731527578
Sistem Informasi & Pengendalian Internal
Peran Teknologi Informasi Mendukung Sistem Informasi (Pertemuan 4)
PENGERTIAN ERP (Enterprise Resource Planning)
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa
Inggris-nya Enterprise Resource Planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan
proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di
perusahaan bersangkutan. Enterprise Resource Planning merupakan sebuah teknologi sistem
informasi yang terintegrasi dan digunakan oleh manufaktur kelas dunia dalam meningkatkan
kinerja perusahaan. ERP adalah suatu sistem, baik sebagai suatu sistem perencanaan
,maupun sebagai sistem informasi. Menurut OLeary, ERP systems are computer based
systems designed to process an organizations transactions and facilitate integrated and realtime planning ,production, and customer response. In particular ERP systems will be assumed
to have certain characteristic.
ERP (Enterprise resource Planning) adalah perkembangan lebih lanjut dari MRP,
closed-loop MRP dan MRP. Dari namanya dapat disimpulkan bahwa ERP cakupannya lebih
luas dari MRP II. Kedua-duanya menyangkut perencanaan. MRP II adalah perencanaan yang
sudah lebih luas dari pendahulunya, yaitu MRP, karena mengintegrasikan perencanaan
material dengan perencanaan lain seperti perencanaan bisnis, perencanaan penjualan,
perencanaan produksi dan perencanaan keuangan.Namun MRP II sebagaimana namanya
yaitu Manufacture Resouce Planning, masih terfokus dengan perencanaan yang langsung
berkaitan dengan manufaktur, sedangkan ERP (EnterpriseRresoruce Planning) juga masih
mengenai perencanaan, tetapi mencakup hal yang lebih luas lagi tidak hanya bersangkutan
langsung dengan manufaktur, tetapi mencakup seluruh perusahaan.
Sejarah Perkembangan Enterprise Resource Planning (ERP)
ERP berkembang dari manufacturing resouces planning (MRP II) dimana MRP II sendiri
adalah hasil evalusi dari material requirement planning (MRP) yang berkembang sebelumnya.
Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi
persediaan (inventori), pengapalan, invois dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem
ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi,
manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia. Enterprise Resource
Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource Planning (MRP II),
memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen proses-proses
manufakturing. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada performa ekonomi Amerika
yang luar biasa pada era 1990-an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam
proses industri.
Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan
kegiatan perencanaan.
Modul Modul Standar
Sedangkan modul-modul standar yang biasanya terintegrasi di dalam suatu sistem ERP
setidaknya minimal terdiri atas:
Keuangan
Akuntansi Finansial : Secara fungsional modul akuntansi finansial berfungsi untuk
mengumpulkan dan mengelola seluruh data finansial hingga mampu menyajikan laporan dari
hasil relasi data dari beberapa departemen.
Kontrol : Modul kontrol ini berfungsi untuk mengelola data-data yang terkait dengan
antara lain akuntansi laba biaya, cost center, manajemen proyek, dsb.
Fixed Asset Management : Dalam menjalankan operasionalnya setiap lembaga
memiliki beban biaya yang dikeluarkan untuk investasi aktiva tetap, sewa dan gedung. Dalam
modul ini mendukung pekerjaan pengadaan, pemeliharaan, penjualan/penghapusan,
penarikan hingga depresiasi nilai aktiva.
Logistik
Modul logistik : secara fungsional digunakan untuk memproses pengadaan, penjualan
dan distribusi logistik yang digunakan oleh perusahaan.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah asset terbesar perusahaan yang memerlukan
pengelolaan yang baik dan terukur dari mulai perekrutan, penjadualan dan pemrosesan gaji.
Pekerjaan-pekerjaan rutin bisnis yang terkait sumber daya manusia seperti pembayaran gaji,
manajemen tugas, ongkos tugas luar kantor, bonus/kompensasi, perekrutan hingga
perencanaan kebutuhan tenaga kerja dapat dikelola oleh modul sumber daya manusia.
Kerjasama
Kerjasama harus dilakukan dengan baik antara internal perusahaan maupun antara
perusahaan dengan konsultan yang melakukan implementasi. Konsultan dan pengguna
sudah betul-betul menyatukan visi untuk keberhasilan implementasi ini
Good Consultant
Pengalaman konsultan yang melakukan implementasi juga sangat berpengaruh dalam
sebuah implementasi.
Kegagalan Enterprise Resource Planning (ERP) dan Cara Mengatasinya
Beberapa faktor penyebab kegagalan implementasi ERP adalah :
Manajemen perubahan dan training.
Biasanya kesulitan terbesar terletak pada perubahan praktek pekerjaan yang harus
dilakukan. Disamping itu training yang melibatkan banyak modul seharusnya dilaksanakan
seawal mungkin.
Perencanaan yang buruk.
Perencanaan harus mencakup beberapa area seperti hal-hal bisnis dan ketersediaan
user untuk membuat keputusan pada konfigurasi sistem. Meremehkan keahlian IT, yaitu
Implementasi ERP membutuhkan keahlian staff ditingkatkan dengan baik.
Manajemen proyek yang buruk.
Hanya sedikit organisasi yang mengimplementasi ERP tanpa melibatkan konsultan.
Namun sering kali konsultan melakukan perbuatan yang merugikan kliennya dengan tidak
membagi tanggung jawab.
Percobaan-percobaan teknologi.
Usaha-usaha untuk membangun interface, merubah laporan-laporan, menyesuaikan
software dan merubah data biasanya diremehkan.
Rendahnya keterlibatan Eksekutif.
Implementasi membutuhkan keterlibatan eksekutif senior untuk memastikan adaya
partisipasi yang terdiri dari bisnis dan IT dan membantu penyelesaian konflik-konflik.
Meremehkan sumber daya.
Sebagian besar budget melebihi target terutama untuk manajemen perubahan dan
training user, pengujian integrasi, proses-proses pengerjaan ulang, kustomisasi laporan dan
biaya konsultan.
target tertentu dan kemudian menerapkan pengukuran atas pencapaian target tertentu.
Proses ini dilakukan secara paralel hingga membentuk suatu lingkaran.
Dilakukan tahapan pelatihan bagi para pengguna. Fase Penyelesaian, Jika semua
berjalan lancar, konsumen akan melunasi pembayaran (tergantung kontrak). Dan juga
tahapan ini perusahaan biasanya mendapatkan pelajaran dan pengalaman atas segala
kejadian selama proyek implementasi, termasuk evaluasi keberhasilan dan kegagalan dan
peluang implementasi selanjutnya.
Kerangka Kerja Pemilihan Solusi
Metode pemilihan paket ERP dapat digambarkan dalam sebuah kerangka kerja yang
membagi dasar pemilihan dalam beberapa kriteria, yaitu kesesuaian fungsional (functional
fit), Fleksibilitas (Flexibility) dan Kostumisasi.
Tiga hal aspek Evaluasi
1. Modul, Memilih modul paket implementasi atau membuat sendiri setiap modul tersebut,
terlepas dari alternatif mana yang dipilih.
2. Fleksibilitas, Memungkinkan berfokus pada satu sistem atau alternatif sistem dan teknologi
lain.
3. Metode Implementasi, Pencarian solusi yang ideal antara membangun sendiri seluruhnya
atau mengadopsi penuh sistem dari vendor ERP.
Tiga pendekatan umum implentasi ERP
1. Penggunaan satu paket software yang utuh (Vendor tunggal)
2. Kombinasi dari beberapa paket software (berbagai vendor, best of breed)
3. Kostumissi atau membuat sendiri paket software ERP
Tahapan Implementsi ERP
1. Membangun organisasi proyek
2. Menentukan pendekatan implementasi
3. Membangun rencana implementasi
4. Menentukan kriteria keberhasilan dan metode pengukurannya
Strategi Implementasi
1. Fase I Basic ERP
Modul yang diimplentasikan meliputi Sales & Operations Planning, Demand
Management, Rough-Cut, Capacity Planning, Master Scheduling, MRP dan Plant Scheduling.
Modul ini bersifat praktis dan dibutuhkan oleh fungsi akuntansi dan keuangan, ditambah
dengan modul yang diperlukan untuk mendukung keakurantan inventory, keakuran dan
struktur bill of material, serta aktivitas umpan balik dari bagian manufaktur dan pengadaan