang mana sarana dan metode bisa
berubah antara satu waktu dengan yang lain.
Ijtihad harus dilakukan pada persoalan-persoalan yang tidak ada
nashnya, baik di dalam kehidupan induvidu maupun masyarakat, dan pada
masalah yang nashnya merupakan pedoman yang umum dan kaidah yang
bersifat universal, yang bisa di manfaatkan untuk berijtihad, serta meliputi
masalah yang kecil dan rinci. Dan ijtihad ini harus dilakukan dalam bingkai
petunjuk al-Qur'an dan hadits serta tujuan syari'at yang mulia, dan dilakukan
oleh orang-orang khusus, yaitu para ulama yang memenuhi syarat untuk
berijtihad, dan tidak boleh dikuasai (secara negatif) oleh orang-orang yang
memegang kekuasaan. Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka diputuskan
dengan musyawarah setelah persoalannya dikembalikan kepada Allah dan
rasulNya: Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), (QS. an
Nisaa': 59)
Syari'at Islam adalah hukum-hukum yang bersifat objektif, dimana
setiap muslim bisa merujuk kepadanya, ia tidak dimonopoli oleh kelompok
tertentu. Di dalam Islam tidak ada istilah rijal diin (tokoh agama) seperti yang
terdapat di dalam agama Kristen, ia adalah syari'at yang jelas dan mudah,
tidak ada teka-teki dan misteri, ia disampaikan oleh al-Qur'an yang mulia dan
hadits yang suci, tidak ada tempat bagi seseorang untuk memonopoli
pemahaman dan penafsirannya, baik pemerintah maupun para ulama, setiap
insan muslim yang memiliki kunci ilmu agama bisa memahami hukum Allah
yang tertuang di dalam syari'atnya.
maka
10
muslim
berbeda
dengan
system
pemerintahan
di
dalam
masyarakat lainnya, dia bukanlah kekuasaan mutlak yang pernah dianut oleh
bangsa-bangsa timur dan barat di masa lalu, dan bukan pula seperti sistem
demokrasi serta tidak pula sistem modern yang tegak di atas satu partai.
Dalam ketiga sistem ini, individu atau partai yang menjadi rujukan mutlak
dalam melegislasi perundang-undangan. Dan legislasi semacam ini termasuk
kesyirikan, karena dalam ketiga sistem ini manusia telah menempatkan
dirinya pada posisi ketuhanan, dan kekuasaan dalam ketiga sistem ini ada di
tangan manusia bukan Allah.
Dalam sebuah pemerintahan di mana kedaulatan hanya ada di tangan
Allah, masyarakat berdiri di atas akidah, syari'at, akhlak, nilai-nilai dan
konsep Islam.
Oleh karenanya, masyarakat muslim meyakini bahwa menerapkan
hukum yang diturunkan oleh Allah termasuk salah satu kewajiban agama,
dan menjadikan agama dan negara sebagai satu kesatuan, yang tidak
terpisahkan antara keduanya. Karena, suatu kepemimpinan, sebagaimana
didefinisikan oleh para ulama merupakan jabatan agama dan politik secara
bersama, dan penanggung jawab umum dalam urusan agama dan dunia. Di
dalam Islam, politik tidak terpisahkan dari akidah, syari'at dan akhlak.
Namun, semuanya saling berkaitan.
Menerapkan
hukum
dalam
segala
aspek
kehidupan
harus
11
hukum
Islam
adalah tujuan,
bukan
sarana
untuk
menjadikan
kamu
hakim
terhadap
perkara
yang
mereka
dan
rasul-Nya
agar
Rasul
menghukum
(mengadili)
di
antara
mereka[1045] ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka
Itulah orang-orang yang beruntung. (QS. an Nuur: 51)
12
dengan
menegakkan
hukum
Allah,
menebarkan
keadilan,
keamanan,
(3).
yang
tidak
pernah
dikenal
oleh
manusia
di
dalam
sejarah
perpolitiknya:
Pertama: Menentukan kriteria obyektif atau sifat-sifat yang harus dipenuhi
oleh orang yang akan dipilih menjadi kepala Negara Masalah ini disimpulkan
oleh para ulama dari al-Qur'an dan hadits, pada aspek yaitu:
1- Akidah: yang merupakan keyakinan umat dan menjadi dasar negara.
2- Keilmuan dan pengetahuan: Harus bagi seorang peminpin dan
penguasa kaum muslimin, di mana mereka rujukan utama di dalam
negara harus memiliki penguasaan yang cukup tentang Islam, akidah,
dan syari'at serta kemampuan di dalam menguasai pengetahuan umum
modern, agar dia bisa memecahkan persoalan-persoalan negara dalam
bingkai akidah Islam dan syari'atnya.
3- Pengalaman politik dan administrasi: Peminpin umat Islam harus
mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam mengurusi masalah
politik dan administrasi. Semua ini telah diungkapkan oleh al Mawardi
dengan
penjelasannya:
"kecerdasan
dan
pengalaman
yang
13
jawab
memenuhi
kebutuhan
keluarga,
agar
wanita
(5).
secara
umum,
hal
ini
merupakan
pandangan
yang
bagaimana
mungkin
Islam
mencampakkan
wanita
untuk
14
bai'at, yang dilaksanakan oleh ahlul halli wal aqdi, dan diterima oleh rakyat,
serta berdasarkan musyawarah dan pemilihan yang bebas.
Kedua kaidah ini yang diambil dari al-Qur'an dan hadits oleh umat
Islam sejak masa negara Islam pertama, yaitu memilih peminpin yang
memenuhi kriteria, dan legalitas kepemimpinannya adalah bai'at umat Islam
terhadap dirinya, dan keridhaan mereka atas dirinya sebagai pemimpin,
kedua kaidah ini merupakan perubahan bagi perjalanan sejarah perpolitikan
dalam kehidupan manusia, dan sebuah kemajuan besar di dalam sejarah
sistem pemerintahan dan hak konstitusi, dimana Islam sebagai pelopor di
dalam hal ini.
(6)
15
bertanggung
jawab
di
hadapan
umat
manusia
yang
telah
memberikannya amanat untuk mengurusi jiwa, harta, agama dan tanah air
mereka. Mereka telah memilihnya untuk meminpin mereka, kemudian mereka
berbai'at untuk menta'atinya dengan sebuah ikrar bahwa dia berjanji akan
menegakkan
keadilan,
melaksanakan
hukum-hukum
syari'at
dan
adalah
pengawas
bagi
penguasa,
sebagaimana
mereka
kekuasaan
mereka
terwujud
melalui
bai'at
mereka,
maka
(7).
dan
membiarkan
hidup
anak-anak
perempuan
mereka.
(7) Lihat buku: an nadzariyaat as siyaasiyah al islamiyah. Oleh Dr. Dhiyauddin arris: 294, cet. Cairo, 1960.
16
Allah berfirman: Kemudian kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan
membawa tanda-tanda (kebesaran) kami, dan bukti yang nyata,
Kepada
(8).
17
Islam secara umum dari hak milik penguasa pribadi. Hal ini, karena umat
mempunyai
kepemilikan
tersendiri
dimana
penguasa
tidak
berhak
!"
# $% '& ( )( *
% #
+ # ,
$-
.
Barangsiapa di antara kalian yang kami tugaskan untuk suatu pekerjaan,
lalu ia menyembunyikan jarum atau lebih darinya maka itu merupakan
pengkhianatan yang akan ia bawa nanti di hari kiamat (HR. Muslim).
Yakni siapa yang aku beri tugas suatu pekerjaan dan telah kami tentukan
gajinya, lalu ia mengambil lebih dari itu maka itu merupakan pencurian dan
khianat.
18
mempunyai
hak-hak
atas
rakyat,
sebagaimana
dia
(9).
/
01,
( 2!
435 & 6
,
( 7
Tidak ada ketaan di dalam kemaksiatan, ketaatan hanyalah pada kebaikan
(HR. Bukhari Muslim)
Rasulullah bersabda:
$ B
5 B
C1:
= ( D
EA F HG I ? 8
439 1
:6
; 1 % <
= + > ? .
@?A .
3; J
Barangsiapa yang melihat sesuatu yang tidak disukainya dari pemimpinnya
hendaklah bersabar, karena tidak ada seorangpun yang memisahkan diri dari
jamaah satu jengkal lalu mati pada saat itu kecuali mati dengan kematian
jahiliyah (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan Nabi bersabda:
19
( 7 0
Wajib bagi setiap muslim mendengar dan ta'at pada apa yang disukainya dan
yang tidak disukai, selama tidak disuruh berbuat maksiat, jika disuruh
bermaksiat maka ia tidak wajib mendengar dan ta'at kepadanya
(HR.
20
mengikuti ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Sebab, kata perintah untuk
ta'at
(kepada
penguasa)
tidak
diulangi
ketika
menyebutkan
mereka,
pertama
yang
membatasi
kekuasaan
pemimpin,
membatasi
(meminpin)
masyarakat
muslim,
21
ia
tidak
boleh
berbuat
dan
suatu
masyarakat
dimana
penguasanya
meminta
22
lalu sang kepala negara senang dengan jawaban ini, dan memuji Allah yang
telah menjadikan di antara rakyatnya pribadi yang berani meluruskannya.
Sesungguhnya masyarakat seperti ini adalah masyarakat yang selamat,
bersih dan kuat, tidak mungkin diperdaya oleh pribadi yang hipokrit, tidak
akan tersebar kemunafikan di dalamnya, dan tidak akan dihinggapi oleh
kelemahan dan kehinaan.
Jika kita membandingkan antara masyarakat ini dengan masyarakatmasyarakat arab dan muslim sekarang ini, maka kita menyaksikan bahwa
kritik apapun yang ditujukan kepada penguasa akan mengancam nyawa
pengkritiknya, atau menjebloskannya ke dalam penjara seumur hidup.
Setelah itu, barulah
Islam
telah
mendahului
semua
undang-undang
buatan
pertama
setelah
syari'at
Islam
yang
mengakui
ketujuh belas masehi, yaitu sepuluh abad setelah syari'at Islam menetapkan
23
maka
berangkat
dari
sinilah
prinsip
ini
menyebar
memasuki
Kekuatan
hubungan
antara
penguasa
dan
rakyat
di
dalam
masyarakat muslim
Demikianlah sistem pemerintahan di dalam Islam, yang menjamin
terjalinnya hubungan yang kuat antara penguasa dan rakyatnya di dalam
masyarakat muslim. Dia berdiri di atas pondasi kebebasan, keadilan,
ketenangan dan kepercayaan; Sebab seorang penguasa tidak akan sampai
pada puncak jabatannya kecuali melalui satu jalan, yaitu: keinginan rakyat
secara mutlak dan pemilihan yang bebas. Kekuasaannya tidak akan bisa
bertahan kecuali dengan satu jalan: yaitu taat kepada Allah dan menjalankan
syari'atNya.
Sungguh, kekuasaan yang tegak di atas ridha dan kebebasan memilih,
yang diwujudkan setelah bermusyarawah dan izin rakyat atasnya, serta tidak
memimpin kecuali dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah, maka
sungguh kepemimpinan inilah yang akan menebarkan kepercayaan dan
ketenangan di dalam jiwa, dan memberikan ketentraman di dalam hati, tidak
ada tempat untuk merasa muak, membenci dan berpikir untuk menentang,
selama ia memimpin dengan jalan yang telah digariskan oleh Islam, dan batas
yang telah ditentukan oleh syari'at Islam.
Ia adalah pemerintahan Islam yang baik dan tegak di atas musyawarah:
Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka;
(QS. as Syuura: 38)
Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu (QS. Ali Imran:
159)
Apabila syari'at tidak menentukan tehnik tertentu di dalam bermusyawarah,
maka ini berarti urusannya diserahkan kepada tuntutan kebutuhan di setiap
masa dan caranya tersendiri (masa tersebut), akan tatapi dasar dan tehniknya
sudah ditententukan. maksudnya adalah umat Islam disertakan berperan di
dalam mengatur urusan mereka sendiri, sehingga mereka tidak bisa marah
karena mereka ikut berperan aktif di dalam mengatur kekuasaan.
24
Islam,
tidak
membedakan
siapapun,
dan
tidak
memberikan
dikatakan
oleh
Frederick
Thayer,
guru
besar
jurusan
(12)
25
semua godaan, kesenangan, hawa nafsu dan daya tariknya. Semuanya telah
tersedia di tangannya.
Tidak mudah bagi seseorang untuk menghiraukannya demi mengharap
ridha Allah, karena hawa nafsu selalu mengajak kepada keburukan, apalagi
dalam posisi sebagai prisiden yang berpotensi bisa menguasai semua
kesenangan ini. Agar sesorang tidak tergoda dengan semua ini memerlukan
sayap
seekor
burung
rajawali,
bukan
sayap
kupu-kupu
sebagaimana
(13).
*
; H ,
?0 2
) 5 V
3#
W
X
?0 YR Z( G 5 CPD
#
*
; 4Z
?0
2
) 5 V
3#
O
3 I ? 2 5
1G [J G 5 CPD
#
Sesungguhnya orang yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan
orang yang paling dekat kedudukannya kepada Allah adalah pemimpin yang
adil, dan orang yang paling dibenci oleh Allah pada hari kiamat dan yang
paling jauh tempatnya dari Allah adalah pempimpin yang zalim (HR. Tirmidzi)
Cukuplah sebagai balasan bagi penguasa yang adil, yang selamat dari
godaan ini, bahwa dia termasuk salah satu tujuh golongan orang-orang
pilihan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naunganNya pada hari
dimana tidak ada naungan selain nauganNya, sebagaimana yang disebutkan
di dalam hadits muttafaq alaih:
(13) Lihat buku: musthafa as siba'I addaiyah al mujaddid, oleh Dr. Adnan zarzuur hal: 17.
26
1 M 'R J A 0 # \ F #
= *,
)3$I ;Fg
& H 6
E
H3 6
'R J A 0 2
/
g? ]45 Y
+ #
( h
i
F C g 2
Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naunganNya pada
hari yang tidak ada naugan selain nauganNya, mereka adalah: pemimpin yang
adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah , seorang yang
hatinya selalu terpaut kepada masjid, dua orang yang saling mencintai karena
Allah, keduanya bertemu dan berpisah dalam kecintaan kepada Allah, dan
seorang lelaki yang dipanggil oleh wanita cantik (untuk berbuat maksiat) lalu
ia berkata: Aku takut kepada Allah, dan seorang yang bersedekah lalu dia
menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan orang yang menyendiri untuk
berdzikir kepada Allah lalu matanya berlinang (Muttafaq alaih).
sebuah
riwayat
ketika
beliau
berwasiat
agar
bersabar
untuk
R ;1
2
.
*
H #
( CI
C1F
01 ? 5
Kecuali jika kalian melihat kekufuran yang jelas, dan kalian mempunyai
bukti dari Allah
(14).
(14) Muttafaq alaih, dari hadits Ubadah bin Shamit, lengkapnya: Kami berbai'at kepada rasulullah untuk
mendengar dan menta'ati (pemimpin)dalam keadaan suka dan duka, susah dan mudah, dan diwaktu kami dikuasai,
dan agar tidak merebut kepemimpinan dari orang yang memangkunya" beliau berkata: "kecuali jika kalian melihat
27
Dalam kondisi seperti ini, wajib bagi umat Islam bersikap bijaksana dan
bertindak yang baik. Maka mereka berusaha menghilangkan kemungkaran ini
dengan syarat tidak menimbulkan kemungkaran yang lebih besar, jika
meyakini bahwa usaha mereka ini akan menimbulkan kemungkaran yang
lebih besar, maka wajib bagi mereka bersabar atas kemungkaran yang lebih
kecil untuk menghindarkan diri agar tidak terjatuh pada kemungkaran yang
lebih besar. Hal ini didasarkan pada sebuah kaidah fiqh yang menjelaskan
bahwa boleh melakukan bahaya yang lebih ringan, dan keburukan yang lebih
mudah, dan mencukupkan diri dengan kritik dan nasihat dengan lisan
maupun
tulisan.
mengingkarinya
Namun,
dengan
jika
hati.
Ini
cara
ini
tidak
tingkatan
iman
efektif,
yang
maka
paling
wajib
lemah,
j`
k
, i
? l
M 0 : : K
! $P
*
9 4P: K
! $P
*
9 + H + 1
]X
C1% #
*
% #
@?A .
Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah
dia merubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya,
dan jika tidak mampu pula maka dengan hatinya dan ini adalah selemahlemahnya iman (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi harus berusaha menghilangkan kerusakan dengan cara-cara yang
memungkinkan.
Semua
ini
termasuk
jihad
yang
diperintahkan
oleh
kekufuran yang nyata, dan kalian mempunyai bukti dari Allah Hadits-hadits tentang masalah ini banyak sekali,
semuanya menunjukkan bahwa tidak boleh melawan penguasa, kecuali jika mereka melakukan kekufuran yang
nyata yang jelas ada dalilnya dari al-Qur'an dan hadits.
28
Tidak ada seorang nabipun yang diutus oleh Allah dalam suatu umat
sebelumku kecuali di antara umat tersebut terdapat hawariyyun (orang yang
dekat dan setia) dan sahabat yang mengikuti sunnahnya, melaksanakan
perintahnya. Kemudian, datanglah pengganti setelah mereka orang-orang
mengatakan apa yang tidak mereka lakukan, dan melakukan apa yang tidak
diperintahkan. Berangsiapa yang berjihad melawan mereka maka dia adalah
orang yang beriman, dan barangsiapa yang berjihad melawan mereka dengan
lisannya maka dia orang yang beriman, dan barangsiapa yang berjihad
melawan mereka dengan hatinya maka dia adalah mukmin, dan tidak iman
walau seberat biji sawi (bagi orang yang tidak mengingkarinya dengan hatinya)
(HR. Muslim)
Di antara ujian yang paling berat bagi masyarakat adalah sampainya
orang-orang
zalim
kepada
pucuk
kekuasaan,
dan
sebgaian
manusia
pengumuman
tentang
pemahaman
ini
selain
dari
keteguhan
paman
Rasulullah Abu Thalib untuk tetap menolak masuk Islam. Dia menolak
mengabulkan harapan keponakannya, Muhammad , sehingga beliau sangat
sedih karena pamannya yang menjaga dan memeliharanya tetap dalam
kesyirikan, beliau berkata padanya: "Wahai paman, ucapkanlah syahadah,
29
telah
mencela
penguasa
yang
sewenang-wenang
dan
30
waktu
yang
sama
dalam
masyarakat
muslim
manusia
mendengar syari'at yang mencegah dan melarang, disertai dengan janji dan
ancaman dalam kehidupan dunia dan akhirat, menakut-nakuti dan memberi
harapan,
pengarahan
dan
pendidikan,
menganjurkan
bertobat
dan
31
belas
kasihan
kepada
keduanya
mencegah
kamu
untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari
akhirat, (QS. an Nuur: 2)
Dalam waktu yang sama dalam ayat itu pula berisi puluhan ayat-ayat
lain yang mengarahkan manusia agar menjahui perbuatan zina, sebagaimana
firman Allah : Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita)
perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman,
bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. (QS. an Nuur: 19)
Dan firmannya: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya;
yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang mereka perbuat".
32
oleh
seorang
penguasa
dictator,
dan
tidak
dihabiskan
oleh
tertawa
bersama
beberapa
orang
kaumnya,
kemudian
33
benar,
akan
tetapi
mereka
menghalalkan
kepada
mereka
apa
yang
mereka
apa
yang
dihalalkan
oleh
Allah,
lalu
mereka
35
2009 - 1430
!
"
:
:
2009 1430
untuk mengajak
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali
Imran: 104)
Amar ma'ruf nahi mungkar merupakan mahkota bagi sifat-sifat orangorang beriman dalam masyarakat muslim, yaitu orang-orang yang menjual
diri mereka kepada Allah, mereka memberikan nyawa dan harta mereka
dengan murah di jalan Allah:
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji,
yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan
mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan
gembirakanlah orang-orang mukmin itu. (QS. at Taubah: 112)
Amar
ma'ruf
nahi
mungkar
termasuk
kewajiban
terpenting
bagi
masyarakat muslim
Amar ma'ruf nahi mungkar termasuk kewajiban terpenting dalam
masyarakat muslim, selain shalat dan zakat, terutama di waktu umat Islam
berkuasa di muka bumi, dan menang atas musuh, bahkan kemenangan tidak
datang dari Allah, kecuali bagi orang-orang yang tahu bahwa mereka
termasuk orang-orang yang melakukannya:
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-
orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya
mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf
dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali
segala urusan. (QS. al Hajj: 40, 41)
Dalam
hadits
yang
diriwayatkan
oleh
bukhari,
Rasulullah
Amar ma'ruf dan nahi mungkar merupakan hak dan kewajiban rakyat
Dalam masyarakat muslim amar ma'ruf dan nahi mungkar merupakan
hak dan juga kewajiban bagi mereka, ia merupakan salah satu prinsip politik
dan sosial, al-Qur'an dan hadits nabi telah menjelaskan hal itu dan
memerintah orang untuk memberikan nasihat atau kritik bagi pemangku
kekuasaan dalam masyarakat, dan minta penjelasan hal-hal yang menjadi
kemaslahatan rakyat, atau mengingkari hal-hal yang tidak menjadi maslahat
bagi rakyat.
Tolok ukur kebaikan dan kemungkaran adalah syari'at dalam satu sisi,
dan kemaslahatan rakyat dari sisi lain. Ini merupakan persoalan yang luas
! "#$ % &
' ( )* +
*
Sesungguhnya apabila manusia melihat orang zalim dan mereka tidak
mencgahnya dari kezaliman, maka Allah akan menimpakan siksa atas mereka
semua (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa'i)
5
! 6
7
0 8:9 ;<=
5> ,
- ./
-" 0" 1
23 / 4
Agama adalah nasihat, kami berkata: bagi siapa? Beliau berkata: "bagi
Allah, bagi kitab Allah, bagi rasulnya, dan bagi para pemimpin dan umat Islam
secara umum (HR. Muslim)
Tidak diragukan lagi bahwa pemberian nasihat kepada para penguasa
dari rakyat, terutama para ulama dan orang-orang yang berpengalaman,
masing-masing dalam bidagnya merupakan suatu hal yang baik sekali, ini
akan menjamin keselamatan, keamanan dan kesejahteraan bagi masyarakat,
hal ini telah berjalan di kalangan umat Islam di masa keemasannya, oleh
karena itu dalam beberapa hadits ada anjuran bagi penguasa untuk
mengangkat orang-orang shalih dan jujur serta ikhlas memberikan nasihat
menjadi pendampingnya, yang tidak munafik dan tidak menipu penguasa.
pemerintah
dan
kebebasan
menyampaikan
pendapat
kepada
penguasa baik berkaitan dengan harta maupun politik merupakan prinsipprinsip dasar konstitusi yang diakui, karena ayat-ayat al-Qur'an dan haditshadits nabi telah menegaskannya, sebagaimana juga ia telah menjadi tradisi
politik yang belaku pada masa dahulu, dan secara teori hal ini masih tetap
diterima di kalangan umat Islam secara umum dan khusus, akan tetapi
praktiknya menjadi lemah apabila yang menjadi penguasa adadalah orangorang zalim, dan ia akan kembali lagi diterapkan jika yang naik ke pucuk
pimpinan adalah orang yang adil dan baik.
Adapun para ulama, mereka tidak mengabaikan prinsip ini, banyak dari
mereka yang mengalami tekanan dan siksaan, sebagaimana yang terjadi pada
Said bin Jubair, Imam Malik, Imam Ahmad, Ibnu Taimiyah dan lain-lain di
beberapa masa dan beberapa negara.
keburukan
sampai
ke
batas
ini,
maka
semua
anggota
orang-orang
yang
melakukan
kemungkaran
dan
yang
mendiamkannya:
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orangorang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaan-Nya. (QS. al Anfal: 25)
Dan Rasulullah bersabda: Sesungguhnya apabila manusia melihat
orang
zalim
dan
mereka
tidak
mencegah
kezalimannya,
Allah
akan
menurunkan siksa kepada mereka semua (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan
Nasa'i)
Nabi juga bersabda:
munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu
mereka perbuat itu. (QS. al Maidah: 78, 79)
Terkadang kemungkaran merajalela di masyarakat, orang-orang sudah
terbiasa dan akrab, dan tidak ada lagi yang berbicara, sehingga ia meracuni
perasaan mereka, dan mereka tidak lagi merasa bahwa ia merusak agama,
akhlak dan adapt yang mulia, mereka tidak lagi bisa membedakan antara
yang ma'ruf dan yang mungkar, antara yang baik dan buruk, halal dan
haram, ketika itu pemahaman masyarakat berubah, dan ukuran kebenaran
sudah tidak jelas, sehingga kejujuran, amanat, beragama dipandang sebagai
keterbelakangan dan kebodohan, sementara dusta, khianat, dan jauh dari
agama dipandang sebagai kemajuan, yang baik mereka katakana mungkar
dan yang mungkar dikatakan baik.
Ini diperburuk lagi ketika di masyarakat banyak orang-orang munafik,
yang mempengaruhi penguasa yang zalim, mereka berkumpul di sekitar
penguasa,
membisiki
menyembunyikan
penguasa
kebenaran,
untuk
suara-suara
melakukan
mereka
kebatilan
mengajak
dan
kepada
Telah
lupa
kepada
Allah,
Maka
Allah
melupakan
mereka.
dengan
demikian
masyarakat
muslim
benar-benar
menjadi
MN O
P
) Q Q& R S 57
T& U
7Q& R S 57
T& V 2 V = 24J 2 & K=> >" L( /
Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah
merubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jka
tidak mampu maka dengan hatinya, dan inilah selemah-lemahnya iman (HR.
Muslim)
Akan tetapi terkadang datang suatu masa kepada umat Islam dimana
umat Islam tidak bisa mengubah kemungkaran dengan tangannya, dan tidak
bisa mengubahnya dengan lisannya, maka tidak ada lagi cara kecuali
mengubah dengan hatinya, dan ini tidak ada orang yang bisa menghalangi.
10
hati
kemungkaran
berarti
ia
mempertahankan
mengingkarinya,
hati
dari
membencinya,
sikapnya
terhadap
tidak
menyarah
kepadanya, dan tidak menerimanya bahwa itu adalah suatu yang harus
dipatuhi dan diakui.
Mengingkari dengan hati terhadap suatu kondisi adalah kekuatan
positif, dan merupakan langkah awal untuk menghancurkan kemungkaran
ini, dan menegakkan kebaikan kapan ada kesempatan, dan mengintai
kemungkaran hingga ada kesempatan untuk merubahnya. Dan ini jelas
merupakan perbuatan positif dalam jalan menuju perubahan.
Memang benar bahwa ini adalah iman yang paling lemah, sebagaimana
dikatakan oleh Rasulullah , akan tetapi kalau memang hanya iman paling
lemah yang memungkinkan, maka paling tidak seorang muslim memelihara
iman yang lemah ini. Adapun kehilangan iman secara keseluruhan, dan
menyerah pada kemungkaran karena ia adalah suatu kenyataan pahit,
dimana ia tidak mampu melawannya, dan menerimanya karena tekanannya
kuat sekali, maka ini tidak mungkin dikatakan oleh seorang mukmin yang
hidup dalam masyarakat muslim, kalau tidak maka ia dan masyarakatnya
berhak mendapat laknya yang menimpa bani israil, karena mereka tunduk
kepada kemungkaran dan ridha padanya, dan mereka tidak mencegahnya,
sebagaimana firman Allah : Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil
dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan
mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu
11
12
Masyarakat Merdeka
Buku Masyarakat Muslim Dalam Perspektif Al Quran dan Sunnah
[ Indonesia Indonesian ]
2009 - 1430
!
:
:
2009 1430
Masyarakat Merdeka
Masyarakat muslim menyambut kemerdekaan
Manusia
tidak
mengenal
suatu
masyarakat
yang
menyambut
telah
memberikan
kemerdekaan
kepada
manusia
yang
untuk
meruntuhkannya;
karena
akidah
adalah
dasar
Yahudi, nasrani dan yang semisalnya, mereka dibolehkan tetap dalam akidah
mereka, dan berhak mengumumkannya dalam batas lingkungan yang khusus
bagi mereka dan di rumah ibadah mereka, hal ini karena pada dasarnya
agama-agama ini ada kesamaan dengan Islam dalam hal dasar-dasar
keimanan kepada Allah, hari akhir dan kenabian. Tidak ada seorang pun dari
mereka yang dipaksa masuk Islam karena Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam) dalam masyarakat muslim dan Negara Islam.
Islam telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih
agama dan akidahnya, dan pilihan ini mempunyai nilai dan tanggung jawab,
karena manusia walaupun anak kecil tidak boleh dihapus kepribadiannya,
atau dirampas kebebasannya, atau dipaksa melakukan sesuatu yang tidak
sesuai dengan keyakinannya, oleh karena itu islam mengharamkan memaksa
orang mengikutinya, walaupun ia adalah kebenran yang tidak diragukan lagi;
Karena pemaksaan ini merupakan pelanggaran terhadap kebebasan manusia
dan kehormatannya, disamping tidak ada gunanya orang mengikuti dengan
terpaksa.
Islam sangat menghormati manusia, sangat menghormati kebebasan
dan harga dirinya, dan mempunyai pandangan yang agung terhadap
kemanusiaan.
Dengan pemahaman yang jelas ini tentang kemerdekaan, maka dalam
masyarakat muslim manusia mempunyai kebebasan, ia bisa menggunakan
kebebasannya yang dibolehkan dalam segala aspek kehidupannya.
niscaya
Fir'aun
menerimanya
dan
mengizinkan
bagi
kedaulatan
bagi
Allah,
dan
tidak
bisa
mencapai
kepada
kedudukan tertinggi kecuali yang melaksanakan syari'at Allah, oleh karena itu
mereka menentang dakwah baru ini, mereka menyiksa siapa saja yang
beriman dan mau mengikuti panggilan dakwah ini, terutama orang-orang
miskin dan lemah.
Maka diperlukan hijrah ke suatu negeri dimana orang-orang lemah itu
mendapat kebebsannya, mereka bisa bergerak dengan dakwahnya, jauh dari
cengkraman orang-orang musyrik qurais, pertama kali hijrah ke habasyah,
kemudian ke madinah, dan di sanalah umat islam menetap dan nabi
mendirikan Negara islam.
Sejak hari itu tumbuhlah masyarakat kebebasan yang menjaga
kebebasan individu dan memeliharanya, menghormati perasaan umat dan
pendapat mereka, seseorang tidak memikul kesalahan orang lain, dan tidak
ada yang dijatuhi hukuman kecuali penjahat yang berhak mendapatkan
hukuman, seseorang tidak bertanggung jawab atas kesalahan orang lain
seperti yang dilakukan para penguasa di masa kini, dimana kekejaman dan
hukumannya meluas kepada semua yang ada kaitannya dengan pelaku
kejahatan baik sebagai teman, kerabat atau hubungan nasab.
2009 - 1430
2009 1430
Islam
telah
memerintahkannya
menganjurkan
dalam
banyak
ayat
musyawarah
dalam
dan
al-Qur'an,
ia
dan
negara;
dan
menjadi
elemen
penting
dalam
menyuruh
rasulnya
melakukannya,
Allah
berfirman:
Dan
semua
kebaikan,
walaupun
menggembirakan.
terkadang
hasilnya
tidak
dan
mengambil
pendapat
para
pemuda
untuk
telah
mereka
persiapkan
sebelumnya,"
kemudian
ummu
telah
merumuskan
musyawarah
dalam
Musyawarah fleksibel
Dalam
masyarakat
muslim
seorang
penguasa
dalam
orang-orang
yang
berpengalaman,
dan
bisa
juga
ia
dan
mereka
semua
adalah
sahabat,
Rasulullah
dengan
pengalaman
ilmiah,
seperti
seni
berperang,
mengakui
prinsip
musyawarah
dan
mengharuskan
pemerintahan
membuat
dimulai
garis-garis
besar
dari
pemilihan
haluan
negara,
presiden
dengan
Ini
merupakan
fleksibelitas
dalam
mengaplikasikan
pengagungan
atau
pengkultusan
terhadap
golongan
atau
individu dalam bentuk pemimpin atau raja atau pahlawan, karena ini
semua bertentangan dengan akidah tauhid, dan merupakan bahaya
yang sangat besar apabila masyarakat sampai kepada pengkultusan
ini dimana seseorang merasa hina di hadapan pemimpin yang cerdas,
atau penguasa satu-satunya, atau raja yang mulia, atau partai yang
berkuasa, dan lain sebagainya dari bentuk-bentuk berhala yang
menyerupai
syi'ar
ibadah,
dan
menjatuhkan
manusia
kepada
kesyirikan baik mereka meyadari atau tidak, dan ini semua tidak
boleh terjadi dalam masyarakat muslim yang disinari oleh petunjuk
al-Qur'an dan hadits.
Hal ini karena apa yang dicapai oleh manusia sekarang setelah
revolusi berdarah adalah demokrasi dalam system pemerintahan.
Jika kita membandingkan antara demokrasi barat yang berlaku
sekarang
dengan
musyawarah
dalam
Islam,
maka
kita
akan
beliau
datang
ke
kerajaan
Saudi
Arabia
setelah
tentang
musyawarah
dan
demokrasi,
menjelaskan
wajib
dalam
Islam,
ia
adalah
prinsip
yang
baru
bagi
dengan
akal
sehat,
maslahat
dan
pengalaman,
memerlukan
persiapan
pendidikan
secara
khusus
agar
kelompok
mayoritas
atas
minoritas,
atau
prinsip
***
adapun
konsep
histories,
maka
hanya
itulah
dalam
10
bangsa-bangsa
sendiri,
akan
sekarang
tetapi
tidak
melalui
mencerminkan
perwakilannya,
11
berbeda
sesuai
dengan
kondisi
bangsa
dan
muncul
sekelompok
ulama,
dan
umat
manusia
hakim
madinah
Muhammad
bin
Umar
at
Thalhi
yang
(1),
12
keperluan
mereka
yang
selalu
bekembang,
hari
untuk
mendirikan
shalat
bagi
yang
bisa
ini
bermusyawarah,
sekaligus
menerima
menjadi
para
tempat
utusan,
ibadah,
rumah
sakit,
tempat
rumah
13
bahwa
meninggalkan
ada
persoalan
pekerjaan
penting,
mereka
dan
maka
mereka
segera
segera
menuju
majlis
tertentu,
dan
mereka
semua
berhak
mengajukan
pendapat.
Demikianlah, musyawarah antar warga telah terjadi sejak masa
awal, akan tetapi perkembangannya diserahkan pada akal sehat
manusia sesuai dengan kondisi mereka dan perkembangan maslahat
mereka
(2).
14
Tidak ada akidah atau sistem di muka bumi ini yang menjamin
keadilah mutlak bagi musuh yang dibenci seperti agama ini (Islam);
karena Islam menyuruh para pemeluknya agar menegakkan keadilan
karena Allah, melepasakan diri dari selainNya, dan agar mereka
menjadi saksi dengan adil, dan agar kebencian mereka kepada
musuh tidak menghalangi mereka berbuat adil kepada mereka.
keputusan yang adil dalam masalah musuh yang dibenci
bukan hanya sekedar wasiat, bukan pula sekedar teori, akan tetapi
15
kapitalis
yang
merupakan
(aristokrasi
mayoritas)
16
mendengar
kritikan
menerimanya
dari
dengan
rakyat
lapang
yang
dada
dan
mana
saja,
menjawabnya
ia
akan
dengan
seorang
wanita
yang
membantahnya
dalam
masalah
(3).
pada
para
pemuka
masyarakat
yang
mempunyai
ahlul halli wal aqdi dalam masyarakat muslim. dan jauh sekali
bedanya antara musyawarah yang anggotanya terdiri dari para
penjahat dan rakya jelata, dan musyawarah yang anggotanya terdiri
dari orang-orang baik, mulia dan orang-orang terhormat
17
(5).
2009 - 1430
:
:
:
2009 1430
Islam
yang
diturunkan
dari
Allah
swt
telah
mereka
dahulu,
dan
tidak
sampai
kepadanya
dalam
sejarahnya sekarang.
Hal ini karena ia mengaitkan terealisasinya keadilan dengan
Allah, Allah lah yang memerintah untuk berbuat adil, dan Dialah
yang mengawasi pelaksanaannya dalam kehidupan nyata, Dia yang
memberi pahala bagi yang melaksanakannya, dan menjatuhkan siksa
bagi yang mengabaikannya dalam segala situasi dan kondisi.
Islam memerintahkan umatnya untuk berbuat adil dengan
semua orang, memerintah mereka berbuat adil dengan orang yang
mereka cintai dan orang yang mereka benci, ia menginginkan mereka
adil secara mutlak hanya karena Allah, bukan karena sesuatu yang
lain, standarnya tidak dipengaruhi oleh kecintaan dan kebencian;
rasa cinta tidak mendorong umat Islam yang bertakwa meninggalkan
kebenaran dan condong kepada kebatilan karena orang yang mereka
cintai, dan kebencian tidak menghalangi mereka melihat kebenaran
dan memperhatikannya karena orang yang mereka benci.
banyak ayat al-Qur'an yang menjelaskan manhaj Islam yang
lurus dalam masalah keadilan kepada semua manusia, orang yang
kita cintai, dan orang yang kita benci, dalam setiap situasi dan
kondisi.
Allah swt berfirman dalam berbuat adil pada orang yang kita
cintai: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang
benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. (QS. An
Nisaa': 135)
3
yang
meliputi
persoalan
kesaksian
atau
putusan,
biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu
Perintah Islam Untuk Adil
menyuruh
adil
dalam
memutuskan
hukum,
Allah
menetapkan
hukum di
antara
manusia
supaya kamu
seorang lelaku yang diajak berbuat serong oleh wanita cantik lalu ia
berkata: sesungguhnya aku takut kepada Allah, dan orang yang
bersedekah lalu ia menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan
kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, dan
orang yang mengingat Allah di waktu sepi lalu air matanya berlinang
(Muttafaq alaih)
sebagaimana Islam menganjurkan keadilan dan memuji orangorang yang berbuat adil, ia juga mencela kezaliman dan orang-orang
yang berbuas zalim atas kezaliman mereka, mengancam mereka
dengan siksa yang sangat pedih, apapun bentuk kezalimannya, baik
kezaliman dengan kata-kata atau dengan perbuatan, baik zalim
terhadap diri sendiri maupun zalim terhadap orang lain, baik
kezaliman orang-orang kuat atas orang-orang lemah, atau kezaliman
orang-orang kaya atas orang-orang miskin, atau kezaliman para
penguasa terhadap rakyatnya, dan berbagai macam kezaliman
lainnya yang banyak terjadi pada manusia. semakin lemah orang
yang dizalimi maka kezalimannya semakin buruk, oleh karena itu doa
orang yang teraniaya dikabulkan, tidak ada penghalang anranya
dengan Allah, sebagaimana sabda rasulullah :
! " # $ %
Hindarilah doa orang yang teraniaya, karena tidak ada penghalang
antaranya dengan Allah (Muttafaq alaih)
dalam riwayat imam Ahmad: Hindarilah doa orang yang teraniaya,
walaupun ia kafir, karena ia tidak terhalang
demikian
terciptalah
keadilan
social
yang
memasukkan
menjawab:
"Kami
kamu
ke
dahulu
dalam
tidak
Saqar
(neraka)?"
termasuk
Mereka
orang-orang
yang
berbuat
adil
padanya,
memelihara
dan
memenuhi
kufur
kepada
Allah
yang
berhak
mendapat
azabnya:
dia
ke
dalam
api
neraka
yang
menyala-nyala.
Maha besar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk
memberi makan orang miskin. (QS. al Haaqqah: 30-34)
masyarakat muslim adalah masyarakat yang memuliakan anak
yatim, memberi makan orang-orang miskin, sebaliknya masyarakat
matrealis yang tamak dan rakus, dimana orang-orang kaya tidak
berpikir kecuali mengumpulkan harta dan menumpuk kekayaan:
Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya kamu tidak memuliakan
anak yatim, Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang
miskin, Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur
baurkan (yang halal dan yang bathil), Dan kamu mencintai harta
benda dengan kecintaan yang berlebihan. (QS. al Fajr: 17-20)
keadilan sosial ini dalam masyarakat muslim tidak hanya bagi
umat Islam saja, akan tetapi untuk seluruh penduduk dengan
berbagai agama, ras, bahasa dan warna kulit, itulah keistimewaan
Islam yang tidak didapatkan dalam akidah yang lain. dan itulah
puncak
keadilan,
yang
tidak
dicapai
oleh
undang-undang
internasional atau regular hingga sekarang, yang tidak percaya hal ini
maka hendaklah memperhatikan keadilan orang-orang kuat terhadap
orang-orang lemah di mana saja, keadilan kulit putih atas kulit hitam
di amerika serikat, keadilan kulit putih terhadap kulit berwarna di
afrika selatan, dan ini adalah kondisi sekarang yang diketahui oleh
semua manusia.
perlu juga diingatkan di sini bahwa ini semua tidak bisa dicapai
dengan panampilan luarnya seperti pergi ke masjid, merayakan harihari besar Islam, acar dzikir dan menyanyikan nasyid, akan tetapi ia
bisa terealisasi apabila kehidupan mereka diatur oleh Islam, dan
Islam diterapkan dalam segala aspek kehidupan masyarakat baik
nilai-nilai maupun hukumnya, karena nilai-nilai dah hukum Islam
mengandung keadilan mutlak dalam memberikan hak masingmasing, dan mengatur hubungan sosial antara sesame manusia
dengan aturan yang adil.
pada
mereka,
mengambalikan
hak-hak
mereka
dan
merealisasikannya
membela
hak-hak
juga
terkait
warganya,
dengan
menjamin
Negara,
kebebasan
dengan
mereka,
hukum
syari'at,
bertanggung
jawab
mencegah
kepada
hakim,
yang
menjadikan
ia
menegakkan
dan
tidak
menghibahkannya.
lalu
Qadhi
Syuraih
dan
menurutku
amirul
mukminin
bukanlah
seroang
pendusta.
lalu Syuraih menoleh kepada Ali bertanya kepada beliau:
wahai Amiru mukminin, apakah anda mempunyai bukti? Ali berkata:
aku tidak mempunyai bukti. maka Qadhi syuraih memenangkan
perkara bagi orang nasrani, maka ia mengambil baju besi itu
kemudian pergi akan tetapi setelah berjalan beberapa langkah ia
kembali dan berkata: aku bersaksi bahwa ini adalah putusan para
nabi!Amirul mukminin mengadukan aku kepada hakimnya, dan
hakim itu memenangkan aku! aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan
selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
rasulnya. baju besi ini milikmu wahai Amirul mukminin, aku berjalan
di belakang pasukan ketika engkau pergi meninggalkan shiffin, dan
baju besi itu keluar dari untamu yang coklat, maka Ali berkata:
10
karena engkau telah masuk Islam maka baju besi itu menjadi
milikmu, dan beliau menaikkannya di atas kuda
(1).
(2).
masjid,
beliau
mendudukkan
kedua
belah
pihak
di
(3)
Samarkand.
setelah penduduk samarkand melihat puncak keadilan ini,
mereka mengumumkan keIslaman mereka, dan memuji pengadilan
Islam dan pasukan penaklukan, dan menyampaikan penerimaan
mereka pada hukum Negara Islam
(4).
11
yang
selalu
berkhianat
lagi
bergelimang
dosa,
Mereka
kiamat?
atau
siapakah
yang
12
menjadi
pelindung
mereka
yang
mengerjakan
dosa,
Maka
Sesungguhnya
ia
saya
melihat
sangat
berguna
mencantumkan
13
14
15
maha
penyayang.
Dan
janganlah
kamu
berdebat
(untuk
niscaya
Allah
mengampuni
mereka-
Barangsiapa
yang
,
maka
beliau
mengembalikannya
kepada
Rifa'ah.
maka
Allah
menurunkan:
Dan
barangsiapa
yang
Sesungguhnya
Allah
tidak
mengampuni
dosa
sekelompok
orang
berusaha
16
menjatuhkannya
kepada
kecintaan
dan
kebencian,
bagaimanapun
situasi
dan
kondisinya.
persoalannya adalah membersihkan masyarakat baru ini, dan
mengobati unsure kelemahan manusia dan mengobati sisa-sisa
jahiliyah dan fanatisme -dalam segala bentuknya hinga dalam bentuk
akidah, karena persoalannya berkaitan dengan keadilan antara
sesame manusia- dan mendirikan masyarakat baru ini, yang
unik
dalam sejarah kemanusiaan atas kaidah yang baik, bersih, solid dan
kuat, yang tidak dikotori oleh hawa nafsu, kepentingan dan
fanatisme, dan tidak goncang bersama hawa nafsu dan miring
bersama syahwat.
sebenarnya
persoalan,
atau
mengungkapkannya
banyak
alasan
untuk
mengenyampingkan
tidak
bersikap
keras
dan
kepada
semua
tegas
pandangan.
serta
bahkan
17
ada juga sebab lain; yaitu masalah ini berkaitan dengan kaum
anshar. orang-orang anshar yang telah memberikan tempat tinggal
dan menolong, dimana kejadian ini mungkin saja menyebabkan
terjadinya
kebencian
pada
sebagian
mereka,
sementara
kalau
dari
pertimbangan-perimbangan
kecil
ini,
kecil
dalam
darinya
membersihkannya
timbangan
dengannya-
dari
keadilan
terlepas
kekurangan-kekurangan
sisa-sisa
kotoran
ditegakkan
-untuk
dari
manusia
jahiliyah,
dan
mengadili
pertimbangan-pertimbangan
dan
agar
manusia
bumi,
18
ini, dan pada masa yang sulit bagi umat Islam di madinah,
permusuhan mengintai mereka dari segala arah, dan di belakang
semua permsuhan ini adalah orang-orang yahudi.
Allah swt memilih kejadian ini dalam kondisi ini, untuk
mengatakan kepada jamaah muslimah apa yang hendak dikatakan,
dan untuk mengajarkan padanya apa yang mestinya mereka palajari.
oleh
karena
itu
tidak
ada
tempat
untuk
kepandaian,
serius,
tidak
mungkin
kompromi
atau
basa-basi.
dan
ini
dan
menyebarkannya,
persoalan
keadilan
antara
manusia, keadilan pada tingkat ini yang tidak pernah dicapai oleh
manusia -bahkan tidak pernah dikenal oleh manusia- kecuali dengan
wahyu dari Allah dan pertolongan dariNya.
manusia melihat dari puncak yang tinggi ini ke lereng yang
dalam -pada semua umat sepanjang masa- ia melihatnya di sana di
sana di lereng ia melihat batu berjatuhan antara puncak yang
tinggi dan lereng yang dalam, di sini dan di sana, ia melihat
kecerdikan,
perdebatan,
kepandaian,
kejeniusan,
pengalaman,
dengan
teliti,
ia
melihat
ulat
di
bawahnya
19
(5).
/
0 1 2 /
34 5 '6 7
( /
8 9 :
.
; <
&
# ' ( ') * + , %.
=' <
apakah engkau memberi syafa'at dalam masalah hukum Allah?
Kemudian
keadilan,
melakukan
kejujuran
bagi
manusia,
dan
menjamin
untuk
dilaksanakan,
20
tetap
dan
kekal
dalam
manusia
bangsa,
warna
dengan
kulit,
segala
ras
perbedaannya,
dan
bahasa,
dan
dengan
berbagai
dengan
berbagai
21
sepotong
menyambungnya
kain,
menjadi
lalu
beliau
satu,
pada
mengambil
waktu
bagianku
itu
orang
dan
yang
(6).
(7).
22
pada aturan yang ada, akan tetapi ketaatan dalam batas syari'at
Allah yang mengatur masyarakat muslim, ia bukanlah ketundukan,
akan tetapi ketaatan yang dibatasi oleh aturan tertentu, tidak ada
kekuasaan bagi pemimpin untuk merubahnya, karena ia adalah
aturan ilahi, ialah hakim antara kedua pihak jika terjadi perbedaan
pendapat dan perselisihan antara keduanya.
dalam masyarakat muslim yang menerapkan hukum Allah,
tidak ada keistimewaan bagi penguasa, bagi para ulama maupun
lainnya, dalam Islam tidak ada kelas yang dinamakan "kependetaan",
mereka hanyalah ulama syari'at dan ahli fiqh, orang-orang meminta
fatwa pada mereka, lalu mereka memberi fatwa sesuai dengan apa
yang mereka ketahui dari hukum syari'at, akan tetapi mereka tidak
memiliki kekuasaan atas siapun dalam melaksanakan hukum ini,
akan tetapi membawa manusia kepada suatu pendapat berdasarkan
ilmu yang benar, pemahaman yang lurus dan dalil-dalil dari alQur'an dan hadits rasul, dengan syarat mereka bersifat taqwa,
istiqamah dan berbudi luhur, jauh dari hawa nafsu dan kepentingan
pribadi.
sama
seperti
penduduk
muslim.
bahkan
Islam
23
jika
dimiliki
oleh
nasrani,
wajib
diganti
atas
yang
dalam
hak
dan
kewajiban,
dimana
Islam
menjadikan
masyarakat
muslim
wanita mendapatkan
hak-hak
berhak
bekerja
jika
ia
membutuhkan
pekerjaan,
atau
24
berkewajiban
memberi
nafkah
apabila
ada
pihak
yang
wajib
menafkahinya.
perbedaan
mereka
dalam
kehidupan
bermasyarakat
dalam masyarakat muslim manusia sama di hadapan undangundang dan hukum, dan dalam hak menduduki kedudukan umum.
Islam telah memberikan contoh sejak awal bagi persamaan antara
undang-undang dan hukum.
rasulullah telah mengajarkan para sahabatnya melalui
sejarah beliau bersama sahabat, dan pengarahan belian bagaimana
mereka
menghormati
hak
pendakwa
dalam
menuntut
haknya
25
tidak sopan ini, beliau berkata pada mereka: "biarkan dia, karena
orang yang mempunyai hak, punya bicara"(8).
para sahabat betul-betul paham nilai hak persamaan antara
manusia, dan sangat membekas di hati mereka, maka mereka
menebarkan
hak
ini
dan
menganjurkan
untuk
menerapkan
> ?
' " ( @
0A
<B < > CD ?
EA3 ?
F
( ?
G H C I
I
J
?
, C @
<4
+ 1 <
Samakan antara manusia di hadapanmu, di majlismu, dan hukummu,
sehingga orang lemah tidak putus asa dari keadilanmu, dan orang
mulia tidak mengharap kecuranganmu. (HR. ad Daaruquthni)
panglima
dipegang
oleh
Usamah,
ia
menyampaikan
26
(9).
umat
27
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. (QS. al Hujurat: 13)
konsep ini tidak ada pada uma-umat dan bangsa-bangsa yang
mengadopsi peradaban yunani; karena mereka menganup paham
aristoteles yang berpendapat bahwa manusia terdiri dari dua
golongan: para tuan, dan para budak, orang-orang yunani adalah
para tuan, Allah memberikan mereka akal dan kehendak, sedangkan
orang-orang barbar adalah para budak, Allah memberikan kepada
mereka kekuatan badan, untuk menjadi pelayan bagi manusia
pilihan yaitu: orang-orang yunani.
pantas konsep ini tidak ada pada umat-umat dan bangsabangsa dan masyarakat dimana manusia didik pada manhaj manusia
yang sempit yang pada pembuatannya banyak dipengaruhi oleh hawa
nafsu, kepentingan, dan paham-paham yang menyimpan dan sesat.
secara pemikiran dan kejiwaan ia tidak bisa memahami
persamaan sebagaimana digariskan oleh Islam antara ras, warna
kulit, adapt-istiadat dan tingkatan, seperti sabda rasulullah : Tidak
ada kelebihan bagi orang arab atas orang non arab, dan tidak ada
kelebihan bagi non arab atas orang arab, dan tidak ada kelebihan
bagi warna merah atas warna hitam kecuali dengan takwa (HR.
Imam Ahmad)
dan sabda nabi : sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari
kalian
kesombongan
jahiliyah
dan
membanggakan
keturunan,
manusia ada yang beriman dan bertakwa, dan ada yang jahat dan
sengsara, kalian semua keturunan Adam, dan Adam tercipta dari
tanah, hendaklah seseorang meninggalkan kesombongan mereka,
mereka hanyalah salah satu arang neraka jahannam, atau sungguh
mereka akan menjadi lebih hidan di sisi Allah dari kumbang yang
menolak kebusukan dengan hidungnya(12).
28
Abu Bakar adalah tuan kami, beliau memerdekakan tuan kami (HR.
Muslim).
perasaan
persamaan
ini
dalam
diri
umat
Islam,
dan
Bilal,
Shuhaib,
Yasir,
Abdullah
bin
Mas'ud
dan
lain
arab
untuk
memeranginya,
mereka
menganggap
bagi
mereka
sebagai
persoalan
hidup
dan
mati,
29
dan
hewa,
restoran
tersendiri,
transportasi
tersendiri,
sekolah
30
(13).
31
seorang
mempunyai
kelebihan
dengan
bakat
dan
32
ekonomi
kedua
orang
tuanya
tidak
memungkinkan
diberikan
kepada
sebagian
anak
hanya
karena
mereka
untuk
masyarakat
terbukan
di
muslim
depannya,
warganya
ia
tidak
mendapat
jalan
terhalang
untuk
33
nasab, seperti halangan-halangan yang diletakkan di depan orangorang jenius dan berbakat dalam banyak Negara dan masyarakat
sekarang, karena mereka tidak seagama dengan penguasa, atau beda
ras atau golongannya, atau kemiskinanya, atau rendahnya nasabnya
menghalanginya untuk mencapai cita-cita yang mereka impikan dan
diinginkan oleh bakat dan kemampuan mereka.
prinsip kesempatan yang sama telah meluas dalam kehidupan
umat Islam, sehingga ia mencakup semua warga yang hidup dalam
Negara Islam, dengan demikian pemikiran manusia dari berbagai ras,
warna kulit dan bahasa berkumpul untuk membangun peradaban
Islam, dan tertampung di dalamnya buah dari semua golongan
sepanjang masa, maka ia mejadi peradaban kemanusiaan secara
umum, tidak untuk ras tertentu dan bahasa tertentu. kalau tidak
karena pandangan kemanusiaan yang menyeluruh terhadap bakat
manusia, niscaya peradaban manusia tidak sampai tingkat yang
dicapainya selama ini.
peradaban Islam terus berjalan pada jalan ini karena Islam
adalah agama semua manusia, bukan untuk umat tertentu: Dan
tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam. (QS. al Anbiya': 107)
Islam berbicara kepada seluruh manusia dengan berbagai ras,
agama, dan bahasa mereka dengan (wahai manusia)
isterinya;
dan
dari
pada
keduanya
Allah
(14)
dalam
meningkatkan
masyarakat
dan
(14) Lihat persamaan kesempatan dalam buku: wamadhaat al khathir, oleh pengarang: 137.
34
Bismillahirrahmaanirrahim
Dari Abdullah bin Abi Quhafah kepada Abu Ubaidah bin Al
Jarrah, assalamu alaikum.
amma ba'du, aku telah mengangkat khalid untuk memerangi musuh
di Syam, maka janganlah engkau melanggarnya, dengarkan dan
taatlah kepadanya, aku mengangkatnya atasmu dan aku tahu bahwa
engkau lebih baik darinya dan lebi baik agamanya, akan tetapi aku
melihat bahwa ia memiliki keahlian dalam peperangan yang tidak
engkau miliki, Allah mengendaki bagi kami dan engkau jalan
petunjuk, wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
(15).
35