Anda di halaman 1dari 17

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


ARTIKEL
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA KELUARGA
PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG ICU RSUD
PROF.DR. H. ALOEI SABOE GORONTALO
Oleh
RISKIYANTO KALAY
NIM : 841410041
Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasi

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA KELUARGA
PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG ICU RSUD
PROF.DR. H. ALOEI SABOE GORONTALO
RISKIYANTO KALAY, ZUHRIANA K. YUSUF, ABD. WAHAB PAKAYA
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FIKK UNG
EMAIL : RISKIKALAY52@GMAIL.COM
ABSTRAK
Riskiyanto Kalay. 2014. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur Pada Keluarga Pasien Yang Dirawat
Diruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo. Jurusan Program
Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,
Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing : dr. Zuhriana K. Yusuf, M. Kes, Ns.
ABD. Wahab Pakaya, S. Kep, MM.
Survey yang dilakukan di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo
terdapat 140 orang pasien dirawat diruangan ICU, Keluarga sering dihadapkan
oleh keadaan yang memicu kecemasan karena tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien. Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien yang dirawat di
ruangan ICU.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional study, Populasi dalam penelitian ini adalah semua
keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU, Sampel dalam penelitian ini sebanyak
30 orang dengan teknik accidental sampling, untuk analisa data menggunakan
program SPSS.
Hasil penelitian tingkat kecemasan keluarga pasien didapatkan frekuensi
tertinggi pada tingkat kecemasan kategori berat sebanyak 13 orang atau 43,3%,
Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur didapatkan frekuensi terbanyak pada
kategori kurang sebanyak 21 orang atau 70,0%. Tingkat kecemasan dengan
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur keluarga pasien diperoleh nilai korelasi
sebesar -0,737 dengan signifikansi sebesar 0,000 (signifikansi < = 0,05).
Kesimpulan terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU.
Bagi perawat dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau pertimbangan dalam
hal menerapkan asuhan keperawatan terkait kecemasan dengan pemenuhan
kebutuhan istirahat tidur
Kata Kunci : Kecemasan, Kebutuhan Istirahat, Tidur

Riskiyanto Kalay, Mahasiswa Ilmu Keperawatan UNG

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cemas merupakan merupakan bagian dari kehidupan yang dialami
setiap hari. Kejadian yang satu dengan yang lain dapat saling
mempengaruhi. Demikian juga keluarga yang anggota keluarganya
dirawat di rumah sakit dapat mengalami berbagai stress yang mungkin ia
sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai akibatnya,
terjadi perubahan-perubahan pada diri seseorang, salah satunya perubahan
kualitas tidurnya. Stress emosional memberi dampak yang jelas terhadap
perubahan pola tidur seseorang (Potter, 2005).
Cemas adalah salah satu keadaan atau gejala yang dirasakan
keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang dirawat di ruang ICU.
Keluarga mengalami kecemasan yang tinggi ketika pasien beresiko tinggi
meninggal. Faktor resiko yang berhubungan dengan kecemasan anggota
keluarga diruang perawatan intensif adalah jenis kekerabatan dengan
klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien, kondisi medis klien,
pertemuan keluarga dengan tim perawat, cara penanggulangan, dan
kebutuhan keluarga.
Proses selama perawatan di ruang ICU, kecemasan tidak hanya
dirasakan oleh seorang pasien, namun dapat juga dialami oleh keluarga
yang anggotanya dirawat di rumah sakit. Keadaan pasien yang kritis dan
mendapatkan perawatan di ruang ICU memungkinkan terjadinya konflik
atau kecemasan didalam diri keluarga pasien sehingga peran perawat
didalam pemberian informasi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
pengunjung diabaikan. Salah satu faktor yang dapat mengurangi perasaan
cemas pada keluarga adalah adanya dukungan informasi yang jelas dan
akurat dari tenaga medis berkaitan dengan adanya penyakit yang diderita
oleh pasien beserta tindakan yang dapat diambil untuk keselamatan pasien.
Keadaan cemas akan mempengaruhi kebutuhan istirahat dan
tidur,(Ruth f. Craven, Costance J. Himle 2000). Tidur merupakan hal
sangat penting bagi keluarga pasien yang cemas menunggu anggota
keluarganya dirawat diruangan ICU.
Tidur sebagai suatu keadaan dimana organisme secara reguler,
berulang, dan mudah kembali lagi (reversible) di tandadi oleh keadaan
yang relatif diam/tanpa gerak dan meningkatnya ambang respon terhadap
stimuli eksternal.
Istrahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan
oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara optimal maka setiap
orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Istirahat merupakan
keadaan yang tenang, rileks tanpa tekanan emosional dan bebas dari
kegelisahan atau kecemasan. Sebagian besar orang dapat beristirahat
sewaktu mereka merasa bahwa segala sesuatu dapat diatasi, merasa
diterima, mengetahui apa yang terjadi, bebas dari gangguan atau ketidak
nyamanan, mempunyai rencana-rencana kegiatan yang memuaskan
mengetahui adanya bantuan sewaktu diperlukan.

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Dalam penelitian yang dilakukan di ruangan ICU badan RSUD Dr.


M. Ashari Kabupaten Pemalang, dengan jumlah responden sebanyak 68
orang didapatkan hasil 36 orang atau sebanyak 52,9 % keluarga pasien
menunjukkan cemas dan mengalami gangguan tidur selama anggota
keluarganya di rawat di ruangan ICU. Sedangkan 32 orang lainnya atau
sebanyak 47,1 % menyatakan cemas dan tidak mengalami gangguan pola
tidur selama anggota keluarganya dirawat diruangan ICU.
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi
tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan
nonepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi
tahap IV NREM dan REM.
Berdasarkan penelitian Desita Febriana tahun 2011 tentang Kajian
Stres Hospitalisasi Terhadap Pemenuhan Pola Tidur Anak Usia Prasekolah
Di Ruang Anak Rs Baptis Kediri, Keadaan hospitalisasi dapat menjadi
stresor bagi anak saat dirawat di rumah sakit, sehingga anak akan
mengalami stres hospitalisasi yang ditunjukkan dengan adanya perubahan
beberapa perilaku pada anak. Apabila masalah tidak teratasi, maka hal ini
akan menghambat proses perawatan anak dan kesembuhan anak itu
sendiri. Dalam penelitin tersebut terbukti 85% anak mengalami stres
hospitalisasi sedang pada anak di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri
dan 62% anak mengalami gangguan pola tidur pada anak usia prasekolah
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di RSUD Prof.
Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo selama 3 bulan terakhir di dapatkan 140
orang jumlah pasien yang dirawat diruangan ICU, dari bulan Oktober
2013 ada 59 pasien, November 2013 ada 42 pasien, Desember 2013 ada 39
pasien yang dirawat diruangan ICU, yang pindah ruangan 31,9% orang,
yang pulang 57,8% dan yang meninggal 10,2% pasien. Sedangkan
penyakit yang paling banyak ditemukan yaitu diantaranya penyakit stroke
hemoragik, penurunan kesadaran, cedera kepala, cronic hard failure,
sepsis, stroke non hemoragik dan syhok hipovolemik. Dari data yang
diperoleh, dapat dilihat bahwa angka kematian pasien di ICU tinggi, hal
tersebut tentunya akan berpengaruh pada peningkatan kecemasan sehingga
terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur keluarga pasien.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik
melakukan penilitian tentang Hubungan tingkat kecemasan dengan
pemenuhan kebutuhan isirahat dan tidur pada keluarga pasien yang
dirawat di ruangan ICU RSUD Prof. Dr. Ir. H. Aloei Saboe Gorontalo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti dapat mengambil
rumusan masalah sebagai berikut Apakah terdapat hubungan antara tingkat
kecemasan dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga
pasien yang dirawat di ruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe
Gorontalo ?.

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien yang dirawat di ruangan
ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan keluarga pasien yang dirawat
diruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo.
b. Mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada
keluarga pasien yang dirawat diruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei
Saboe Gorontalo.
c. Menganalisis hubungan tingkat kecemasan dengan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien yang dirawat
diruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo.
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional study dimana data yang menyangkut variabel bebas dan
variabel terikat diobservasi sekaligus pada waktu yang bersamaan dan tidak
ada follow up (Setiadi, 2013).
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di ruangan ICU RSUD prof. Dr. Ir. H. Aloei
Saboe Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai
Juni 2014.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Setiadi, 2013, p.
102). Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga pasien yang
dirawat di ruang ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo pada saat
penelitian.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013, p. 104). Pengambilan
sampel untuk keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Prof. Dr.
H. Aloei Saboe Gorontalo dilakukan dengan teknik accidental sampling.
Dimana pada teknik ini cara pengambilan sampel dilakukan dengan cara
mengambil responden yang kebetulan bertemu atau ada dan tersedia
sebagai responden di tempat penilitian kurang lebih selama penelitian
dilakukan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang.
Adapun kriteria Inklusi dan Eksklusinya adalah :
a) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah criteria atau cirri-ciri yang perlu dipeuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (notoadmodjo :
2012).

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :


1. Salah satu keluarga inti pasien (Ayah,ibu, anak,dan saudara)
2. Keluarga inti pasien yang berusia minimal 20 tahun.
3. Kerabat dekat apabila pasien yatim piatu.
4. Keluarga inti pasien yang ada saat penelitian.
5. Keluarga inti pasien yang bersedia diteliti.
6. Keluarga inti pasien yang dapat membaca dan menulis.
7. Keluarga inti pasien yang dapat berkomunikasi dengan baik.
b) Kriteria Ekslusi
Menurut (Notoatmodjo, 2012) Kriteria eksklusi adalah cirri-ciri anggota
populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel.
Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
1. Keluarga inti pasien yang memiliki gangguan psikiatri.
2. Keluarga inti pasien yang mengundurkan diri secara tiba-tiba.
3. Keluarga menolak untuk berpartisipasi.
C. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh dengan menggunakan lembar kuisioner.
1. Peneliti terlebih dahulu mengajukan ijin pengambilan data penelitian
ke RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo.
2. Setelah mendapat ijin dari RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo,
maka peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk
memberikan penjelasan, bila responden setuju maka dipersilahkan
untuk menandatangani lembar persetujuan.
3. Responden diberikan kuesioner untuk diisi dimana kuesioner tersebut
telah diuji dengan cara validitas konstruk. Peneliti berada didekat
responden agar bila ada pertanyaan dari responden peneliti dapat
langsung menjawab atau menjelaskannya. Waktu yang diberikan
adalah 30 menit.
4. Responden diingatkan bahwa semua pertanyaan harus diisi dan bila
sudah selesai dikembalikan kepada peneliti.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari observasi
keluarga pasien di ruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe
Gorontalo, serta instansi yang ada hubunganya dengan penelitian ini.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mengukur variabel Independent yaitu tingkat kecemasan keluarga
dan variabel dependent yaitu pola tidur keluarga menggunakan kuesioner
yang terdiri dari 3 bagian yaitu data demografi, tingkat kecemasan keluarga
dan pola tidur keluarga.
A. Instrument A : Data demografi responden meliputi identitas responden.
B. Instruen B
:Kuesioner pertanyaan yang diajukan kepada responden
yang dapat menggambarkan tingkat kecemasan keluarga dengan alat ukur
menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Raiting Scale). Pertanyaan terdiri
dari 14 kelompok gejala.

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

C. Instrument C : Pertanyaan yang diajukan kepada responden yang dapat


menggambarkan pola tidur keluarga dengan menggunakan skala Gutman.
Pertanyaan terdiri 2 pilihan jawaban yaitu pilihan Ya dan Tidak. Apabila
responden menjawab Ya diberikan skor 1 dan jika responden menjawab
tidak diberikan skor 0.
E. Teknik Analisa Data
1.Analisis Univariat
Dilakukan untuk mendeskripsikan masing masing variabel yaitu
tingkat kecemasan dan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur dalam
bentuk table distribusi frekuensi dan persentase.
Rumus persentase menurut (Setiadi : 2013) yaitu :

= 100%

Keterangan : P : Persentase
f : Jumlah jawaban yang benar
N: Jumlah item pertanyaan
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan analisis data
menggunakan uji statistic korelasi untuk memperjelas dan memperkuat
pembahasan serta mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan
pola tidur pada keluarga pasien yang dirawat diruangan ICU.
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih variabel data
yang berskala ordinal maka sering digunakan uji spearman.
Untuk jumlah responden kurang dari 30 orang atau sama dengan 30 orang
maka digunakan rumus :
Uji Spearman Rank :
6d2
= 1
n(n2 1
Keterangan : rs=Koefisien Korelasi spearman
2 = Total Kuadrat antara ranking
n=Jumlah Sampel Penelitian
F. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, dilanjutkan dengan pengolahan data secara
manual sebelum data dianalisa terlebih dahulu diadakan :
a. Editing
Editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isiaan formulir atau kuesioner Notoatmodjo (2012). Pengecekan
lembar kuesioner dari responden apakah jawaban sudah lengkap, jelas,
relevan, dan konsisten.
b. Koding
Koding merupakan kegiatan pemberian kode numerik terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori Notoatmodjo (2012).
c. Processing
Processing merupakan langkah pemrosesan data agar dapat dianalisis,
yaitu dilakukan dengan cara memasukan data dari kuesioner ke paket
program computer.

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

d. Cleaning
Cleining, yaitu membersihkan data dan merupakan
pengecekan kembali data yang sudah dientry di computer.

kegiatan

e. Tabulasi
Untuk memudahkan analisa data maka data dikelempokkan kedalam
table kerja, kemudian data dianalisa secara statistik deskriptif melalui
perhitungan presentasi dan hasil perhitungan jumlah.
G. Etika Penelitian
1. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan anatara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. (Hidayat,
2011, p. 83). Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan kepada keluarga
pasien untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar
keluarga pasien mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika keluarga pasien bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika keluarga pasien tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati keluarga pasien.
2. Anomity (Tanpa Nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama keluarga pasien pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pad lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
H. Prosedur Penelitian
Terlebih dahulu peneliti melakukan studi pendahuluan untuk melihat
masalah yang terjadi dan layak diteliti di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe
Gorontalo.
1. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari institusi
pendidikan dan memberikannya kepada direktur RSUD Prof. Dr. H.
Aloei Saboe Gorontalo, setelah mendapatkan rekomendasi, maka
peneliti mengadakan pendekatan dengan responden yang akan diteliti.
2. Mengadakan penelitian pada bulan Mei-Juni 2014. Setalah itu
mengadakan pendekatan dengan calon responden, lalu memberikan
penjelasan tentang penelitian. Jika calon responden setuju menjadi
responden maka peneliti mempersilahkan responden untuk
menandatangani surat persetujuan. Kemudian responden mengisi
kuesioner, peneliti hanya mengarahkan pernyataan yang ada di kuesioner
kepada responden.

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

3. Kemudian peneliti melakukan analisa data dari kuisioner dengan


pertanyaan dalam alat ukur berisi tentang : Data demografi yang memuat
tentang nomor responden, usia, pendidikan dan pekerjaan. Peryataan
yang berkaitan dengan kebutuhan Informasi yang mempengaruhi tingkat
kecemasan dengan pola tidur keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo
4. Setelah hasil penelitian terkumpul kemudian peneliti melakukan
ditabulasi menggunakan komputer. Pengolahan data diolah dengan
analisis presentase, setrelah itu hasil yang didapatkan dituangkan dalam
tabel untuk melengkapi laporan hasil penelitian.
3.
Hasil Penelitian
A. Karakteristik Responden
1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden
berdasarkan golongan umur sebagai berikut.
Table 1 Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur di Ruangan ICU
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
No
Umur
Frekuensi (n)
Persentase (%)
1
17-25 Tahun
16
53,3
2
26-35 Tahun
7
23,3
3
36-45 Tahun
5
16,7
4
46-55 Tahun
2
6,7
Total
30
100
Sumber : Data Primer 2014
Tabel 1 di atas menunjukkan distribusi responden golongan umur
paling banyak pada golongan umur 17-25 tahun yaitu sebanyak 16 orang
atau (53,3%), dan golongan umur paling sedikit adalah golongan umur 4655 tahun sebanyak 2 orang atau (6,7%).
2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden
berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut.
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Ruangan ICU
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
No
1
2
3
4

Tingkat Pendidikan
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat Perguruan Tinggi

Frekuensi (n)
3
5
19
3

Persentase (%)
10,0
16,7
63,3
10,0

Total
30
100
Sumber: Data Primer, 2014
Tabel 2 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan tingkat
pendidikan, yang paling sedikit terdapat pada tingkat tamat SD sebanyak 3

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

orang (10,0%), tamat SMP sebanyak 5 orang (16,7%), tamat Perguruan


Tinggi sebanyak 3 orang (10,0%), serta jumlah responden terbanyak tamat
SMA yaitu 19 orang (63,3%).
3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden
berdasarkan pekerjaan sebagai berikut.
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Ruangan ICU RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
No

Tingkat Pekerjaan

Frekuensi (n)

1
2
3
4
5
6
7
8

Persentase
(%)
6,7
6,7
20,0
6,7
3,3
3,3
23,3
30,0
100

PNS
2
TNI/POLRI
2
Karyawan Swasta
6
Petani
2
Buruh/Tukang
1
Nelayan
1
IRT
7
Menganggur
9
Total
30
Sumber: Data Primer, 2014
Tabel 3 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan
yaitu responden yang paling banyak memiliki pekerjaan hanya
menganggur dan sebagai IRT sebanyak 16 orang (53,3%), dan responden
yang memiliki pekerjaan tetap sebanyak 14 orang atau (46,7%).
4. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Dengan Pasien
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden
berdasarkan hubungan dengan pasien sebagai berikut.
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan dengan Pasien di
Ruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
No
1
2
3
4

Hubungan Dengan Pasien


Ayah
Ibu
Anak
Saudara Kandung

Frekuensi (n)
1
8
8
13

Persentase (%)
3,3
26,7
26,7
43,3

Total

30

100

Sumber: Data Primer, 2014


Tabel 4 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan hubungan
dengan pasien yaitu responden terbanyak yaitu saudara 13 orang (43,3%),
Ibu sebanyak 8 orang (26,7%), anak sebanyak 8 orang (26,7%), serta
jumlah responden paling sedikit pada Ayah sebanyak 1 orang (3,3%).

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

B. Hasil Analisis
a. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden
berdasarkan tingkat kecemasan adalah sebagai berikut :
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan di Ruangan ICU
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
No
1
2
3
4
5

Tingkat Kecemasan
Frekuensi (n)
Persenase (%)
Tidak Cemas
1
3,3
Cemas Ringan
1
3,3
Cemas Sedang
8
26,7
Cemas Berat
13
43,3
Panik
7
23,3
Total
30
100
Sumber: Data Primer, 2014
Tabel 5 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan tingkat
kecemasan, didapatkan frekuensi tertinggi pada tingkat kecemasan
kategori berat yaitu sebanyak 13 orang atau 43,3%. Dan frekuensi
terendah adalah tingkat kecemasan kategori tidak cemas dan cemas ringan
yaitu sebanyak 1 orang atau 3,3%, dan kategori Panik sebanyak 7 orang
atau 23,3% dari 30 total responden, dan sebanyak 9 orang atau 30,0%
responden memiliki tingkat kecemasan kategori ringan.
b. Distribusi Responden Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan
Istirahat Dan Tidur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden
berdasarkan pemenuhan keburtuhan istirahat dan tidur adalah sebagai
berikut :
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan
Tidur di Ruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
No
1
2
3

Pemenuhan Kebutuhan
Istirahat dan Tidur
Tidur Kurang
Tidur Cukup
Tidur Baik

Total
Sumber : Data Primer 2014

Frekuensi (n)

Persentase (%)

21
7
2

70,0
23,3
6,7

30

100

Tabel 6 menunjukan Distribusi Responden Berdasarkan


Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur didapatkan frekuensi tertinggi
terdapat pada tidur kurang sebanyak 21 orang atau 70,0%, sedangkan
frekuensi terkecil terdapat pada tidur baik sebanyak 2 orang atau 6,7%.

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

c. Analisis Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pemenuhan


Kebutuhan Istirahat Dan Tidur Pada Keluarga Pasien
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, analisis tingkat kecemasan
dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien
adalah berikut ini.
Tabel 7Analisis Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pemenuhan Kebutuhan
Istirahat dan Tidur Keluarga Pasien di Ruang ICU RSUD Prof. Dr. H.
Aloei Saboe Kota Gorontalo
Spearman Corellation
Tingkat Kecemasan

Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur


r
0,73
p
< 0,001
n
30

Sumber : Data Primer, 2014


Tabel 7 menunjukkan hasil analisis korelasi antara tingkat
kecemasan dan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga
pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota
Gorontalo menggunakan korelasi spearman rank diperoleh nilai korelasi
sebesar -0,737 dengan signifikansi sebesar 0,000 (signifikansi < 0,05).
Kemudian dilakukan perbandingan dimana, dapat diketahui bahwa nilai
signifikan lebih kecil dari pada (= 0,05), sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat hubungan (korelasi) antara tingkat kecemasan
dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien
yang dirawat di ruang ICU RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Gorontalo.
Sedangkan nilai negatif pada korelasi yaitu (-0,737), menunjukkan
semakin tinggi tingkat kecemasan maka semakin rendah pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien, atau dapat dikatakan
bahwa tingkat kecemasan dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur pada keluarga pasien memiliki hubungan atau korelasi yang
berkebalikan.
4. Simpulan dan Saran
a. Simpulan
Berdasaran hasil penelitian dan pembahasan yang telah dituliskan pada
bab sebelumnya maka pada bab ini akan diuraikan beberapa simpulan
yaitu :
1. Tingkat kecemasan keluarga pasien didapatkan frekuensi tertinggi
pada tingkat kecemasan kategori berat yaitu sebanyak 13 orang atau
43,3%.
2. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur didapatkan frekuensi
terbanyak pada pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur kategori
kurang yaitu sebanyak 21 orang atau 70,0%.

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

3. Terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan pemenuhan


kebutuhan istirahat dan tidur keluarga pasien di ruang ICU RSUD
Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
b. Saran
Pada bagian akhir penelitian ini, peneliti menyarankan kepada :
a. Perawat
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau
pertimbangan bagi perawat dalam hal menerapkan asuhan keperawatan
terkait kecemasan dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur,
persiapan psikis keluarga dan penjelasan tentang prosedur perawatan
di ruang ICU yang akan dilakukan pada pasien, bersikap empati dalam
menghadapi keluarga yang mengalami kecemasan serta perawat juga
diharapkan lebih terampil ketika melakukan tindakan keperawatan
kepada pasien, sehingga dapat meminimalkan tingkat kecemasan
keluarga dalam prosedur keperawatan yang dilakukan pada pasien.
b. Bagi Akademik
Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi yang berguna bagi
para pembaca untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan juga
sebagai acuan pembelajaran tentang penerapan asuhan keperawatan
terkait dengan kecemasan dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur, khususnya kecemasan keluarga dalam menghadapi perawatan
salah satu anggota keluarganya di ruangan ICU.
c. Rumah sakit
Diharapkan Sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan
program pelayanan kesehatan bukan saja kepada pasien yang di rawat
di ICU tetapi juga pelayanan kepada keluarga pasien terlebih yang
mengalami kecemasan dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur.
d. Keluarga Pasien
Diharapkan keluarga pasien dapat mengelola kecemasan yang
muncul sehingga pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur tetap
terjaga.
e. Peneliti lain
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau informasi
tambahan tentang pentingnya penjelasan kepada keluarga pasien dalam
setiap intervensi keperawatan yang dilakukan pada salah satu anggota
keluarga yang di rawat di ruang ICU sehingga dapat mengurangi
kecemasan keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
terjaga.
5. DAFTAR PUSTAKA
Agnesha, Melinda. 2011. Tingkat Kecemasan Orang Tua terhadap Pemasangan
Infus pada Anak Usia Prasekolah di Ruang III RSUD Dr. Pirngadi
Medan. Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
(http://repository.usu.ac.id) di akses pada tanggal 15 Februari 2014

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Alimul, Aziz H. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika
Alimul, Aziz. 2007. Riset keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan
Praktik Keperawatan. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Dedi. 2011. Tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit
Umum Daerah Langsa. Skripsi Fakultas keperawatan Universitas
Sumatera Utara. (http://repository.usu.ac.id) di akses pada tanggal 15
Februari 2014
Hanafi, Achsanuddin. 2007. Peranan Ruang Perawatan Intensive Care Unit
(ICU) di Rumah Sakit. Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. (repository.usu.ac.id) di akses
pada tanggal 1 maret 2014
INFO

KEPERAWATAN.COM. 2012. Proses Keperawatan Keluarga


(http://D:/PROPOSAL/DATA%203/proses-keperawatan-keluarga.html) di
akses pada tanggal 1 Maret 2014

Kasmawati, Nurhadini. 2010. Gambaran Sikap dan Motivasi Perawat Dalam


Upaya Mengurangi Kecemasan KeluargaPasien Diruang Intensive Care
Unit (ICU) RSUD Dr.M.YUNUS BENGKULU TAHUN 2010
(http://saptakti.ac.id) di akses pada tanggal 25 Februari 2014
Kumalasari, Mela. 2010. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
Orang Tua Anak yang Dirawat Di Ruang Rawat Inap Akut RSUP DR.M.
Djamil Padang. Penelitian Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas. (http://unap.ac.id/files/2010/file digital/riset.pdf) di
akses pada tanggal 25 Februari 2014
Kusuma, Chandra. 2007. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Keluarga
tentang ICU dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Terhadap Perawatan
ICU di RSUD Dr. Sayidiman Magetan.Riset Keperawatan Akademi
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponogoro.
Lanywati, Endang. 2001. Insomnia Gangguan Sulit Tidur. Yogyakarta : Kanisius.
Mandasary, Yusnita. 2010. Efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua
terhadap kecemasan karena anak dirawat inap di RSUP. H. Adam Malik
Medan.
Skripsi
Fakultas
Keperwatan
Sumatera
Utara.
(http://repository.usu.ac.id) di akses pada tanggal 15 Februari 2014
Murdiningsih, Dyah Surti. dkk. 2013. Pengaruh Kecemasan Terhadap Kadar
Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Puskesmas

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Banyuanyar Surakarta. Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Sahid Surakarta. (http://saptakti.ac.id) di akses pada tanggal 1
Maret 2014
Mubarak, W.I, dkk.2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Sagung Seto : Jakarta.
Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan
Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.

Metodelogi

Penelitian

Ilmu

Pango, Devi D. (2013). Pola Tidur Pasien Pre Operasi Diruangan Bedah RSUD
DR. M.M DUNDA LIMBOTO. KTI Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Gorontalo
Pane, HT. 2011. Gambaran kebutuhan keluarga pasien yang menunggu
keluarganya yang di rawat di ruang ICU RSUP Haji Adam Malik Medan.
Skripsi
Fakultas
Keperawatan
Universitas
Sumatera
Utara.
(http://repository.usu.ac.id) di akses pada tanggal 15 Februari 2014
Pebriana, Melisa. 2010. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Tidur
Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werda Budi Sejahtera Provinsi
Kalimantan Selatan Di Banjarbaru. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Banjarmasin Program Studi s1 Keperawatan Ners a
2010.Diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Rahmatiah, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
Keluarga Pasien yang dirawat diruangan ICU RSUD M.M Dunda
Limboto. Skripsi Prodi ilmu Keperawatan FIKK Universitas Negeri
Gorontalo.
Sastroasmoro, S. dkk. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa
Aksara : Jakarta
Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktek Penulisan Riset keperawatan. Yokyakarta:
Graha Ilmu.
Setyowati, S.dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Mitra
Cendekia preass; p.23-33.
Srikhusnur, 2012. Hubungan Dukungan Informasi dengan Tingkat Kecemasan
Keluarga Pasien diruangan ICU RSUD Kota Semarang.

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta :


Bandung.
UNG Keperawatan. 2013. Panduan Penulisan PROPOSAL/SKRIPSI. Gorontalo.
Wahyuningsi, 2006. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Pada
Pasien Pre operasi diRSUD Tugurejo Semarang.

Anda mungkin juga menyukai