Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KOLOKIUM

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
Judul

: Analisis Usahatani Timun, Tomat Cherry, dan Tomat Beef secara Hidroponik di Amazing Farm,
Lembang, Bandung
Nama/NIM
: Eneng Fakhrunnisa/A24130149
Pembimbing
: Prof. Dr. Ir. Sudarsono, M.Sc dan Juang Gema Kartika, SP. M.Si
Hari, tanggal
:
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tingkat kesadaran masyarakat akan produk yang aman dan sehat untuk dikonsumsi menjadi hal
yang utama. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat, hal tersebut
menyebabkan perubahan minat masyarakat untuk mengkonsumsi sayuran dalam rangka memenuhi
kebutuhan gizi seimbang. Perubahan yang terjadi berdampak pada keputusan pembelian produk sayur,
perbaikan kualitas hidup dan gaya hidup sehat dengan kembali ke alam. Sayuran merupakan sumber
vitamin, mineral, dan serat yang diperlukan bagi kesehatan tubuh manusia. Saat ini permintaan terhadap
sayuran terus mengalami peningkatan. Sayuran buah seperti timun, tomat beef, dan tomat cherry termasuk
komoditi sayuran buah yang semakin banyak diminati masyarakat. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai konsumsi timun dalam rumah tangga pada tahun 2010 sebesar 1.721 kg/kapita/tahun
meningkat pada tahun 2011 menjadi 1.773 kg/kapita/tahun dan nilai konsumsi tomat dalam rumah tangga
pada tahun 2010 sebesar 1,935 kg/kapita/tahun meningkat pada tahun 2011 menjadi 2,091
kg/kapita/tahun(Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2012). Peningkatan konsumsi tomat dan timun
yang tinggi harus diiringi dengan peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan konsumen. Hal
tersebut menjadikan komoditi sayuran berpeluang besar untuk dikembangkan.
Akan tetapi, produksi timun di Indonesia pada tahun 2013 mengalami penurunan dari 491.636 ton
menjadi 477.976 ton pada tahun 2014 (Ditjen Hortikultura, 2015). Sementara itu, permintaan tomat terus
mengalami peningkatan, tetapi produksi tomat menurun dari 992.780 ton pada tahun 2013 menjadi 915.987
ton pada tahun 2014 (Ditjen Hortikultura, 2015).
Tanaman tomat dapat tumbuh baik pada daerah beriklim tropik dengan suhu pada siang hari
berkisar 24-27C, sedangkan untuk malam hari berkisar 15-18C. Tanaman tomat termasuk jenis tanaman
netral atau tidak tergantung dari panjang penyinaran dalam fase pembentukan bunga (Wijonarko, 1990).
Ukuran buah tomat cukup bervariasi tergantung dari varietasnya (Trisnawati dan Setiawan, 1994). Tomat
beef dan tomat cherry dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan ukurannya. Tomat beef berbentuk bulat,
berukuran besar dan mempunyai beberapa ruang. Umur panen tomat beef tergolong relatif lama dan
pertumbuhan batangnya relatif lambat. Tomat cherry adalah versi mini dari tomat beef. Buah tomat cherry
berbentuk bulat dengan diameter1,5-3 cm. Bobot buah sekitar 25-30 gram, serta memiliki kulit buah yang
tipis (Pracaya, 1998). Timun merupakan tanaman semusim yang tumbuh menjalar di atas permukaan tanah.
Timun dapat tumbuh baik di ketinggian 0-1.000 m di atas permukaan laut pada suhu tanah antara 18-30C
(Sumpena, 2007).
Pengelolaan produksi tomat dan timun dengan pengefisienan lahan dan modifikasi teknologi dapat
dilakukan melalui sistem hidroponik. Hidroponik merupakan cara bercocok tanam dengan media tanpa
tanah. Media yang digunakan menggunakan air atau bahan porous lainnya sebagai media tanam yang dapat
menyimpan kandungan nutrisi di dalamnya (Lingga, 1999). Dalam sistem hidroponik, pengelolaan air dan
hara difokuskan terhadap cara pemberian yang optimal (Sumarni dan Rosliani, 2005) sehingga produk
hidroponik memiliki kualitas yang lebih baik dari segi penampilan fisik dan rasa. Sistem budidaya
hidroponik belum banyak dikembangkan di Indonesia. Oleh karena itu, sistem budidaya ini perlu dipelajari

lebih lanjut karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan sistem budidaya konvensional.
Kebutuhan bahan dan alat pada sistem hidroponik ditentukan berdasarkan tujuan dari usahatani
komoditi tersebut (Trisnawati dan Setiawan, 1994). Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan
mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat
sebaik-baiknya (Suratiyah, 2006). Usahatani dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut
menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input yang digunakan. Usahatani ini peka
terhadap perubahan biaya variabel, harga output, dan perubahan volume produksi (Soekartawi, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas timun, tomat cherry, dan tomat beef menjadi faktor penting
untuk dilakukan analisa usahatani pada komoditi tersebut.
Tujuan
Kegiatan magang yang dilaksanakan di Amazing Farm bertujuan untuk:
1. Mendapatkan pengalaman teknis dan manajerial dalam pengelolaan usahatani timun, tomat cherry, dan
tomat beef.
2. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan penulis dalam praktek analisis usahatani timun, tomat
cherry, dan tomat beef di Amazing Farm.
3. Membantu memecahkan masalah ataupun mencari solusi dari permasalahan yang ada di perusahaan
mengenai usahatani timun, tomat cherry, dan tomat beef ataupun mengenai budidaya komoditas
tersebut.
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu Magang
Kegiatan magang dilaksanakan di Amazing Farm, Kebun Cikahuripan, Kampung Pojok, Desa
Cikahuripan RT 5 RW 1, Kecamatan Lembang, Bandung - Jawa Barat, mulai bulan Februari 2017 sampai
bulan Juni 2017.
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan magang yang dilakukan merupakan kegiatan lapang yang terdiri atas seluruh
kegiatan yang dilaksanakan di Amazing Farm yang berhubungan dengan aspek analisis usahatani tanaman
sayur buah dengan fokus komoditi tomat cherry, tomat beef, dan timun. Kegiatan dilakukan dengan
mengikuti prosedur yang ada di kebun Amazing Farm, termasuk di dalamnya terdapat aspek teknis dan
manajerial yang dikerjakan selama magang. Kegiatan lain yang dilaksanakan mencakup pekerjaan sebagai
karyawan harian selama satu bulan, asisten supervisor selama dua bulan, dan asisten manajer selama satu
bulan. Bentuk kegiatan yang dilakukan pada saat magang adalah sebagai berikut:
1. Orientasi Lapangan. Orientasi lapangan dilakukan untuk mengetahui keadaan umum perusahaan seperti
profil perusahaan, tata areal, dan sistem kerja yang diterapkan perusahaan.
2. Karyawan Harian. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengikuti semua kegiatan praktik budidaya
tanaman sayuran buah secara hidroponik mulai dari persiapan tanam sampai pemanenan dan
pascapanen, serta analisis usahatani pada komoditas sayuran buah yang terdapat di Amazing Farm,
yaitu tomat cherry, tomat beef, dan timun.
3.Asisten Supervisor. Asisten supervisor memiliki tugas membantu supervisor dalam hal pengawasan
produksi, pengawasan panen dan pascapanen, membantu taksasi, membantu memperhitungkan jumlah
sayuran yang dipanen, dan kegiatan administratif lainnya.
4. Asisten Manajer. Kegiatan yang dilakukan sebagai asisten manajer kebun antara lain dengan melakukan
pengelolaan dan pengawasan tenaga kerja, melakukan analisa terhadap setiap kegiatan di lapangan,
membuat jurnal kegiatan harian di lapangan serta mempelajari manajerial tingkat lapang.
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam kegiatan magang ini berasal dari dua sumber data, yaitu data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan dan praktek langsung di lapangan. Mengikuti
secara langsung kegiatan persiapan, produksi, pascapanen hingga pemasaran. Selain itu, data yang
diperoleh berkaitan dengan aspek analisis usahatani yang terdiri atas analisa penggunaan sumberdaya
secara efisien yang berhubungan dengan sarana produksi, investasi, biaya operasional, permintaan, harga,
jumlah produksi, dan manfaat yang diperoleh dari hasil produksi yang telah dilakukan. Selain itu,

dilakukan juga wawancara dan diskusi dengan manajer dan karyawan.


Data sekunder diperoleh dari arsip dan studi pustaka sesuai dengan aspek magang dan praktek
yang dilakukan. Data sekunder yang dikumpulkan dari perusahaan meliputi letak geografis, keadaan iklim
dan tanah, data produktivitas, kondisi perusahaan, bangunan tanam, peta lokasi, tenaga kerja, data struktur
organisasi, data pemasaran tomat, data wilayah pemasaran, dan sarana/prasarana penunjang yang tersedia
di lokasi serta data-data lain yang mendukung.
Analisis Data dan Informasi
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis kuantitatif dan analisis deskriptif.
Analisis kuantitatif dilakukan pada data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif dengan
menggunakan persentase dan uji-t student. Selain itu, analisis kuantitatif juga digunakan untuk
menganalisis aspek finansial. Data yang terkumpul sebelum dianalisis dikelompokkan ke dalam komponen
manfaat dan biaya. Analisis deskriptif dilakukan pada data yang bersifat kualitatif. Analisis kualitatif
digunakan untuk menganalisis aspek pasar, aspek teknis, dan aspek manajemen.
Analisis Deskriptif
a. Analisis aspek pasar, dilakukan untuk mengetahui perkembangan produksi, konsumsi serta perdagangan
nasional dan internasional sayuran buah.
b. Aspek teknis, dilakukan untuk mengetahui sistem budidaya sayuran buah.
c. Aspek manajemen, meliputi bentuk usaha dan struktur organisasi, wewenang dan tanggungjawab,
spesifikasi tenaga kerja, dan kebutuhan gaji serta upah tenaga kerja.
Analisis Kuantitatif
a. Analisis Manfaat dan Biaya
Manfaat adalah hasil penjualan produksi usahatani tomat dan timun yang dilakukan secara
hidroponik selama satu tahun. Sedangkan biaya adalah biaya investasi, biaya operasional, biaya tetap,
biaya variabel, dan biaya umum.
b. Analisis Marjin Kotor (Gross Margin)
Analisis marjin kotor digunakan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang didapat dari
suatu usahatani tomat dan timun secara hidroponik per luasan lahan produksi yang digunakan. Marjin
kotor merupakan hasil pengurangan output kotor terhadap biaya variabel. Sedangkan marjin kotor per
hektar merupakan hasil bagi dari marjin kotor terhadap luasan hektar lahan yang dipakai.
c. Analisis Kelayakan Investasi
Analisis kelayakan investasi dilihat dari aspek finansial. Analisis dilakukan terhadap usaha
sayuran buah untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha, meliputi nilai bersih kini (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan
periode pengembalian investasi (Payback Period).
Net Present Value (NPV), merupakan selisih antara nilai sekarang dari manfaat (benefit) dengan nilai
kini dari biaya (pengeluaran) pada tingkat diskonto tertentu. Secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Internal Rate of Return (IRR), dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menghasilkan NPV
positif, kemudian dilanjut dengan mencari lagi tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif.
Langkah terakhir dalam perhitungannya dengan rumus sebagai berikut:
Gross B/C, memilih semua proyek yang nilai gross B/C sebesar satu atau lebih. Perhitungan gross B/C
menggunakan rumusan sebagai berikut:
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), menunjukan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap
tambahan biaya sebesar satu satuan. Usahatani yang akan dipilih adalah usahatani dengandirumuskan
sebagai berikut:
Periode pengembalian investasi, menghitung jangka waktu yang diperlukan bagi pelunasan biaya
investasi dari manfaat bersih. Rumus periode pengembalian adalah sebagai berikut:
P=
d. Analisis Sensivitas

Analisis sensitivitas atau perubahan manfaat dan biaya digunakan untuk melihat dampak dari
suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil analisis kelayakan yang telah dilakukan. Perubahan
yang diamati adalah sebagai berikut:
1. Perubahan pada produksi
2. Perubahan pada biaya variabel
3. Perubahan pada tingkat harga output
4. Perubahan pada produksi dan biaya variabel
5. Perubahan pada produksi dan tingkat harga output
6. Perubahan pada harga jual dan biaya variabel
e. Asumsi dan Batasan Data
Dalam praktek magang ini, analisis kelayakan pengusahaan sayuran buah menggunakan beberapa
data dasar sebagai berikut:
1. Biaya investasi
2. Lahan yang digunakan
3. Sistem budidaya sayuran buah
4. Jumlah populasi tanaman pada setiap greenhouse
5. Harga jual sayuran buah
6. Harga dan biaya yang digunakan dalam analisis adalah harga dan biaya konstan
7. Sumber modal seluruhnya
8. Tingkat suku bunga (discount rate) yang digunakan selama analisis
9. Umur ekonomis proyek pengusahaan sayuran buah
DAFTAR PUSTAKA
[Ditjen Hortikultura] Direktorat Jenderal Hortikultura. 2015. Statistik Produksi Hortikultura tahun 2014.
Direktorat Jenderal Hortikultura. Indonesia
Lingga P. 1999. Hidroponik: Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2012. Statistik Konsumsi Pangan Tahun 2012. Sekretariat
Jenderal Kementrian Pertanian. Jakarta.
Pracaya. 1998. Bertanam Tomat. Kanisius,Yogyakarta.
Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani. UI Press, Jakarta.
Sumarni dan Rosliani. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem Hidroponik. BALITSA. Bandung.
Sumpena U. 2007. Budidaya Mentimun Intensif dengan Mulsa secara Tumpang Gilir. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Suratiyah K. 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta.
Trisnawati Y. dan Setiawan A.I. 1994. Tomat Pembudidayaan secara Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wijonarko. 1990. Pengetahuan Praktis Tomat. Yasaguna, Metro.

Keterangan:
Bt = Penerimaan penjualan sayuran buah yang diperoleh pada tahun t
Ct = Biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun t
t
= Umur proyek/umur investasi (0, 1, 2, 3, , n), 0 merupakan tahun dikeluarkan biaya investasi
i
= Discount rate (tingkat suku bunga)
n
= Umur proyek (jumlah tahun)
Keterangan:
IRR
= Tingkat internal hasil (%)
NPV1 = NPV yang bernilai positif
NPV2 = NPV yang bernilai negatif
i1
= Discount rate yang menghasilkan NPV positif
i2
= Discount rate yang menghasilkan NPV negatif
Keterangan:
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
t
= Umur proyek (tahun)
i
= Discount rate (tingkat suku bunga)
Keterangan:
Bt = Manfaat pada tahun t
i
= Discount rate (tingkat suku bunga)
n
= Jumlah tahun (0, 1, 2, .n)
Ct = Biaya pada tahun t
t
= Umur proyek (10 tahun)
Keterangan:
P
= Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi
I
= Besarnya investasi yang dikeluarkan
Ab = Manfaat besih yang diperoleh setiap tahunnya

Anda mungkin juga menyukai