Anda di halaman 1dari 6

Kebudayaan Papua Barat

Papua Barat merupakan provinsi yang terletak di wilayah Indonesia bagian Barat Pulau
Papua. Sebelumnya provinsi ini bernama Irian Jaya Barat dan berdasarkan UU No. 45 tahun
1999 pada tanggal 18 April 2007 Irian Jaya Barat resmi berganti nama menjadi Papua Barat.
Seperti yang kita ketahui di Papua dan Papua Barat memiliki banyak keunikkan tersendiri,
berbagai macam penduduk dan suku aslinya, alam nan indah serta rumah-rumah yang adat di
Papua. Untuk kita seperti biasa kita akan mengenal dan mengulas budaya-budaya yang
dimiliki oleh Provinsi Papua Barat.
1. Rumah Adat Papua Barat
Rumah adat Papua Barat yang diberi nama Rumah Kaki Seribu ini berada di TMII kawasan
anjungan Papua Barat. Rumah ini dibangun sebagai tempat memeragakan dan memamerkan
berbagai peninggalan budayanya seperti peralatan alat musik, pakaian adat, kerajinan tangan
yg terdapat di Papua Barat dan lain sebagainya. Arsitektur bangunan ini bercorak Manokrawi.
rumah adat ini merupakan rumah panggung yang memiliki banyak tiang sebagai
penopangnya.

Rumah Adat Papua Barat di TMII


Namun, sebenarnya rumah adat provinsi Papua Barat yang asli berasal daru suku Arfak,
bernama Mod Aki Aksa (Lgkojei) yang berarti Rumah Kaki Seribu. Rumah adat yang asli
atapnya terbuat dari daun jerami atau daun sagu dan kayu sebagai tiangnya. Tiang-tiang yang
dibuat ada yang pendek dan ada yang tinggi, tiang tersebut berguna untuk melindungi diri
dari musuh dan ancaman orang yang berniat jahat atau ilmu hitam.

Rumah Adat Papua Barat Asli


2. Pakaian Adat Papua Barat
Pakaian adat di wilayah Papua Barat bernama pakaian adat Serui. Tidak jauh berbeda dengan
pakaian adat yang ada di Papua, bentuk pakaiannya hampir sama baik pria dan wanita. Model
penutup badan bagian bawah serta bajunya sama. Mereka memakai baju dan penutup badan
bagian bawah dengan bentuk yang sama. Hiasan didada dan kepala juga mereka kenakan
berupa kalung, gelang, hiasan burung cendrawasih pada bagian kepala daln lain sebagainya.
Merupakan ciptaan baru yang tergambar pada bentuk pakaiannya. Perlengkapan yang
dikenakan pria pada saat pernikahan biasanya pengantin pria memegang perisai seperti panah
atau tombah agar berkesan adat Papua.

Pakaian Adat Papua Barat

3. Tari daerah Papua Barat


- Tari Perang merupakan tari yang melambangkan kegagahan dan kepahlawanan masyarakat
Papua.
- Tari Suanggi merupakan tari yang mengisahkan seorang istri yang mati akibat korban angiangi (jejadian).

4. Senjata Tradisional: Pisau Belati yang terbuat dari tulang kaki burung, Panah dan Busur.
Senjata ini digunakan untuk berperang atau berburu.
5. Suku: Suku Arfak, Suku Asmat, Suku Dani, Suku Mey dan SUku Sentan.
6. Lagu Daerah: Yamko Rambe Yamko, Apuse.

Peninggalan Bersejarah Papua


Wilayah Papua memiliki peninggalan arkeologi yang sangat beragam dan cukup lengkap dari
sisi pembabakan sejarah, mulai dari masa prasejarah hingga zaman pendudukan kolonial.
Tony mengatakan, situs purbakala tertua yang ditemukan di Pulau Papua berusia prasejarah,
yaitu 40.000-30.000 tahun sebelum masehi. Situs yang berlokasi di Kabupaten Biak ini
berupa gua-gua yang pada dindingnya dijumpai lukisan-lukisan dan fosil-fosil moluska atau
cangkang kerang. Menurut dia, penemuan fosil moluska menjadi indikator penting adanya
aktivitas manusia purbakala, karena pada periode waktu tersebut menjadi makanan pokok
bagi manusia prasejarah.
Selain di Biak, penemuan dari zaman megalitikum terdapat di Situs Tutari, Kabupaten
Jayapura. Di tempat ini ditemukan bongkahan batu berlukis berbentuk binatang-binatang
melata.
Sementara itu, peninggalan arkeologi dari zaman kolonial juga banyak ditemukan di beberapa
daerah di Papua karena wilayah ini pernah diduduki bangsa Belanda sejak tahun 1900-an
hingga pecah perang Pasifik di tahun 1940-an.

Situs zaman kolonial ini misalnya Situs Ifar Gunung, Situs Asei Pulau dan Situs Hirekombe
di Kabupaten Jayapura.
Adapun peninggalan arkeologi yang berkaitan dengan sejarah masuknya agama Islam ke
Papua, dibuktikan dengan ditemukannya Situs Makam Islam di Lapintal, Kabupaten Raja
Ampat, Situs Islam di Pulau Nusmawan, Kabupaten Teluk Bintuni dan lain sebagainya.
Arkeolog temukan situs kampung tua Mosandurei di Nabire Papua

Nabire Papua.
Arkeolog di Distrik Napan, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, menemukan situs
kampung tua Mosandurei, yang merupakan situs permukiman. Situs tersebut kini
sedang diteliti lebih lanjut.
Situs Kampung Tua Mosandurei itu ditemukan dalam proses penelitian arkeologi,
kata sraf peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura Hari Suroto, di Kota Jayapura, Papua
pada April 2014 lalu.
Suroto mengatakan, dalam situs tersebut ditemukan alat batu, manik-manik,
keramik China Dinasti Ming (abad XVI-XVII) dan Dinasti Ching (abad XVII-XVIII),
keramik Eropa, botol Eropa dan gerabah.
Keramik Eropa yang ditemukan terdapat cap pabrik pembuatnya yaitu Fregout & Co
Saastrusht Dragon Made in Holland dan Petrus Regout & Co Maastricht made in
Holland. Selain itu, lanjut Suroto, di situs itu juga ditemukan sisa makanan berupa
cangkang moluska laut dalam jumlah banyak dan tulang binatang.
Situs Kampung Tua Mosandurei pada masa lalu dipilih sebagai situs pemukiman
karena lokasinya yang dekat dengan sumber air tawar, selain iyu juga dekat dengan
hutan sagu dan pesisir pantai. Letak situs di atas bukit, sangat aman dan terlindungi
dari serangan bajak laut yang banyak beroperasi di Teluk Cenderawasih pada abad
ke-16 hingga abad ke-18, lanjutnya.
Alumnus Universitas Udayana Bali itu menambahkan, berdasarkan lokasi yang
strategis Situs Kampung Tua Mosandurei di pesisir utara Papua wilayah Napan
pada masa lalu merupakan bagian dari jaringan niaga dengan Kesultanan Tidore.

Situs Pra-Sejarah
Menurut Kepala Badan Arkeologi Jayapura, M. Irfan Mahmud, di Jayapura, Rabu,
situs purbakala tertua yang ditemukan di Papua adalah peninggalan jaman pra
sejarah pada 30.000 hingga 40.000 tahun sebelum masehi. Situs yang berlokasi di
Kabupaten Biak ini berupa gua-gua yang pada dindingnya dijumpai lukisan-lukisan
dan fosil-fosil moluska atau cangkang kerang. Keduanya menandakan adanya
kehidupan manusia pada masa lampau.

Lukisan purbakala di goa Papua


Ditemukannya fosil moluska di daerah itu juga menjadi indikator penting adanya
aktivitas manusia purbakala.
Moluska adalah makanan yang mudah didapat dan diolah dibandingkan dengan
harus berburu binatang darat yang butuh mengeluarkan banyak energi.
Lebih lanjut dia mengatakan, penemuan arkeologi di Biak ini merupakan jalan untuk
mengurut sejarah migrasi perjalanan manusia kuno ke Papua.

Hal ini membuktikan adanya kontak-kontak awal manusia sebelum kolonial masuk
ke Papua, tandasnya. Selain di Biak, penemuan dari jaman megalitikum terdapat di
situs Tutari, Kabupaten Jayapura. Di tempat ini ditemukan bongkahan batu berlukis
berbentuk binatang-binatang melata.

Anda mungkin juga menyukai