Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ir.Soekarno Presiden pertama Republik Indonesia yang biasa dipanggil Bung
Karno, lahir di Surabaya Jawa Timur 6 Juni 1901. Ayahnya bernama Raden Soekemi
Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Ketika dilahirkan, Soekarno
diberikan nama Kusno Sosrodihardjo oleh orangtuanya. Namun karena ia sering sakit
maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya.
Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha
yaitu Karna. Nama "Karna" menjadi "Karno" karena dalam bahasa Jawa huruf "a"
berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su" memiliki arti "baik".
Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa
reformasi, bangsa Indonesia harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat
agar tidak terombang-ambing di tengah-tengah masyarakat internasional. Dengan
kata lain, bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan yang
kuat. Hal ini dapat terlaksana bukan melalui suatu kekuasaan atau hegemoni ideologi
melainkan suatu kesadaran berbangsa dan bernegara yang berakar pada sejarah
bangsa. Secara historis, nilai-nilai Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan
menjadi dasar negara Indonesia sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. 4
Sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila pada hakikatnya bukan
hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok
orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia. Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam
pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain
perkataan unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) pancasila tidak lain diangkat
dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan
Kausa Materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian
diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan
sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. Dengan demikian, sebagai ideologi,
Pancasila berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, bukan mengambil dari
ideologi bangsa lain. Oleh karena itu seharusnya Pancasila memiliki kesesuaian
dengan bangsa Indonesia.

PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG PANCASILA

Page 1

BAB II
PEMBAHASAN
Pembukaan UUD 1945 dengan jelas menyatakan bahwa Pancasila adalah
Dasar Negara. Dengan demikian Pancasila merupakan nilai dasar yang normatif
terhadap seluruh penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan kata
lain, Pancasila merupakan Dasar Falsafah Negara atau Ideologi Negara karena
memuat norma-norma yang paling mendaasar untuk mengukur dan menentukan
keabsahan bentuk-bentuk penyelenggaraan negara serta kebijakan-kebijakan penting
yang diambil dalam proses pemerintahan.
PROSES PERUMUSAN PANCASILA DAN PEMIKIRAN SOEKARNO
Pemikiran Bung Karno yang brilian adalah Pancasila. Pancasila disampaikan oleh
Bung Karno pada saat sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Sidang tersebut
adalah lanjutan siding dari sidang-sidang sebelumnya yang juga sempat
mendengarkan usualn-usulan mengenai dasar negara seperti dari Dr. Soepomo, pada
31 Mei 1945.
Bung Karno menyampaikan bahwa perlu adanya sebuah dasar dari sebuah negara
yang bersumber dari nilai-nilai asli suatu bangsa tersebut. Maka, untuk Indonesia
Bung Karno menyampaikan lima asas yaitu Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme
atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan
Ketuhanan yang berkebudayaan atau Ketuhanan Yang Mahaesa. Kelima asas tersebut
kemudian disebut dengan Pancasila, yang artinya lima dasar atau lima asas. Dalam
sidang BPUPKI tersebut Bung Karno juga menyampaikan bahwa kelima sila tersebut
digali dari jatidiri bangsa Indonesia.
Ir. Soekarno mengusulkan beberapa hal:
(1) Kebangsaan Indonesia,
(2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
(3) Mufakat atau Demokrasi,
(4) Kesejahteraan Sosial dan
(5) Ketuhanan Yang Maha Esa

PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG PANCASILA

Page 2

Sebuah pemikiran yang besar dari orang yang berjiwa besar, bahwa
pentingnya memberikan sebuah landasan bernegara yang kuat dalam satu bangsa
yang begitu majemuk, yang mampu mempersatukan yang berbeda suku dan agama
dalam satu ikatan bangsa yang satu Bangsa Indonesia. Jauh sebelum kemerdekaan
Indonesia ini sudah dipikirkannya.

Kita semua harus mendirikan satu negara

kebangsaan di atas satu kesatuan bumi Indonesia, dari ujung Sumatera sampai ke
Irian, bukan sekedar satu golongan yang hidup di satu daerah kecil. Bangsa
Indonesia adalah seluruh manusia-manusia yang menurut geopolitik telah ditentukan
oleh Tuhan tinggal di semua pulau-pulau Indonesia dari ujung utara Sumatera
sampai ke Irian.
Pemikiran tentang Pancasila dituangkannya dalam rangkaian kata yang
bermuara pada Persatuan dan Kesatuan bangsa, dalam ikatan persaudaraan tanpa
membedakan ras, suku dan agama. Tentulah ini bukanlah sesuatu hal yang mudah,
karena berbagai suku dan agama harus masuk dalam pemikiran dan juga
bermusyawarah dan bermufakat untuk kemajuan bersama dalam persatuan dan
kesatuan Bangsa Indonesia. Uraian pemikiran tentang makna dan isi sila-sila yang
ada dalam Pancasila tersebut dituangkan dalam gagasan besar untuk persatuan
Indonesia menuju Kemerdekaan Indonesia.

Paham kebangsaan tidak akan

meruncing menjadi kauvanis. Tanah air Indonesia yang berbangsa satu, yang
berbahasa yang satu, hanyalah satu bahagian kecil dari dunia. Kebangsaan
Indonesia bukan kebangsaan yang menyendiri, tetapi seperti dikatakan Mahatma
Gandhi, seorang nasionalis yang kebangsaannya perikemanusiaan.

Indonesia

jangan pernah berkata sebagai bangsa yang terbagus, yang termulia. Indonesia
harus menuju persatuan dan persaudaraan dunia sekaligus menuju kekeluargaan
bangsa-bangsa. Karena itu prinsip dasar kedua adalah Internasionalisme, atau
peri-kemanusiaan. Syarat mutlak menuju Indonesia semua buat semua ialah ada
permusyawaratan, perwakilan. Untuk pihak Islam, inilah tempat yang terbaik untuk
memelihara agama. Dengan cara mufakat perbaiki segala hal, termasuk keselamatan
agama dengan jalan pembicaraan atau permusyawaratan.

PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG PANCASILA

Page 3

Sila-sila dalam Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak
terpisahkan karena tiap sila mengandung empat sila lainnya. Selain itu susunan silasila Pancasila itu adalah sistematis hierarkis yang mengandung arti bahwa kelima sila
Pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat. Di mana
7tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri didalam rangkaian susunan kesatuan itu
sehingga tidak dapat dipindah-pindahkan.
Diawal pidatonya pada saat pancasila sakti 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menekankan
pentingnya sebuah negara memiliki dasar negara yang menjadi fundamen, filsafat,
pikiran yang sedalam-dalamnya, dipahami dengan jiwa untuk terbentuknya negara
Indonesia yang merdeka, kuat serta berprinsip. Ir. Soekarno juga menyebut pokok
negara itu sebagai filsafat hidup. Filsafat hidup yang bukan baru akan dibuat dalam
kerangka kemerdekaan Indonesia, namun filsafat hidup yang memang sudah berakar
urat dan mendarah daging sejak lama. Cita-cita didirikannya negara Indonesia
sebagai suatu negara satu buat semua dan bukan buat satu golongan, suku, atau
agama apapun yang mendasari Ir. Soekarno untuk mengusulkan prinsip kebangsaaan
atau nasionalisme.
Demokrasi dalam pemahaman Ir. Soekarno bukanlah hanya demorasi politik yang
hanya memberikan kesamaan hak dan kesempatan politik, namun yang tak kalah
penting juga adalah kesamaan hak dan kesempatan ekonomi. Kesamaan hak dan
kesempatan politik yang tidak diimbangi oleh kesamaan hak dan kesempatan
ekonomi, hanya akan memberi ruang bagi lahirnya anarkis dalam politik dan
ekonomi berupa penindasan dan penjajahan oleh kaum elit politik yang pemilik
modal (kapital) sebagai pemilik kekuasaan politik dan ekonomi terhadap rakyat yang
tak lebih hanya menjadi obyek politik dan obyek ekonomi. Sehingga terlihat jelas
terjadi kesenjangan antara orang miskin dan orang kaya. Disinilah letak perbedaan
yang mendasar antara demokrasi Pancasila dengan demokrasi liberal yang saat ini
sedang giat-giatnya dipraktekkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia.
PANCASILA HASIL JADI USULAN SOEKARNO : SEBAGAI PEMBANDING
Tentu Pancasila hasil jadi yang sophisticated dan telah akrab sekarang merupakan
produk kolektif dari para pendiri bangsa. Ia bukan melulu pemikiran Soekarno,
melainkan di dalamnya tergurat pemikiran Soekarno. Untuk memahami hal ini lebih
jelas, akan lebih baik apabila dilakukan proses perbandingan, setidak-tidaknya secara
literal yang dengannya pula dilakukan proses penelurusan makna.

PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG PANCASILA

Page 4

Dasar dari Pancasila tersebut menurut Soekarno adalah semua untuk semua yang
mengandung arti bahwa Pancasila hadir dalam rangka mewadahi berbagai kelompok
yang ada di Indonesia, jadi Pancasila tersebut bukan untuk satu golongan saja, akan
tetapi sebenarnya cerminan dari keragaman berbagai perbedaaan yang ada di
Indonesia.
Sebenarnya dasar pertama yang kemudian dijelaskan oleh Soekarno adalah
mengenai kebangsaan, dalam hal ini kebangsaan yang dimaksud adalah seluruh
manusia-manusia yang menurut geo-politik telah ditentukan oleh Allah SWT. Tinggal
dikesatuannya semua pulau-pulau Indonesia dari ujung utara sumatra sampai ke Irian.
Disanalah tujuan itu ingin sampai, mendirikan suatu negara di atas suatu kesatuan
bumi Indonesia.
Prinsip yang kedua dari konsep Soekarno adalah internasionalisme, yaitu perikemanusiaan dalam berhubungan dengan manusia lainnya, khususnya di Indonesia
dan umumnya yang berada di dunia. Dengan prinsip ini, maka Indonesia akan menuju
pada persatuan dunia dan persaudaraan dunia. Dalam hal ini, Soekarno berpandangan
bahwa kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus
menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa.
Prinsip yang ketiga kemudian menerapkan dasar mufakat, dasar perwakilan,
dan dasar permusyawaratan. Dengan begitu, dengan cara mufakat, kita perbaiki
segala hal, juga keselamatan agama, yaitu dengan jalan pembicaraan atau
permusyawaratan di dalam Badan Perwakilan Rakyat. Sebenarnya pada dasar yang
ketiga ini Soekarno ingin memberikan sebuah pembagian secara proporsional
terhadap berbagai elemen yang ada di Indonesia, sehingga apapun keputusan nanti
akan diperjuangkan oleh berbagai elemen tersebut sesuai kekuatan perjuangan
mereka dalam memberikan pengaruh.
Pada tahap keempat adalah prinsip mengenai kesejahteraan sosial, yaitu
sebuah prinsip yang memungkinkan tidak akan adanya kemiskinan di dalam
Indonesia merdeka. Dengan prinsip seperti ini diharapkan bahwa Indonesia merdeka
akan menjadi bangsa yang sejahtera, jauh dari kelaparan, dan cukup pangan serta
kaum kapitalis tidak melakukan pola hegemoni kekuasaannya.
Prinsip yang kelima adalah prinsip yang menghimpun semua agama yang ada
di dalam bangsa dan negara ini, yaitu prinsip tentang ketuhanan. Dengan adanya
prinsip ini, maka bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan tetapi masing-masing orang
Indonesia hendaknya ber-Tuhan. Tuhannya sendiri.

PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG PANCASILA

Page 5

Konsep itulah yang kemudian dikenal dengan sebutan Pancasila, yaitu lima dasar
yang mempunyai arti filosofis yang berasal dari bangsa dan negara Indonesia. Namun
harus diingat, Pancasila yang ada saat ini telah mengalami penyempurnaan dari segi
redaksi tetapi tidak mengurangi esensi dari apa yang Soekarno jelaskan dalam pidato
pertamanya mengenai dasar negara.
Prinsip Ketuhanan adalah fondasi bagi keempat prinsip yang terletak diatasnya.
Ketuhanan yang dimaksud oleh Ir. Soekarno adalah dimana di dalam Indonesia
Merdeka setiap orang bebas dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa
dengan cara berkeadaban dan berbudaya. Cara berkeadaban dan berbudaya yang
dimaksud adalah saling menghormati satu sama lain antar warga bangsa.
Tentang prinsip Ketuhanan, Ir. Soekarno dengan tegas mengatakan, Bahwa
prinsip kelima daripada negara kita ialah Ketuhanan yang berkebudayaan, ketuhanan
yang berbudi pekerti yang luhur, ketuhanan yang saling hormat menghormati satu
sama lain. Prinsip Ketuhanan akan mendasari setiap sikap, tindakan dan perilaku
dengan spirit cinta dan kasih sayang kepada sesama baik sesama manusia, maupun
kepada sesama ciptaan Sang Maha Pencipta.

PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG PANCASILA

Page 6

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan di atas, kami menarik kesimpulan bahwa :
1. Soekarno merupakan sosok yang sangat mencintai bangsanya, di usia muda ia
selaluselalu menekankan bahwa segala macam warna perjuangan yang ada di
Indonesia adalah untuk Tanah Air Indonesia, semua harus bersatu, bahumembahu demi Tanah Air tempat dimana Bangsa Indonesia hidup.
2. Soekarno dengan pemikirannya, melahirkan berbagai macam ide yang
berhubungan dengan politik, salah satunya adalah pemikirannya tentang
konsep Pancasila yang sampai sekarang masih relevan dengan konteks negara
kesatuan republik Indonesia.
Sarannya adalah kita sebagai bangsa Indonesia harus senantiasa mempelajari,
mengilhami, dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari karena
Pancasila telah dirumuskan dengan sangat matang untuk menjadi dasar negara
Indonesia.

PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG PANCASILA

Page 7

DAFTAR PUSTAKA
http://politicalphotography.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Garuda_Pancasila
http://sejarah.kompasiana.com/2011/06/01/pancasila-dalam-pemikiran-bungkarno/

PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG PANCASILA

Page 8

Anda mungkin juga menyukai