LAPORAN KASUS
HERNIA UMBILICALIS
Oleh:
dr. Jendri Hendra P
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
HERNIA UMBILIKACALIS
Oleh:
dr. Jendri Hendra P
Internsip RSUD Sejiran Setason, Bangka Barat
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program Internsip Dokter
Indonesia di RSUD Sejiran Setason, Bangka Barat
periode 23 Februari 2016 - 23 Februari 2017
Mengetahui,
Pembimbing
Pendamping I,
Pendamping II,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Hernia merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai. Dapat terjadi karena
congenital ataupun karena factor-faktor perdisposisi. Hernia umbilicalis merupakan salah
satu penyakit hernia yang hampir sering dijumpai pada anak-anak dan tidak menutup
kemungkinan terjadi pada orang dewasa.
Hernia berasal dari bahasa latin yaitu herniae yang artinya menonjolnya isi suatu
rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang
lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering
terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus. Kebanyakan hernia
terjadi ketika ada sebagian usus yang keluar melalui dinding perut yang lemah, sehingga
terlihat tonjolan yang dapat dirasakan & diraba. Hernia dapat terjadi didaerah pangkal
paha, umbilicus ataupun bagian lain. Ada hernia yang sudah muncul sejak lahir, ada juga
yang berkembang dalam hitungan bulan atau tahun, tetapi ada juga hernia yang muncul
tiba-tiba.
Hernia umbilicalis adalah suatu defek pada fasia cincin umbilicalis ( fasia richet)
di dasar umbilicus yang memungkin terjadinya herniasi isi abdomen. Defek ditutupi oleh
lapisan peritoneal ( kantong hernia) dan kulit. Cincin umbilical terbuka selama hamil.
Cincin menjadi lebih kecil secara progresif seiring berkembangnya gestasi. Hernia
umbilicalis disebabkan oleh kegagalan fasia cincin umbilical untuk menutup. Sebagian
besar hernia umbilicalis terlihat pada bulan pertama kehidupan, dan hampir semuanya
terlihat pada usia 6 bulan. Hernia umbilical juga bisa terjadi karena adanya daerah yang
lemah didinding abdomen atau sekitar umbilical. apabila terdapat peningkatan tekanan
intraabdomen secara terus menerus seperti batuk, obesitas, dan kehamilan multipara
menyebabkan timbulnya penonjolan melalui umbilical.
Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi dan angka ini lebih tinggi lagi pada
bayi premature dan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Terdapat insidensi
yang lebih tinggi pada bayi keturunan Afrika dan Amerika. Hernia umbilicalis pada orang
dewasa merupakan lanjutan hernia umbilicalis pada anak-anak. Perbandingan antara
lelaki dan perempuan kira-kira 1:3.
3
1.2.
Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Tujuan umum penulisan lapkas ini adalah mampu mengetahui dan memahami
tentang penyakit hernia umbilicalis sehingga dapat mengatasi kasus hernia umbilicalis
dengan tepat dan cepat serta mampu mengedukasikan kepada pasien bagaimana
mencegah terjadinya hernia umumnya serta henia umbilicalis khususnya.
1.2.2. Tujuan khusus
Mengetahui, memahami, dan mampu menjelaskan :
a. Definisi hernia umbilicalis
b. Epidemiologi hernia umbilicalis
c. Etiologi hernia umbilicalis
d. Klasifikasi penyakit hernia umbilicalis
e. Patogenesa hernia umbilicalis
f. Patogenesa hernia umbilicalis
g. Gejala dan tanda penyakit hernia umbilicalis
h. Diagnosa hernia umbilicalis
i. Pemeriksaan fisik hernia umbilicalis
j. Pemeriksaan penunjang hernia umbilicalis
k. Diagnosa Banding hernia umbilicalis
l. Penatalaksanaan dan pengobatan hernia umbilicalis
1.3.
Manfaat
1. Mendapatkan pengetahuan secara detail tentang hernia umbilicalis
2. Mengetahui teknik anamnesis terhadap pasien hernia umbilicalis
3. Mengetahui tentang pemeriksaan fisik dan penunjang yang dibutuhkan pada pemeriksaan
hernia umbilicalis.
BAB II
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
2.1. Anatomi
2.1.1. Struktur dinding anterior abdomen
Dinding anterior abdomen dibentuk oleh:
1.
Kulit
Garis garis lipatan alami berjalan konstan dan hampir horizontal
disekitar tubuh. Secara klinis hal ini penting karena insisi sepanjang garis lipatan
ini akan sembuh dengan sedikit jaringan parut sedangkan insisi yang menyilang
garis-garis ini akan sembuh dengan jaringan parut yang menonjol.
4
2.
Fascia superficialis
Fascia superficialis dapat di bagi menjadi lapisan luar, panniculus
adiposus (fascia Camperi) dan lapisan dalam, stratum membranosum (fascia
scarpae). Panniculus adiposus berhubungan dengan lemak superficial yang
meliputi bagian tubuh lain dan mungkin sangat tebal (3 inci [8cm] atau lebih pada
pasien obesitas).
3.
Fascia profunda
Fascia profunda pada dinding anterior abdomen hanya merupakan lapisan
tipis jaringan ikat yang menutupi otot-otot; fascia profunda terletak tepat di
sebelah profunda stratum membranosum fascia superficialis.
4.
5.
Fascia transversalis
Fascia transversalis merupakan lapisan fascia tipis yang membatasi
M.transversus abdominis dan melanjutkan diri sebagai lapisan sama yang melapisi
diaphragma dan M.iliacus.
6.
Lemak extraperitoneal
Lemak extraperitoneal merupakan selapis tipis jaringan ikat yang
mengandung lemak dalam jumlah yang bervariasi dan terletak diantara fascia
transversalis dan peritoneum parietale.
7.
Peritoneum parietale
Dinding abdomen dilapisi oleh peritoneum parietale. Lapisan ini
merupakan membrana serosa tipis dan melanjutkan diri kebawah dengan
peritoneum parietale yang melapisi rongga pelvis.
2. Isi (Viskus)
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia.
3. Cincin hernia
Merupakan bagian locus minoris resitence yang dilalui kantong hernia.
Isi kantong hernia bervariasi, tetapi yang paling sering adalah organ dalam. Pada
abdomen isi terbanyak adalah usus halus dan omentum majus.
2.2. Definisi
Hernia umbilicalis merupakan suatu defek dinding abdomen persis dipusat
umbilicus, berupa herniasi isi abdomen yang hanya tertutup peritoneum dan kulit akibat
penutupan yang inkomplet dan tidak adanya fasia umbilicalis. Omentum dan usus dapat
masuk ke dalam kantong hernia,khususnya bila bayi menangis.
2.3. Epidemiologi
Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi dan angka ini lebih tinggi lagi pada bayi
premature dan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Tidak ada perbedaan angka
kejadian pada bayi laki-lakidan perempuan. Terdapat insidensi yang lebih tinggi pada bayi
keturunan Afrika dan Amerika. Insiden hernia umbilicalis 8 kali lebih sering pada bayi kulit
hitam dibanding bayi kulit putih.
Hernia umbilicalis pada orang dewasa merupakan lanjutan hernia umbilicalis pada
anak-anak. Perbandingan antara lelaki dan perempuan kira-kira 1:3. Hernia ini lebih sering
terjadi pada wanita di usia 50-60 tahun. Diagnosis mudah dibuat seperti halnya pada anakanak. Inkarserasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan anak-anak.
2.4. Etiologi
Hernia umbilicalis pada bayi dan anak terjadi karena defek fasia di daerah umbilicus
dan manifestasinya terjadi setelah lahir. Selama kehamilan, tali pusat melewati sebuah
lubang di dinding perut bayi. Pembukaan ini harus menutup sebelum kelahiran, tetapi dalam
beberapa kasus otot-otot tidak menutup sepenuhnya. Hal ini membuat titik lemah pada
dinding otot sekitarnya (dinding perut). Burut dapat berkembang ketika jaringan lemak atau
bagian dari usus pokes melalui ke daerah dekat pusar.
Waktu lahir pada fasia terdapat celah yang hanya dilalui tali pusat. Setelah
pengikatan, puntung tali pusat sembuh dengan granulasi dan epitelisasi terjadi dari pinggir
kulit sekitarnya.Waktu lahir banyak bayi dengan hernia umbilikalis karena defek yang tidak menutup
sempurna dan linea alba tetap terpisah. Pada bayi prematur defek ini lebih sering ditemukan.
Defek ini cukup besar untuk dilalui peritoneum, bila tekanan intraabdomen meninggi,
peritoneum dan kulit akan menonjol dan berdekatan.
Terdapat dua faktor predisposisi utama hernia umbilicalis yaitu peningkatan tekanan
intraabdomen dan melemahnya dinding abdomen. Tekanan yang meningkat pada abdomen
terjadi karena:
1. Mengangkat beban berat
2. Batuk PPOK
3. Tahanan saat miksi BPH atau karsinoma
4. Tahanan saat defekasi konstipasi atau obstruksi usus besar
5. Distensi abdomen yang mungkin mengindikasikan adanya gangguan intraabdomen
6. Perubahan isi abdomen, misalnya : adanya asites, tumor jinak atau ganas, kehamilan,
lemak tubuh.
Kelemahan dinding abdomen terjadi karena :
1. Umur yang semakin bertambah
2. Malnutrisibaik makronutrien (protein, kalori) atau mikronutrien (misalnya: Vit. C)
3. Kerusakan atau paralisis dari saraf motorik
4. Abnormal metabolisme kolagen.
Seringkali, berbagai faktor terlibat. Sebagai contoh, adanya kantung
kongenital yang telah terbentuk sebelumnya mungkin tidak menyebabkan hernia
sampai kelemahan dinding abdomen akuisita atau kenaikan tekanan intraabdomen
sehingga menyebabkan isi abdomen memasuki kantong tersebut.
2.5. Klasifikasi
Hernia umbilicalis dapat diklasifikasikan atas 3 yaitu:
1. Hernia umbililicalis congenital / omphalocele
Omphalocele adalah herniasi atau tonjolan (protusi) isi abdomen ke dasar tali pusat. Berbeda
dengan hernia umbilicalis yang lebih lazim, kantongnya tertutup oleh peritoneum tanpa penumpangan
kulit. Besarnya kantong yang terletak di luar rongga abdomen bergantung pada isinya. Omphalocale
terjadi karena sebagian usus tengah (midgut) gagal kembali ke dalam cavitas abdominalis dari selom
extraembrional pada masa kehidupan janin.
2. Hernia umbilicalis infantile didapat
8
Merupakan hernia kecil yang kadang-kadang terjadi pada anak-anak. Terjadi pada 5% bayi kulit
putih dan 20% bayi kulit hitam. Disebabkan oleh kelemahan parut umbilicus pada line alba. Sebagian
besar akan menjadi lebih kecil dan menghilang tanpa pengobatan seiring dengan membesarnya cavitas
abdominalis.
3. Hernia umbilicalis didapat pada orang dewasa
Hernia ini lebih sering terjadi pada wanita yang obesitas dan multipara. Lebih tepatnya dianggap
sebagai hernia paraumbilicalis. kantong hernia tidak menonjol melalui parut umbilicalis, tetapi melalui
linea alba pada daerah umbilicus. Hernia paraumbilicalis lambat laun bertambah besar dan tergantung ke
bawah. Leher badan kantong sering berisis lengkung-lengkung usus halus dan usus besar dan omentum.
Hernia paraumbilicalis jauh lebih sering pada perempuan daripada laki-laki. Incarserasi dan strangulasi
sering terjadi dan harus ditangani sedini mungkin berupa pembedahan ( mayo principle).
Table 1 . umbilical hernia
Age at onset
Jenis kelamin (sex)
Ras
Incidence
Penyebab
Skin cover
Other anomalies
Ukuran leher hernia
Incarserasi
Strangulasi
Pengobatan
Omphalocale
bayi (premature)
Sama
Sama
Jarang
Congenital
Tidak ada
Sering
Besar
Jarang
Jarang
Pembedahan
Infatile
bayi (premature)
Sama
Kulit hitam > kulit putih
Very common
Congenital
Lengkap
Biasa
Kecil hingga besar
Jarang
Jarang
Observasi
Adult
Muda hingga tua
Wanita > laki-laki
Sama
Biasa
Wear and tear
Lengkap
Biasa
Jarang kecil
Sering
Sering
Pembedahan
2.6. Patogenesa
Hernia umbilicalis pada bayi dan anak terjadi karena defek fasia di daerah
umbilicus dan manifestasinya terjadi setelah lahir. Waktu lahir pada fasia terdapat celah
yang hanya dilalui tali pusat. Setelah pengikatan, puntung tali pusat sembuh dengan
granulasi dan epitelisasi terjadi dari pinggir kulit sekitarnya.Waktu lahir banyak bayi dengan
hernia umbilicalis karena defek yang tidak menutup sempurna dan linea alba tetap terpisah. Pada
bayi prematur defek ini lebih sering ditemukan. Defek ini cukup besar untuk dilalui
peritoneum, bila tekanan intraabdomen meninggi, peritoneum dan kulit akan menonjol dan
berdekatan.
10
11
perkusi atau palpasi, berbeda dengan urutan yang biasa karena perkusi atau palpasi
dapat mengubah motilitas usus. Pada hernia reponible, pada tonjolannya pemeriksa
dapat mendengar bising usus. Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen
pada hernia yang mengalami obstruksi usus (hernia inkarserasi).
Palpasi
Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia. Pemeriksaan seksama
untuk
Omphalocele
Tumor
Keloid
Lipoma
Mioma uteri
Jaringan
Kulit
Lemak
Fasia
Otot
Benjolan
Kista sebasea/ epidemoid
Lipoma
Fibroma
Tumor yang mengalami hernia melalui
Arteri
pembungkusnya
Aneurisma
3.2 Penatalaksanaan
3.2.1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah
direposisi.
Reposisi adalah tindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya
semula secara hati hati dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini
hanya dapat dilakukan pada hernia reponible dengan menggunakan kedua tangan.
Tangan yang satu melebarkan leher hernia sedangkan tangan yang lain
memasukkan isi hernia melalui leher hernia tadi. Tindakkan ini terkadang dilakukan
pada hernia irreponible apabila pasien takut operasi, yaitu dengan cara
bagian
14
3.4 Prognosa
Hernia umbilicalis mempunyai prognosa yang baik. Insiden
residif
bergantung pada umur, letak hernia, teknik hernioplastik atau herniotomi yang
dipilih. Hernia umbilicalis pada bayi sangat jarang residif.
Penyebab hernia
16
3.5 Pencegahan
Kelainan kongenital yang menyebabkan hernia memang tidak dapat dicegah,
namun langkah-langkah berikut ini dapat mengurangi tekanan pada otot-otot dan
jaringan abdomen:
Menjaga berat badan ideal
Seseorang yang obesitas memiliki resiko lebih tinggi menderita hernia
umbilicalis.
Konsumsi makanan berserat tinggi.
Buah-buahan segar, sayur-sayuran dan gandum baik untuk kesehatan. Makananmakanan tersebut kaya akan serat yang dapat mencegah konstipasi.
Mengangkat benda berat dengan hati-hati atau menghindari dari mengangkat
benda berat.
BAB III
LAPORAN KASUS
2.1.
Anamnesa
: Ny. ROSIDAWATI
Umur
: 45 tahun
Pekerjaan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Tanggal Masuk RS
:11-12-2016
Tanggal Pemeriksaan
:11-12-2016
lalu, pasien juga mengeluh terdapat benjolan di pusar dirasa kurang lebih 4 bulan
yang lalu. Benjolan terutama jelas saat pasien batuk, bersin, mengedan dan bila
diberdirikan. Tapi saat pasien berbaring, benjolan tersebut hilang atau tidak nampak.
1 minggu ini benjolan tersebut bila timbul berwarna kebiruan dan terasa nyeri. Pasien
mengatakan nyeri ulu hati, mual-mual bahkan muntah. Pasien merasakan nyeri bila
benjolan tersebut ditekan.
Pasien juga mengeluh demam sejak 1 minggu, lemas, tidak nafsu makan, BAK
(+) N, BAB (+) sedikit-sedikit warna kuning, darah (-).
KESADARAN
: Compos mentis
18
TANDA VITAL
:
Suhu : 37,0 0C
TD
: 150/90 mmHg
HR
: 98 x/menit
RR
: 25 x/menit
: Normochepali
Mata
Hidung
: Sekret (-)
Mulut
Paru
:
I
Jantung
Abdomen
: BU (+) N
19
: soepel, nyeri tekan (+) pada benjolan, tidak dapat masuk ke perut, hepar dan lien
tidak teraba membesar
: tympani (+)
Ekstremitas
13,2-17,3
5.000-10.000
150.000-440.000
40-52
Basofil
0-1
Eosinofil
12
1-3
Segmen
66
43-65
Limfosit
18
20-46
Monosit
2-8
Nilai Rujukan
4,8-7,8
1,003-1,030
Negatif ( <25 )
Negatif (<10)
Normal (<2)
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif (<50)
Nilai Rujukan
136-146
3,5-5,0
Cl
99 mmol/L
98-106
Nilai Rujukan
10-50 mg/dl
0,5-1,1 mg/dl
4,0-5,2 g/dl
2.5DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja : - hernia umbilikalis incaserata
- Anemia
- Asma bronkial
- HHD
- CKD
- Gastritis
2.6 DIANOSA BANDING :
Omphalocele
Tumor
Lipoma
Mioma uteri
FOLLOW UP
S
12 desember 2016
13 desember 2016
Nyeri pada benjolan umbilicus, batuk Lemas, benjolan semakin nyeri, sesak agak
Nadi: 80x/menit
Nadi: 80x/menit
Suhu: 370C
Suhu: 37,0C
Pernafasan: 22x/menit
Pernafasan: 20x/menit
benjolan
Anemia
Anemia
Asma bronkial
Asma bronkial
HHD
HHD
CKD
CKD
Bisolvon /8 jam
Inj. Omeperazol 1x1 vial
Inj. Furosemid 1x1 amp
Inj.ketorolac 3x1 amp
Inj. Cefotaxim 2x1gr
Sucralfat 3x1C
Micardis 1x40 po
Spironolakton 1x25 mg po
Tranfusi PRC 300 cc
Bisolvon /8 jam
Inj. Omeperazol 1x1 vial
Inj. Furosemid 1x1 amp
Inj.ketorolac 3x1 amp
Inj. Cefotaxim 2x1gr
Sucralfat 3x1C
Micardis 1x40 po
Spironolakton 1x25 mg po
Konsul obgin, rencana usg
22
13 Desember 2016
Pemeriksaan Darah Lengkap
Parameter
Hb
Leukosit
Trombosit
Ht
Eritrosit
Diff Count
Basofil
Eosinofil
Segmen
Lymfosit
Monosit
Nilai
10,8
7.560
370.000
31
4,53
Satuan
Gr%
mm3
mm3
%
jt/ mm3
Nilai Normal
13,5-16,5
4.000-10.000
150.000-400.000
40-46
4-5jt
0
3
32
33
12
%
%
%
%
%
0-1
1-3
43-65
20-46
2-8
23
14 Desember 2016
16 Desember 2016
Lemas, benjolan semakin nyeri, sesak Ku ; baik, nyeri pada kebas OP.
agak berkurang, mual, muntah, tidak
KU:CM, TSS
Nadi: 80x/menit
Nadi: 80x/menit
Suhu: 37,0C
Suhu: 37,0C
Pernafasan: 20x/menit
Pernafasan: 20x/menit
benjolan,
warna
kebiruan, A : BU +
P : NT +
Anemia
Asma bronkial
ke 1
HHD
Anemia
CKD
Asma bronkial
HHD
Bisolvon /8 jam
Inj. Omeperazol 1x1 vial
Inj. Furosemid 1x1 amp
Inj.ketorolac 3x1 amp
Inj. Cefotaxim 2x1gr
Sucralfat 3x1C
Micardis 1x40 po
Spironolakton 1x25 mg po
CKD
- Diet cair NGT
- IVFD RL : D5 % 20 TPM
- Cefotaxim 2x1 gr
- Inj. Ranitidin 2x1 amp
- Inj. Dexametason 3x1 amp
- Inj. Ketorolac 3x1 amp
- Inj. Furosemid 1x1 amp
- Sucralfat 3x1 C
- Spironolacton 1x25 mg PO
- Micardis 1x40 mg
- GV pagi sore
24
S
O
17 Desember 2016
Ku ; baik, nyeri pada kebas OP.
KU:CM, TSS
21 Desember 2016
Ku ; baik, nyeri pada kebas OP.
KU:CM, TSS
Nadi: 80x/menit
Nadi: 80x/menit
Suhu: 37,0C
Suhu: 36,50C
Pernafasan: 20x/menit
Pernafasan: 20x/menit
I : datar, rembes +
I : datar, rembes -
A : BU +
A : BU +
P : NT +
P : NT +
Anemia
Anemia
Asma bronkial
Asma bronkial
HHD
HHD
CKD
CKD
ke 6
- Gv luka pagi sore
- Ciprofloxacin 2x1
- Dexamethason 3x1
- Na diclofenac 2x1
- Ranitidin 2x1
- Sucralfat 3x1 C
- Retaphyl 1x1
- Spironolacton 1x25 mg PO
- Micardis 1x40 mg
- Rawat jalan
25
BAB IV
KESIMPULAN
Hernia adalah menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada
dinding rongga. Dinding rongga yang lemah membentuk suatu kantong dengan berupa cincin.
Hernia umbilicalis adalah suatu defek pada fascia cincin umbilical di dasar umbilicus yang
memungkin terjadinya herniasi isi abdomen. Defek ditutupi pleh lapisan peritoneal dan kulit.
Hernia umbilicalis disebabkan oleh kagagalan fasia cincin umbilical untuk menutup dan juga
bisa terjadi karena adanya peningkatan tekanan intraabdomen secara terus-menerus.
Manifestasi klinis dari hernia umbilicalis adalah adanya massa atau tonjolan pada
abdomen area umbilicus. Penderita jarang merasakan nyeri. Jika terjadi inkarserasi atau
strangulasi, aliran darah terganggu dan terputus sehingga menyebabkan jaringan mulai mati
(nekrosis). Nekrosis jaringan bisa disertai dengan infeksi bakteri, sakit perut, muntah, dan shock.
Jika sudah terjadi strangulasi atau incarserasi penanganan segera adalah dengan operasi.
Sebagian besar hernia umbilicalis pada bayi menutup secara spontan tanpa intervensi medis atau
bedah pada usia 4 tahun.
26
DAFTAR PUSTAKA
Ellis, Harold, Sir Roy Calne, dkk. 2008. General Surgery 11th edition. Singapore: Blackwell
Publishing.
Gleadle, Jonathan. 2005. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Glynn, Thomas J.Mc, John W.Burnside. 1995. Adams Diagnosis Fisik Edisi 17. Jakarta: EGC.
Greenberg. Michael I. 2007. Teks Atlas Kedokteran Kedaruratan. Jakarta: Erlangga.
Manthey, D. Hernia. http://www.emedicinehealth.com/hernia/article_em.htm. (diakses tanggal
12 januari 2017).
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: EGC.
Moore, Keith L, Anne M.R.Agur. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates.
Nelson, Waldo E. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta: EGC.
Newell, Simon J, Jonathan C.Darling. 2008. Paediatrics 8th edition. Singapore: Blackwell
Publishing.
Sabiston, David C. 1994. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EGC.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta: EGC.
Swartz, Mark H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC.
27
28