Anda di halaman 1dari 6

PENINGKATAN MENULIS KALIMAT DALAM KETERAMPILAN MENULIS

KARANGAN NARASI
Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Seminar Bahasa

OLEH :
NANI ANIFAH
07410747

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2010

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Kalimat merupakan unit
terkecil bahasa. Oleh Karena itu, kalimat juga memegang peranan penting dalam proses
komunikasi. Kalimat merupakan bentuk bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam
menuanggkan gagasan, ide, atau pesan baik secara tertulis atau lisan. Kalimat
mengandung pesan yang akan disampaikan penullis kepada pembaca. Sebuah karangan
terbentuk dari susunan beberapa kalimat dalam bahasa tulis. Sebuah kalimat mempunyai
pola-pola tertentu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka semakin
kompleks pula pola kalimat maupun kosakata yang digunakan.
Salah satu kegiatan menuangkan gagasan , ide, atau pesan lewat kalimat (tulis)
adalah mengarang. Mengaranmg berarti menggunakan bahasa untuk menyampaikan ide
atau pesan yang terkandung dalam kalimat. Seorang penulis harus memperhatikan pola
kalimat yang digunakan karena pola kalimat akan berpengaruh pada kesempurnaan
proses penyampaian dan penerimaan pesan.
Dengan demikian, proses mengarang juga perlu memperhatikan pola kalimat.
Seiring dengan pentingnnya tata kalimat dalam bahasa tulis, maka perlu adanya sebuah
usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Dengan demikian, perlu
diadakan penelitian tentang tata kalimat kepada siswa khususnya tentang pola kalimat.

BAB II
RUMUSAN MASALAH
A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, permasalahan yang


diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah peningkatan menulis kalimat siswa pada sebuah karangan narasi
dengan memperhatikan kalimatnya ?
2. Bagaimanakah pengajaran yang baik agar siswa mampu menulis karangan narasi
dengan kalimat yang baik dan benar ?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindalan kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan siswa menulis sebuah karangan persuasi dengan
memperhatikan pola kalimatnya.
2. Agar kalimat yang siswa buat lebih berkembang.
3. Untuk menambah wawasan siswa tentang tata kalimat.

BAB III
PEMBAHASAN

Menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang terpadu, yang ditujukan


untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-kurangnya, ada tiga
komponen yang tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu : (1) Penguasaan bahasa

tulis,yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi : kosakata, struktur kalimat,
paragraf, ejaan, pragmatik, dsb ; (2) Penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang
akan ditulis ; (3) Penguasaan tentang jenis jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai
isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi
yang diinginkan. Seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dsb.
Menulis bukan pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah. Untuk memulai
menulis, setiap penulis tidak perlu menunggu menjadi seorang penulis yang terampil.
Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk mempraktikkanya tidak cukup sekali dua
kali. Frekuensi latihan menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis
menulis.
Menurut Fokker (1979 : 11) Kalimat adalah ujaran bahasa yang mempunyai arti
penuh dan batas keseluruhanya ditentukan oleh turunya suara.
Menurut Lammudin ( 2002 : 108 ) Unsur Kalimat adalah fungsi sintaksis yang
dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut
peran kata dalam kalimat, yaitu Subjek ( S ), Predikat ( P ), Objek ( O ), Pelengkap( Pel ),
dan keterangan ( Ket ).
Menulis yang baik adalah yang efektif, jadi sebuah tulisan dituntut untuk
menyelaraskan beberapa aspek, yaitu kemampuan menuangkan ide, gagasan serta
struktur pembangunya harus baik.
Sebenarnya banyak manfaat menulis, antara lain dalam hal : ( 1). Peningkatan
kecerdasan ; (2). Pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas ; (3). Penumbuhan
keberanian ; (4). Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi ( yunus
dan Suparno, 2007 : 14 )
Karangan narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan,
mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa
secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.
Maka dengan membuat karangan narasi diharapkan siswa tidak akan monoton
dalam membuat kalimat tetapi harus berkembang. Maka kita harus membiarkan siswa
berkreasi menurut keinginannya. Guru juga bisa menggunakan media yang menarik
supay siswa tidak merasa jenuh dengan pelajaran yang kita berikan, misalnya dengan
menggunakan gambar lalu siswa disuruh menceritakan gambar tersebut.
Guru sering kali bingung untuk melakukan pengajaran yang menarik agar siswa
tertarik terhadap materi yang diajarkannya. Media yang menarik itu akan membuat siswa
tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara serius. Mengarang itu

mengungkapkan sesuatu secara jujur dan tidak menghambur-hamburkan kata secara


berlebihan. Jadi kita harus membiarkan siswa untuk belajar mengungkapkan segala
sesuatu dengan jujur dan membiarkan mereka berekspresi.
Guru seharusnya menggunakan metode pembelajaran yang menarik untuk
mengalihkan perhatian siswa pada materi yang kita ajarkan. Misalnya dengan cara
menyuruh siswa menulis pengalaman yang membahagiakan atau pengalaman yang
menyedihkan. Dari situ siswa akan jujur menulis apa yang ia alami tidak akan mengadaada.

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa kesalahan fungsi kalimat
pada karangan narasi siswa disebabkan antara lain kesalahan kalimat kurang predikat
terletak pada kecenderungan siswa pada penggunaan preposisi, sehingga kata yang
mengikutinya berubah fungsi. Kesalahan kalimat kurang subjek terletak pada pelesapan
subjek yang kurang tepat. Kesalahan kalimat kurang objek terletak pada pemakaian kata
kerja aktif transitif, yang seharusnya diikuti objek, tetapi tidak diikuti objek.
2. Saran

Bagi para siswa perlu banyak berlatih untuk membuat kalimat sesuai dengan
fungsi sintaksis, agar kalimat yang disampaikan sesuai dengan maksud yang diinginkan.
Sehingga akan memperoleh hasil yang lebih baik pada jenjang yang berikutnya, terutama
dalam bidang menulis dan mengarang.

Daftar Pustaka :
Finoza, Lammudin.2002. Komposisi Bahasa Indonesia.Jakarta : Diksi Intan
Mulia.
Fokker. 1979. Sintaksis Indonesia. Jakarta : Pradnya Paramita.
Suparno dan Yunus, Mohamad.2007. Keterampilan Dasar Menulis.Jakarta :
Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.
Bandung : Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai