Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1.1.

Ekologi Kelapa Sawit


Tanaman kelapa sawit telah menjadi tanaman komersial karena produktivitas minyaknya

yang sangat tinggi dibanding dengan tanaman penghasil minyak lainnya. Produktivitas ini
terutama tergantung pada faktor genetis (bahan tanaman atau kecambah atau bibit), lingkungan
tumbuh (kesesuaian lahan terkait iklim dan kesuburan lahan), perlakuan kultur teknis atau
budidaya saat tanaman belum menghasilkan maupun ketika sudah menghasilkan. Serta kualitas
sumber daya manusia.
Kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan, lalu
dibudidayakan. Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Tanaman ini memerlukan kondisi
lingkungan yang baik agar mampu tumbuh dan berproduksi secara optimal. Keadaan iklim dan
tanah merupakan faktor utama bagi pertumbuhan kelapa sawit, di samping faktor-faktor lainnya
seperti genetika, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.
Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15 LU-15 LS). Tanaman ini tumbuh
sempurna di ketinggian 0-5000 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90 persen.
Sedangkan intensitas penyinaran matahari yang cocok untuk penanaman kelapa sawit adalah
sekitar 5-7 jam per hari. Sedangkan kelembaban optimum yang ideal adalah sekitar 80-90 persen
(Heri Hartanto, 2011).
1.2.

Luas Lahan
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada karakter

lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan. Kesesuaian tanah untuk
bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.
Menurut Tim Bina Karya Tani (2009) : Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu
menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara alamiah maupun hara tambahan.
Pengembangan kebun kelapa sawit membutuhkan lahan yang luas dengan tingkat kesuburan
tanah yang baik guna mencapai skala ekonomi. Lahan yang subur akan mencukupi sebagian
unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan mengurangi biaya pemakaian pupuk buatan.

1.3.

Dosis Pemakaian Pupuk


Pemupukan tanaman kelapa sawit merupakan salah satu investasi penting pengusahaan

tanaman kelapa sawit guna pencapaian produksi Tandan Buah Segar (TBS) yang setinggitingginya dan ekonomis. Pemupukan tanaman bertujuan untuk menyediakan unsur-unsur hara
yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan generatif sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Kebutuhan pupuk per hektar di perkebunan kelapa sawit adalah 24 persen dari biaya produksi
keseluruhan atau sekitar 40-60 persen dari total biaya pemeliharaan. Pemberian pupuk pada
kelapa sawit diatur dua kali dalam setahun. Pemberian pupuk yang pertama dilakukan pada akhir
musim hujan yaitu bulan Maret-April dan pemberian pupuk kedua dilakukan pada awal musim
hujan, yaitu bulan September-Oktober (Heri Hartanto, 2011).
Waktu dan frekuensi pemupukan ditentukan oleh iklim (terutama curah hujan), sifat fisik
tanah, logistik (pengadaan) pupuk, serta adanya sifat sinergis dan antagonis antar unsur hara.
Respon tanaman terhadap pemberian pupuk tergantung pada dua kondisi yang saling
berhubungan, yaitu keadaan tanaman itu sendiri dan ketersediaan hara di dalam tanah. Hubungan
antara kedua faktor ini dapat bersifat langsung dan tidak langsung sehingga pada saat aplikasi
pupuk maka tanaman harus diperlakukan sedemikian rupa agar tanggap terhadap pemberian
pupuk. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur hara di dalam tanah
sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produksi) yang
maksimal (Iyung Pahan, 2006).
1.4.

Pengendalian Gulma dan Hama Penyakit


Gulma (tumbuhan penganggu) adalah tumbuhan yang termasuk bangsa rumputan yang

merupakan penganggu bagi kehidupan tanaman utama. Gulma harus secepatnya dikendalilkan,
karena gulma sangat menganggu tanaman dalam mengambil makanan, sehingga mengakibatkan
turunnya hasil budidaya. Menurut Iyung Pahan (2006) : ada tiga jenis gulma yang perlu
dikendalikan, yaitu (1) ilalang di pinggiran dan gawangan, (2) rumput-rumputan di pinggiran,
serta (3) tumbuhan penganggu / anak kayu di gawangan.
Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing
tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman pokok harus
ditingkatkan sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu mengembangkan pertumbuhannya
secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan tanaman pokok (Iyung Pahan, 2006).

Tanaman kelapa sawit juga dapat diserang oleh berbagai hama penyakit sejak di pembibitan
hingga di kebun pertanaman. Beberapa jenis hama dan penyakit bahkan dapat menimbulkan
kerugian yang besar pada bibit TBM dan TM.
1.5.

Curah Hujan
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropik, dataran rendah yang

panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per tahun yang turun merata
sepanjang tahun. Hal yang paling penting untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah distribusi
hujan yang merata. Kemarau panjang dapat mengakibatkan pengeringan tanah di daerah
perakaran yang relatif dangkal, sehingga tanah bisa berada di bawah titik layu permanen (Tim
Bina Karya Tani, 2009).
Namun curah hujan yang terlalu tinggi kurang menguntungkan bagi penyelenggaraan kebun
karena mengganggu kegiatan pemeliharaan tanaman, kelancaran transportasi, pembakaran sisasisa tanaman pada pembukaan kebun, dan terjadinya erosi. Keadaan curah hujan yang baik,
misalnya, adalah di kawasan Sumatera Utara, yakni berkisar antara 2.000-4.000 mm per tahun,
dengan musim kemarau jatuh pada bulan Juni hingga September, tetapi masih ada hujan turun
yang menyediakan kebutuhan air bagi tanaman. Keadaan ini mendorong kelapa sawit
membentuk bunga dan buah secara terus menerus sehingga diperoleh hasil buah yang tinggi
(Heri Hartanto, 2011).
1.6.

Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang menyerap biaya cukup besar

sehingga perlu upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi. Salah satu cara mengukur efisiensi
tenaga kerja dengan menghitung produktivitas kerja. Produktifitas kerja merupakan
perbandingan antara tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produksi dalam satuan
waktu tertentu.
Kebutuhan tenaga kerja kelapa sawit dipengaruhi oleh luas lahan, jenis pekerjaan, topografi
dan iklim, teknologi, komposisi/umur tanaman. Untuk itu ketersediaan tenaga kerja yang
melimpah dengan keahlian yang cukup dan murah merupakan faktor yang sangat menentukan
tercapainya skala ekonomi bisnis perkebunan kelapa sawit.
1.7.

Pengertian Analisa Faktor

Analisa faktor adalah suatu proses untuk menemukan hubungan antara sejumlah variabelvariabel yang saling independen satu dengan yang lain, kumpulan variabel tersebut disebut
faktor. Analisis faktor bertujuan mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan
melakukan uji korelasi. Karena prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsiasumsi terkait dengan korelasi digunakan yakni :
1. Besar korelasi atau korelasi antar variabel independen harus cukup kuat
2. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel lain,
justru harus lebih kecil.
1.8.

Pengertian Analisis Regresi


Analisis regresi adalah suatu teknik untuk membangun persamaan garis lurus dan

menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan dan mendapatkan hubungan


fungsional antara dua variabel atau lebih atau mendapatkan pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel tak bebasnya. Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam
bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel.
Dalam suatu persamaan regresi akan dibedakan dua jenis variabel ialah varaibel bebas dan
variabel tak bebas. Variabel tak bebas adalah variabel yang nilainya bergantung dari nilai
variabel lain dan variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak bergantung dari variabel lain.
Sifat hubungan antar variabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat. Oleh
karena itu sebelum menggunakan persamaan regresi dalam menjelaskan hubungan dua variabel
atau lebih maka perlu diketahui terlebih dahulu bahwa secara teoritis dua variabel tersebut harus
memiliki hubungan sebab akibat.
Prinsip dasar yang harus dipenuhi daalm membangun suatu persamaan regresi bahwa antara
variabel bebas dan tak bebas mempunyai hubungan sebab akibat, baik yang didasarkan pada
teori, hasil penelitian sebelumnya ataupun yang didasarkan penjelasan logis tertentu. Persamaan
regresi dapat dibentuk dari sebaran data hasil pengamatan dan bentuknya merupakan garis lurus
(linear) dan garis lengkung (non linear). Persamaan regresi linier secara umum dapat dibagi
dalam dua bentuk yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier berganda.
1.8.1. Regresi linear Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan persamaan regresi yang menunjukan hubungan antara
dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai variabel tak bebas.
Bentuk umum persamaan regresinya adalah :
Y = a + bX
Keterangan : X = Variabel bebas (independent)
Y = Variabel tak bebas ( dependent)
a = konstanta regresi
b = koefisien arah regresi
Nilai koefisien a dan b dapat diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat terkecil. Metode
kuadrat terkecil merupakan metode untuk menghitung adan b sebagai perkiraan, sedemikian rupa
sehingga jumlah kesalahan kuadrat memiliki nilai terkecil. Dalam bahasa matematikanya :
^

S y2. x

(Y Y )
(n 2)

(Y a bX )

(n 2)

S y2.x

Dimana :

= galat taksiran Y untuk X


^

= respon dari regresi

S y2.x

Turunan

dS y2. x
da

terhadap parameter a, adalah :

2 (Y a bX )(1)

( n 2)

2
(n 2)

Y na b X

0 Y na b X , atau, Y na b X

Penyelesaian lebih lanjut :

Y b X
n

a Yb X

........(1)

Turunan terhadap parameter b adalah :

dS y2. x
db

2
( n 2)

2
( n 2)

(Y a bX ) X

XY a X b X

0 XY a X B X 2 ,....atau,

XY a X b X

.......(2)

Selanjutnya,

0 XY

X b X

X Y b

X b X
n
n
X Y
X XY
n

0 XY
b
n X 2
n

Y b X

n XY X Y
n X 2 X

Nilai a diperoleh dengan


Sehingga di peroleh :

a Yb X

, Subsitusikan nilai b ke dalam persamaan

a Yb X

Y n XY X Y X
n X X n
n

Y n XY X X Y
a

n
n X X

Y XY X X Y
a
n
n X X
2

Y X
a
YX
a

X XY X X
2

n X 2 X
2

n X X

Y X XY X X
2

Y X X XY
n X X
2

Jadi nilai koefisien a dan b dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

Y X X XY
n X X
2

n XY X Y
n X 2 X

2.7.2. Regresi Linear Berganda


Bila regresi linier sederhana untuk meramalkan pengaruh satu variabel bebas (X) terhadap
satu variabel tak bebas (Y), maka dalam regresi linier berganda untuk meramalkan pengaruh dua
varibel bebas (X) atau lebih terhadap satu variabel tak bebas (Y) atau untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan fungsional antar dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah
variabel tak bebas (Y).

Dalam regresi linier sederhana hanya ada satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan
satu peubah tak bebas Y linear (pangkat satu) dalam X sehingga terbentuk model Y = a + bX,
maka dalam regresi linier berganda terdapat sejumlah (sebut k buah, k 2) peubah bebas yang
dihubungkan dengan Y linier atau berpangkat satu dalam semua peubah bebas. Jika peubah bebas
itu X1, X2, . . . , Xk (k 2) dan peubah tak bebasnya Y, maka bentuk umum untuk regresi linier
bergandaY atas X1, X2, . . . , Xk ditaksir oleh :

Y b0 b1 X 1 b2 X 2 ... bk X k

Koefisien-koefisien b0, b1, dan b2 untuk dua variabel bebas dapat diperoleh dengan persamaan
linier berikut :

Y nb

b1 X 1 b2 X 2

X Y b X
1

b1 X 1 b2 X 1 X 2
2

Y b0 X 2 b1 X 1 X 2 b2 X 2

Rumus diatas dapat disederhanakan dengan cara mengurangi setiap nilai peubah oleh rata-rata
peubah yang bersangkutan. Jika rata-rata peubahX1, X2, dan Y masing-masing dinyatakan oleh
X 1, X 2

dan

x1 X 1 X 1 x 2 X 2 X 2
y Y Y
, dapat dibentuk peubah baru
,
dan
. Untuk

dS y2. x

menghitung nilai b0, b1 dan b2 dapat dicapai apabila

da

demikian nilai a, b1, dan b2 dapat dihitung sebagai berikut :

2
y. x

dS y2. x

a.

da

y y

n3

2
n3

y b

y b

b1 x1 b2 x 2
n3

b1 x1 b2 x 2 1

dS y2. x
db1
;

dS y2. x

db2
dan

0
, dengan

2
n 3

y b n b x
0

y b nb x
0

b0

y b x

b2 x 2

b2

b2 x 2

...........(1)

b0 Y b1 X 1 b2 X 2

dS y2. x

b.

db

2
n3

y b

2
n 3

x y b x
1

dS y2. x
db2

2
n3

b1 x1 b2 x 2 x1

x y b x
1

b1 x12 b2 x1 x 2

b1 x12 b2 x1 x 2

y b

........(2)

b1 x1 b2 x 2 x 2

c.

2
n 3

y b0 x 2 b1 x1 x 2 b2 x 22

y b0 x 2 b1 x1 x 2 b2 x 22

Dari (1), (2), dan (3) didapat :


b0 Y b1 X 1 b2 X 2

.......(3)

x x y x x x y

x x x x
2

b1

1 2

1 2

x x y x x x y

x x x x
2

b2

1 2

1 2

Sebelum rumus-rumus diatas digunakan, terlebih dahulu dilakukan perhitunganperhitungan yang secara umum berlaku rumus (Sudjana, 2003:77)

y
x

Xi

x y X Y
i

x x
i

X Y

Xi X j

X X
i

2.7.3. Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan

R2

untuk pengujian regresi linier berganda

yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam
variabel tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas (X)
yang ada didalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-bersama.
Untuk menghitung nilai

R2

JK reg

Dimana :

2
i

ditentukan oleh rumus (Sudjana, 2002: 383) :

JK reg b1 x1 y b2 x 2 y ... bk x k y

2.8. Koefisien Korelasi


Koefisien korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan hubungan antar
dua peubah atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab
akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi semata-mata menggambarkan keterkaitan linier antar
peubah .
Korelasi yang terjadi antara dua variabel dapat berupa korelasi positif, korelasi negatif,
tidak ada korelasi atau korelasi sempurna.
1. Korelasi Positif
Korelasi positif adalah korelasi dua variabel, dimana apabila varaibel bebas X meningkat
maka variabel tak bebas Y cenderung meningkat pula. Hasil perhitungan korelasi mendekati +1
atau sama dengan +1.
2. Korelasi Negatif
Korelasi negatif adalah korelasi dua variabel, dimana apabila variabel bebas X meningkat
maka variabel tak bebas Y cenderung menurun. Hasil perhitungan korelasi mendekati -1 atau
sama dengan -1.
3. Tidak Ada Korelasi
Tidak adanya korelasi terjadi apabila varaibel bebas X dan variabel tak bebas Y tidak
menunjukan adanya hubungan. Hasil perhitungan korelasi mendekati nol atau sama dengan nol.
4. Korelasi Sempurna
Korelasi sempurna adalah korelasi dua variabel dimana kenaikan atau penurunan harga variabel
X berbanding dengan kenaikan atau penurunan harga variabel tak bebas Y.
Koefisien korelasi dilambangkan dengan rxy atau sering disingkat dengan r saja. Menurut
Sudjana (2003) : Koefisien korelasi r ini perlu memenuhi syarat-syarat:
a) Koefisien korelasi harus besar apabila kadar hubungan tinggi atau kuat, dan harus kecil
apabila kadar hubungan itu kecil atau lemah.
b) Koefisien korelasi harus bebas dari satuan yang digunakan untuk mengukur

variabel-

variabel, baik variabel bebas maupun variabel tak bebas.


Untuk memudahkan mengetahui bagaimana sebenarnya derajat keeratan antara variabelvariabel tersebut, maka dapat dilihat dengan perumusan dibawah ini :

-1,00r-0,80

berarti menunjukkan korelasi yang lemah antara variabel X terhadap variabel Y.

-0,79r-0,50

berarti menunjukkan korelasi yang sedang antara variabel X terhadap variabel


Y.

-0,49r0,49

berarti menunjukkan korelasi yang lemah antara variabel X terhadap variabel Y.

0,50r0,79

berarti menunjukkan korelasi yang sedang antara variabel X terhadap variabel


Y.

0,80r1,00

berarti menunjukkan korelasi yang kuat antara variabel X terhadap variabel Y.

Tanda negatif(-) maupun positif (+) menunjukkan hubungan yang langsung maupun tidak
langsung terhadap variabel X kepada variabel Y.
Untuk menghitung koefisien korelasi r antara X dan Y , dikenal juga dengan nama
korelasi produk momen, dapat dihitung menggunakan rumus (Sudjana, 2003:47) :
ryx,1, 2 ,...,k

n XY X Y

n X

n Y

Dimana :
n

= Banyaknya pasangan data X dan Y

= Jumlah nilai-nilai dari varaibel X

Y
X

= Jumlah nilai-nilai dari varaibel Y


2

= Jumlah kuadrat nilai-nilai dari varaibel X


2

XY

= Jumlah kuadrat nilai-nilai dari varaibel Y


= Jumlah hasil kali nilai-nilai dari varaibel X dan Y

Sedangkan untuk menghitung korelasi tak bebas Y dengan lima variabel bebas adalah :
1. Koefisien korelasi antara X1 dan Y
rYX1

n X 1i Yi X 1i Yi

n X

2
1i

X 1i

n Y Y

2. Koefisien korelasi antara X2 dan Y

rYX 2

n X 2i Yi X 2i Yi

n X

2
2i

X 2i

n Y Y
2

3. Koefisien korelasi antara X3 dan Y


rYX 3

n X 3i Yi X 3i Yi

n X

2
3i

X 3i

n Y Y
2

4. Koefisien korelasi antara X4 dan Y


rYX 4

n X 4i Yi X 4i Yi

n X

2
4i

X 4i

n Y Y
2

5. Koefisien korelasi antara X5 dan Y


rYX 5

2.8.1.

n X 5i Yi X 5i Yi

n X

2
5i

X 5i

n Y Y
2

Uji Keberartian Koefisien Korelasi


Setelah diperoleh korelasi antar variabel maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji
keberartian korelasi antara X dan Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

t hitung

r n2
1 r2

Dengan :
r = koefisien korelasi
n = banyaknya pasangan

kriteria pengujian
tolak H0 jika thitung> ttabel dan terima H0 jika thitung< ttabel dengan ttabel diperoleh dari tabel t
dengan

dan dk = n- k- 1.

2.9.

Uji Keberartian Regresi Linier Ganda


Pengujian keberartian regresi linier ganda dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-

langkah berikut :
1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1.
H0 : R = 0 : Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel X 1 dan X2
dengan variabel Y.
H1 : R 0 :

Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel X 1 dan X2


dengan variabel Y.

2.

Menentukan nilai uji F dengan rumus :


a. Menentukan Jumlah Kuadrat Regresi dengan rumus :
JK reg b1 x1 y b2 x 2 y ... bk x k y

b. Menentukan Jumlah Kuadrat Residu dengan rumus :


JK res

Y
n

JK
reg

c. Menghitung nilai F dengan rumus :


JK reg
F

k
JK res
n k 1

Dimana : k = banyaknya variabel bebas

3. Menentukan nilai kritis ( ) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk db1 dan db2 = n
k 1.
4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan rumus kriteria pengujian : Jika nilai
uji F nilai tabel F, maka tolak H0.
5. Membuat kesimpulan.

BAB III

METODE PENELITIAN
1.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara III, Jl. Ahmad Yani Aek Nabara
Selatan. Penelitian ini akan berlangsung selama lebih kurang dua bulan. Data yang diperlukan
dalam penelitian adalah luas lahan (X1), dosis pemakaian pupuk (X2), pengendalian gulma (X3),
curah hujan (X4), tenaga kerja (X5), dan hasil produksi kelapa sawit (Y) untuk tahun 2010 dan
2011 di Aek Nabara Selatan.
1.2. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah merupakan penelitian analisis dengan menggunakan uji statistik dan
melakukan deskripsi terhadap hasil uji statistiknya. Analisis statistik yang diterapkan adalah uji t
dan uji F.
1.3. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel dependen (Y) yaitu hasil produksi kelapa sawit,
sedangkan independent (X) yang digunakan adalah luas lahan, dosis pemakaian pupuk,
pengendalian gulma, curah hujan, dan tenaga kerja.
1.3.1. Definisi Variabel
Adapun definisi dari variabel-variabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1. Hasil Produksi Kelapa Sawit (Y)
Hasil produksi kelapa sawit adalah jumlah produksi tanaman kelapa sawit di perkebunan
kelapa sawit. Satuan variabel ini adalah ton
2. Luas Lahan (X1)
Luas lahan adalah ukuran luas lahan atau tanah yang memproduksi tanaman kelapa sawit.
Satuan variabel ini adalah hektar (ha).
3. Dosis Pemakaian Pupuk (X2)
Dosis pemakaian pupuk adalah dosis atau takaran pemberian pupuk terhadap tanaman
kelapa sawit. Satuan variabel ini adalah Ton.

4. Pengendalian Gulma dan Hama Penyakit (X3)


Pengendalian gulma dan hama penyakit adalah pengendalian tumbuhan pengganggu dan
berbagai hama penyakit.. Satuan variabel ini adalahliter.
5. Curah Hujan (X4)
Curah hujan adalah jumlah curahan hujan pada tanaman kelapa sawit. Satuan variabel ini
adalah mm.
6. Tenaga Kerja (X5)
Tenaga kerja adalah jumlah pekerja yang yang dibutuhkan dalam hasil produksi kelapa
sawit. Satuan variabel ini adalah orang.

1.4. Prosedur Penelitian


Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisa faktor-faktor dengan menggunakan
regresi linier berganda, mulai dari awal sampai akhir penelitian adalah:
1. Mengumpulkan data atau informasi yang mendukung penelitian
2. Melakukan tabulasi penyederhanaan data atau informasi untuk mempermudah proses analisis
data.
3. Melakukan penganalisaan data menggunakan program SPSS 17.0 for windows

dengan

langkah-langkah :
a. Menentukan persamaan regresi linier berganda.
Untuk melihat hubungan antar variabel-variabel bebas yaitu luas lahan (X1), dosis pemakaian
pupuk (X2), pengendalian gulma (X3), curah hujan (X4), tenaga kerja (X5) terhadap varaibel tak
bebas yaitu hasil produksi kelapa sawit (Y), maka langkah yang pertama dilakukan adalah
menentukan persamaan regresi linier berganda.

Y b0 b1 X 1 b2 X 2 b3 X 3 b4 X 4 b5 X 5

Dengan :
Y

= Hasil produksi kelapa sawit

b0

= konstanta regresi

b1,b2,b3,b4

= koefisien regresi

X1

= luas lahan

X2

= dosis pemakaian pupuk

X3

= pengendalian gulma dan hama penyakit

X4

= curah hujan

X5

= tenaga kerja

b. Menentukan Koefisien Determinasi


Untuk menentukan koefisien Determinasi dilakukan dengan menggunakan rumus :

R2

JK reg

2
i

Dimana :
JK reg b1 x1 y b2 x 2 y ... bk x k y

c. Menentukan Koefisien Korelasi


Untuk menentukan koefisien korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus:
ry ,1, 2,.., k

n XY X Y

n X

n Y

d. Melakukan Uji Keberartian Korelasi


Untuk melakukan uji keberartian koefisien korelasi dilakukan menggunakan uji statistik (t
hitung) :

t hitung

r n2
1 r2

Dengan :
r = koefisien korelasi
n = banyaknya pasangan
kriteria pengujian

tolak H0 jika thitung> ttabel dan terima H0 jika thitung< ttabel dengan ttabel diperoleh dari tabel t
dengan

dan dk = n- k- 1.

e. Melakukan Uji Keberartian Regresi Linear Berganda


Untuk melakukan pengujian keberartian regresi, dilakukan menggunakan statistik uji dengan
rumus :
JK reg
k
JK res

n k 1

Dimana :

JK reg b1 x1 y b2 x 2 y ... bk x k y

JK res

Y
n

JK
reg

k = banyaknya variabel bebas


n = banyaknya pasang data (banyaknya subjek sampel)
Kriteria pengujiannya adalah :
a. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1.
H0 : R = 0 : Tidak ada pengaruh variabelX1, X2, X3, X4, dan X5terhadap variabel Y.
H1: R 0 : Ada pengaruh variabelX1, X2, X3, X4, dan X5terhadap variabel Y.
b. Tolak H0 jika Fhitung> Ftabel
Terima H0 jika Fhitung< Ftabel
4. Melakukan interprestasi dan deskripsi terhadap hasil uji hipotesis.
5. Menarik kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai