1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cemas merupakan merupakan bagian dari kehidupan yang dialami
setiap hari. Kejadian yang satu dengan yang lain dapat saling
mempengaruhi. Demikian juga keluarga yang anggota keluarganya
dirawat di rumah sakit dapat mengalami berbagai stress yang mungkin ia
sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai akibatnya,
terjadi perubahan-perubahan pada diri seseorang, salah satunya perubahan
kualitas tidurnya. Stress emosional memberi dampak yang jelas terhadap
perubahan pola tidur seseorang (Potter, 2005).
Cemas adalah salah satu keadaan atau gejala yang dirasakan
keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang dirawat di ruang ICU.
Keluarga mengalami kecemasan yang tinggi ketika pasien beresiko tinggi
meninggal. Faktor resiko yang berhubungan dengan kecemasan anggota
keluarga diruang perawatan intensif adalah jenis kekerabatan dengan
klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien, kondisi medis klien,
pertemuan keluarga dengan tim perawat, cara penanggulangan, dan
kebutuhan keluarga.
Proses selama perawatan di ruang ICU, kecemasan tidak hanya
dirasakan oleh seorang pasien, namun dapat juga dialami oleh keluarga
yang anggotanya dirawat di rumah sakit. Keadaan pasien yang kritis dan
mendapatkan perawatan di ruang ICU memungkinkan terjadinya konflik
atau kecemasan didalam diri keluarga pasien sehingga peran perawat
didalam pemberian informasi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
pengunjung diabaikan. Salah satu faktor yang dapat mengurangi perasaan
cemas pada keluarga adalah adanya dukungan informasi yang jelas dan
akurat dari tenaga medis berkaitan dengan adanya penyakit yang diderita
oleh pasien beserta tindakan yang dapat diambil untuk keselamatan pasien.
Keadaan cemas akan mempengaruhi kebutuhan istirahat dan
tidur,(Ruth f. Craven, Costance J. Himle 2000). Tidur merupakan hal
sangat penting bagi keluarga pasien yang cemas menunggu anggota
keluarganya dirawat diruangan ICU.
Tidur sebagai suatu keadaan dimana organisme secara reguler,
berulang, dan mudah kembali lagi (reversible) di tandadi oleh keadaan
yang relatif diam/tanpa gerak dan meningkatnya ambang respon terhadap
stimuli eksternal.
Istrahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan
oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara optimal maka setiap
orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Istirahat merupakan
keadaan yang tenang, rileks tanpa tekanan emosional dan bebas dari
kegelisahan atau kecemasan. Sebagian besar orang dapat beristirahat
sewaktu mereka merasa bahwa segala sesuatu dapat diatasi, merasa
diterima, mengetahui apa yang terjadi, bebas dari gangguan atau ketidak
nyamanan, mempunyai rencana-rencana kegiatan yang memuaskan
mengetahui adanya bantuan sewaktu diperlukan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien yang dirawat di ruangan
ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan keluarga pasien yang dirawat
diruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo.
b. Mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada
keluarga pasien yang dirawat diruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei
Saboe Gorontalo.
c. Menganalisis hubungan tingkat kecemasan dengan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien yang dirawat
diruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo.
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional study dimana data yang menyangkut variabel bebas dan
variabel terikat diobservasi sekaligus pada waktu yang bersamaan dan tidak
ada follow up (Setiadi, 2013).
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di ruangan ICU RSUD prof. Dr. Ir. H. Aloei
Saboe Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai
Juni 2014.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Setiadi, 2013, p.
102). Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga pasien yang
dirawat di ruang ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo pada saat
penelitian.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013, p. 104). Pengambilan
sampel untuk keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Prof. Dr.
H. Aloei Saboe Gorontalo dilakukan dengan teknik accidental sampling.
Dimana pada teknik ini cara pengambilan sampel dilakukan dengan cara
mengambil responden yang kebetulan bertemu atau ada dan tersedia
sebagai responden di tempat penilitian kurang lebih selama penelitian
dilakukan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang.
Adapun kriteria Inklusi dan Eksklusinya adalah :
a) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah criteria atau cirri-ciri yang perlu dipeuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (notoadmodjo :
2012).
= 100%
Keterangan : P : Persentase
f : Jumlah jawaban yang benar
N: Jumlah item pertanyaan
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan analisis data
menggunakan uji statistic korelasi untuk memperjelas dan memperkuat
pembahasan serta mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan
pola tidur pada keluarga pasien yang dirawat diruangan ICU.
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih variabel data
yang berskala ordinal maka sering digunakan uji spearman.
Untuk jumlah responden kurang dari 30 orang atau sama dengan 30 orang
maka digunakan rumus :
Uji Spearman Rank :
6d2
= 1
n(n2 1
Keterangan : rs=Koefisien Korelasi spearman
2 = Total Kuadrat antara ranking
n=Jumlah Sampel Penelitian
F. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, dilanjutkan dengan pengolahan data secara
manual sebelum data dianalisa terlebih dahulu diadakan :
a. Editing
Editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isiaan formulir atau kuesioner Notoatmodjo (2012). Pengecekan
lembar kuesioner dari responden apakah jawaban sudah lengkap, jelas,
relevan, dan konsisten.
b. Koding
Koding merupakan kegiatan pemberian kode numerik terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori Notoatmodjo (2012).
c. Processing
Processing merupakan langkah pemrosesan data agar dapat dianalisis,
yaitu dilakukan dengan cara memasukan data dari kuesioner ke paket
program computer.
d. Cleaning
Cleining, yaitu membersihkan data dan merupakan
pengecekan kembali data yang sudah dientry di computer.
kegiatan
e. Tabulasi
Untuk memudahkan analisa data maka data dikelempokkan kedalam
table kerja, kemudian data dianalisa secara statistik deskriptif melalui
perhitungan presentasi dan hasil perhitungan jumlah.
G. Etika Penelitian
1. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan anatara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. (Hidayat,
2011, p. 83). Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan kepada keluarga
pasien untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar
keluarga pasien mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika keluarga pasien bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika keluarga pasien tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati keluarga pasien.
2. Anomity (Tanpa Nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama keluarga pasien pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pad lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
H. Prosedur Penelitian
Terlebih dahulu peneliti melakukan studi pendahuluan untuk melihat
masalah yang terjadi dan layak diteliti di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe
Gorontalo.
1. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari institusi
pendidikan dan memberikannya kepada direktur RSUD Prof. Dr. H.
Aloei Saboe Gorontalo, setelah mendapatkan rekomendasi, maka
peneliti mengadakan pendekatan dengan responden yang akan diteliti.
2. Mengadakan penelitian pada bulan Mei-Juni 2014. Setalah itu
mengadakan pendekatan dengan calon responden, lalu memberikan
penjelasan tentang penelitian. Jika calon responden setuju menjadi
responden maka peneliti mempersilahkan responden untuk
menandatangani surat persetujuan. Kemudian responden mengisi
kuesioner, peneliti hanya mengarahkan pernyataan yang ada di kuesioner
kepada responden.
Tingkat Pendidikan
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat Perguruan Tinggi
Frekuensi (n)
3
5
19
3
Persentase (%)
10,0
16,7
63,3
10,0
Total
30
100
Sumber: Data Primer, 2014
Tabel 2 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan tingkat
pendidikan, yang paling sedikit terdapat pada tingkat tamat SD sebanyak 3
Tingkat Pekerjaan
Frekuensi (n)
1
2
3
4
5
6
7
8
Persentase
(%)
6,7
6,7
20,0
6,7
3,3
3,3
23,3
30,0
100
PNS
2
TNI/POLRI
2
Karyawan Swasta
6
Petani
2
Buruh/Tukang
1
Nelayan
1
IRT
7
Menganggur
9
Total
30
Sumber: Data Primer, 2014
Tabel 3 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan
yaitu responden yang paling banyak memiliki pekerjaan hanya
menganggur dan sebagai IRT sebanyak 16 orang (53,3%), dan responden
yang memiliki pekerjaan tetap sebanyak 14 orang atau (46,7%).
4. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Dengan Pasien
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden
berdasarkan hubungan dengan pasien sebagai berikut.
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan dengan Pasien di
Ruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
No
1
2
3
4
Frekuensi (n)
1
8
8
13
Persentase (%)
3,3
26,7
26,7
43,3
Total
30
100
B. Hasil Analisis
a. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden
berdasarkan tingkat kecemasan adalah sebagai berikut :
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan di Ruangan ICU
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
No
1
2
3
4
5
Tingkat Kecemasan
Frekuensi (n)
Persenase (%)
Tidak Cemas
1
3,3
Cemas Ringan
1
3,3
Cemas Sedang
8
26,7
Cemas Berat
13
43,3
Panik
7
23,3
Total
30
100
Sumber: Data Primer, 2014
Tabel 5 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan tingkat
kecemasan, didapatkan frekuensi tertinggi pada tingkat kecemasan
kategori berat yaitu sebanyak 13 orang atau 43,3%. Dan frekuensi
terendah adalah tingkat kecemasan kategori tidak cemas dan cemas ringan
yaitu sebanyak 1 orang atau 3,3%, dan kategori Panik sebanyak 7 orang
atau 23,3% dari 30 total responden, dan sebanyak 9 orang atau 30,0%
responden memiliki tingkat kecemasan kategori ringan.
b. Distribusi Responden Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan
Istirahat Dan Tidur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden
berdasarkan pemenuhan keburtuhan istirahat dan tidur adalah sebagai
berikut :
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan
Tidur di Ruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
No
1
2
3
Pemenuhan Kebutuhan
Istirahat dan Tidur
Tidur Kurang
Tidur Cukup
Tidur Baik
Total
Sumber : Data Primer 2014
Frekuensi (n)
Persentase (%)
21
7
2
70,0
23,3
6,7
30
100
Alimul, Aziz H. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika
Alimul, Aziz. 2007. Riset keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan
Praktik Keperawatan. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Dedi. 2011. Tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit
Umum Daerah Langsa. Skripsi Fakultas keperawatan Universitas
Sumatera Utara. (http://repository.usu.ac.id) di akses pada tanggal 15
Februari 2014
Hanafi, Achsanuddin. 2007. Peranan Ruang Perawatan Intensive Care Unit
(ICU) di Rumah Sakit. Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. (repository.usu.ac.id) di akses
pada tanggal 1 maret 2014
INFO
Metodelogi
Penelitian
Ilmu
Pango, Devi D. (2013). Pola Tidur Pasien Pre Operasi Diruangan Bedah RSUD
DR. M.M DUNDA LIMBOTO. KTI Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Gorontalo
Pane, HT. 2011. Gambaran kebutuhan keluarga pasien yang menunggu
keluarganya yang di rawat di ruang ICU RSUP Haji Adam Malik Medan.
Skripsi
Fakultas
Keperawatan
Universitas
Sumatera
Utara.
(http://repository.usu.ac.id) di akses pada tanggal 15 Februari 2014
Pebriana, Melisa. 2010. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Tidur
Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werda Budi Sejahtera Provinsi
Kalimantan Selatan Di Banjarbaru. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Banjarmasin Program Studi s1 Keperawatan Ners a
2010.Diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Rahmatiah, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
Keluarga Pasien yang dirawat diruangan ICU RSUD M.M Dunda
Limboto. Skripsi Prodi ilmu Keperawatan FIKK Universitas Negeri
Gorontalo.
Sastroasmoro, S. dkk. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa
Aksara : Jakarta
Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktek Penulisan Riset keperawatan. Yokyakarta:
Graha Ilmu.
Setyowati, S.dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Mitra
Cendekia preass; p.23-33.
Srikhusnur, 2012. Hubungan Dukungan Informasi dengan Tingkat Kecemasan
Keluarga Pasien diruangan ICU RSUD Kota Semarang.